Anda di halaman 1dari 16

MODUL PERKULIAHAN

Manajemen
Kualitas

Peta Kendali Variabel

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

03
Teknik Teknik Industri 05510008 Dr. Arief Rahmana, ST., MT., CIPMP

Abstract Kompetensi

Modul 3 ini berisikan materi tentang Mahasiswa dapat menggunakan peta


Peta Kendali Variabel kendali dalam mengendalikan proses
‘20 Manajemen Kualitas
2 Dr. Arief Rahmana, S.T., M.T., CIPMP.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Pengendalian Kualitas Proses Statistik (Statistical process Control)

Pengendalian kualitas statistik (statistical quality control) secara garis besar digolongkan
menjadi dua, yakni pengendalian proses statistik (statistical process control) dan rencana
penerimaan sampel produk (acception sampling). Pengendalian kualitas proses dan produk
juga dapat dibagi dua golongan menurut jenis datanya, yaitu data variabel dan data atribut.
Data variabel memberikan lebih banyak informasi dari pada data atribut. Namun demikian,
data variabel tidak dapat digunakan untuk mengetahui karateristik kualitas seperti banyaknya
kesalahan atau presentase kesalahan suatu proses. Data variabel dapat menunjukan seberapa
jauh penyimpangan dari standar proses, sementara data atribut tidak dapat menunjukkan
informasi tersebut.

Pengendalian proses statistik (statistical process control) merupakan teknik penyelesaian


masalah yang digunakan sebagai pemonitor, pengendali, penganalisis, pengelola dan
memperbaiki proses menggunakan metode-metode statistik. Pengendalian proses statistik
merupakan penerapan metode-metode statistik untuk pengukuran dan analisis variasi proses.
Dengan pengendalian proses statistik maka dapat dilakukan analisis dan meminimalkan
penyimpangan dan kesalahan, mengkuantifikasikan kemampuan proses dan memuat
hubungan antara konsep dan teknik yang ada untuk mengadakan perbaikan proses.

Keberhasilan dalam pengendalian proses statistik sangat dipengaruhi oleh tiga faktor, yakni
sistem pengukuran, sistem pelatihan yang tepat, dan komitmen manajemen. Alasan utama
mengadakan pengendalian proses statistik adalah untuk dapat mencapai kepuasan pelanggan.
Selanjutnya, pengendalian kualitas juga dapat dilakukan pada produk yang dihasilkan, atau
dikenal dengan acceptance sampling. Acceptance sampling merupakan proses evaluasi
bagian produk dan seluruh produk yang dihasilkan tersebut. Manfaat utama sampling adalah
pengurangan biaya inspeksi. Sementara itu, kelemahan pengambil sampel adalah adanya
resiko pengambilan sampel seperti biaya administrasi yang lebih tinggi, dan kurangnya
informasi mengenai produk. Selain itu, acceptance sampling juga meliputi perencanaan
atribut dan perencanaan variabel.

‘20 Manajemen Kualitas


3 Dr. Arief Rahmana, S.T., M.T., CIPMP.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Pengertian Pengendalian Kualitas Proses Statistik untuk Data Variabel

Pengendalian kualitas proses statistik untuk data variabel seringkali disebut sebagai metode
peta pengendali (control chart) untuk data variabel.
Metode ini digunakan untuk menggambarkan variasi atau penyimpangan yang terjadi pada
kecenderungan memusat dan penyebaran observasi. Metode ini juga dapat menunjukkan
apakah proses dalam kondisi stabil atau tidak. Dalam peta pengendali (control chart)
seringkali terjadi kekacauan antara batas pengendali dengan batas spesifikasi.

Sementara itu, dalam proses pengendalian, peta pengendali statistik mendeteksi adanya sebab
khusus dalam ketidaksesuaian yang terjadi. Apabila data sampel berada di luar batas
pengendali, maka data sampel tersebut disebut berada di luar batas pengendali statistik (out of
statistical control). Sebaliknya, apabila data sampel berada di dalam batas pengendali, maka
data sampel tersebut disebut berada di dalam batas pengendali statistik (in statistical control).
Proses yang disebut berada dalam batas pengendali statistik tersebut dikatakan berada dalam
kondisi stabil dengan kemungkinan adanya variasi yang disebabkan oleh sebab umum.
Namun demikian, kondisi in statistical control tersebut tidak selalu identik dengan kepuasan
pelanggan. Demikianlah, batas-batas pada peta pengendali statistik berbeda dengan batas-
batas spesifikasi. Pada beberapa situasi, proses tidak berada pada pengendali statistik tetapi
tidak membutuhkan tindakan karena telah memenuhi spesifikasi. Pada kondisi lain, proses
yang in statistical control justru membutuhkan tindakan karena spesifikasi produk tidak
tercapai.

Selanjutnya apabila produk tidak memenuhi spesifikasi, ada beberapa tindakan yang
diperlukan, antara lain merubah nilai rata-rata, mengurangi variabilitas, mengubah
spesifikasi, melakukan pensortiran terhadap produk, dan sebagainya. Apabila produk
memenuhi spesifikasi, alternatif tindakan yang dapat diambil misalnya, menggunakan proses
dengan tepat, mengurangi variabilitas, namun dapat juga tidak dilakukan tindakan apapun.

‘20 Manajemen Kualitas


4 Dr. Arief Rahmana, S.T., M.T., CIPMP.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Tindakan dalam beberapa kondisi

Menurut Besterfield (1998), dalam melakukan pengendalian kualitas proses statistik untuk
data variabel diperlukan beberapa langkah, yaitu :
1. Pemilihan karakteristik kualitas
Yang dimaksud karakteristik kualitas misalnya, panjang, berat, diameter, waktu dan
sebagainya. Karakteristik kualitas tersebut mempengaruhi kinerja produk dan harus
mendapatkan perhatian.Pemilihan karakteristik kualitas tersebut dapat dilakukan
dengan menggunakan analisis Pareto.
2. Pemilihan sub kelompok
Data yang digambarkan dalam peta pengendalian bukan data individu, melainkan
sekelompok data yang dipilih dan diberi nama dengan sub kelompok.Pemilihannya
dilakukan secara acak.Idealnya, penyimpangan yang terjadi pada sub kelompok ini
hanya disebabkan oleh sebab umum. Penyimpangan atau variasi dalam sub kelompok
tersebut akan digunakan untuk menentukan peta pengendalian.. Sementara itu
penyimpangan atau variasi diantara sub kelompok digunakan untuk evaluasi stabilitas
jangka panjang.

‘20 Manajemen Kualitas


5 Dr. Arief Rahmana, S.T., M.T., CIPMP.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Ukuran sampel Menurut ANSI/ASQC Z1.9 – 1993, Inspeksi Normal, Level 3

Banyaknya produk yang


Ukuran sampel
dihasilkan (unit)

91 - 150 10
151 - 280 15
281 - 400 20
401 - 500 25
501 - 1200 35
1201 - 3200 50
3201 - 10000 75
10001 - 35000 100
35001 - 150000 150
Sumber : Besterfield, 1998

3. Pengelompokan data
Pengelompokan data didasarkan pada banyaknya sub kelompok dan ukuran masing-
masing sub kelompok yang telah ditemukan sebelumnya. Rata-rata pada masing-
masing sub kelompok tersebut nantinya akan dipetakan pada peta pengendalian
kualitas proses untuk data variabel. Apabila digunakan peta pengendalian tingkat
keakurasian proses (range atau standar deviasi), maka range atau standar deviasi
tersebut juga diukur pada tiap-tiap sub kelompok tersebut.

4. Penentuan garis pusat (center line) dan batas-batas pengendalian (control limit).
Garis pusat untuk mean dan range dicapai dengan perhitungan :

= = rata-rata pengukuran untuk setiap kali observasi

= = garis pusat untuk peta pengendali rata-rata

R = X max – X min = range data sampel pada setiap kali observasi.

‘20 Manajemen Kualitas


6 Dr. Arief Rahmana, S.T., M.T., CIPMP.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
= = garis pusat untuk peta pengendali range

di mana :
n = banyaknya sampel dalam tiap observasi atau sub kelompok
g = banyaknya observasi yang dilakukan
Ri = range untuk setiap sub kelompok
Xi = data pada sub kelompok atau sampel yang diambil
i = rata-rata pada setiap sub kelompok

Menurut konsepnya, batas pengendali 3σ untuk peta pengendali rata-rata (mean chart)
adalah :

+3σ

dimana :

σ=

Batas-batas pengendali untuk peta pengendali rata-rata (x-chart) adalah :

BPA = +

BPB = +

dimana nilai

Dapat kita lihat pada kolom A2 pada Tabel 1

Sehingga batas pengendali atas (BPA) dan batas pengendali bawah (BPB) untuk peta
pengendali rata-ratanya adalah :

‘20 Manajemen Kualitas


7 Dr. Arief Rahmana, S.T., M.T., CIPMP.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
BPA = + A2.
BPB = - A2.

Peta pengendali untuk range adalah :

BPA = + 3.d3

BPB = - 3.d3

Karena :

σR = d3

dimana

1+ = D4

dan

1- = D3

Sehingga BPA R = .D4 dan BPB R = .D3


Nilai D3 dan D4 juga dapat dilihat pada Tabel 1.

‘20 Manajemen Kualitas


8 Dr. Arief Rahmana, S.T., M.T., CIPMP.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Tabel 1. Nilai A2, D3, D4, dan d2

Peta Pengendali Rata-Rata dan Jarak (Range)

Peta Pengendali rata-rata dan jarak merupakan dua peta pengendali yang saling membantu
dalam mengambil keputusan mengenai kualitas proses. Peta pengendali rata-rata merupakan
peta pengendali untuk melihat apakah proses masih berada dalam batas pengendalian atau
tidak. Kondisi tersebut dapat dilihat dari produk yang sedang berada dalam proses. Peta
pengendali rata-rata menunjukkan apakah rata-rata produk yang dihasilkan sesuai dengan
standar pengendalian yang digunakan perusahaan. Proses produksi dikatakan baik apabila
produk yang dihasilkan berada di sekitar garis pusat (center line). Namun, data yang berada
di dalam peta pengendali statistik masih disebut sebagai berada dalam batas pengendalian
statistik (in statistical control) walaupun terdapat penyimpangan yang disebabkan oleh
penyebab umum. Sementara data yang berada di luar batas pengendali rata-rata tersebut pasti
disebut sebagai (out of statistical control) yang disebabkan oleh penyebab khusus.

Sementara itu, peta pengendali jarak (range) digunakan untuk mengetahui tingkat
keakurasian atau ketepatan proses yang diukur dengan mencari range dari sampel yang
diambil dalam observasi. Data yang berada di dalam batas pengendali statistik untuk range
disebut sebagai in statistical control yang terdapat penyimpangan karena penyebab umum.
Sementara data yang berada di luar batas pengendali statistik untuk range disebut sebagai out
of statistical control yang disebabkan oleh penyebab khusus.

‘20 Manajemen Kualitas


9 Dr. Arief Rahmana, S.T., M.T., CIPMP.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Selanjutnya, bagaimana cara mengadakan pengujian dan analisis terhadap data yang
digunakan sebagai sampel dalam observasi dapat dilihat pada contoh soal berikut ini.
Data yang didapat dari suatu proses produksi pada perusahaan “SEDARSARI” yang
merupakan perusahaan penghasil kayu, akan mengetahui ukuran panjang yang baik. Dari 25
kali observasi yang dilakukan dimana setiap kali observasi dilakukan pengukuran sebanyak 5
kali dengan hasil sebagai berikut :

Dengan menggunakan rumus-rumus peta pengendali rata-rata dan jarak di atas maka
penyelesaian contoh soal tersebut adalah :

= = 3.68

Karena sampel yang diambil untuk setiap observasi 5, maka nilai D3 dari Tabel 1 adalah 0
dan nilai D4 dari tabel 1 adalah 2.114. Sehingga batas pengendalian tingkat keakurasian
proses ini adalah :

‘20 Manajemen Kualitas


10 Dr. Arief Rahmana, S.T., M.T., CIPMP.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
BPA R = 3.68 (2.114) = 7,780
BPB R = 3.68 (0) = 0

Apabila kita lihat data observasi di atas, maka pada observasi ketiga nilai R = 8 dengan
keterangan adanya pemasok baru. Karena penyebab keluarnya data dari batas pengendalian
dianggap sebagai penyebab khusus (assignable cause) maka data tersebut dianggap out of
statistical control dan harus direvisi. Untuk merevisinya data tersebut harus dihilangkan
dengan menggunakan cara sebagai berikut :

revisi = = 3.5

Sehingga batas pengendaliannya sebagai berikut :

BPA R = 3.5 (2.114) = 7.40


BPB R = 3.5 (0) = 0

Dengan demikian seluruh data hasil observasi berada di dalam batas pengendalian yang
menunjukkan bahwa data tersebut dalam kondisi in statistical control atau telah sesuai
dengan standar pengendalian proses. Setelah peta pengendali jarak atau tingkat keakurasian
diketahui maka kita menuju pada tingkat pengendali rata-rata sebagai berikut :

= = 20.84 (garis pusat peta pengendali rata-rata)

Batas pengendali atas dan batas pengendali bawah sebelum adanya revisi terhadap peta
pengendali rata-rata maupun tingkat keakurasian adalah :

BPA = 20.84 + (0.577) 3.68 = 22.96


BPB = 20.84 – 0.577 (3.68) = 18.72

‘20 Manajemen Kualitas


11 Dr. Arief Rahmana, S.T., M.T., CIPMP.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Karena pada data ketiga dalam pengendali jarak atau tingkat keakurasian proses sudah
dilakukan revisi yang disebabkan kesalahan karena penyebab khusus, maka garis pusat
setelah revisi tersebut adalah :

= = 20.86 (garis pusat ini dihitung setelah dilakukan revisi terhadap

observasi ke-8)

Sehingga batas pengendali atas dan batas pengendali bawahnya setelah revisi pada observasi
ketiga menjadi :

BPA = 20.86 + 0.577(3.5) = 22.880


BPB = 20.86 – 0.577 (3.5) = 18.841

Apabila kita lihat pada data hasil observasi ternyata data dari hasil observasi ke 22 dan 23
berada diluar batas pengendalian dan ternyata penyebabnya termasuk dalam sebab yang dapat
dihindarkan (assignable cause) sehingga harus dilakukan revisi sebagai berikut :

= = 20.86

Sedang nilai R sekarang menjadi = = 3.5

Sehingga batas pengendali atas dan batas pengendali bawah untuk pengendali rata-rata adalah
:

BPA = 20.86 + 0.577(3.5) = 22.87


BPB = 20.86 – 0.577 (3.5) = 18.840

Sedangkan batas pengendali atas dan batas pengendali bawah untuk jarak (range) adalah :

BPA R = 3.5 (2.114) = 7.40


BPB R = 3.5 (0) = 0

‘20 Manajemen Kualitas


12 Dr. Arief Rahmana, S.T., M.T., CIPMP.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Apabila kondisi-kondisi sebelum dan setelah revisi tersebut digambarkan, maka akan tampak
seperti gambar berikut ini :

Peta Pengendali Rata-rata Sebelum Revisi

Peta Pengendali Range Sebelum Revisi

Peta Pengendali Rata-rata Setelah Revisi

Peta Pengendali Range Setelah Revisi

‘20 Manajemen Kualitas


13 Dr. Arief Rahmana, S.T., M.T., CIPMP.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Dengan demikian seluruh data hasil observasi berada diantara batas pengendalian yang
menunjukkan bahwa data tersebut semua dalam kondisi terkendali dan sesuai dengan
pengendalian proses atau berada dalam batas pengendali statistik (in statistical control.
Apabila data yang di ambil sebagai sampel untuk setiap kali observasi berbeda-beda, maka
peta pengendali untuk setiap observasi tersebut juga akan bervariasi. Untuk rata-rata sampel
setiap kali observasi digunakan rumus :

Merupakan rata-rata pengukuran untuk setiap kali observasi.


Sementara itu, untuk garis pusat (center line) menggunakan rumus :

= = garis pusat untuk peta pengendali rata-rata

Sehingga batas pengendali atas (BPA) dan batas pengendali bawah (BPB) untuk peta
pengendali rata-ratanya adalah :

BPA = + A2.
BPB = - A2.

Sementara itu, untuk jarak data setiap observasi tetap menggunakan rumus selisih data
tertinggi dengan data terendah setiap kali observasi.
Sedangkan rumus untuk garis pusat jarak (range) :

‘20 Manajemen Kualitas


14 Dr. Arief Rahmana, S.T., M.T., CIPMP.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
= = garis pusat untuk peta pengendali range

Sehingga batas pengendali atas (BPA) dan batas pengendali bawah (BPB) untuk peta
pengendali jarak nya adalah :
BPA R = .D4 dan BPB R = . D3
Nilai A2, D4 dan D3 dapat dilihat pada Tabel 1.
Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode ini, berikut adalah contoh soal untuk
pengambilan sampel yang bervariasi banyaknya setiap kali observasi.
Perusahaan pipa akan mengukur rata-rata diameter produk yang dihasilkan. Untuk itu
dilakukan 10 kali observasi dengan banyaknya sampel bervariasi, sebagai berikut :

Garis pusat rata-rata dan jarak untuk data diatas adalah :

= = 10.00

= = 7.75

Sehingga batas pengendali atas dan batas pengendali bawah baik untuk rata-rata dan jarak
untuk setiap observasi adalah :

‘20 Manajemen Kualitas


15 Dr. Arief Rahmana, S.T., M.T., CIPMP.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Apabila digambarkan dalam suatu grafik maka akan tampak seperti gambar berikut ini :

Peta Pengendali Rata-rata Sebelum Revisi

Peta Pengendali Range Sebelum Revisi

Dari kedua gambar di atas maka tampak bahwa seluruh data sampel tersebut telah berada
dalam batas pengendali statistik (in statistical control), sehingga tidak perlu mencari
penyebab kesalahan karena penyebab khusus. Selain itu, tidak perlu dilakukan revisi terhadap
garis pusat, batas pengendali atas dan batas pengendali bawahnya baik untuk rata-rata dan
range.

‘20 Manajemen Kualitas


16 Dr. Arief Rahmana, S.T., M.T., CIPMP.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai