Baik buruknya mutu produk suatu perusahaan bukan sesuatu yang kebetulan. Hal ini sangat berkaitan
dengan kebijakan dalam pengembangan dan pemeliharaan program - program mutu yang terencana dan
memadai. Untuk membuat program mutu yang baik harus memahami sejumlah faktor yang
mempengaruhi mutu produk. Dari faktor ini kemudian dikaitkan dengan pekerjaan apa yang harus
dilakukan untuk mencapai produk yang bermutu.
Menurut Feigenbaum faktor mendasar yang mempengaruhi mutu produk dan jasa ada sembilan bidang,
disebutnya sebagai “9M.”
1. Market (pasar). Identifikasi keinginan dan kebutuhan konsumen, yang meminta produk lebih
baik , produk baru. Mengarahkan konsumen mempercayai produk yang dihasilkan. Persaingan
lebih luas, mendunia, harus fleksibel dan mengikuti perubahan yang cepat.
2. Money (uang). Persaingan produk yang sejenis menurunkan laba. Di satu sisi untuk meningkatkan
produksi dan mutunya ada kebutuhan untuk memekanisasi atau otomasisasi peralatan / sistem, ini
memerlukan investasi harus dibayar dengan penjualan produk. Untuk mendukung investasi itu
diupayakan dengan peningkatan produktivitas, dan / atau juga harga jual yang naik. Hal ini
menjadikan biaya mutu meningkat, yang sering tidak terduga sebelumnya.
3. Management (manajemen). Keterlibatan yang bertanggung jawab pada semua pihak personil
dalam organisasi, dapat menambah beban manajemen puncak dalam mendistribusikan tanggung
jawab mutu, agar mereka dapat menghasikan produk sesuai spesifikasinya.
4. Men (manusia). Kemajuan cepat pengetahuan & teknologi menuntut pekerja yang
berpengetahuan dan kemampuan khusus, diperlukan banyak adanya spesialisasi. Tetapi di sisi lain
dihadapkan pada teknik sistem, yang memerlukan banyak aspek sistem operasi.
5. Motivation (motivasi). Memberikan pendidikan mutu, dan komunikasi yang baik agar
memberikan kesadaran mutu. Meningkatnya kerumitan dalam membawa produk bermutu ke
pasar, menjadikan lebih besar peranan / kontribusi karyawan, mereka perlu penghargaan.
6. Materials (bahan). Dikarenakan biaya produksi dan pesyaratan mutu, pemilihan bahan yang
tepat, bahan yang baru, bahan untuk pemakaian khusus menjadi harus dilaksanakan dengan ketat.
Pemeriksaan dengan berbagai teknik, bahan, perlengkapan perlu dilakukan.
7. Machines & machanization (Mesin dan Mekanisasi). Untuk mencapai penurunan biaya dan
volume produksi yang tinggi mendorong pabrik untuk menggunakan mesin / peralatan yang
modern / mekanisasi. Bagaimana memelihara mesin tetap menghasilkan produk yang memenuhi
standar, agar tetap dapat dimanfaatkan merupakan hal kritis yang selalu memerlukan perhatian
8. Modern information methods (metode informasi modern). Teknologi informasi baru yang dapat
menyediakan cara untuk mengendalikan mesin dan proses. Metode pemrosesan data yang dapat
memberikan informasi lebih cepat, akurat, dan bermanfaat, serta dapat memberikan ramalan masa
yang akan datang.
9. Mounting product requirement ( pesyaratan / kebutuhan proses produksi). Kemajuan pesat di
dalam rekayasa produk, yang mengandung kerumitan, kecanggihan, kesensitifan menuntut kendali
proses pembuatan yang lebih ketat. Misalnya suatu produk yang harus tidak kena debu, ruangan
harus dijaga kondisinya dsb. suatu produk mungkin sangat mementingkan aspek keamanan.
Page 1 of 4
B. Pekerjaan Kendali Mutu
Banyaknya faktor yang berpengaruh pada mutu produk, seringkali mengalami kesulitan untuk menelusuri
kembali masalah mutu, atau akar penyebabnya. Kegagalan hasil pemeriksaan akhir mungkin akan
didapati menyangkut teknologinya seperti : salah atau adanya cacat di bahan, proses produksi yang tidak
tepat, mesinnya kurang dapat bekerja dengan baik. Atau mungkin didapati karena kesalahan pada
orangnya seperti: kelalaian operator, instruksi mandor yang kurang tepat. Penelusuran kegagalan produk
yang teliti bukanlah pekerjaan yang mudah. Oleh karennya pekerjaan kendali mutu perlu diprogramkan
pada semua kondisi yang mempengaruhi mutu produk, di bidang teknis dan administrasinya.
Pekerjaan kendali mutu ada empat klasifikasi sesuai dengan proses produksi:
1. Pengendalian rancangan baru.
Peninjauan rancangan produk baru dan proses untuk meniadakan kemungkinan munculnya
gangguan dibuktikan melalui uji prototipe, penghitungan biaya, dan standar mutu yang
ditentukan. Pekerjaan berakhir ketika produksi rintisan dapat memuaskan, pembuatan produksi
komponen telah dimulai.
Teknik – teknik yang digunakan dalam pengendalian mutu rancangan baru antara lain: analisis
fungsi produksi, analisis mutu, peninjauan rancangan, pembentukan standar mutu, catatan tentang
masukan prototype dan pengujiannya, peninjauan proses pembuatan, dan telaah keamanan.
3. Pengendalian produk.
Setelah rancangan disetujui untuk dibuat, bahan komponen sudah siap, maka mulai dilakukanlah
proses produksi. Ini dilakukan selama proses pembuatan, pada sumber / tempat di mana produk
tersebut sedang dikerjakan, sehingga penyimpangan standar dapat dikoreksi, sehingga tidak terjadi
produk yang cacat. Pengendalian produk tidak hanya pada proses pemesinan atau pemrosesan,
tetapi juga menyertakan pengendalian mutu pada perakitan dan pengemasan, setelah di lapangan,
pelayanan produk kepada konsumen.
Teknik – teknik yang digunakan misalnya: telaah kendali mutu pada proses yang sedang
berlangsung, penerimaan produk akhir, telaah kemampuan proses, kendali peralatan, kalibrasi
perkakas, analisis informasi mutu, analisis biaya dan analisis, keluhan.
Page 2 of 4
Teknik yang digunakan dalam proses ini sebagian besar menggunakan teknik – teknik yang
standar seperti pada proses 1 sd. 3 tersebut di atas.
Keselarasan empat macam pekerjaan kendali mutu dengan proses produksi, jika dilihat pada aktivitasnya
akan meliputi:
Pengendalian rancangan baru: penjualan produk bermutu, rekayasa produk bermutu, dan
perencanaan proses bermutu.
Mengendalikan bahan masuk: pembelian bahan bermutu, penerimaan dan pemeriksaan bahan
bermutu,
Pengendalian produk: pembuatan produk dan komponen yang bermutu, pemeriksaan dan
pengujian produk bermutu, pengiriman produk bermutu, pemasangan / pelayanan produk bermutu.
Kajian proses khusus: meliputi seluruh aktivitas pada proses –proses tersebut di atas, hanya saja
pelaksanaannya secara khusus karena targetnya lebih luas lagi untuk peningkatan karakteristik
mutu, menjamin perbaikan mutu, dan dasar tindakan korektif yang lebih permanen.
Tujuan merekayasa sistem mutu suatu perusahaan / industri adalah menjadikan pola kerja yang
paling efektif bagi manusia, mesin dan informasinya untuk menjamin kepuasan pelanggan akan mutu
dan biaya mutu yang serendah mungkin, pada seluruh ruang lingkup proses industri mulai dari
pesanan / pelanggan hingga ke pembeli utama.
Page 3 of 4
Pengoperasian sistem mutu terpadu harus mengupayakan terselenggaranya aktivitas sebagai berikut:
1. Menyiapkan manajemen bagi seluruh aktivitas sistem mutu (tsb diatas)
2. Menciptakan, mengkoordinasikan, dan mendistribusikan program motivasi mutu
3. Menetapakan standar prestasi dan evaluasi pencapaian mutu secara menyeluruh.
4. Meninjau keefektifan program tindakan korektif.
5. Pemecahan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh karyawan yang terlibat langsung.
6. Memastikan keefektifan program audit sistem dan umpan balik informasi mutu.
7. Mengarahkan perhatian manajemen pada aktivitas sistem mutu.
8. Meningkatkan sistem komunikasi tentang mutu
9. Menjamin sistem mutu direvisi sesuai dengan keadaan / permintaan.
10. Menjamin keefektifan dan kesinambungan biaya mutu
11. Menyiapkan kepemimpinan untuk memastikan penggunaan sistem mutu di perusahaan.
12. Menjamin sistem mutu yang efektif bagi pelanggan.
Page 4 of 4