Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

STATISTIKA KUALITAS

Mata Kuliah :Statistika


Dosen : Ir. Kurbandi Satpatmantyo. M.M.,

Disusun oleh :
Kelompok 1
M. Adi Fazryan ( 112010769)
Andy (1120 )
Rizal (1120 )
Fajar (1120 )
Aulia (1120 )
Hafidz (1120 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PELITA BANGSA 2020
KATA PENGATAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Statistika Kualitas” tepat waktu. Kami
menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari yang sempurna, untuk kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
penyusunan karya tulis selanjutnya.Akhir kata, kami mohon maaf apabila ada kesalahan
dalam kata pengantar ini. Demikian makalah ini ditulis, semoga bermanfaat bagi semua pihak
yang membaca.

Cikarang, 22 Juni 2022


DAFTAR ISI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat ini kualitas memegang peranan yang cukup penting dalam memenangkan
kompetitif di pasar. Hal ini karena kualitas sering kali dijadikan sebagai tolok ukur dalam
menentukan produk dibandingkan dengan harga produk. Karena pelanggan lebih memilih produk
berdasarkan kesesuaian pelanggan terhadap fungsi kebutuhan, seperti keawetan produk dan jenis
bahan baku yang digunakan. Keuntungan lain yang akan diperoleh perusahaan dalam menjaga
kualitas hasil produksi berupa perolehan laba secara optimum serta keunggulan kompetitif di
pasar. Menurut Kotler (2002) persaingan merupakan keunggulan dari masing-masing perusahaan
dalam menghasilkan produk dengan tujuan meraih pelanggan. Untuk itu, diperlukan suatu
tindakan yang dapat memenangkan kompetitif di pasar berupa teknik pengendalian kualitas.
Proses pengendalian kualitas merupakan proses yang mencakup pada kemampuan perusahaan
dalam menjalankan proses produksi dengan baik. Sehingga pada saat proses produksi berlangsung
perusahaan dapat memonitor, mengendalikan, mengelola serta menganalisis seluruh kegiatan
produksi agar seluruh proses produksi dapat berjalan dengan baik.

Proses pengendalian kualitas dilakukan pada seluruh tahapan proses produksi mulai dari
tahap pengolahan bahan baku hingga ke bahan jadi. Proses ini juga dapat membantu perusahaan
dalam menjaga konsistensi kualitas hasil produksi menjadi lebih baik. Peran perusahaan dalam
melakukan proses pengendalian kualitas merupakan suatu tindakan yang cocok/baik untuk
digunakan dalam memenuhi kebutuhan/kepuasan pelanggan, karena secara umum pengendalian
kualitas merupakan suatu tindakan yang berhubungan secara signifikan antara kepuasan
pelanggan, laba perusahaan dan produksi. Sehingga seluruh proses ini harus saling terintegrasi
satu sama lain agar proses pengawasan dapat berjalan secara efektif. Tentunya, upaya perusahaan
dalam memenuhi kepuasan pelanggan akan berdampak baik pada performa bisnis perusahaan,
karena kepuasan yang meningkat akan mempengaruhi perilaku beli konsumen serta
kecenderungan konsumen untuk kembali membeli produk yang sama dengan kata lain perusahaan
berhasil dalam menghasilkan produk yang berkualitas. Suatu produk dapat dikatakan berkualitas
apabila produk yang dihasilkan dapat diterima dengan baik oleh konsumen, (Susetyo 2011).

Untuk itu upaya dalam meningkatkan kualitas produk diperlukan sistem pengendalian
kualitas yang bertujuan untuk mengontrol kualitas produk pada saat diproduksi. Sistem
pengendalian ini mampu membantu perusahaan untuk mengetahui faktor terjadinya produk
gagal/rusak untuk selanjutnya dilakukan identifikasi masalah yang terjadi. Teknik pengendalian
kualitas ini dilakukan guna memeriksa dan menganalisis data statistik dalam menentukan standar
hasil produksi perusahaan.

Sistem pengendalian kualitas yang akan dilakukan pada penelitian ini sistem
pengendalian kualitas menggunakan alatbantu Statistical Quality Controls (SQC) dengan alat ukur
berupa peta kendali (control chart) dan diagram tulang ikan (fish bone). Peta kendali (control
chart) digunakan untuk mengetahui perbandingan hasil produk cacat/rusak terhadap hasil produk
baik/bagus. Sedangkan diagram tulang ikan (fish bone) digunakan untuk menemukan faktor
penyebab permasalahan pada saat proses produksi untuk selanjutnya dilakukan analisis
pemecahan masalah yang terjadi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, rumusan masalah yang diperoleh pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Seberapa besar pengaruh kualitas produksi dalam perusahaan?
2. Apa faktor berhasil atau gagalnya suatu produk ?
3. Bagaimana cara mengetahui berhasil atau gagalnya suatu produk ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris dan teoritis mengenai
1. Mengidentifikasi faktor penyebab kegagalan proses produksi pada perusahaan
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dilakukan agar hasil penelitian yang diperoleh dengan besar harapan
dapat dirasakan bagi semua pihak yang terkait
1. Manfaat Praktik
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini memberikan pengetahuan baru tentang usaha bisnis yang diterapkan
oleh perusahaan serta memperkaya kajian sejarah perusahaan.
b. Bagi Perusahan
Peneliti berharap bahwa kegiatan penelitian ini dapat memberikan kontribusi praktis
bagi perusahaan dalam melakukan penerapan teknik pengendalian pengawasan
kualitas guna meningkatkan kualitas hasil produksi perusahaan
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian kualitas
Pengertian Pengendalian kualitas statistik adalah suatu sistem untuk menjaga standar
kualitas hasil produksi, pada tingkat biaya yang minimum dan merupakan suatu bantuan
untuk mencapai efisiensi perusahaan. Pada dasarnya pengendalian kualitas statistik merupakan
penggunaan metode statistik untuk mengumpulkan dan menganalisis data dalam menentukan dan
mengawasi kualitas hasil produksi. Dengan menggunakan sampel dan penatikan kesimpulan
secara statistik, maka pengendalian kualitas statistik dapat dipergunakan untuk menerima
atau menolak produk yang telah diproduksi atau dapat digunakan untuk mengawasi proses
dan sekaligus kualitas produk yang sedang dikerjakan. Pengendalian kualitas statistik
didasarkan atas sampel dan probabilitas, yaitu pengambilan keputusan untuk keseluruhan
atas dasar karakteristik dari suatu sampel. Beberapa cara untuk mengamati hasil-hasil
produksi untuk melihat sesuai tidaknya produk dengan standar yang telah ditetapkan, sering
kali diperlukan. Hal ini sering dibutuhkan baik untuk barang-barang yang dihasilkan atau
diproduksi sendiri maupun yang dibeli. Dalam hal ini sering dipakai cara-cara sampel sebagai
dasar untuk pengontrolan mutu
Cara-cara sampel dapat diklasifikasikan berdasarkan cara-cara pemeriksaan karakteristik,
yaitu:
a. Atribut
Atribut adalah pemeriksaan terhadap produk-produk dengan cara mengklasifikasikan produk
yang diterima atau ditolak (dengan kemungkinan memisahkan lebih lanjut yang ditolak
sebagai rusak dan dikerjakan ulang). Pernyataan ini berlaku baik bagi pemeriksaan 100%
dan pemeriksaan sampel.
b. Variabel
Variabel adalah pemeriksaan terhadap produk-produk dengan pengukuran, misalnya tinggi,
berat, temperatur, dan sebagainya.
BAB III

TUJUAN PENGENDALIAN KUALITAS

Adapun tujuan dari pengendalian kualitas menurut Assauri (1998:210)


adalah sebagai berikut :

1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah
ditetapkan.
2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
3. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan menggunakan
kualitas produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.
4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.

Tujuan utama pengendalian kualitas adalah untuk mendapatkan jaminan bahwa kualitas
produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan dengan
mengeluarkan biaya yang ekonomis atau serendah mungkin. Pengendalian kualitas tidak dapat
dilepaskan dari pengendalian produksi, karena pengendalian kualitas merupakan bagian dari
pengendalian produksi.pengendalian produksi baik secara kualitas maupun kuantitas merupakan
kegiatan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Hal ini disebabkan karena kegiatan produksi
dilakukan akan dikendalikan, supaya barang atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan, dimana penyimpanganpenyimpangan yang terjadi diusahakan diminimumkan.
Pengendalian kualitas juga menjamin barang dan jasa yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan
seperti halnya pada pengendalian produksi, dengan demikian antara pengendalian produksi dan
pengendalian kualitas erat kaitannya dalam pembuatan barang.

Faktor-faktor Pengendalian Kualitas


Menurut Montgomery (2001:26) dan berdasarkan beberapa literatur lain
menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas yang
dilakukan perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan proses, batas-batas yang ingin dicapai haruslah disesuaikan
dengan kemampuan proses yang ada. Tidak ada gunanya mengendalikan suatu

2. proses dalam batas-batas yang melebihi kemampuan atau kesanggupan proses


yang ada.

3. Spesifikasi yang berlaku, spesifikasi hasil produksi yang ingin dicapai harus
dapat berlaku, bila ditinjau dari segi kemampuan proses dan keinginan atau
kebutuhan konsumen yang ingin dicapai dari hasil produksi tersebut. Dalam hal
ini haruslah dapat dipastikan dahulu apakah spesifikasi tersebut dapat berlaku
dari kedua segi yang telah disebutkan di atas sebelum pengendalian kualitas
pada proses dapat dimulai.

4. Tingkat ketidaksesuaian yang dapat diterima, tujuan dilakukannya


pengendalian suatu proses adalah dapat mengurangi produk yang berada di
bawah standar seminimal mungkin. Tingkat pengendalian yang diberlakukan
tergantung pada banyaknya produk yang berada di bawah standar yang dapat
diterima.
5. Biaya kualitas, biaya kualitas sangat mempengaruhi tingkat pengendalian
kualitas dalam menghasilkan produk dimana biaya kualitas mempunyai
hubungan yang positif dengan terciptanya produk yang berkualitas.

Langkah-langkah Pengendalian Kualitas


Standarisasi sangat diperlukan sebagai tindakan pencegahan untuk
memunculkan kembali masalah kualitas yang pernah ada dan telah diselesaikan.Hal
ini sesuai dengan konsep pengendalian kualitas berdasarkan sistem manajemen mutu
yang berorientasi pada strategi pencegahan, bukan pada strategi pendeteksian saja.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang sering digunakan dalam analisis dan solusi
masalah mutu :
1. Memahami kebutuhan peningkatan kualitas
Langkah awal dalam peningkatan kualitas adalah bahwa manajemen harus
secara jelas memahami kebutuhan untuk peningkatan kualitas.Manajemen
harus secara sadar memiliki alasan-alasan untuk peningkatan kualitas dan
peningkatan mutu merupakan suatu kebutuhan yang paling mendasar. Tanpa
memahami kebutuhan untuk peningkatan mutu, peningkatan kualitas tidak akan
pernah efektif dan berhasil. Peningkatan kualitas dapat dimulai dengan
mengidentifikasi masalah kualitas yang terjadi atau kesempatan peningkatan
apa yang mungkin dapat dilakukan. Identifikasi masalah dapat dimulai dengan
mengajukan beberapa pertanyaan dengan alat-alat bantu dalam peningkatan
seperti brainstromming, check sheet, ataudiagram pareto.
2. Menyatakan masalah kualitas yang ada
Masalah-masalah utama yang telah dipilih dalam langkah pertama perlu
dinyatakan dalam suatu pernyataan yang spesifik.Apabila berkaitan dengan
masalah kualitas, masalah itu harus dirumuskan dalam bentuk informasiinformasi spesifik jelas tegas
dan dapat diukur dan diharapkan dapat dihindari
pernyataan masalah yang tidak jelas dan tidak dapat diukur.
3. Mengevaluasi penyebab utama
Penyebab utama dapat dievaluasi dengan menggunakan diagram sebab-akibat
dan menggunakan teknik brainstromming. Dari berbagai faktor penyebab yang
ada, kita dapat mengurutkan penyebab-penyebab dengan menggunakan
diagram pareto berdasarkan dampak dari penyebab terhadap kinerja produk,
proses, atau sistem manajemen mutu secara keseluruhan.
4. Merencanakan solusi atas masalah
Diharapkan rencana penyelesaian masalah berfokus pada tindakan-tindakan
untuk menghilangkan akar penyebab dari masalah yang ada.Rencana
peningkatan untuk menghilangkan akar penyebab masalah yang ada diisi dalam
suatu formulir daftar rencana tindakan.
5. Melaksanakan perbaikan
Implementasi rencana solusi terhadap masalah mengikuti daftar rencana
tindakan peningkatan kualitas. Dalam tahap pelakasanaan ini sangat dibutuhkan
komitmen manajemen dan karyawan serta partisipasi total untuk secara
bersama-sama menghilangkan akar penyebab dari masalah kualitas yang telah
teridentifikasi.
6. Meneliti hasil perbaikan
Setelah melaksanakan peningkatan kualitas perlu dilakukan studi dan evaluasi
berdasarkan data yang dikumpulkan selama tahap pelaksanaan untuk
mengetahui apakah masalah yang ada telah hilang atau berkurang. Analisis
terhadap hasil-hasil temuan selama tahap pelaksanaan akan memberikan
tambahan informasi bagi pembuatan keputusan dan perencanaan peningkatan
berikutnya.
7. Menstandarisasikan solusi terhadap masalah
Hasil-hasil yang memuaskan dari tindakan pengendalian kualitas harus
distandarisasikan dan selanjutnya melakukan peningkatan terus-menerus pada
jenis masalah yang lain. Standarisasi dimaksudkan untuk mencegah masalah
yang sama terulang kembali.
8. Memecahkan masalah selanjutnya
Setelah selesai masalah pertama, selanjutnya beralih membahas masalah
selanjutnya yang belum terpecahkan (jika ada).
2.6. Pengertian Pengendalian Kualitas Statistik
Selama setengah abad terakhir, kualitas dan manajemen kualitas telah
mengalami evolusi menjadi yang kini dikenal dengan Total Quality Management
(TQM). Secara umum, filosofi TQM berisi dua komponen yang saling berhubungan,
yaitu sistem manajemen dan sistem teknik (Krumwiede dan Sheu, 1996). Sistem
manajemen berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan
pengelolaan proses sumber daya manusia yang berkaitan dengan kualitas produk
atau jasa. Sistem teknik melibatkan penjaminan kualitas dalam desain produk,
perencanaan dan desain proses, dan pengendalian bahan baku, produk antara atau
produk dalam proses, dan produk jadi.
Di bawah payung TQM tersebut terdapat beberapa alat dan teknik yang
dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas produk dan proses, atau pelayanan.
Pengendalian kualitas statistik (statistical quality control) adalah salah satu teknik
dalam TQM yang digunakan untuk mengendalikan dan mengelola proses baik
manufaktur maupun jasa melalui penggunaan metode statistik (Besterfield, 1998).
Penerapan metode-metode statistik dalam perbaikan kualitas produk tidak dapat
berhasil tanpa dukungan manajemen, keterlibatan karyawan, dan kerja tim.
Semuanya itu juga hanya berjalan dalam sistem manajemen.
Pengendalian kualitas statistik merupakan teknik penyelesaian masalah
yang digunakan untuk memonitor, mengendalikan, menganalisis, mengelola, dan
memperbaiki produk dan proses menggunakan metode-metode statistik.
Pengendalian kualitas statistik (statistical quality control) sering disebut sebagai
pengendalian proses statistik (statistical process control). Pengendalian kualitas
11
statistik dan pengendalian proses statistik memang merupakan dua istilah yang
saling dipertukarkan, yang apabila dilakukan bersama-sama maka pemakai akan
melihat gambaran kinerja proses masa kini dan masa mendatang (Cawley dan
Harrold, 1999). Konsep terpenting dalam pengendalian kualitas statistik adalah
variabilitas, yaitu :
1. Variabilitas antar sampel (misalnya rata-rata atau nilai tengah)
2. Variabilitas dalam sampel (misalnya range atau standar deviasi)
Selanjutnya, penyelesaian masalah dalam statistik mencakup dua hal,
antara lain :
1. Melebihi batas pengendalian, jika proses dalam kondisi di luar kendali
2. Tidak melebihi batas pengendalian, jika proses dalam kondisi kendali
Secara statistik, kedua hal tersebut digolongkan menjadi kesalahan tipe I
dan kesalahan tipe II.
1. Kesalahan tipe I, berarti resiko produsen (menolak produk baik) / α, hal ini
karena kebetulan yang diambil sebagai sampel adalah produk cacat, padahal
produk tidak diambil sebagai sampel adalah produk baik. Tetapi karena sampel
tersebut ditolak berarti seluruh produk yang diproduksi pada waktu itu ditolak.
2. Kesalahan tipe II atau resiko konsumen (menerima produk cacat) / β adalah
resiko yang dialami konsumen karena menerima produk yang cacat. Hal ini
karena secara kebetulan yang diambil sebagai sampel adalah produk baik,
padahal produk yang tidak diambil adalah produk cacat.
Prosedur pengendalian statistik umumnya dirancang untuk meminimalkan
kesalahan tipe I. Kesalahan tipe I dan tipe II ini digambarkan dengan kurva
karakteristik operasi (operation characteristic curve). Kurva ini menunjukkan
probabilitas penerimaan sebagai fungsi dari berbagai tingkatan kualitas. Kesalahan
tipe I adalah 1 – probabilitas penerimaan = (1 – Pα) bila kualitas dapat diterima,
sedangkan kesalahan tipe II adalah probabilitas penerimaan (Pα) bila kualitas dapat
diterima.
Dalam sistem pengendalian kualitas statistik yang mentolerir adanya
kesalahan atau cacat produk kegiatan pengendalian kualitas dilakukan oleh
departemen pengendalian kualitas yang ada pada penerimaan bahan baku, selama
proses dan pengujjian produk akhir. Perusahaan / organisasi dapat mengadakan
inspeksi pada saat bahan baku atau penerimaan bahan baku, proses, dan produk
akhir. Inspeksi tersebut dapat dilaksanakan di beberapa waktu, antara lain :
1. Pada waktu bahan baku masih ada ditangan pemasok
2. Pada waktu bahan baku sampai ditangan perusahaan tersebut
3. Sebelum proses dimulai
4. Selama proses produksi berlangsung
5. Sebelum dikirimkan pelanggan

Anda mungkin juga menyukai