Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Standarisasi

Kata standardisasi berasal dari kata standar yang artinya adalah satuan ukur
yang digunakan untuk perbandingan nilai, kualitas, kuantitas, pada suatu
objek tertentu seperti produk atau hasil karya. Sehingga, pengertian
standardisasi adalah suatu proses pembentukan standar teknis yang
selanjutnya akan dijadikan sebagai acuan atau standar cara uji, standar
definisi, standar spesifikasi sekaligus standar prosedur atau praktik dan lain
sebagainya. Jadi bisa dikatakan bahwa standardisasi pada suatu produk adalah
penetapan mutu yang dijadikan sebagai acuan minimal dalam mencapai
keselarasan agar kualitas produk terjamin.

Sertifikasi Produk
Sertifikasi Produk adalah kegiatan penilaian kesesuaian suatu produk terhadap
persyaratan yang ditentukan dalam SNI melalui serangkaian kegiatan audit,
pengujian, dan/atau inspeksi. Kegiatan Penilaian Kesesuaian dilakukan oleh
Lembaga Penilai Kesesuaian (Lembaga Sertifikasi Produk dan Laboratorium
Uji) yang telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional. Produk yang
dinyatakan memenuhi ketentuan dalam SNI, diberikan sertifikat kesesuaian
(Sertifikat Produk) sebagai keterangan tertulis bahwa produk tersebut telah
memenuhi persyaratan SNI. Produk peralatan tenaga listrik yang telah memiliki
sertifikat produk, dibubuhi tanda SNI, sedangkan produk pemanfaat tenaga
listrik yang telah memiliki sertifikat produk dibubuhi tanda SNI dan tanda
keselamatan.

SIAPA YANG MENGATUR STANDARISASI

Standar Nasional Indonesia (disingkat SNI) adalah satu-


satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. SNI
dirumuskan oleh Komite Teknis (dulu disebut sebagai Panitia
Teknis) dan ditetapkan oleh BSN

Pengertian evaluasi
adalah proses penilaian, pengumpulan, dan pengamatan dari
berbagai macam bukti untuk mengukur dampak dan efektivitas
dari suatu objek, program, atau proses. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, evaluasi adalah penilaian, proses untuk
menemukan nilai layanan informasi atau produk sesuai dengan
kebutuhan konsumen atau pengguna, dan pengumpulan dan
pengamatan dari berbagai macam bukti untuk mengukur dampak
dan efektivitas dari suatu objek, program, atau proses berkaitan
dengan spesifikasi dan persyaratan pengguna yang telah
ditetapkan sebelumnya.

Pengendalian kualitas
adalah suatu sistem dan kegiatan yang dilakukan untuk menjamin
suatu tingkat atau standar kualitas mutu tertentu sesuai dengan
spesifikasi yang direncanakan mulai dari kualitas bahan, kualitas
proses produksi, kualitas pengolahan barang setengah jadi dan
barang jadi sampai standar pengiriman ke konsumen agar produk
yang dihasilkan menjadi efektif dan efisien. Pengendalian kualitas
merupakan proses yang digunakan untuk menjamin tingkat
kualitas dalam produk atau jasa. Pengendalian kualitas adalah
suatu teknik dan aktivitas/ tindakan yang terencana yang dilakukan
untuk mencapai, mempertahankan dan meningkatkan kualitas
suatu produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan konsumen.

Mutu
merupakan sebuah satuan untuk mengukur kualitas, serta
kemampuan sebuah benda atau jasa untuk dapat menghasilkan
kepuasan atau hasil yang diharapkan oleh orang yang memakai
suatu jasa atau memakai suatu produk.

Manfaat Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas bermanfaat bagi perusahaan, pekerja,serta konsumen


yang menggunakan hasil produksi perusahaan. manfaat pengendalian
kualitas adalah :
a. Perusahaan Perusahaan mengharapkan adanya pengawasan kualitas
dapat menghindari pemborosan yang diharapkan dapat menghemat biaya
bahan baku, mencegah kerusakan bahan baku dan hasil produksi, menjamin
kualitas. Semua ini dimaksudkan untuk menekan biaya operasi dan
menaikkan laba serta menjaga nama baik perusahaan yang bersangkutan.

b. Pekerja Dengan adanya pengendalian kualitas pada pekerja menjadi lebih


berhati – hati dalam bekerja. Pekerjaan secara tidak langsung didorong
ubntuk menggunakan segala kemampuannya agar dapat mencapai hasil
produksi yang memuaskan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

c. Konsumen Pengendalian kualitas memberi jaminan kepada konsumen


bahwa hasil produksi atau perusahaan dapat memenuhi selera konsumen.

pendekatan yang dapat digunakan dalam pengendalian


kualitas produk setiap perusahaan

yaitu :

1. Pendekatan bahan baku


2. Pendekatan proses produksi
3. Pendekatan produk akhir

Pendekatan bahan baku merupakan pendekatan terhadap kualitas bahan baku


yang akan digunakan dalam proses produksi. Kualitas bahan baku ini akan
mempengaruhi kualitas produk akhir yang akan diproduksi. Untuk produk
tertentu kualitas bahan baku akan sangat mempengaruhi pembentukan
kualitas produk akhir. Dalam perusahaan semacam ini, jika proses produksi
dilaksanakan secara wajar dengan bahan baku yang baik akan diperoleh
produk akhir yang baik, demikian pula sebaliknya. Dalam keadaan demikian
biasanya perusahaan akan mempergunakan pendekatan bahan baku dalam
melaksanakan pengawasannya. Menurut Agus Ahyari yang dimaksud dengan
pendekatan bahan baku dalam pengendalian kualitas produk adalah :

.....Bahwa untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan perusahaan akan


menitikberatkan pada pengendalian kualitas bahan baku yang digunakan,
sedangkan pengendalian terhadap proses produksi dan produk akhir dilakukan
secara wajar saja.

(Agus yari, 1990,257)

Pendekatan kedua yang perlu diperhatikan oleh pihak pengendalian kualitas


adalah pendekatan terhadap kualitas proses yang dilaksanakan dalam kegiatan
produksi. Hal ini perlu diperhatikan karena walaupun bahan baku yang
dipergunakan memiliki kualitas yang tinggi, akan tetapi jika kualitas proses
tidak mengikuti persyaratan yang telah ditentukan, maka kemungkinan besar
kualitas produk akhir tidak akan memuaskan. Pada perusahaan tertentu
kualitas proses produksi sangat mempengaruhi kualitas poduk akhir sehingga
untuk pengawasan kualitasnya perlu ditekankan pada pengendalian kualitas
proses yang sedang berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai