Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kualitas

Sebelum membahas mengenai pengendalian kualitas, ada baiknya


untuk mengetahui definisi dari kualitas yang menjadi dasar dalam
pengertian pengendalian kualitas.

Kualitas atau mutu merupakan tingkat baik buruknya, taraf atau


derajat sesuatu. Istilah ini banyak digunakan dalam dalam bisnis, rekayasa,
dan manufaktur dalam kaitannya dengan teknik dan konsep untuk
memperbaiki kualitas produk atau jasa yang dihasilkan.

Kualitas adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis,


pertumbuhan dan peningkatan posisi bersaing. Kualitas suatu produk
diartikan sebagai derajat atau tingkatan dimana produk atau jasa tersebut
mampu memuaskan keinginan dari konsumen. Kualitas menjadi faktor
dasar keputusan konsumen untuk mendapatkan suatu produk, karena
konsumen akan memutuskan untuk membeli suatu produk dari perusahaan
tertentu yang lebih berkualitas daripada saingan-sainganya.

Ariani (2004) mengungkapkan bahwa, mutu atau kualitas pada


umumnya diukur dengan tingkat kepuasan konsumen, seberapa besar
kepuasan yang diperoleh pelanggan tergantung dari tingkat kecocokan
penggunaan masing-masing pelanggan.

Menurut Gasperz (2005), kualitas sendiri adalah segala sesuatu yang


mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan. Kualitas baik
secara konvensional maupun yang lebih strategik, dapat dinyatakan bahwa:

1. Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan


langsung maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan
pelanggan dan dengan demikian memberikan kepuasan atas
penggunaan produk itu.

3
4

2. Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau
kerusakan.

3. Kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu


produk dan jasa seperti kinerja (performance), kehandalan (reliability),
mudah dalam penggunaan, estetika dan sebagainya.

B. Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas adalah suatu proses yang ditujukan untuk


mempertahankan standar kualitas produk yang dijanjikan oleh perusahaan
kepada konsumen serta untuk membantu mempertahankan kinerja proses
produksi agar selalu dalam batas-batas toleransi yang diijinkan.
Pengendalian kualitas adalah aktivitas untuk memperbaiki,
mempertahankan, dan mencapai kualitas suatu produk atau jasa.

Setiap perusahan membutuhkan sistem operasional yang dapat


mengindikasikan serta menanggulangi produk cacat atau rusak, maka
perusahaan harus melakukan pengendalian kualitas dalam setiap proses
produksinya. Dalam pengendalian kualitas, perusahaan dapat mengurangi
tingkat produk cacat atau rusak maupun mengindikasikan fenomena
kecacatan atau kerusakan pada produk yang terjadi dalam suatu periode
proses produksi dengan menggunakan alat-alat pengendalian kualitas.

Sofjan Assauri (1998) mengungkapkan bahwa pengendalian atau


pengawasan kualitas merupakan usaha untuk mempertahankan
mutu/kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi
produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan
perusahaan.

Menurut Vincent Gasperz (2005), “Quality control is the


operational techniques and activities used to fulfill requirements for
quality”
5

Pengendalian kualitas merupakan alat penting bagi manajemen


untuk memperbaiki kualitas produk bila diperlukan, mempertahankan
kualitas, yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah barang yang rusak
(Reksohadiprojo, 2000).

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan


bahwa pengendalian kualitas adalah suatu teknik dan aktivitas atautindakan
yang terencana yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan dan
meingkatkan kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan konsumen.

Pengendalian kualitas menentukan ukuran, cara, dan persyaratan


fugsional lain suatu produk dan merupakan manajemen untuk memperbaiki
kualitas produk, mempertahankan kualitas yang sudah tinggi dan
mengurangi jumlah bahan yang rusak. Dengan adanya pengendalian
kualitas maka perusahaan atau produsen berusaha untuk selalu memperbaiki
kualitas dengan biaya rendah yang sama atau tetap bahkan untuk mencapai
kualitas yang tetap dengan biaya rendah. Untuk mengurangi kerugian
karena kerusahan-kerusakan pemeriksaan atau inpeksi tidak terbatas pada
pemeriksaan akhir saja, tetapi perlu juga diadakan pemeriksanaan pada
barang yang sedang diproses.

Dalam pengendalian kualitas ini dapat dilakukan pemeriksaan


terhadap seluruh hasil produksi dan dapat pula dilakukan terhadap sebagian
dari hasil produksi yang homogen secara sampel yang mewakili seluruh
hasil. Agar pengawasan kualitas dapat dilakukan dengan baik, maka perlu
dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Harus valid (ketepatan)

Kegiatan pengendalian harus dilakukan dengan memperhatikan


ketepatan pada waktu, tempat, penyimpangan maupun kerusakan
sehingga dalam pelaksanaannya pengendalian tersebut dapat dilakukan
dengan baik dan tepat sesuai dengan hal yang seharusnya dikendalikan.
6

2. Harus realible

Berkaitan dengan kemungkinan suatu produk melaksanakan fungsinya


secara berhasil dalam periode waktu tertentu di bawah kondisi tertentu.
Pengendalian kualitas harus mampu memastikan proses produksi dapat
diselesaikan dengan tepat waktu namun dengan tingkat produksi yang
baik, berhasil dan memuaskan.

3. Harus standar (jenis yang akan di tes sama)

Artinya pengendalian kualitas harus dilakukan pada produk yang sama


atau sejenis. Apabila pengendalian kualitas dilakukan pada jenis produk
yang berbeda-beda maka setidaknya pengendalian kualitas harus
dilakukan pada beberapa jenis produk yang memiliki tingkat kesamaan
yang tinggi dan dapat mewakili sebagian produk yang ada atau dapat
menjadi sampel dari banyaknya produk yang ada.

4. Flexible

Pengendalian kualitas harus mempunyai flexibilitas ketika memberikan


reaksi atau tanggapan ketika ada penyimpangan, ancaman, kegagalan
maupun kerusakan dalam proses produksi.

5. Ada unsur deskriminatif antara kualitas yang memenuhi dan yang tidak

C. Tujuan Pengendalian Kualitas

Tujuan pokok dari pengendalian kualitas adalah untuk mengetahui


sampai sejauh mana proses dan hasil produk barang atau jasa yang dibuat
sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan. Pengendalian kualitas
merupakan uapaya untuk mencapai dan mempertahankan standar bentuk,
keguanaan dan warna yang direncanakan. Dengan perkataan lain,
pengendalian kualitas ditunjukan untuk mengupayakan agar produk barang
atau jasa akhir sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Atau tujuan pengendalian kualitas adalah untuk spesifikasi produk yang
telah ditetapkan sebagai standar dan dapat terlihat pada produk akhir, yang
7

tujuannya agar barang atau produk hasil produksi sesuai dengan standar
mutu yang telah ditetapkan.

Tujuan pengendalian kualitas adalah terdapatnya peningkatan


kepuasan konsumen, proses produksi dapat dilaksanakan dengan biaya
serendah-rendahnyaserta selesai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Dalam pengendalian kualitas ini, semua kondisi barang produk


diperiksa berdasarkan standar yang ditetapkan. Bila terdapat peyimpangan
daristandar dicatat untuk dianalisis. Hasil analisis pengendalian kualitas
tersebut digunakan untuk dijadikan pedoman atau perbaikan sistem kerja,
sehingga produk yang bersangkutan sesuai dengan standar yang ditentukan.
Pelaksanaan pengendalian kualitas dan kegiatan produksi harus
dilaksanakan secara terus-menerus utnuk mengetahui kemungkinan
terjadinya penyimpangan dari rencana standar agar dapat dengan segera di
perbaiki.

Intinya, maksud dari tujuan pengendalian adalah agar standar


spesifikasi produk yang telah ditetapkan sebelumnya tercermin dalam hasil
produk akhir.

Adapun tujuan secara umum dari pengendalian kualitas adalah


sebagai berikut:

1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah
ditetapkan. Apabila dalam proses produksi perusahaan dapat mencapai
kualitas yang telah ditetapkan, berarti produk yang dihasilkan dapat
diterima oleh konsumen.

2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.


Dengan adanya pengendalian kualitas, maka biaya inspeksi dapat
ditekan sekecil mungkin. Hal ini dikarenakan dengan adanya
pengendalian kualitas yang baik, yang dilaksanakan oleh perusahaan,
maka kerusakan-kerusakan akan jarang terjadi karena dapat diketahui
sedini mungkin. Sehingga dapat menekan biaya-biaya perbaikan.
8

3. Mengusahakan agar biaya produksi menjadi rendah. Dengan


dilaksanakan pengendalian kualitas, maka kerugian-kerugian yang
diakibatkan oleh produk yang tidak memenuhi standar mutu yang
telah ditetapkan dapat ditekan sekecil mungkin, hal ini menyebabkan
biaya produksi menjadi rendah.

Menurut Sofjan Assauri (1998:210) tujuan dari pengendalian


kualitas adalah sebagai berikut:

1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah
ditetapkan.

2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.

3. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan


menggunakan kualitas produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.

4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.

D. Macam-macam Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas dari segi proses dapat dikelompokan menjadi


2 (dua) kelompok yaitu:

1. Pengendalian kualitas pada proses produksi intermitten

Pengendalian kualitas pada selama pengolahan atau pada proses


produksi (intermiten proccess) dilakukan berdasarkan pesanan atau job
order. Yaitu dengan mengambil contoh atau sampel produk pada jarak
waktu yang sama, dan dilanjutkan dengan pengecekan statistik untuk
melihat apakah proses dimulai dengan baik atau tidak. Apabila mulainya
salah, maka keterangan kesalahan ini dapat diteruskan kepada pelaksana
semula untuk penyesuaian kembali.

Pengawasan yang dilakukan hanya terhadap sebagian dari proses,


mungkin tidak ada artinya bila tidak diikuti dengan pengawasan pada
9

bagian lain. Pengawasan terhadap proses ini termasuk pengawasan atas


bahan-bahan yang akan digunakan untuk proses.

Pengendalian kualitas pada proses ini dilakukan dengan arus yang


selalu tidak sama hal tersebut karena pengendalian ini didasarkan pada
pesanan atau job order oleh karenanya pengendalian didasarkan pada
setiap pesanan yang tentunya berbeda pada setiap waktunya.

2. Pengendalian kualitas pada proses produksi continuous

Pengendalian kualitas pada proses produksi masa atau continuous


dilakukan berdasarkan proses produksi yang mempunyai pola atau
urutan yang selalu sama dalam pelaksanaan proses produksi di dalam
perusahaan.

Pengendalian kualitas pada proses produksi ini dapat dilakukan


secara menyeluruh pada proses produksi dengan mengambil sampel
yang dapat mewaliki seluruh produk yang ada didalam proses produksi.
Pengendalian ini juga tidak memerlukan penentuan standar yang
berbeda pada setiap pelaksaannya, karena proses pengendalian
dilakukan pada produksi dalam jumlah besar, variasi produk sangat
kecil dan sudah distandarisasi.

Secara umum pengendalian kualitas dari kedua macam proses


produksi diatas adalah sama, yaitu penentuan standar, proses pemeriksaan
dan tujuan pemeriksaan kualitas. Bedanya, pengendalian kualitas pada
proses produksi intermitten dilakukan berdasarkan pesanan, maka setiap
waktu perlu adanya penentuan standar yang baru untuk setiap jenis pesanan
tertentu. Sedangkan pengendalian kualitas pada proses produksi coninuous
dapat dilakukan dengan metode statistik.

E. Teknik Pengendalian Kualitas


10

Teknik pengendalian kualitas yang paling umum dilakukan ialah


dengan menggunakan “Diagram Kontrol (Control Chart) Shewhart”.
Diagram kontrol adalah sebuah grafik yang memberi gambaran tentang
perilaku sebuah proses. Diagram kontrol digunakan untuk memahami
apakah sebuah proses bisnis berjalan dalam kondisi terkontrol atau tidak.
Diagram ini sebenarnya tidak mengendalikan apa-apa, tetapi pada dasarnya
hanya memberi petunjuk-petunjuk dasar untuk mengambil tindakan yang
diperlukan, misalnya membawa proses ke dalam keadaan kendali.

Diagram kontrol ini mempunyai bentuk yang sederhana, yaitu terdiri


atas 3 (tiga) buah garis mendatar sejajar yang terletak didalam sebuah
sumbu salib, seperti tampak dalam diagram tersebut:
Diagram Kontrol
Diagram
Shewart
Kontrol
Shewhart
S

UCL
UCL
Karakteristik
Karakteristik
barang yang
barang yang Garis Sentral
Garis Sentral
Diselidiki
diselidiki
LCL
LCL

Nomor Sample

Gambar 2.1 Diagram Kontrol Shewhart

Berdasarkan gambar diagram diatas dapat dilihat bahwa Diagram


Kontrol Shewhart terdiri atas:

1. Sumbu Vertikal

Sumbu vertikal menunjukan karakteristik-karakteristik hasil mutu atau


ukuran sample barang yang sedang diamati.

2. Sumbu Horizontal
11

Sumbu horizontal menunjukan nomor sampel barang atau jasa yang


sedang diamati

3. Garis Sentral (tengah)

Menunjukan nilai baku yang akan menjadi pangkal perhitungan


terjadinya penyimpangan hasil-hasil pengamatan untuk setiap sampel.

4. Garis Limit

Garis limit adalah garis yang menunjukan batas dimana sebuah proses
bisa dikatakan menyimpang. Dalam diagram tersebut terdapat 2 (dua)
garis limit, yaitu Garis Limit Atas atau garis atas yang sejajar dengan
garis sentral disebut garis “Batas Kontrol Atas (Upper Control
Limit/UCL)” adalah garis yang menyatakan penyimpangan paling tinggi
dari nilai standar atau baku. Sedangkang Garis Limit bawah atau garis
bawah yang sejajar dengan garis sentral disebut garis “Batas Kontrol
Bawah (Lower Control Limit/LCL) yaitu merupakan batas
penyimpangan paling rendah dari nilai standar atau baku

Harga-harga atau nilai dari tiap sampel dihitung dan digambarkan


dengan titik-titik sehingga tiap sampel mempunyai 1 (satu) titik. Agar
memudahkan proses analisa maka tiap titik-titik yang tergambar
dihubungkan dengan garis secara berurutan. Apabila titik-titik yang telah
tergambar berada dalam daerah yang dibatasi oleh garis UCL dan LCL
maka artinya proses produksi masih dalam kontrol dan semua sampel
berada dalam batas toleransi standar mutu yang direncanakan, sehingga
penyimpangan kualitas masih dapat ditolerir. Sebaliknya, apabila titik-titik
tersebut berada diluar batas UCL dan LCL maka dikatakan bahwa proses
produksi keluar dari kontrol karena sebagian sampel rusak dan diluar batas
standar yang direncanakan atau ditetapkan. Dalam kedaan ini, perusahaan
harus mencari hal-hal yang menyebabkan banyaknya barang yang
kualitasnya menyimpang dari kualitas standar, sehingga proses produksi
dapat diperbaiki dan kembali dalam kontrol.
12

Batas daerah antara UCL dan LCL disebut sebagai daerah terima
(Accepted area) sedangkan daerah diluar UCL dan LCL disebut daerah
tolak (Rejected area). Untuk dapat mengetahui apakah kualitas produk yang
dibuat itu sudah sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan atau
tidak, maka terlebih dahulu harus ditentukan batas daerah standar kualitas
yaitu besarnya atau letak garis UCL dan LCL. Penentuan tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan teknik pengawasan kualitas “Diagram
Control Proporsi p”. Jika diinginkan probabilitas produk dalam control
sebesar 99,73% (misalnya), maka besarnya garis sentral UCL dan LCL
secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut:

Banyaknya barang Jumlah proporsi


yang rusak kerusakan (p)
P = Sentral = =
Banyaknya barang Banyaknya sampel
yang diobservasi yang diperiksa

̅p . q̅
UCL = p̅ + 3 √
n

̅p . q̅
LCL = p̅ - 3 √
n

q̅ = 1 - p̅

n = banyaknya barang dalam setiap sampel

Dalam hal ini dapatlah dikatakan bahwa telah digunakan diagram


control 3 sigma, dan tentu saja dapat dipakai besar sigma yang lain,
misalnya 2 sigma atau 1 sigma. Untuk lebih jelasnya, diberikan contoh
sebagai berikut:
13

Peta Kontrol untuk Atribut

Suatu perusahaan metal memproduksi kerangka (frame) jendela untuk


berbagai kendaraan termasuk gerbong Kereta Api.

Produksinya “Continuous” dan dibuat program untuk mengendalikan


kualitasnya. Program ini diselenggarakan karena langganannya mengeluh
atas produk yang diterimanya.

Oleh pimpinan diputuskan untuk menyusun p-chart, dan oleh pengawas


kualitas telah dikumpulkan data produk yang ditolak dari 50 sampel per
output seharinya selama 28 hari sebagai berikut:

Tanggal Jumlah yang Ditolak Tanggal Jumlah yang Ditolak


27 April 4 11 Mei 4
28 April 9 12 Mei 3
29 April 10 13 Mei 11
30 April 11 14 Mei 8
1 Mei 13 15 Mei 14
2 Mei 30 16 Mei 21
3 Mei 26 17 Mei 25
4 Mei 13 18 Mei 18
5 Mei 8 19 Mei 10
6 Mei 23 20 Mei 8
7 Mei 34 21 Mei 18
8 Mei 25 22 Mei 19
9 Mei 18 23 Mei 4
10 Mei 12 24 Mei 8

Diminta: Membantu menyusun peta kontrol-p yang dimaksud agar dapat


dipakai untuk mengendalikan kualitas pada bulan Mei.

Jawab:
14

Tanggal Jumlah Presentase Tanggal Jumlah Presentase


Sampling Ditolak Ditolak Sampling Ditolak Ditolak
27 April 4 8 11 Mei 4 8
28 April 9 18 12 Mei 3 6
29 April 10 20 13 Mei 11 22
30 April 11 22 14 Mei 8 16
1 Mei 13 26 15 Mei 14 28
2 Mei 30 60 16 Mei 21 42
3 Mei 26 52 17 Mei 25 50
4 Mei 13 26 18 Mei 18 36
5 Mei 8 16 19 Mei 10 20
6 Mei 23 46 20 Mei 8 16
7 Mei 34 68 21 Mei 18 36
8 Mei 25 50 22 Mei 19 38
9 Mei 18 36 23 Mei 4 8
10 Mei 12 24 24 Mei 8 16
Jumlah 472 Jumlah 342

Jumlah P = 472 + 342 = 814

814
P̅ = = 29,07
28

̅p . q̅
Batas-batas pengendalian = p̅ + 3 √
n

̅p (100 - p̅ )
UCL p̅ = p̅ + 3 √
n

29,07 (100 - 29,07)


= 29,07 + 3 √
50
15

29,07 x 70,93
= 29,07 +3 √
50

= 29,07 + 3 √41,27

= 29,07 + 3 x 6,42

= 29,07 + 19,26

= 48,33

29,07 (100 - 29,07)


LCL p̅ = 29,07 - 3 √
50

= 29,07 - 19,26

= 9,81

Jadi dapat diketahui bahwa untuk batas-batas pengendalian yaitu batas


toleransi atas atau UCL adalah sebesar 48,33. Sedangkan untuk batas
toleransi bawah atau LCL adalah sebesar 9,81.

Batas-batas pengendalian kemudian digambarkan, dan digambarkan


persentase yang ditolak. Adapun gambarnya adalah sebagai berikut:
16

Gambar 2.2 Diagram Kontrol: Batas-batas


Pengendalian pada Bulan April-Mei
80
68
70 60
60 52 50 50 UCL = 48,33
46
50 42
36 36 36 38
40 Garis Sentral
26 26 28
30 22 24 22
18 20 16 16
20
16 16 = 29,07
20
8 8 6 8
10 LCL = 9,81
0
27-Apr
28-Apr
29-Apr
30-Apr

04-Mei

11-Mei

15-Mei

22-Mei
01-Mei
02-Mei
03-Mei

05-Mei
06-Mei
07-Mei
08-Mei
09-Mei
10-Mei

12-Mei
13-Mei
14-Mei

16-Mei
17-Mei
18-Mei
19-Mei
20-Mei
21-Mei

23-Mei
24-Mei
Tanggal Sampling April-Mei

Ternyata ada yang berada di luar batas-batas pengendalian, yaitu: data pada
tanggal 27 April, 2 Mei, 3 Mei, 7 Mei, 8 Mei, 11 Mei, 12 Mei, 17 Mei, 23
Mei. Oleh sebab itu peta control harus direvisi, yaitu dengan cara
menghilangkan data yang berada di luar batas-batas pengendalian.

Tanggal Jumlah Presentase Tanggal Jumlah Presentase


Sampling Ditolak Ditolak Sampling Ditolak Ditolak
28 9 18 13 11 22
29 10 20 14 8 16
30 11 22 15 14 28
1 13 26 16 21 42
4 13 26 18 18 36
5 8 16 19 10 20
6 23 46 20 8 16
9 18 36 21 18 36
10 12 24 22 19 38
Jumlah 234 24 8 16
Jumlah 270
17

Jumlah p = 234 + 270 = 504

504
P̅ = = 26,52
19

̅p (100 - p̅ )
UCL p̅ = p̅ + 3 √
n

26,52 (100 - 26,52)


= 26,52 + 3 √
50

26,52 x 73,48
= 26,52 +3 √
50

= 26,52 + 3 √38,97

= 26,52 + 3 x 6,24

= 26,52 + 18,72

= 45,24

26,52 (100 - 26,52)


LCL p̅ = 26,52 - 3 √
50

= 26,52 - 18,72

= 7,8

Batas-batas pengendalian kemudian digambarkan kembali, dan


digambarkan persentase yang ditolak. Adapun gambarnya adalah sebagai
berikut:
18

Gambar 2.3 Revisi ke-1 Diagram Kontrol: Batas-


batas Pengendalian pada Bulan April-Mei
50 46 UCL = 45,24
45 42
38
40 36 36 36
35
26 26
28 Garis Sentral
30 24
25 22 22
18
20 20 = 26,52
20 16 16 16
15
LCL = 7,8
10
5
0
28-Apr
29-Apr
30-Apr
01-Mei
02-Mei
03-Mei
04-Mei
05-Mei
06-Mei
07-Mei
08-Mei
09-Mei
10-Mei
11-Mei
12-Mei
13-Mei
14-Mei
15-Mei
16-Mei
17-Mei
18-Mei
19-Mei
20-Mei
21-Mei
22-Mei
Tanggal Sampling April-Mei

Setelah dilakukan revisi pertama ternyata masih ada yang berada di luar
batas-batas pengendalian, yaitu: data pada tanggal 6 Mei. Maka peta control
harus direvisi kembali, yaitu dengan cara menghilangkan data yang berada
di luar batas-batas pengendalian sebagai berikut:

Tanggal Jumlah Presentase Tanggal Jumlah Presentase


Sampling Ditolak Ditolak Sampling Ditolak Ditolak
28 9 18 13 11 22
29 10 20 14 8 16
30 11 22 15 14 28
1 13 26 16 21 42
4 13 26 18 18 36
5 8 16 19 10 20
9 18 36 20 8 16
10 12 24 21 18 36
Jumlah 188 22 19 38
24 8 16
Jumlah 270
19

Jumlah p = 188 + 270 = 458

458
P̅ = = 25,44
18

̅p (100 - p̅ )
UCL p̅ = p̅ + 3 √
n

25,44 (100 - 25,44)


= 25,44 + 3 √
50

25,44 x 74,56
= 25,44 +3 √
50

= 25,44 + 3 √37,93

= 25,44 + 3 x 6,15

= 25,44 + 18,45

= 43,89

25,44 (100 - 25,44)


LCL p̅ = 25,44- 3 √
50

= 25,44 - 18,45

= 6,99

Batas-batas pengendalian digambarkan kembali, dan digambarkan untuk


memasstikan apabila masih ada persentase yang ditolak. Adapun
gambarnya adalah sebagai berikut:
20

Gambar 2.4 Revisi ke-2 Diagram Kontrol: Batas-


batas Pengendalian pada Bulan April-Mei
42 UCL = 43,89
45
38
40 36 36 36
35
28
30 26 26 Garis Sentral
24
25 22 22
20 20
18 = 25,44
20 16 16 16 16
15
10 LCL = 6,99
5
0
28-Apr
29-Apr
30-Apr
01-Mei

12-Mei

18-Mei
02-Mei
03-Mei
04-Mei
05-Mei
06-Mei
07-Mei
08-Mei
09-Mei
10-Mei
11-Mei

13-Mei
14-Mei
15-Mei
16-Mei
17-Mei

19-Mei
20-Mei
21-Mei
22-Mei
23-Mei
24-Mei
Tanggal Sampling April-Mei

Karena semua data sudah masuk diantara batas-batas pengendalian, maka


peta kontrol inilah yang dipakai untuk pengendalian bulan Juni.

Anda mungkin juga menyukai