Latar Belakang
Menjaga Mutu atau quality assurance ( QA ) adalah suatu usaha yang dilakukan untuk dapat
menjamin atau memastikan mutu, meyakinkan orang lain, mengusahakan sebaik-baiknya,
mengamankan atau menjaga agar produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan atau
standar. Menjaga mutu di CSSD merupakan kewajiban bagi seluruh karyawan yang ada di
dalamnya , karena sekecil apapun dampak negatif dari pekerjaan individu di CSSD akan
merugikan konsumen contohnya pensterilan yang tidak optimal akan menyebabkan
terjadinya nosokomial infeksi atau pelipatan linen yang salah akan menyulitkan tim operasi
pada waktu mengenakan jas operasi. Oleh karena itu seluruh petugas yang bekerja di CSSD
harus memahami program menjaga mutu yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit dan
mempunyai komitmen yang kuat untuk melaksanakan program tersebut.
Pengertian
Ada beberapa pengertian tentang menjaga mutu ( QA ) yang perlu diketahui, antara lain
adalah :
1. Dr. Avedis Donabedian, seorang ahli QA pelaynan kesehatan, yang berpendapat, bahwa :
a. Menjaga mutu termasuk kegiatan-kegiatan yang secara periodik atau kontinyu
menggambarkan keadaan di mana pelayanan disediakan. Pelayanannya sendiri di
monitor dan hasil pelayanannya diikuti. Dengan demikian kekurangan-kekurangannya
dapat dicatat, sebab dari kekurangan tersebut diketahui, kemudian dibuatkan koreksi
yang diperlukan. Sehingga didapatkan perbaikan dan kesejahteraan. Jadi QA disini
merupakan sebuah siklus.
b. QA adalah semua penataan-penataan dan kegiatan-kegiatan yang dimaksudkan untuk
menjaga keselamatan , memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan
2. Dr. K. Ishikawa : QA dimaksudkan untuk menjamin mutu di mana konsumen dapat
membeli dan menggunakan dengan kepercayaan dan kepuasan serta masih dapat
digunakan untuk jangka panjang
3. Joint Commision On Accreditation of Hospital ( JCAH ) : QA adalah suatu program
berlanjut yang disusun secara obyektif dan sistimatik, memantau dan menilai mutu serta
kewajaran pelayanan terhadap pasien, menggunakan kesempatan untuk meningkatkan
pelayanan pasien dan memecahkan masalah yang terungkap
4. ISO 8402 : Semua kegiatan sistematik yang direncanakan dan diperlukan untuk
menyediakan kepercayaan yang memadai sehingga produk dan pelayanannya memuaskan
sesuai dengan syarat-syarat mutu
Dari beberapa pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Menjaga Mutu adalah
kegiatan – kegiatan yang sistematik, terencana, dilaksanakan secara periodik, terpantau
1
sehingga dapat menjamin kepercayaan yang memadai sehingga produk dan pelayanannya
memuaskan dan sesuai dengan syarat-syarat mutu
Apabila diterapkan di CSSD, maka menjaga mutu dapat diartikan sebagai kegiatan – kegiatan
sistematik yang dilakukan dengan terencana, periodic, dapat dipantau, sehingga dapat
menjamin kepercayaan konsumen untuk dapat menghasilkan pruduk dan pelayanan yang
memuaskan dan sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Arti dan maksud Menjaga mutu, dalam proses, agar Mengendalikan mutu
mutu yang dihasilkan seperti yang dengan memeriksa /
dikendaki, sesuai dengan standar inspeksi hasil produksi,
atau manual apakah mutu telah seperti
yang dikendaki , sesuai
dengan standar
2
menggunakan tehnik audit internal dan surveillance untuk menjamin bahwa organisasi mutu
memenuhi dua hal yaitu : mengikuti prosedur- prosedur sebagaimana diuraikan dalam
manual ( buku pedoman ) mutu dan apabila mengikuti prosedur, maka hasilnya akan efektif /
sesuai dengan harapan
QC hasil produk pekerjaan diinspeksi, dimonitor dan dinilai apakah bermutu atau tidak
Tanggung jawab QA :
6. Surveilans pelaksanaan : proses atau program, penjaja ( dalam hal kontrak apakah
sesuai dengan yang disepakati ), pencatatan
Tanggung jawab QC :
3
3. Menganalisis data yang cacat
6. Mengadakan surveilans waktu proses, peralatan dan kalibrasi alat ukur, catatan-
catatan tentang mutu
Manajer QA / QC :
Proses QA
1. Perencanaan QA
4. Monitoring mutu
7. Memilih tim
4
8. Menganalisis dan mempelajari masalah untuk mengidentifikasi akar permasalahan
10. Melaksaanakan dan mengevaluasi upaaya peningkatan mutu yang telah dilakukan
1 Merencanakaan QA
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh manajer adalah review scope pelayanan
untuk menetapkan pelayanan mana yang dituju. Kegiatan QA dilakukan dengan
memprioritaskan area yang kritis. Dengan melihat prioritas tinggi, volume tinggi atau
pelayanan yang mudah bermasalah , biasanya menjadi perhatiaan khusus untuk
memulai program QA. Sebagai contohnya dapat diuraikan sebagai berikut :
Ada beberapa permasalahan yang muncul di Rumah Sakit X , yang antara lain adalah
komplain pasien terhadap pelayanan perawat di Ruang Rawat Inap yang mengatakan
bahwa perawat judes dan cuek . Di Apotik yang tersedia tidak mempunyai persediaan
obat yang cukup sehingga pasien sering harus menunggu untuk mendapatkan obat
tersebut, Administrasi lambat dalam menangani status pasen dan yang terakhir banyak
komplain dari unit pemakai jasa CSSD di Rumah Sakit tersebut. Rumah Sakit
menentukan bahwa perhatian utama adalah perbaikan CSSD Setelah melakukan survey
awal. . oleh Tim Rumah Sakit didapatkan hasil sebagai berikut :
b. Sering terjadi keterlambatan operasi karena menunggu alat yang belum steril
c. Sering terjadi kesalah pahaman antara petugas di CSSD dengan petugas Kamar
Operasi terutama yang terkait dengan pengemasan instrument
d. Sering terjadi pertengkaran antara petugas laundry dengan petugas CSSD yang
biasanya dipicu oleh ketidak cocokan dalam pelipatan linen
e. Terjadinya komplain dari ICCU dan ICU karena keterlambatan produk CSSD yang
tidak sesuai dengan jadwal
f. Adanya komplain dari Unit Kebidanan karena isi dan label pengemasan
instrument partus set tidak komplit / sesuai
5
Selain itu kesalah pahaman antara petugas CSSD dan petugas Kamar Operasi adalah
masalah tehnik pengemasan yang sebetulnya dapat dihindari .
Agar pelayanaan yang bermutu di CSSD dapat dilakukan dengan konsisten, diperlukan
adanya tujuan program dan sasarannya kedalam standar prosedur operasional. Dalam
arti luas standar adalah suatu pernyataan tentang mutu yang diharapkan. Dengan
demikian perlu adanya petunjuk praktis atau protocol prosedur / SOP beserta
spesifikasinya
Petunjuk praktis merupakan parameter yang akan dipatuhi oleh seluruh karyawan .
Dengan demikian mutu dari produk di CSSD yang diinginkan oleh pelanggan dalam hal
ini adalah Kamar Operasi dapat diukur dengan mengacu pada spesifikasi yang dibuat .
Karakteristik seperti apa yang akan diterapkan secara bersama bahwa instrument telah
steril , waktu pengiriman barang yang tepat serta kemasan instrument yang seperti apa
yang diinginkan oleh pelanggan .Dalam pembuatan standar harus mengacu pada literature
yang ada serta disepakati bersama sehingga dapat dipertanggung jawabkan.
3. Mengkomunikasikan standar
4. Monitoring
6
yang telah ditetapkan. Beberapa hal yang perlu diketahui dalam mengidentifikasi masalah
adalah sebagai berikut :
a. Masalah itu adalah penting. Apabila masalah tersebut lama dan meluas , akan banyak
merugikan dan memecahkan masalah merupakan suatu kegiatan yang bermanfaat
b. Dukungan terhadap perubahan yang ada dalam area . Orang menyetujui kebutuhan
perubahan tersebut, manajemen ingin hal tersebut dilakukan
d. Ada resiko terhadap area., apabila sesuatu tidak dikerjakan akan menimbulkan
masalah lainnya
6. Menetapkan masalah
Tujuan dari penetapan masalah operasional untuk menyatakan secara jelas masalah yang
dimaksudkan . Definisi operasional dari suatu masalah menunjukkan secara spesifik
dalam ungkapan yang dapat diamati, antara keadaan / peristiwa yang diinginkan dan
kenyataaan yang terjadi sesungguhnya . Penetapan masalah yang kurang tepat akan
membuat persepsi yang berbeda sehingga penanganannya menjadi kurang optimal dan
bahkan bisa menyimpang dari tujuan. Beberapa langkah yang dapat digunakan dalam
menetapkan masalaah adalaah sebagai berikut :
a.Menguraikan masalah dan penjelasannya mengapa hal tersebut dapat menjadi masalah
b.Menetapkan batasan-batasan yang akan dikerjakan dan yang tidak boleh dikerjakan
Masalah hendaknya dapat diukur, sehingga penyelesaiannya menjadi lebih mudah. Untuk
menguraikan masalah dapat digunakan beberapa pertanyaan , seperti 4 W + 1 H yang
dapat dilihat pada contoh sebagai berikut :
a. Apa masalahnya ? , masalah bukan penyebaab atau solusi . Apakah tidak berfungsi
seperti yang diinginkan.
c. Apa akibat / efek dari masalah terhadap mutu dan kepada masyarakat yang dilayani ?
7
e. Bagaimana dapat mengetahui masalah yang dipecahkan ? . Keadaan seperti apa yang
diinginkan ? Data apa saja yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan tersebut ?
7. Memilih tim
a.Menetapkan peran dan tanggung jawab tim, seperti ketua, notulen, fasilitator dan
anggota tim
8
maka dibuat hipotesa penyebabnya. Istilah hipotesa digunakan karena masih belum
jelas kebenarannya. Validitas penyebab masalah masih perlu diverifikasi kemudian,
dengan mengumpulkan data. Untuk itu perlu dibuat daftar sebanyaak mungkin
tentang penyebab-penyebab masalah tersebut, dapat dengan menggunakan diagram
pohon ( tree diagram ) atau force-field analysis atau metode 5-Why . Selain dengan
cara tersebut dapat juga dengan menggunakan pendapat para ahli ( expert opinion )
atau dengan voting. Tujuannya untuk dapat menghasilkan beberapa kemungkinan dari
banyak penyebab maasalah potensial yang diidentifikasi
Pendekatan yang paling sering dilakukan adalah membuka pikiran kreatif dengan
membuat daftar solusi yang potensial, kemudian review masing-masing alternative solusi
dan memilih salah satu yang dianggap paling efektif . Langkah yang sering digunakan
dalam membuat solusi adalah sebagai berikut :
b. Melaksanakan solusi ( Do )
9
Untuk mempermudah program menjaga mutu banyak Rumah Sakit yang membudayakan
konsep / menerapkan Gugus Kendali Mutu ( GKM ) bagi unit-unit pelayanan, dengan
demikian pemahaman tentang GKM harus dipahami oleh seluruh karyawan di Rumah
Sakit tersebut
Gugus Kendali Mutu ( Quality Control Circle ) adalah sekelompok kecil petugas yang secara
suklarela melakukan kegiatan-kegiatan pengendalian mutu di dalam tempat kerjanya sendiri.
Kelompok ini berpartisipasi aktif secra terus menerus dalam program kendali mutu,
mengembangkan diri, belajar dan mengajar bersama, dengan tehnik-tehnik kendali mutu.
GKM merupakan mekanisme formal fungsional yang dilembagakan yang bertujuan untuk
mencari pemecahan masalah yang tepat terhadap persoalan-persoalan yang menonjol di unit
kerjanya, dengan memberikan penekanan pada kreatifitas dan partisipasi petugas. Beberapa
hal yang perlu diketahui oleh unit penyelenggara GKM adalah sebagai berikut :
1. Tujuan GKM :
3. Sasaran GKM :
f. Kegiatan sukarela
10
h. Mampu bekerjasama daalam kelompok atau tim
i. Meningkatkan penghasilan
j. Menjaga mutu ( QA )
4. Prinsip-prinsip GKM :
b. Masalah yang dibahas merupakan masalaah nyata yang berada di tempat kerja
h. Berpikir inovatif, kreatif dan tidaak terjebak dengan pola pikir rutinitas
5. Pokok-pokok GKM :
Ada sepuluh pokok kegiatan GKM ( The ten Fundamentals for QC Circle Activities ),
sebagai berikut :
b. Sukarela ( voluntairness )
11
i. Kreativitas ( creativity )
j. Sadar mutu, sadar masalah dan sadar peningkatan mutu ( quality consciousness,
problem consciousness, improvement consciousness )
Kebijakan GKM
Kebijakan pimpinan atas orgaanisaasi , diperlukan sebagai acuan atau petunjuk utama
arah kegiatan GKM. Perlu dibuat secara jelas oleh manajemen , dapaat mencakup :
2. Sasaran :
a. Mengembangkan mutu
b. Mengurangi pemborosan
3. Kebijakan :
1) Keluhan petugas
3) Masalah kesejahteraan
4) Masalah kepegwaian
12
f. Memeriksa hasil perbaikan dan menilai
Jadi secara umum dalam menjaga mutu adalah penerapan standar yang selalu dievaluasi dan
diperbaiki apabila terjadi penyimpangan dari yang seharusnyaa dilakukan. Komitmen seluruh
pegawai dan pimpinan merupakan modal utama dalam pelaksanaan kegiatan. Diperlukan
komunikasi yang baik antar unit, saling terbuka dan saling menerima masukan yang
kemudian digunakan untuk perbaikan. Khusus CSSD merupakan posisi kunci dalam menjaga
mutu keseterilan barang / instrument yang akan digunakan dalam pelayanan kesehatan seperti
pembersihan luka, penjahitan luka atau operasi yang seluruh kegiatan tersebut merupakan
kegiatan yang berkaitan dengan mudahnya kuman masuk kejaringan tubuh manusia apabila
tidak dicegah atau dilakukan dengan instrument yang betul-betul steril. Kejujuran dan
dedikasi petugas di CSSD dituntut agar hasil yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan.
Oleh karena itu pelatihan dan pembinan yang terkait dengan ketrampilan tehnis serta sikap
yang professional perlu ditingkatkan. Dengan demikian diharapkan mutu produk dari CSSD
tetap optimal, sehingga aakan memberikan kepuasan pada konsumen baik internal maupun
eksternal
Soal Latihan :
13
14