Anda di halaman 1dari 30

PELAKSANAAN

KONSULTANSI KONSTRUKSI
DARI SISI PANDANG
AUDITOR
IR. KASRIANTO TARIGAN, MCRP, QIA, CFRA, AVS
AUDITOR MADYA
Audit intern
Audit intern adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan oleh
auditor intern terhadap operasi dan control yang berbeda-beda dalam organisasi untuk
menentukan  apakah (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan diandalkan
(2) Risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi (3)
peraturan ekstern serta kebijakan dan prosedur intern yang bisa diterima telah dipenuhi;
(4) kriteria operasi (kegiatan) yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumberdaya telah
digunakan secara efisien dan ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara
efektif serta dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan
membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.
a. Tujuan
1) Mendorong di Laksanakannya sistem pengendalian manajemen (SPM) demi tercapainya kinerja auditi
yang sudah ditetapkan.
2) Menilai ketaatan auditi terhadap ketentuan peraturan perundangan-undangan
3) Menilai kebenaran, keakuratan, dan keandalan informasi
mengenai pengelolaan dan tanggung jawab penggunaan
APBN
4) Menilai apakah kegiatan yang meliputi survey,investigation, design,land acquisition, construction,
operation, dan maintenance (SIDLACOM) dilaksanakan secara ekonomis, efisien, dan efektif.
5) Mendeteksi adanya indikasi kerugian negara sehubungan dengan butir 1) sampai dengan butir 4).
6) Memberikan saran/rekomendasi perbaikan kinerja audit
b. Sasaran:

Terpenuhinya penilaian 3K (ketaatan, kelengkapan, dan kebenaran), 2E (ekonomi dan


efisiensi) dalam pelaksanaan kegiatan, dan 1E (efektivitas) serta dampak hasil pelaksanaan
program.
Possible Audit Objective
Possible audit objective (PAO) adalah perkiraan temuan awal (sinyalemen) yang disusun
secara sederhana berdasarkan pertimbangan dan pemahaman tujuan audit dan informasi
lainnya yang dikumpulkan sebelum dilakukan audit lapangan.
Tentative Audit Objective

Tentative audit objective (TAO) adalah sasaran audit sementara yang merupakan pemantapan
dari PAO yang diperoleh melalui tahapan survey pendahuluan.
Firm Audit Objective

Firm audit objective (FAO) adalah sasaran audit yang merupakan hasil dari tahap
evaluasi sistem pengendalian manajemen
Sistem Pengendalian Manajemen

Sistem pengendalian manajemen (SPM) adalah sistem yang meliputi segala upaya yang
dilakukan dalam sebuah organisasi untuk mengarahkan seluruh kegiatan agar tujuan organisasi
dapat dicapai secara efektif, efisien, dan ekonomis dengan menggunakan 8 unsur, yaitu
pengorganisasian, perencanaan, kebijakan, prosedur, pencatatan, pelaporan, personalia, dan
reviu intern.
RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN
Pemeriksaan menyeluruh meliputi:

a. Pemeriksaan Administrasi Umum


Ruang lingkup pemeriksaan administrasi umum mencakup dokumen-dokumen/kegiatan
sebagai berikut:
1) Identitas dan tugas pokok
2) Struktur organisasi
3) Pengelolaan pelaksanaan tugas pokok
4) Dasar pelaksanaan kegiatan auditi (apakah PO sesuai dengan DIPA)
5) Penatausahaan kepegawaian,
6) Penatausahaan perlengkapan dan peralatan (SABMN) yang mencakup pemeliharaan dan
penghapusan.
7) Pengadaan barang/jasa
b. Pemeriksaan Administrasi Keuangan
Ruang lingkup pemeriksaan administrasi keuangan mencakup:
1) Pemeriksaan Kas Bendahara
2) Pemeriksaan terhadap tanda bukti penerimaan dan bukti pengeluaran
3) Pemeriksaan terhadap laporan keuangan
4) Pemeriksaan Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan CALK
5) Pemeriksaan atas hasil akhir (output) kegiatan sesuai DIPA
6) Pemeriksaan Program ditilik dari segi pertanggungjawaban Keuangan Negara
c. Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan terhadap:
1) Perencanaan (Survey, Investigation, Design (SID))
2) Pelelangan (persiapan, pemilihan penyedia jasa, tanda tangan kontrak)
3) Kontrak
4) Status Pelaksanaan
5) Manajemen Pengendalian
6) Kualitas
7) Manfaat serta dampak
Tahapan pemeriksaan
BAGAN ALIR PEMERIKSAAN
Pemeriksaan rinci mengikuti tahapan

1.Penetapan urutan prioritas masalah yang akan dilakukan pemeriksaan rincinya


2. Perumusan tujuan pemeriksaan rinci
3. Penyusunan program kerja pemeriksaan rinci
4. Pelaksanaan program kerja pemeriksaan rinci
5. Penyusunan kertas kerja pemeriksaan
6. Pengamanan kertas kerja pemeriksaan
7. Penyusunan berita pemeriksaan
8. Pembahasan berita pemeriksaan
DAFTAR SIMAK BIDANG KONSTRUKSI
DRAINASE
 PERENCANAAN
 PELAKSANAAN
 FISIK
 PENGAWASAN
 PEMERIKSAAN DOKUMEN
I PERENCANAAN
1 Master Plan
  a. Periksa apakah pekerjaan telah didukung dengan Masterplan
  b. Periksa apakah masterplan telah direviu
2 Feasibility Study (FS)
  a. Periksa apakah pekerjaan telah didukung dengan Feasibility Study (FS)

  b. Periksa apakah data primer dan sekunder yang digunakan akurat dan lengkap
c. Periksa apakah pemilihan teknologi telah sesuai dengan kemampuan masyarakat/pengelola
 
3 Detail Engineering Design (DED)/Reviu
  a. Periksa apakah pekerjaan telah didukung dengan DED/Reviu
  b. Periksa apakah pemilihan lokasi dan bangunan pelengkap sudah tepat
4 Engineers Estimate (EE)/Rencana Kerja dan Syarat-syarat
a. Periksa apakah pekerjaan telah didukung dengan EE
 
  b. Periksa apakah EE yang disusun telah akurat terutama pada pekerjaan utama
  c. Periksa apakah EE telah disusun berdasarkan survei harga pasar yang akurat
5 Ketersediaan lahan
  a. Periksa apakah lahan yang akan digunakan telah dibebaskan
b. Periksa apakah lingkungan/warga sekitar menyetujui pembangunan dan bangunan pelengkapnya
 
II PELAKSANAAN
A Pekerjaan Fisik
1 Pemeriksaan dan pengukuran awal lapangan (MC-0)
 
a. Periksa apakah telah dilakukan pemeriksaan dan pengukuran awal lapangan
 
b. Periksa apakah pemeriksaan dan pengukuran awal dilakukan dengan melibatkan 3 pihak
  (kontraktor, konsultan dan direksi)
c. Periksa apakah pemeriksaan dan pengukuran telah dilakukan dengan teliti untuk seluruh
  item pekerjaan
  d. Periksa apakah shop drawing telah disusun dengan akurat
e. Periksa apakah perhitungan volume pada MC-0 telah sesuai dengan shop drawing dan
  dokumen kontrak/perubahannya
2 Mobilisasi (lokasi, tenaga, peralatan)
 
  a. Periksa apakah mobilisasi telah dilaksanakan sesuai jadwal
b. Periksa apakah personil dan peralatan yang dimobilisasi telah sesuai dengan dokumen
  kontrak/perubahannya
3 Pelaksanaan pekerjaan
a. Periksa apakah spesifikasi teknis yang digunakan telah lengkap, mendetail dan sesuai dengan
  peraturan/teknologi terbaru
  b. Periksa apakah erdapat perubahan lokasi
c. Periksa Design Mix Formula (DMF) untuk
- Pekerjaan Beton
apakah desainnya telah sesuai dengan standar SNI

Periksa Job Mix Formula (JMF) untuk :


- Pekerjaan Beton
apakah campuran yang digunakan sesuai dengan desain
 

  d. Pengendalian material fabrikasi


  - Periksa apakah realisasi pengadaan material fabrikasi (U-ditch, mekanikal dan elektrikal dll) telah sesuai
  dengan spesifikasi yang ada dalam kontrak
    - Periksa apakah pengiriman material fabrikasi telah dilaksanakan tepat waktu
    - Periksa apakah pengecekan material fabrikasi telah dilakukan
  e. Pengendalian metode pekerjaan
    - Periksa apakah metode pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan sesuai dokumen kontrak
  - Pekerjaan pasangan : periksa apakah campuran mortar dan batu yang digunakan
sesuai dengan spesifikasi
 
- Pekerjaan beton : periksa apakah mutu beton yang digunakan sesuai desain,
periksa apakah pengujian mutu beton telah dilaksanakan sesuai spesifikasi

 
- Pekerjaan besi/baja : periksa apakah standar material besi/baja dan standar
sistem penyambungan konstruksi baja (las, mur/baut) terpenuhi
  - Periksa apakah metode pengujian material dan produk telah dilakukan sesuai
ketentuan
g. Pengendalian waktu
  - Periksa apakah pelaksanaan pekerjaan tepat waktu, bila terjadi keterlambatan
apakah telah dilakukan langkah-langkah sesuai ketentuan

h. Pengendalian Volume
  - Periksa apakah dimensi dan bangunan pelengkapnya telah sesuai dengan shop
drawing/as built drawing
  - Periksa apakah volume dalam dokumen kontrak/perubahannya, back up quanity
dan laporan harian-mingguan-bulanan telah sesuai dengan volume yang terpasang
di lapangan
B Pekerjaan Pengawasan
1 Mobilisasi

a. Periksa apakah mobilisasi telah dilaksanakan sesuai jadwal


 
b. Periksa apakah personil dan peralatan yang dimobilisasi telah sesuai dengan dokumen
  kontrak/perubahannya
2 Tenaga Ahli
a. Periksa apakah tenaga ahli yang dilibatkan kualifikasinya kurang kompeten sesuai dengan bidangnya
 
b. Periksa apakah jumlah personil/tenaga ahli tidak semua dimobilisasi sesuai dengan jumlah yang ada
  dalam kontrak
c. Periksa apakah terdapat tenaga ahli yang bekerja pada lebih dari satu paket pada waktu yang
  bersamaan
d. Periksa apakah daftar hadir personil fiktif
 

3 Waktu Pelaksanaan
a. Periksa apakah waktu pelaksanaan pekerjaan pengawasan sesuai dengan pekerjaan fisik
 

4 Produk yang Dihasilkan


a. Periksa apakah konsultan pengawas telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan KAK
 
b. Periksa apakah produk yang dihasilkan sesuai dengan KAK/TOR
 
c. Periksa apakah produk/laporan telah disampaikan tepat waktu
 
C Pemeriksaan dokumen
1 Pengendalian Ketaatan dokumen
a. Periksa apakah CCO telah didukung oleh justifikasi teknis yang sesuai
 
2 Pengendalian kualitas
a. Periksa apakah cara pengujian mutu bahan/pekerjaan telah tercantum dalam
kontrak/spesifikasi
 
b. Periksa apakah back up quality telah sesuai dengan kondisi di lapangan
 
3 Pengendalian kuantitas
a. Periksa apakah Laporan harian, mingguan, dan bulanan dibuat berdasarkan realitas di
lapangan
 
  b. Periksa apakah back up quantity telah sesuai dengan kondisi di lapangan
c. Periksa apakah volume dalam back up quantity telah sesuai dengan laporan harian,
mingguan, bulanan serta dokumen kontrak/perubahannya

 
III Pemanfaatan
 
1 Serah terima pekerjaan
a. Periksa apakah pemeliharaan setelah PHO (dalam masa pemeliharaan) telah dilakukan dengan
lengkap oleh Penyedia Jasa
 
b. Periksa apakah penerima pekerjaan (FHO) telah siap
 
2 Pengelolaan dan Pemanfaatan
  a. Periksa apakah telah ditunjuk pengelola setelah serah terima pekerjaan

  b. Periksa apakah dana pengoperasian setelah serah terima telah disiapkan secara memadai

  c. Periksa rencana keberlangsungan fungsi dan bangunan pelengkapnya setelah serah terima
pekerjaan
Beberapa Contoh Kasus Temuan
 1. Mengikuti beberapa paket secara bersamaan
 Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor : 14/PRT/M/2013 Tentang Perubahan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 Tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Dan Jasa
Konsultansi.
 Pasal 6d
 (1) Dalam hal Penyedia mengikuti beberapa paket pekerjaan konstruksi dalam waktu bersamaan dengan menawarkan peralatan
yang sama untuk beberapa paket yang diikuti dan dalam evaluasi memenuhi persyaratan pada masing-masing paket pekerjaan,
maka hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan dengan cara melakukan klarifikasi untuk
menentukan peralatan tersebut akan ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan lainnya dinyatakan peralatan tidak ada dan
dinyatakan gugur.
 (2) Ketentuan hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
dikecualikan dengan syarat kapasitas dan produktifitas peralatan secara teknis dapat menyelesaikan pekerjaan lebih dari 1 (satu)
paket.
 (3) Dalam hal Penyedia mengikuti beberapa paket pekerjaan konstruksi atau jasa konsultansi dalam waktu bersamaan dengan
menawarkan personil yang sama untuk beberapa paket yang diikuti dan dalam evaluasi memenuhi persyaratan pada masing-masing
paket pekerjaan, maka hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan dengan cara melakukan klarifikasi
untuk menentukan personil tersebut akan ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan lainnya personil dinyatakan tidak ada dan
dinyatakan gugur.
2. Pos yang Duplikasi

 a. Kesehatan dan keselamatan kerja masih masuk dalam item pekerjaan persiapan.

No Uraian Satuan Volume Harga Satuan Jumlah Harga


(Rp) (Rp)

8 Kesehatan dan keselamatan kerja ls 1 407.675.000 407.675.000

 b. Pembersihan dan perapihan lokasi kembali masuk dalam item pekerjaan lain-lain
dimana seharusnya memang sudah termasuk dari tanggung jawab Penyedia Jasa untuk
mengembalikan ke kondisi semula

No Uraian Satuan Volume Harga Satuan Jumlah Harga


(Rp) (Rp)
D Pekerjaan Lain-Lain ls 1 10.000.000 10.000.000
1. Pembersihan dan perapihan lokasi
pekerjaan
 a) Pembebanan kelengkapan K3 sebagai item tersendiri dalam Pekerjaan Persiapan bertentangan dengan Permen PU Nomor 7 tahun 2011 dimana
perhitungan biaya penangananan K3 tersebut sudah merupakan satu kesatuan dengan biaya pelaksanaan konstruksi, yang diperhitungkan dalam Analisa
Harga Satuan pada setiap jenis pekerjaan yang mengandung risiko K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
 17. Harga Penawaran
 17.3 Biaya overhead termasuk untuk penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan keuntungan serta semua pajak, bea, retribusi, dan
pungutan lain serta biaya asuransi yang harus dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi ini telah diperhitungkan dalam total
harga penawaran.
 Berdasarkan Permen PU No. 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum Pasal 20, disebutkan:
 (1) Biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU dialokasikan dalam biaya umum yang mencakup:
 Penyiapan RK3K; Sosialisasi dan promosi K3; Alat pelindung kerja; Alat pelindung diri; Asuransi dan perijinan; Personil K3; Fasilitas sarana
kesehatan; Rambu-rambu; dan Lain-lain terkait pengendalian risiko K3.
 Mengacu pada ketentuan tersebut di atas seharusnya PPK tidak memberikan item pekerjaan Pelaksanaan K3 sebagai item tersendiri. Selain itu, pokja
seharusnya menjelaskan pada saat melakukan aanwijzing sehingga para penyedia jasa tidak mengalokasikan biaya K3 dalam mata pembayaran tersendiri
tetapi telah mengalokasikan dalam biaya overhead/ biaya umum.

 b) Berdasarkan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), menjelaskan bahwa:


 Pekerjaan Finishing
 Pekerjaan ini berupa penimbunan kembali tanah bekas galian dan perataan kembali seluruh tapak pekerjaan kedalam kondisi semula termasuk
memperbaiki kembali sarana yang terbongkar sementara untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan (bila ada). Pekerjaan ini antara lain berupa:
 Meratakan kembali permukaan tanah yang tidak beraturan bekas pelaksanaan pekerjaan termasuk penimbunan kembali bekas galian untuk pondasi dan
lain-lain
 Memperbaiki dan memfungsikan kembali semua utilitas eksisting yang terkena bongkaran karena penggalian (bila ada)
 Membuang tanah sisa galian yang tidak digunakan lagi keluar lokasi proyek
 Mengeluarkan kembali dari lokasi pekerjaan semua sisa material, peralatan dan perlengkapan lainnya yang telah digunakan dalam pembangunan menara
air ini.
 Membongkar/memindahkan semua bangunan Direksi keet, Keet penyedia Jasa Gudang bahan dan lain-lain ketempat yang ditentukan, kecuali ditentukan
lain oleh pemberi tugas.
 c. Bongkar Bekisting
 Terdapat pekerjaan bongkar bekisting sebagai item pekerjaan sendiri dalam pekerjaan B3. Pekerjaan Beton,
sementara dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat uraian pekerjaan tersebut melekat dalam pekerjaan dan
pembayaran bekisting.
 Dalam Rancangan Kerja dan Syarat-Syarat 3. Bekisting, disebutkan:
 3.1.1 Lingkup Pekerjaan
 Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk dalam Bab ini termasuk perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran dari semua cetakan beton serta penunjang untuk
semua cor seperti diperlukan dan diperinci berikut dalam bagian lain bab ini.
 Metode pembongkaran beton lebih lanjut dijelaskan dalam sub bab 3.3.11. Pembongkaran Cetakan dan Pengencangan Kembali Perancah (rehoring).
  
 c. Pembersihan semua fasilitas sementara, material site, dan lain-lain
 Terdapat pekerjaan Pembersihan semua fasilitas sementara, material site, dan lainlain senilai Rp9.000.000 (1 Ls) sebagai item pekerjaan sendiri dalam pekerjaan
A.Persiapan. Uraian pekerjaan tersebut tidak tercantum sebagai item pekerjaan yang
 dapat dibayarkan dalam Permen PU No.11/PRT/M/2013 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum. Dalam Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat Bagian II Spesifikasi Teknis Sub Bab 2.
 Mobilisasi dan Demobilisasi disebutkan bahwa:
 2.1. Umum
 2.1.1 Uraian
 Cakupan kegiatan mobilisasi dan demobilisasi yang diperlukan dalam kontrak ini akan tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan
sebagaimana yang telah diisyaratkan dan harus memenuhi hal-hal sebagai berikut:
 a) Mobilisasi peralatan dan material sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen kontrak
 b) Demobilisasi dilakukan pada saat akhir kontrak. Demobilisasi meliputi pemindahan semua instalasi, peralatan serta perlengkapan yang ada selama pekerjaan
berlangsung termasuk pembersihan semua fasilitas sementara, pohon, material sisa dan lain-lain yang terdapat di lokasi pekerjaan.
 Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan bersih dan siap digunakan. Kontraktor harus mengembalikan lokasi pekerjaan
seperti kondisi semula sebelum pekerjaan berlangsung. Semua sampah atau kotoran hasil pekerjaan konstruksi harus dibersihkan dan dibuang ke luar lokasi
pekerjaan.
 d. Pekerjaan Pembuatan Pengujian Mutu Beton
 Dalam uraian pekerjaan terdapat pembayaran untuk pekerjaan pembuatan pengujian mutu beton senilai
Rp37.352.000 (46 buah). Pembayaran untuk item ini tidak diperkenankan karena seharusnya melekat pada
pekerjaan B.3 Beton dengan mutu 20 Fc MPA.
 Cara pengambilan contoh bahan sesuai dengan SNI 03-2458-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Untuk Campuran Beton Segar.
 Butir b. Pengajuan Kesiapan Kerja
 - Kontraktor harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang akan digunakan dan dilengkapi dengan data pengujian yang memenuhi
seluruh sifat bahan sesuai dengan spesifikasi ini.
 - Kontraktor harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing masing mutu beton yang akan digunakan minimal 30 hari
sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai.
 - Kontraktor harus menyerahkan secara tertulis seluruh hasil pengujian pengendalian mutu sesuai dengan ketentuan kepada Direksi
Pekerjaan sehingga data tersebut selalu tersedia apabila diperlukan.
 - Kontraktor harus menyerahkan hasil pengujian percobaan campuran beton (trial mix) berdasarkan kuat tekan beton yang harus
dilaksanakan untuk umur 3 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari setelah tanggal pencampuran sesuai dengan SNI 031974-1990 tentang Metode
Pengujian Kuat Tekan Beton.
 - Kontraktor harus mengirimkan gambar kerja detail dan perhitungan terinci untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan harus
memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.
 - Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis mengenai rencana pelaksanaan pencampuran atau pengecoran setiap
jenis beton untuk mendapatkan persetujuannya paling sedikit 24 jam sebelum pelaksanaan, seperti yang disyaratkan disertai dengan
metode pengecoran, kapasitas peralatan yang digunakan, tanggung jawab personil dan jadwal pelaksanaannya.
 Berdasarkan ketentuan di atas, kontraktor seharusnya menyampaikan pengujian trial mix beton berdasarkan kuat tekan beton yang harus
dilaksanakan untuk umur 3 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari setelah tanggal pencampuran sesuai dengan SNI 031974-1990 tentang Metode
Pengujian Kuat Tekan Beton. Pengujian tersebut merupakan satu kesatuan dengan pekerjaan beton dan bukan dibayar dengan item
pekerjaan tersendiri. Sehingga dalam pembayaran terdapat pembayaran yang tidak dapat dibenarkan senilai Rp37.352.000,-
3. Perubahan pekerjaan masih meninggalkan item pekerjaan
lama

 Contoh: Pekerjaan Plesteran (1pc:3psr) tebal 5 mm dan Acian tebal 3mm pada pekerjaan pasangan
 Dalam kontrak awal, salah satu pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pekerjaan pasangan (B2)
yang meliputi pasangan batu, plesteran, dan acian.
 Dalam addendum kontrak, uraian pekerjaan pasangan batu dihilangkan.
 Pemeriksaan di lapangan pada tanggal …. menunjukkan tidak ada pekerjaan pasangan batu. Namun
demikian, pekerjaan plesteran dan acian justru ditambah volumenya. Hal ini menunjukkan
ketidakkonsistenan dalam pelaksanaan pekerjaan.
 Contoh lain: Paralatan dari pekerjaan jalan dengan aspal menjadi pekerjaan jalan dengan beton
4. Harga Satuan yang tidak sesuai dengan pekerjaannya

 Contoh Kasus Beton bertulang K225 menyebabkan nilai rasio besi yg berbeda-beda untuk
setiap jenis struktur (kolom, balok, plat) maupun jenis dimensinya. Dalam kasus ini cor
Plat lantai 20 cm K225 dibayar dengan cor plat lantai 15 cm K225.
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai