Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PRAKTIKUM

METROLOGI

Dikerjakan Oleh:

ADRIANSYAH
F331 18 128

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Banyak produk yang beredar di pasaran tidak memenuhi standar kwalitas pasar,
sehingga produk tersebut tidak layak di pasaran, karena pada saat menggunakan produk
tersebut tidak kuat, bentuknya tidak sesuai dengan keinginanan konsumen serta harganya
yang relative mahal. Hal ini akan berdampak pada kerugian produsen yang memproduksi
produk tersebut , akibatnya terjadi penurunan produksi serta dapat menghilangkan
kepercayaan konsumen kepada produk tersebut.
Untuk mengatasi masalah di atas maka perlu di lakukan langkah- langkah yang
sistemetis dan akurat, langkah pencegahan yang perlu kita lakukan yaitu dengan mengadakan
pengendalian mutu, salah satu cara pengendalian mutu yaitu kita melakukan dengan
pengukuran dimensi
Pengukuran dimensi ini mempunyai dua sasaran utama yaitu :
1. untuk memeriksa apakah dimensi produk masuk ke dalam spesifikasi teknik atau
tidak
2. Memeriksa apakah proses yang di lakukan masih dalam batas batas kendali
pengendalian mutu proses di lakukan untuk mengetahui perlakuan proses terhadap
material yang meliputi sistem pekerjaan yang di lakukan operator dalam melakukan
pengukuran dan juga untuk menjamin bahwa produk yang ke konsumen benar benar
telah memenuhi standar mutu, agar konsumen selalu memekai produk tesebut. Setelah
di lakukan pengendalian mutu maka kita dapat mengetahui apakah produk tersebut
layak beredar di pasaran atau tidak, dan juga untuk mengetahui dari sekian banyak
3. produk yang akan beredar tidak masuk dalam spesifikasi teknik, sehingga perusahaan
dapat mengambil langkah-langkah perbaikan mutu sebelum beredar ke konsumen

1.2 TUJUAN
a) Tujuan umum
1. merencanakan pengendalian mutu dalam satu produk
2. melakuakan analisa mutu produk dari pengendalian produk
b) Tujuan khusus
1. mengukur dimensi sampel atau produk.
2. memisahkan sampel atau produk yang tidak memenuhi standar dimensi.
3. menganalisa produk proses
4. memberikan rekomendasi kepada bagian produksi berdasarkan hasil analisis
tersebut di atas
1.3 RUMUSAN MASALAH
Pengukuran dimensi pada sampel baut harus di lakukan sebagai proses rutin
kendali mutu, untuk menjamin mutu produk serta selalu dalam dalam batas-batas
kendali. Jumlah sampel yang di ambil adalah 23 buah dengan tingkat penerimaan 3
bila ada yang lebih dari tiga sampel yang keluar dari spesifikasi, maka proses
produksi dapat segera di hentikan untuk mengidentifikasi masalah mutu yang terjadi.
Begitu juga bila prilaku proses menunjukkkan kecenderungan yang tidak normal,
maka proses juga dapat di hentikan.
Karakteristik mutu di tentukan sebagai berikut:
1. panjang baut, L1 = 140 + 40 mm
2. panjang ulir (baut), L2 = 50 + 4 mm
3. diameter ulir luar, D2 = 8 + 0,5 mm
4. diameter ulir dalam, D1 = 6 + 0,5 mm
5. jarak bagi P = 2,15 + 0,05 mm

Gambar 1. Benda Kerja

1.4 PROSES IDENTIFIKASI MASALAH


1. Identifikasi masalah mutu produk( dalam hal dimensi) bila ada, lakukan analisis sebab
akibat. Apa rekomendasi anda tentang masalah tersebut.
2. Hitung rata-rata data hasil pengukuran
3. Hitung rentang dari data-data tersebut.
4. Hitung batas-batas kendali dengan batas kendali tindakan 3 sigma.
5. Buat kurva distribusi, dan tentukan berapa sampel yang keluar spec. (konfirmasikan
dengan poin 1 diatas)
6. Buat histogram dengan jumlah kelas 8 ( delapan)
7. Buat peta kendali Variabel berdasarkan hasil perhitungan poin 4
8. Identifikasi masalah mutu proses. Bila ada lakuakan analisis sebab akibat
9. Buat rekomendasi anda tentang proses (poin 5 s/d 8)
10. Buat laporan uji mutu.
BAB II

TEORI DASAR
2.1 Definisi pengukuran
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang belum diketahui dengan
besaran yang telah distandarkan. Besaran standar ini biasanya terdapat atau terpasang pada
alat ukur, dan alat ukur ini harus di kalibrasikan agar bisa mengukur dengan baik dan tepat.
Metrologi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari tentang cara-cara pengukuran besaran
teknik, sedangkan Metrologi industri adalah ilmu dan teknologi yang mempelajari
pengukuran karateristik geometri suatu produk hasil proses produksi dengan menggunakan
alat ukur tertentu dan cara pengukuran tertentu untuk mendapatkan hasil pengukuran yang
mendekati nilai sebenarnya. Besaran merupakan sesuatu yang mempunyai nilai dan satuan,
sedangkan satuan adalah sesuatu yang mendefinisikan besaran.
a) Jenis-jenis Besaran
 Besaran pokok, merupakan besaran yang sesuai dengan standar internasional.

Tabel 2.1 Besaran Pokok

 Besaran turunan, merupakan besaran yang diperoleh dari beberapa variabel besaran
pokok dalam bentuk persamaan

Tabel 2.2 Besaran Turunan


b) Aspel-aspek pengukuran
Suatu pengukuran dapat dilakukan untuk mengukur suatu benda yang berwujud
maupun tidak berwujud. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan tiga aspek
pengukuran sebagai berikut :
 Aspek Fisik
Contoh dari aspek fisik adalah berat, massa, temperatur, tekanan, densitas, dll.
Pengukuran aspek fisik dipelajari dalam pengukuran teknik (engineering
measurement).
 Aspek Mekanik
Contoh dari pengukuran aspek mekanik adalah kekuatan (strenght), keuletan
(ductility), kekerasan (hardness), ketangguhan (toughness). Pengukuran aspek mekanik
dipelajari dalam material teknik (materials science and engineering)
 Aspek Geometrik
Aspek geometri terdiri dari dimensi (diameter, panjang, lebar, dll), bentuk
(kesejajaran, kelurusan, kedataran, kemiringan atau sudut, kebulatan, ketegaklurusan,
kekasaran permukaan, posisi.) Pengukuran aspek geometrik dipelajari dalam metrologi
industri.
c) Jenis-jenis pengukuran metrology
Pada pengukuran metrologi industri, ada beberapa jenis pengukuran yang dapat
dilakukan dalam metrologi industri yaitu :
 Pengukuran linear
Suatu pengukuran besaran panjang yang menggunakan alat ukur langsung yang telah
terkalibrasi dan hasil pengukuran dapat diperoleh sacara langsung. Contoh :
menggunakan mikrometer.

Gambar 2.1 Mikrometer dan Jangka Sorong

 Pengukuran sudut
Suatu pengukuran sudut yang menggunakan alat ukur sudut yang telah terkalibrasi
dan hasil pengukuran dapat diperoleh secara langsung. Contoh : menggunakan busur
bilah.
Gambar 2.2 Busur Bilah

 Pengukuran profil
Suatu pengukuran yang membandingkan bentuk suatu produk dengan bentuk acuan
(standar) pada layar dari alat ukur proyeksi. Contoh : menggunakan profile proyector.

Gambar 2.3 Profile Proyector


 Pengukuran ulir
Suatu pengukuran yang mengukur jarak antar ulir pada suatu produk. Contoh :
menggunakan mikrometer ulir.

Gambar 2.4 Mikrometer Ulir


 Pengukuran roda gigi
Suatu pengukuran yang mengukur pitch pada roda gigi. Contoh: menggunakan
mikrometer roda gigi.

Gambar 2.5 Mikrometer Roda Gigi


 Pengukuran posisi
Suatu pengukuran yang menggunakan sensor yang dapat digerakkan dalam ruang
yang digunakan untuk menentukan posisi. Contoh : menggunakan coordinate measuring
machine (CMM).

Gambar 2.6 Coordinate Measuring Machine


 Pengukuran kerataan dan kedataran
Suatu pengukuran yang mengukur kerataan dan kedataran permukaan suatu produk,
Contoh : menggunakan square level.

Gambar 2.7 Square Level

 Pengukuran kekasaran permukaan


Suatu pengukuran yang mengukur kekasaran permukaan suatu produk. Contoh :
menggunakan surface roughness tester.

Gambar 2.8 Surface Roughness Tester

2.2 Quality Control


Banyak produk dapat bersaing di pasaran apabila produk tersebut memiliki mutu
yang baik dan sesuai dengan keinginan konsumen. Oleh karena itu setiap perusahaan
yang memeproduksi suatu barang selalu melakukan inovasi-inovasi untuk memeperbaiki
mutu produknya, sehingga mendapatkan kepercayaan penuh dari konsumen. Oleh sebab
itu pengendalian mutu sudah menjadi salah satu stategi bisnis saat ini, karena kendali
mutu di maksud untuk menjaga serta menjamin bahwa produk atau jasa yang di hasilkan
adalah yang Akan terus akan dipilih oleh konsumen. Dalam hal ini ada dua cara yang
perlu di ambil agar produk yang di hasilakan tetap di pilih oleh pihak konsumen, yaitu
 speifikasi produk di buat harus berdasarkan dengan keinginanan konsumen di
pasaran ( sesuai dengan kebutuhan pasar sekarang).
 Produk akhir yang di hasilkan adalah yang telah lulus pemeriksaan mutu yang
bertaraf internasional

Untuk menunjang pencapaian standar mutu produk maka harus di jamin adanya
proses yang normal dan terkendali. Hal ini dapat di lakukan dengan cara memperhatikan
faktor-faktor pendukung yang di antara lain adalah faktor manusia (operator) mesin,
metoda (sistem), serta material. Selain itu, untuk dapat mengidentifikasikan
kemungkinan penyebab-penyebab suatu masalah pada suatu produk perlu di buatkan satu
diagram yakni diagram sebab akibat, sehingga kerugian yang di timbulkan pada
perlakuan proses dapat dihindari bahkan di diperkecil .
Adapun cara yang lain di gunakan untuk menganalisa data dengan mengetahui
batas-batas kendali ukuran dimensi sutau produk yaitu dengan membuat grafik peta
kendali yang terdiri dari empat garis horizontal, yaitu garis (BKA) yang menunjukkan
batas kendali atas, garis (T) yang menunjukkan target, garis ( ) yang menunjukkan
nilai rata-rat dan garis (BKB) yang menunjukkan batas kendali bawah. Selama titik atau
nilai rata-rata ( ) berada dalam batas kendali baik batas kendali atas maupun kendali
bawah, maka proses produksi di anggap dalam kendali dan tidak di perlukan adanya
tindakan penghentian proses produksi, bila sebaliknya satu titik atau lebih berada di luar
batas kendali baik batas kendali atas (BKA) maupun batas kendali bawah(BKB) akan di
lakukan tindakan pemberhentian proses produksi dan harus di ketahui penyebab hal
sehingga proses produksi di hentikan sebelum produk di pasarkan. Di samping itu juga
ada cara lain di gunakan untuk menganalisa data dengan menggunakan diagram
histogram. Dengan diagram ini kita dapat menentukan jumlah Variasi terbesar yang
terjadi didalam proses bentuk diagram ini bermacam-macam sesuai dengan jumlah dari
frekuensi data yang di dapatkan. Sehingga tiap bentuk dari diagram ini dapat
megidentifikasikan masala-masalah perlakuan proses yang berbeda pula.
Adapun rumus-rumus yang digunakan untuk menganalisa dari semua karakteristik
ukuran adalah:

1. Menghitung rata-rata = =

2. Menghitung standar defiasi = =

3. Menghitung batas kendali atas (BKA) = BKA = + .


4. Menghitung batas kendali bawah (BKB) = BKB = - .
5. Grafik dengan batas-batas kendali.
6. Menghitung rentang (R) =R = max - min
8. Diagram histogram =

BAB III
ALAT DAN BAHAN

3.1 Jangka Sorong

3.2 Optikal Profil Proyektor


3.3 L1 Jangka Sorong

Sampel 1 2 3
1 140 139 139
2 139 140 140
3 139 140 140
4 140 139 139
5 139 140 139
6 140 139 140
7 139 140 139
8 140 139 139
9 140 140 139
10 139 139 140
11 139 140 139
12 139,5 140 139
13 139 140 139
14 139 140 140
15 140 139 140
16 139 139 140
17 140 139 139
18 139 140 139
19 140 140 139
20 139 139 139
21 139 140 140
22 140 139 140
23 139 140 139
24 140 139 140
25 140 139 139
26 140 139 139
27 139 139 140
28 140 139 140
29 139 140 140
30 140 139 140
31 140,9 140,9 140,8
32 140,6 140,2 140,8
33 139,6 139,8 140,2
34 140,9 140,8 140,2
35 139,6 139,8 139,2
36 140,8 140,2 140
37 139,8 140,2 139,8
38 140,2 140,2 140,6
39 140,6 140,6 140,2
40 140,8 140,6 140,6
41 139,8 139,6 140
42 140,2 140,6 140,6
43 140,2 139,8 139,8
44 139,9 139,9 140
45 139,5 140 140,2

3.4 L2 Jangka Sorong

sampel 1 2 3
1 53 52 53
2 52 53 52
3 52 53 53
4 53 52 52
5 53 52 52
6 53 53 52
7 53 52 53
8 52 53 53
9 52 53 53
10 52 53 52
11 52 53 53
12 53 52 53
13 53 52 53
14 54 53 53
15 53 53 53
16 53 52 53
17 52 53 53
18 52 52 52
19 53 52 53
20 52 52 53
21 52 52 53
22 53 52 52
23 52 52 53
24 52 53 53
25 52 52 53

3.5 D2 Optik Profil Proyektor

sampel 1 2 3
1 7,64 7,66 7,67
2 7,81 7,71 7,68
3 7,66 7,68 7,68
4 7,65 7,72 7,64
5 7,68 7,69 7,66
6 7,7 7,68 7,66
7 7,65 7,66 7,68
8 7,66 7,63 7,63
9 7,65 7,74 7,65
10 7,69 7,65 7,68
11 7,71 7,72 7,73
12 7,67 7,59 7,74
13 7,67 7,62 7,63
14 7,7 7,78 7,66
15 7,66 7,65 7,7

3.6 D1 Optik Profil Proyektor

sampel 1 2 3
1 6,33 6,37 6,29
2 6,27 6,26 6,28
3 6,28 6,32 6,3
4 6,27 6,24 6,22
5 6,32 6,29 6,27
6 6,26 6,27 6,3
7 6,35 6,26 6,21
8 6,2 6,21 6,18
9 6,19 6,2 6,23
10 6,24 6,3 6,76
11 6,23 6,24 6,24
12 6,3 6,33 2,67

3.7 P Optik Profil Proyektor

Sampel 1 2 3
1 1,29 1,24 1,21
2 1,24 1,21 1,23
3 1,23 1,21 1,24
4 1,08 1,19 1,11
5 1,26 1,22 1,24
6 1,18 1,2 1,24
7 1,2 1,24 1,26
8 1,18 1,22 1,24
9 1,29 1,24 1,22
10 1,23 1,21 1,24
11 1,25 1,22 1,24
12 1,29 1,24 1,25
13 1,25 1,28 1,26
14 1,22 1,24 1,27
15 1,29 1,28 1,24

BAB IV

PERHITUNGAN
4.1 ANALISA PERHITUNGAN

1. PERHITUNGAN PANJANG BAUT ( L1 )

Dari data yang diperoleh maka:

 Menghitung rata-rata = =

=139,46

 R̅ = =

= 0,79 mm

 Batas Kendali Atas

UCL BKA = + 1,023 x R̅

= 139,7 + 1,023 x 0,79

= 140,53 mm

 Batas Kendali Bawah

UCL BKB = – 1,023 x R̅

=140,104 – 1,023 x 0,22

= 139,879 mm

 Standar Deviasi

σ=
= 0,438 mm

 GRAFIK HISTOGRAM

 Peta Kendali
Sampel 1 2 3 X' R
1 140 139 139 139,3333 1
2 139 140 140 139,6667 1
3 139 140 140 139,6667 1
4 140 139 139 139,3333 1
5 139 140 139 139,3333 1
6 140 139 140 139,6667 1
7 139 140 139 139,3333 1
8 140 139 139 139,3333 1
9 140 140 139 139,6667 1
10 139 139 140 139,3333 1
11 139 140 139 139,3333 1
12 139,5 140 139 139,5 1
13 139 140 139 139,3333 1
14 139 140 140 139,6667 1
15 140 139 140 139,6667 1
16 139 139 140 139,3333 1
17 140 139 139 139,3333 1
18 139 140 139 139,3333 1
19 140 140 139 139,6667 1
20 139 139 139 139 0
21 139 140 140 139,6667 1
22 140 139 140 139,6667 1
23 139 140 139 139,3333 1
24 140 139 140 139,6667 1
25 140 139 139 139,3333 1
26 140 139 139 139,3333 1
27 139 139 140 139,3333 1
28 140 139 140 139,6667 1
29 139 140 140 139,6667 1
30 140 139 140 139,6667 1
31 140,9 140,9 140,8 140,8667 0,1
32 140,6 140,2 140,8 140,5333 0,6
33 139,6 139,8 140,2 139,8667 0,6
34 140,9 140,8 140,2 140,6333 0,7
35 139,6 139,8 139,2 139,5333 0,6
36 140,8 140,2 140 140,3333 0,8
37 139,8 140,2 139,8 139,9333 0,4
38 140,2 140,2 140,6 140,3333 0,4
39 140,6 140,6 140,2 140,4667 0,4
40 140,8 140,6 140,6 140,6667 0,2
41 139,8 139,6 140 139,8 0,4
42 140,2 140,6 140,6 140,4667 0,4
43 140,2 139,8 139,8 139,9333 0,4
44 139,9 139,9 140 139,9333 0,1
45 139,5 140 140,2 139,9 0,7
139,7193 0,795556
Rata-rata (Mean)
X R
UCL LCL
139,33 139,72 140,5331 138,9054
139,67 139,72 140,5331 138,9054
139,67 139,72 140,5331 138,9054
139,33 139,72 140,5331 138,9054
139,33 139,72 140,5331 138,9054
139,67 139,72 140,5331 138,9054
139,33 139,72 140,5331 138,9054
139,33 139,72 140,5331 138,9054
139,67 139,72 140,5331 138,9054
139,33 139,72 140,5331 138,9054
139,33 139,72 140,5331 138,9054
139,50 139,72 140,5331 138,9054
139,33 139,72 140,5331 138,9054
139,67 139,72 140,5331 138,9054
139,67 139,72 140,5331 138,9054
139,33 139,72 140,5331 138,9054
139,33 139,72 140,5331 138,9054
139,33 139,72 140,5331 138,9054
139,67 139,72 140,5331 138,9054
139,00 139,72 140,5331 138,9054
139,67 139,72 140,5331 138,9054
139,67 139,72 140,5331 138,9054
139,33 139,72 140,5331 138,9054
139,67 139,72 140,5331 138,9054
139,33 139,72 140,5331 138,9054
139,33 139,72 140,5331 138,9054
139,33 139,72 140,5331 138,9054
139,67 139,72 140,5331 138,9054
139,67 139,72 140,5331 138,9054
139,67 139,72 140,5331 138,9054
140,87 139,72 140,5331 138,9054
140,53 139,72 140,5331 138,9054
139,87 139,72 140,5331 138,9054
140,63 139,72 140,5331 138,9054
139,53 139,72 140,5331 138,9054
140,33 139,72 140,5331 138,9054
139,93 139,72 140,5331 138,9054
140,33 139,72 140,5331 138,9054
140,47 139,72 140,5331 138,9054
140,67 139,72 140,5331 138,9054
139,80 139,72 140,5331 138,9054
140,47 139,72 140,5331 138,9054
139,93 139,72 140,5331 138,9054
139,93 139,72 140,5331 138,9054
139,90 139,72 140,5331 138,9054
R UCL LCL
1 0,796 1,609 0
1 0,796 1,609 0
1 0,796 1,609 0
1 0,796 1,609 0
1 0,796 1,609 0
1 0,796 1,609 0
1 0,796 1,609 0
1 0,796 1,609 0
1 0,796 1,609 0
1 0,796 1,609 0
1 0,796 1,609 0
1 0,796 1,609 0
1 0,796 1,609 0
1 0,796 1,609 0
1 0,796 1,609 0
1 0,796 1,609 0
1 0,796 1,609 0
1 0,796 1,609 0
1 0,796 1,609 0
0 0,796 1,609 0
1 0,796 1,609 0
1 0,796 1,609 0
1 0,796 1,609 0
1 0,796 1,609 0
1 0,796 1,609 0
1 0,796 1,609 0
1 0,796 1,609 0
1 0,796 1,609 0
1 0,796 1,609 0
1 0,796 1,609 0
0,1 0,796 1,609 0
0,6 0,796 1,609 0
0,6 0,796 1,609 0
0,7 0,796 1,609 0
0,6 0,796 1,609 0
0,8 0,796 1,609 0
0,4 0,796 1,609 0
0,4 0,796 1,609 0
0,4 0,796 1,609 0
0,2 0,796 1,609 0
0,4 0,796 1,609 0
0,4 0,796 1,609 0
0,4 0,796 1,609 0
0,1 0,796 1,609 0
0,7 0,796 1,609 0

 Analisa Masalah
Dari peta kendali diameter luar ulir (L1) diperoleh bahwa dari 45 sampel

tersebut ada 3 titik berada di luar batas kendali bawah ( BKB ). Dan 1 titik yang

melewati BKA. Sehingga untuk proses pembuatan Baut (L1) Hal ini berarti produk

tersebut dalam keadaan tidak normal.


Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor – faktor kesalahan yang

mempengaruhi spesimen di bawah ini:

- Faktor manusia
Karena proses berjalan terus menerus sehingga menyebabkan manusia tersebut

menjadi lelah dan dapat menyebabkan kurang teliti pada saat melakukan

pengukuran selanjutnya.

- Faktor mesin
Penggunaan mata pahat yang terus menerus tanpa adanya pemeliharaan akan

menyebabkan keausan sehingga output kurang/lebih dari nilai yang ditargetkan.

Sehingga pada produksinya banyak spsimen yang melewati keluar dari batas

kendali atas (BKA) dan batas kendali bawah(BKB).

2. PERHITUNGAN PANJANG ULIR ( L2)

Dari hasil data yang di peroleh maka:

 Menghitung rata-rata = =

= 52,45

 R̅ = =

= 0,69 mm

 Batas Kendali Atas

UCL BKA = + 1,023 x R̅


= 52,45 + 1,023 x 0,69

= 53.16 mm
 Batas Kendali Bawah

UCL BKB = – 1,023 x R̅

=52,45 - 1,023 x 0,69

= 51,74 mm

 Standar Deviasi

σ=

= 0.8016 mm

 HISTOGRAM

 Peta Kendali
sampel 1 2 3 R
1 53 52 53 52,66667 1
2 52 53 52 52,33333 1
3 52 53 53 52,66667 1
4 53 52 52 52,33333 1
5 53 52 52 52,33333 1
6 53 53 52 52,66667 1
7 53 52 53 52,66667 1
8 52 53 53 52,66667 1
9 52 53 53 52,66667 1
10 52 53 52 52,33333 1
11 52 53 53 52,66667 1
12 53 52 53 52,66667 1
13 53 52 53 52,66667 1
14 54 53 53 53,33333 1
15 53 53 53 53 0
16 53 52 53 52,66667 1
17 52 53 53 52,66667 1
18 52 52 52 52 0
19 53 52 53 52,66667 1
20 52 52 53 52,33333 1
21 52 52 53 52,33333 1
22 53 52 52 52,33333 1
23 52 52 53 52,33333 1
24 52 53 53 52,66667 1
25 52 52 53 52,33333 1
26 52 52 53 52,33333 1
27 53 53 54 53,33333 1
28 52 52 52 52 0
29 53 52 53 52,66667 1
30 52 53 52 52,33333 1
31 51,4 51,2 51,8 51,46667 0,6
32 51,4 51,8 52 51,73333 0,6
33 52,7 52,8 52,6 52,7 0,2
34 52,48 52,6 52,68 52,58667 0,2
35 52,5 52,6 52,8 52,63333 0,3
36 51,6 51,8 51,6 51,66667 0,2
37 51,8 51,6 51,8 51,73333 0,2
38 52,4 52,6 52,8 52,6 0,4
39 51,8 51,6 51,8 51,73333 0,2
40 52,8 52,6 52,4 52,6 0,4
41 52,7 52,68 52,6 52,66 0,1
42 51,5 51,6 51,68 51,59333 0,18
43 52,7 52,8 52,6 52,7 0,2
44 52,5 52,6 52,68 52,59333 0,18
45 52,68 52,6 52,7 52,66 0,1
52,45 0,69
Rata-rata (Mean)

UCL LCL
52,67 52,45 53,1578 51,74561
52,33 52,45 53,1578 51,74561
52,67 52,45 53,1578 51,74561
52,33 52,45 53,1578 51,74561
52,33 52,45 53,1578 51,74561
52,67 52,45 53,1578 51,74561
52,67 52,45 53,1578 51,74561
52,67 52,45 53,1578 51,74561
52,67 52,45 53,1578 51,74561
52,33 52,45 53,1578 51,74561
52,67 52,45 53,1578 51,74561
52,67 52,45 53,1578 51,74561
52,67 52,45 53,1578 51,74561
53,33 52,45 53,1578 51,74561
53,00 52,45 53,1578 51,74561
52,67 52,45 53,1578 51,74561
52,67 52,45 53,1578 51,74561
52,00 52,45 53,1578 51,74561
52,67 52,45 53,1578 51,74561
52,33 52,45 53,1578 51,74561
52,33 52,45 53,1578 51,74561
52,33 52,45 53,1578 51,74561
52,33 52,45 53,1578 51,74561
52,67 52,45 53,1578 51,74561
52,33 52,45 53,1578 51,74561
52,33 52,45 53,1578 51,74561
53,33 52,45 53,1578 51,74561
52,00 52,45 53,1578 51,74561
52,67 52,45 53,1578 51,74561
52,33 52,45 53,1578 51,74561
51,47 52,45 53,1578 51,74561
51,73 52,45 53,1578 51,74561
52,70 52,45 53,1578 51,74561
52,59 52,45 53,1578 51,74561
52,63 52,45 53,1578 51,74561
51,67 52,45 53,1578 51,74561
51,73 52,45 53,1578 51,74561
52,60 52,45 53,1578 51,74561
51,73 52,45 53,1578 51,74561
52,60 52,45 53,1578 51,74561
52,66 52,45 53,1578 51,74561
51,59 52,45 53,1578 51,74561
52,70 52,45 53,1578 51,74561
52,59 52,45 53,1578 51,74561
52,66 52,45 53,1578 51,74561

R UCL LCL
1 0,690 1,396 0
1 0,690 1,396 0
1 0,690 1,396 0
1 0,690 1,396 0
1 0,690 1,396 0
1 0,690 1,396 0
1 0,690 1,396 0
1 0,690 1,396 0
1 0,690 1,396 0
1 0,690 1,396 0
1 0,690 1,396 0
1 0,690 1,396 0
1 0,690 1,396 0
1 0,690 1,396 0
0 0,690 1,396 0
1 0,690 1,396 0
1 0,690 1,396 0
0 0,690 1,396 0
1 0,690 1,396 0
1 0,690 1,396 0
1 0,690 1,396 0
1 0,690 1,396 0
1 0,690 1,396 0
1 0,690 1,396 0
1 0,690 1,396 0
1 0,690 1,396 0
1 0,690 1,396 0
0 0,690 1,396 0
1 0,690 1,396 0
1 0,690 1,396 0
0,6 0,690 1,396 0
0,6 0,690 1,396 0
0,2 0,690 1,396 0
0,2 0,690 1,396 0
0,3 0,690 1,396 0
0,2 0,690 1,396 0
0,2 0,690 1,396 0
0,4 0,690 1,396 0
0,2 0,690 1,396 0
0,4 0,690 1,396 0
0,1 0,690 1,396 0
0,18 0,690 1,396 0
0,2 0,690 1,396 0
0,18 0,690 1,396 0
0,1 0,690 1,396 0
 Analisa Masalah
Dari peta kendali Panjang ulir (L2) diperoleh bahwa dari 45 sampel tersebut

ada 2 titik berada di luar batas kendali bawah ( BKA ). Dan 4 titik yang melewati

BKB. Sehingga untuk proses pembuatan Baut (L2) Hal ini berarti produk tersebut

dalam keadaan tidak normal.

3. PERHITUNGAN DIAMETER DALAM ULIR D1


Dari data yang di peroleh maka:

 Menghitung rata-rata = =

= 7,68

 R̅ = =

= 0,0606 mm

 Batas Kendali Atas

UCL BKA = + 1,023 x R̅

= 7.68 + 1,023 x 0,0606

= 7,74 mm

 Batas Kendali Bawah

UCL BKB = – 1,023 x R̅

= 7.68 + 1,023 x 0,0606

= 7,615 mm

 Standar Deviasi

σ=

= 0,01485 mm
 Histogram

DIAGRAM HISTOGRAM D1

 Peta Kendali
sampel 1 2 3 R
1 7,64 7,66 7,67 7,657 0,03
2 7,81 7,71 7,68 7,733 0,13
3 7,66 7,68 7,68 7,673 0,02
4 7,65 7,72 7,64 7,670 0,08
5 7,68 7,69 7,66 7,677 0,03
6 7,7 7,68 7,66 7,680 0,04
7 7,65 7,66 7,68 7,663 0,03
8 7,66 7,63 7,63 7,640 0,03
9 7,65 7,74 7,65 7,680 0,09
10 7,69 7,65 7,68 7,673 0,04
11 7,71 7,72 7,73 7,720 0,02
12 7,67 7,59 7,74 7,667 0,15
13 7,67 7,62 7,63 7,640 0,05
14 7,7 7,78 7,66 7,713 0,12
15 7,66 7,65 7,7 7,670 0,05
7,677 0,0607
Rata-rata (Mean)

UCL LCL
7,66 7,68 7,739173 7,615049
7,73 7,68 7,739173 7,615049
7,67 7,68 7,739173 7,615049
7,67 7,68 7,739173 7,615049
7,68 7,68 7,739173 7,615049
7,68 7,68 7,739173 7,615049
7,66 7,68 7,739173 7,615049
7,64 7,68 7,739173 7,615049
7,68 7,68 7,739173 7,615049
7,67 7,68 7,739173 7,615049
7,72 7,68 7,739173 7,615049
7,67 7,68 7,739173 7,615049
7,64 7,68 7,739173 7,615049
7,71 7,68 7,739173 7,615049
7,67 7,68 7,739173 7,615049

R UCL LCL
0,03 0,061 0,123 0
0,13 0,061 0,123 0
0,02 0,061 0,123 0
0,08 0,061 0,123 0
0,03 0,061 0,123 0
0,04 0,061 0,123 0
0,03 0,061 0,123 0
0,03 0,061 0,123 0
0,09 0,061 0,123 0
0,04 0,061 0,123 0
0,02 0,061 0,123 0
0,15 0,061 0,123 0
0,05 0,061 0,123 0
0,12 0,061 0,123 0
0,05 0,061 0,123 0
 Analisa Masalah
Dari peta kendali diameter luar ulir (D1) diperoleh bahwa dari 15 sampel

semua titiknya berada pada batas-batas kendali baik batas kendali atas (BKA)

maupun batas kendali bawah (BKB) sehingga untuk proses pembuatan diameter

dalam ulir (D1) tidak perlu dilakukan tindakan pemberhentian proses produksi.
4. PERHITUNGAN DIAMETER DALAM ULIR, D2

Dari data yang di peroleh maka:

 Menghitung rata-rata = =

= 6.29

 R̅ = =

= 0,115 mm

 Batas Kendali Atas

UCL BKA = + 1,023 x R̅

= 6.29 + 1,023 x 0,115

= 6,4 mm

 Batas Kendali Bawah

UCL BKB = – 1,023 x R̅

= 6.29 - 1,023 x 0,115

= 6.17 mm

 Standar Deviasi ( Garis Hitam)

σ =

= 0.0378 mm
 Histogram

 Peta Kendali

sampel 1 2 3 R
1 6,33 6,37 6,29 6,330 0,08
2 6,27 6,26 6,28 6,270 0,02
3 6,28 6,32 6,3 6,300 0,04
4 6,27 6,24 6,22 6,243 0,05
5 6,32 6,29 6,27 6,293 0,05
6 6,26 6,27 6,3 6,277 0,04
7 6,35 6,26 6,21 6,273 0,14
8 6,2 6,21 6,18 6,197 0,03
9 6,19 6,2 6,23 6,207 0,04
10 6,24 6,3 6,76 6,433 0,52
11 6,23 6,24 6,24 6,237 0,01
12 6,3 6,33 6,67 6,433 0,37
6,291 0,116
Rata-rata (Mean)

UCL LCL
6,33 6,29 6,409609 6,172614
6,27 6,29 6,409609 6,172614
6,30 6,29 6,409609 6,172614
6,24 6,29 6,409609 6,172614
6,29 6,29 6,409609 6,172614
6,28 6,29 6,409609 6,172614
6,27 6,29 6,409609 6,172614
6,20 6,29 6,409609 6,172614
6,21 6,29 6,409609 6,172614
6,43 6,29 6,409609 6,172614
6,24 6,29 6,409609 6,172614
6,43 6,29 6,409609 6,172614

R UCL LCL
0,08 0,116 0,234 0
0,02 0,116 0,234 0
0,04 0,116 0,234 0
0,05 0,116 0,234 0
0,05 0,116 0,234 0
0,04 0,116 0,234 0
0,14 0,116 0,234 0
0,03 0,116 0,234 0
0,04 0,116 0,234 0
0,52 0,116 0,234 0
0,01 0,116 0,234 0
0,37 0,116 0,234 0
 Analisa Masalah
Dari peta kendali diameter luar ulir (D2) diperoleh bahwa dari 12 sampel

tersebut ada 2 titik berada di luar batas kendali bawah ( BKA ).. Sehingga untuk

proses pembuatan diameter luar ulir (D2) Hal ini berarti produk tersebut dalam

keadaan tidak normal.


Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor – faktor kesalahan yang

mempengaruhi spesimen di bawah ini:

- Faktor manusia
Karena proses berjalan terus menerus sehingga menyebabkan manusia tersebut

menjadi lelah dan dapat menyebabkan kurang teliti pada saat melakukan

pengukuran selanjutnya.

- Faktor mesin
Penggunaan mata pahat yang terus menerus tanpa adanya pemeliharaan akan

menyebabkan keausan sehingga output kurang/lebih dari nilai yang ditargetkan.

Sehingga pada produksinya banyak spsimen yang melewati keluar dari batas

kendali atas (BKA)

Dalam proses produksi untuk mencegah masalah-masalah yang terjadi

diperlukan adanya perhatian disetiap faktor seperti:

- Faktor manusia
Manusia membutuhkan istrahat yang cukup, butuh tempat untuk melepaskan

kejenuhan dan memberikan training pada karyawan untuk meningkatkan

produksi.

- Faktor mesin
Mesin memerlukan pemeliharaan secara rutin, hal ini untuk menjaga kinerja

mesin serta memperpanjang umur mesin. sehingga produk yang di hasilakan

sempurna dan memperkecil kesalahan.

5. PERHITUNGAN JARAK BAGI, P

Dari data yang di peroleh maka:

 Menghitung rata-rata = =
=

= 1.23

 R̅ = =

= 0,052 mm

 Batas Kendali Atas

UCL BKA = + 1,023 x R̅

= 1.23 + 1,023 x 0,052

= 1.284 mm
 Batas Kendali Bawah

UCL BKB = – 1,023 x R̅

= 1.23 - 1,023 x 0,052

= 1,178 mm

 Standar Deviasi

σ =

= 0.01893 mm

 Histogram
 Peta Kendali

Sampel 1 2 3 R
1 1,29 1,24 1,21 1,247 0,08
2 1,24 1,21 1,23 1,227 0,03
3 1,23 1,21 1,24 1,227 0,03
4 1,08 1,19 1,11 1,127 0,11
5 1,26 1,22 1,24 1,240 0,04
6 1,18 1,2 1,24 1,207 0,06
7 1,2 1,24 1,26 1,233 0,06
8 1,18 1,22 1,24 1,213 0,06
9 1,29 1,24 1,22 1,250 0,07
10 1,23 1,21 1,24 1,227 0,03
11 1,25 1,22 1,24 1,237 0,03
12 1,29 1,24 1,25 1,260 0,05
13 1,25 1,28 1,26 1,263 0,03
14 1,22 1,24 1,27 1,243 0,05
15 1,29 1,28 1,24 1,270 0,05
1,231 0,052
Rata-rata (Mean)

UCL LCL
1,25 1,23 1,284529 1,178137
1,23 1,23 1,284529 1,178137
1,23 1,23 1,284529 1,178137
1,13 1,23 1,284529 1,178137
1,24 1,23 1,284529 1,178137
1,21 1,23 1,284529 1,178137
1,23 1,23 1,284529 1,178137
1,21 1,23 1,284529 1,178137
1,25 1,23 1,284529 1,178137
1,23 1,23 1,284529 1,178137
1,24 1,23 1,284529 1,178137
1,26 1,23 1,284529 1,178137
1,26 1,23 1,284529 1,178137
1,24 1,23 1,284529 1,178137
1,27 1,23 1,284529 1,178137

R UCL LCL
0,08 0,052 0,105 0
0,03 0,052 0,105 0
0,03 0,052 0,105 0
0,11 0,052 0,105 0
0,04 0,052 0,105 0
0,06 0,052 0,105 0
0,06 0,052 0,105 0
0,06 0,052 0,105 0
0,07 0,052 0,105 0
0,03 0,052 0,105 0
0,03 0,052 0,105 0
0,05 0,052 0,105 0
0,03 0,052 0,105 0
0,05 0,052 0,105 0
0,05 0,052 0,105 0
 Analisa Masalah
Dari peta kendali pengukuran Jarak Bagi Ulir (P) diperoleh bahwa dari 15

ampel satu titik di antaranya berada diluar batas kendali. Hal ini perlu di lakukan

tindakan proses produksi. disebabkan karena telitian dalam pengukuran. Hal ini

berarti produk tersebut dalam keadaan normal.

Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor – faktor kesalahan yang

mempengaruhi spesimen di bawah ini:

- Faktor mesin
Penggunaan mata pahat yang terus menerus tanpa adanya pemeliharaan akan

menyebabkan keausan sehingga output kurang/lebih dari nilai yang ditargetkan.

- Faktor metode.
Di dalam proses produksi kemungkinan dapat terjadi kesalahan prosedur karena

yang diterima tidak akurat sehingga menyebabkan output produksi yang


dihasilkan tidak sesuai yang diharapkan. Sehingga pada produk yang di hasilkan

tidak sesuai dengan spesifikasi teknik.

 Dalam proses produksi untuk mencegah masalah-masalah yang terjadi diperlukan

adanya perhatian disetiap faktor seperti:

- Faktor mesin
Mesin memerlukan pemeliharaan secara rutin, hal ini untuk menjaga kinerja

mesin serta memperpanjang umur mesin.

- Faktor metode
Untuk setiap perubahan informasi harus dapat dijelaskan secara rinci dan

transparansi kepada setiap karyawan.agar supaya memperkecil kesalahan.

4.2ANALISA PROSES
1. Analisa proses peta kendali
Dari peta kendali benda kerja : panjang baut ( L1 ), panjang ulir ( L2 ),
diameter dalam ulir ( D1 ), diameter luas ulir ( D2 ), dan jarak bagi ( P ), diperoleh
bahwa:
 Dari 5 sampel tersebut ini menandakan :

a. Kesalahan dalam pembuatan suatu material, kurang teliti dalam proses

pembuatannya.

b. Kurang teliti dalam mengambil nilai pada saat bahan tersebut akan

diukur.

 Pada Benda Kerja.

a. Panjang Baut (L1)

Dari peta kendali diameter luar ulir (L1) diperoleh bahwa:


Dari X-Bar 45 sampel berada diluar batas kendali. sehingga harus

memperbaiki system cara pengukuran. Hal ini berarti produk tersebut dalam
keadaan tidak normal. Ada 3 titik yang berada diatas nilai target. dan Hal ini

menunjukan bahwa proses dianggap dalam kendali tidak normal, dan perlu

adanya tindakan.

b. Panjang Ulir (L2)

Dari peta kendali panjang ulir (L2) diperoleh bahwa dari 45 sampel di X-
Bar ketahui bahwa 2 titik berada pada batas-batas kendali atas (BKA) dan 4
titik berada pada batas kendali bawah (BKB) sehingga untuk proses
pembuatan panjang ulir (L2) perlu dilakukan tindakan proses produksi. Hal ini
disebabkan karna ketidak telitian dalam pengukuran, sehingga harus
memperbaiki system cara pengukuran. Hal ini berarti produk tersebut dalam
keadaan tidak normal. Ada 5 titik yang berada diatas nilai target. dan Hal ini
menunjukan bahwa proses dianggap dalam kendali tidak normal, dan perlu
adanya tindakan.
c. Diameter dalam ulir ( D1 )

Dari peta kendali diameter luar ulir (D1) diperoleh bahwa dari 15 sampel

semua titiknya berada pada batas-batas kendali baik batas kendali atas (BKA)

maupun batas kendali bawah (BKB) sehingga untuk proses pembuatan

diameter dalam ulir (D1) tidak perlu dilakukan tindakan pemberhentian proses

produksi.

d. Diameter luar ulir ( D2 )

Dari peta kendali diameter luar ulir (D2) diperoleh bahwa dari 12 sampel

tersebut ada 3 titik berada di luar batas kendali bawah ( BKB ). Sehingga

untuk proses pembuatan diameter luar ulir (D2) Hal ini berarti produk

tersebut dalam keadaan tidak normal.

e. Jarak bagi ( P )

Dari peta kendali jarak ulir (P) diperoleh bahwa dari 15 sampel tersebut

ada 1 titik berada di luar batas kendali bawah ( BKB ).Sehingga untuk proses
pembuatan Jarak Ulir (P) Hal ini berarti produk tersebut dalam keadaan tidak

normal dan perlu dilakukan tindakan produksi.

BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
 Dalam merencanakan pengendalian mutu dan proses hal yang perlu dilakukan dan di

perhatikan ialah cara pengukuran suatu dimensi dimana sasaran utamanya ialah untuk

pemeriksaan apakah dimensi produk yang di uji masuk dalam spesifikasi teknik atau

tidak.
 Melakukan analisis mutu produk dari pengendalian proses perlu di lakukan untuk

mengatasi perlakuan proses terhadap material yang meliputi sistem pengerjaan yang

dilakukan oleh operator dalam melakukan pengukuran.

 Dalam analisis proses untuk panjang Baut ( L1 ), berlangsung dalam keadaan normal

sehingga tidak diperlukan suatu tindakan. Dan pada (L2) dilakukan pemberhentian

proses produksi disebabkan terlalu banyaknya yang melewati batas kendali.

 Memilih dan menggunakan alat-alat ukur yang tepat harus sesuai dengan dimensi

yang diukur. Karena dengan pemilihan alat ukur yang tepat maka akan mendapatkan

hasil pengukuran yang akurat pula.

5.2 SARAN-SARAN

1. Alat ukur yang digunakan diperbanyak ( Mistar sorong digital )

2. Cara penggunaan alat ukur lebih diperjelas, khususnya mengukur pada jarak

bagi ( P ).

Anda mungkin juga menyukai