Anda di halaman 1dari 16

BAB V

PENGENDALIAN PROYEK

5.1 Tinjauan Umum


Pengendalian proyek dilakukan melalui pengawasan atau pengujian
terhadap semua pekerjaan yang dilakukan agar sesuai dengan rencana kerja.
Pengendalian tersebut dapat berupa pengendalian mutu material yang
digunakan, mutu peralatan, waktu yang diperlukan, biaya pelaksanaan, yang
semuanya diatur dengan manajemen yang baik dan dilaporkan secara berkala
agar diketahui hasil dan perkembangan yang dicapai. Secara umum proses
pengendalian meliputi hal - hal berikut :
1. Penentuan Standar
Merupakan tolak ukur dalam menilai hasil pekerjaan, baik dalam hal
kualitas hasil pekerjaan maupun waktu yang diperlukan.
2. Pemeriksaan
Merupakan tindakan untuk mengetahui atau mengukur seberapa jauh
tingkat kesesuain hasil pelaksanaan pekerjaan, dibandingkan dengan
rencana yang ditetapkan dan disepakati bersama. Pelaksanaan
pemeriksaan dilaksanakan dengan membuat interpretasi hasil - hasil
pemeriksaan yang kemudian dijadikan bahan untuk memberi saran.
3. Perbandingan
Merupakan kegiatan membandingkan hasil pekerjaan yang telah
dicapai dengan rencana yang telah ditentukan. Hasil perbandingan ini
akan memberi suatu kesimpulan, apakah pekerjaan dapat dilanjutkan
atau dihentikan.
4. Koreksi
Adalah tindakan perbaikan, meluruskan penyimpangan yang terjadi
serta mengantisipasi keadaan yang tidak terduga. Tindakan koreksi
dapat berupa penyesuaian, modifikasi rencana, perbaikan syarat -
syarat pelaksanaan, pembongkaran diikuti pembuatan yang baru, dan
lain - lain.

67
68

Pengendalian dalam setiap aspek dituntut untuk memberi hasil


yang optimal sesuai dengan standar dan spesifikasi yang ada. Dengan
demikian efektifitas dan efisiensi waktu, mutu, serta biaya dapat tercapai.
Suatu keadaan yang menyimpang dari standar dan spesifikasi yang ada
harus teratasi. Secara umum tujuan dari pengendalian proyek dapat
dijabarkan sebagai berikut :
1) Menekan dan mengurangi kemungkinan terjadinya penyimpangan.
2) Lebih peka dalam mengamati masalah yang mungkin timbul pada
pelaksanaan pekerjaan.
3) Lebih mudah dalam memilih metode terbaik dan yang sesuai untuk
memecahkan masalah yang terjadi.
4) Untuk mengontrol pekerjaan agar tidak menyimpang dari perencanaan
semula.

Pengendallian dalam suatu proyek dilakukan dengan mengadakan


pengawasan terhadap semua pekerjaan konstruksi yang melibatkan
penggunaan semua sumber daya yang terdapat dalam lokasi proyek.
Pengendalian dalam suatu proyek meliputi :
1) Pengendalian mutu
2) Pengendalian biaya
3) Pengendalian waktu pekerjaan
4) Pengendalian prestasi kemajuan kerja.

5.2 Pengendalian Kualitas


Tujuan dari pengendalian kualitas adalah sesuatu yang di rekayasa
atau yang akan digunakan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan
atau direncanakan. Pengendalian terhadap kualitas mutlak harus dilakukan
untuk menjamin kekuatan struktur yang telah direncanakan oleh konsultan
perencana.
Pengendalian tersebut diuraikan sebagai berikut:
69

5.2.1 Pengendalian Mutu Bahan


Pengendalian mutu adalah salah satu tolak ukur kinerja
proyek yang sangat memengaruhi hasil akhir dari tujuan dan
sasaran proyek. Mutu, sebagai acuan bagi kepuasan pelanggan,
sebaiknya diperlakukan dan dikendalikan dengan standar yang
telah teruji sebelumnya. Pengendalian mutu bukan hanya dilakukan
dengan cara-cara inspeksi atau pemeriksaan lalu dilakukan tindakan
koreksi pada periode tertentu, tetapi dilakukan selama proses
berlangsungnya pembuatan produk. Verifikasi dilakukan bila dalam
pengawasan dan pemeriksaan ditemukan penyimpangan terhadap
prosedur. sebelum produk akhir diserahkan kepada pelanggan,
dilakukan uji kelayakan produk terhadap standar yang telah
ditetapkan. Hasil uji ini dapat dijadikan bahan evaluasi bagi
pengembangan produk selanjutnya. Produk akhir yang tidak
memenuhi syarat diperbaiki atau tidak dipakai sama sekali.
Produk akhir yang telah memenuhi standar dan telah diverifikasi
ulang diserahkan kepada pelanggan. Berdasarkan standar yang
telah disepakati bersama, pelanggan akan melakukan penilaian
akhir dan memutuskan apakah produk akan diterima atau tidak.
Hasil konstruksi yang baik hanya bisa dibuat dari bahan-bahan
yang memenuhi syarat. Syarat disini berarti sesuai spesifikasi yang
telah ditentukan. Untuk menjaga mutu bahan agar sesuai dengan
spesifikasi, maka perlu adanya kontrol terhadap mutu bahan selama
pekerjaan.
Pengujian bahan di lakukan oleh Kontraktor Pelaksana dengan
sepengetahuan Pengawas Lapangan. Pengendalian kualitas bahan
dilakukan dengan mengadakan pengawasan mutu bahan yang
meliputi: beton, besi struktur serta bahan-bahan lainnya. Adapun
penjelasannya sebagai berikut:
70

a. Aspal
Aspal yang dipakai dalam proyek ini berasal dari PT. Karya
Adi Kencana, disuplai dari AMP PT tersebut yang berlokasikan di
Cilacap Jawa Tengah. Pemantauan kualitas aspal tersebut
dilakukan oleh konsultan yang berada di AMP dan dicek oleh
konsultan yang berada di lapangan. Suhu aspal pada saat di AMP
dan di lapangan sama sama dilaporkan guna untuk menjaga
kualitas dari aspal tersebut.
Suhu pada saat AMP terkoreksi oleh konsultan pengawas
rata rata 170°C dan setelah menempuh perjalanan sekitar kurang
lebih 3 jam dump truck sampai ke lokasi pekerjaan. Kemudian
Pengecekan suhu lapangan dilakukan pada saat aspal AMP dituang
kedalam alat finisher. Suhu terkoreksi rata 140°C – 150°C. Dalam
hal ini kualitas Aspal AMP dikatakan BAIK karena memenuhi
persyaratan atau spek.

Gambar 5.1. Pengecekan Suhu Aspal


Sumber :Pekerjaan Lapangan
71

Kemudian untuk mengetahu kadar aspal dan ketebalan


gelar pemadatan dilakukan Core Drill oleh pihak Laboratorium
PT dan diawasi oleh pihak konsultan. Hasil Core Drill telah
memenuhi ketebalan yang direncanakan sehingga gelaran Aspal
Padat dianggap BAIK.

Gambar 5.1. Core Drill


Sumber :Pekerjaan Lapangan

b. Beton
Beton yang dipakai dalam proyek ini berasal dari PT.
TEGUH RAKSA JAYA, dimana beton yang dihasilkan harus
mendapat persetujuan pengawas. Pembuatan beton harus bermutu
baik. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh bahwa adukan
yang disediakan tersebut telah memenuhi syarat-syarat dalam
spesifikasi dan menjamin kesamaan kualitas adukan beton yang
setiap kali didatangkan.
Mutu material yang digunakan dalam pembuatan adukan
beton menjadi tanggung jawab PT. TEGUH RAKSA JAYA
sebagai Supplier Beton. Pengujian terhadap beton antara lain :
1. Percobaan Slump Test
Menurut Ir. Tri Mulyono, MT (2005:233) Percobaan
slump dilakukan untuk mengetahui tingkat kemudahan
72

pengerjaan. Percobaan ini dilakukan dengan alat berbentuk


kerucut terpancung, yang diameter atasnya 10cm dan
diameter bawahnya 20 cm dan tinggi 30 cm, dilengkapi
dengan kuping untuk mengangkat beton segar dan tongkat
pemadat diameter 16 mm sepanjang minimal 60 cm. Langkah
percobaan sebagai berikut:
a. Siapkan alat-alat slump, termasuk centong untuk
memasukan beton.
b. Bagi volumenya menjadi masing-masing 1/3 volume.
c. Jika dihitung, tinggi lapisan 1/3 pertama ± 7 cm, tinggi
lapisan kedua ± 9 cm dan sisanya menjadi tinggi lapisan
ketiga.
d. Masukan beton dengan centong secara hati-hati setinggi
1/3 volume (jangan sampai alat slump bergerak).
e. Padatkan lapisan tersebit dengan tongkat pemadat
dengan menusuk-nusuk sebanyak 25 kali.
f. Lakukan untuk hasil yang sama untuk lapis kedua dan
ketiga.
g. Biarkan selama 60 detik setelah lapisan terakhir
dikerjakan.
h. Angkat alat slump secara hati-hati (jangan sampai
miring) hingga mengenai sisi beton segar.
i. Letakkan alat slump disisi beton segar.
j. Ukur rata-rata tinggi slump, diukur dari tinggi
permukaan alat sampai tinggi permukaan beton yang
jatuh.

Pada uji slump beton untuk pengecoran tutup drainase


mengalami penurunan rata rata 10 cm dari permukaan alat
slump beton. Sehingga adukan cor sebagai penutup drainase
dikatakan BAIK. Kemudian untuk kekuatan uji tekan beton
73

dengan fc 20 Mpa atau beton dengan mutu K 250 Hasilnya


Memenuhi persyaratan sehingga dikatakan BAIK.
Adapun gambar percobaan slump dapat dilihat pada
gambar 5.2. sebagai berikut:

Gambar 5.3. Uji Slump Beton


Sumber : Pekerjaan Lapangan
2. Besi Struktur
Untuk pengujian besi beton untuk penutup U-ditch
dilakukan pengujian tarik baja. Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah mutu baja yang digunakan dalam proyek
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Pemeriksaan yang
dilakukan meliputi:
1. Ukuran penampang / Dimensi
2. Pengukuran diameter
3. Perpanjangan
4. Pengujian kuat tarik baja.
Besi struktur yang direncanakan sebagai rangka penutup
menggunakan diameter 12 mm, dengan tulangan berjumlah 8
buah dan tulangan sebanyak 26 buah. Dalam hal ini kondisi
74

dilapangan menggunakan besi dengan diameter 10 mm namun


sudah dizinkan oleh pihak konsultan pengawas sehingga besi
struktur penutup drainase yang digunakan dikatan BAIK.
c. Bahan-Bahan lainnya
Uji bahan-bahan lain seperti tanah pasir, dan kerikil.
Dilakukan dengan uji Sandcone, Pengujian ini bertujuan untuk
mengaetahui kepadatan Lapis Pondasi Agregat Kelas A, sesuai
dengan kepadatan minimum yaitu 98%.
Kondisi dilapangan hasil uji sandcone menghasilkan
kepadatan rata rata 100% dan kadar air 4.0% sehingga kepadatan
tanah dan urugan LPA dikatakan BAIK.

5.2.2 Pengendalian Kualitas Pekerjaan


Pengawasan dilakukan agar hasil pekerjaan sesuai dengan
rencana dan secara teknis dapat dipertanggung jawabkan. Maka perlu
ditunjuk Pengawas untuk melakukan kegiatan pengawasan tersebut.
Kualitas pekerjaan yang tidak memenuhi syarat dapat ditolak dan
diperbaiki. Semua pekerjaan harus mendapatkan persetujuan dari
pengawas, misalnya pekerjaan pengecoran baru dapat dilaksanakan
setelah disetujui oleh pengawas. Jadi peranan pengawas sangat
menentukan dalam keberhasilan pengendalian kualitas pekerjaan.
Kondisi dilapangan setiap ada hal yang dianggap belum sesuai
dengan perencanaan, maka akan diperbaiki dan disesuaikan dengan
perencanaan. Dalam hal ini konsultan pengawas sebagai pengawas
pekerjaan bertindak tegas dan konsistensi terhadap apa yang telah
direncanakan. Sehingga kualitas pekerjaan dikatakan BAIK.

5.2.3 Pengendalian Kualitas Peralatan


Peralatan yang digunakan secara terus menerus pasti akan
terjadi kerusakan. Oleh karena itu mechanic sangat diperlukan untuk
memperbaiki alat-alat yang rusak tersebut. Pengawasan bidang
75

peralatan berupa pencatatan kondisi alat tiap hari juga penting untuk
dapat memaksimalkan fungsi alat. Dalam proyek ini pengawasan
terhadap alat di lakukan oleh Helper (istilah dalam proyek).
Penjagaan alat dimalam hari, kontraktor memperkerjakan tenaga
lokal sebagai penjaga alat. Hal ini dipilih sebagai bentuk interaksi
sosial terhadap warga pribumi untuk menghindari kecemburuan sosial
serta tenaga lokal dianggap lebih memahami medan lokasi, sehingga
bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan cepat terungkap.
Alat yang dipakai lebih dari umur kerjanya dapat menurunkan
produktivitas. Maka pembaruan alat setiap tahun dapat memperlancar
dan meningkatkan produktifitas kerja.
Kendala yang kami temukan dilapangan yaitu adanya alat yang
mengalami kerusakan, sehingga dalam hal ini pengendalian alat
dikatakan KURANG BAIK, Karena akan memperlambat proses
pekerjaan aspal.

5.3 Pengendalian Tenaga Kerja


5
5.1.3

Pengendalian sumber daya adalah salah satu cara pengendalian


proyek yang berhubungan dengan penggunaan sumber daya agar alokasi
jumlahnya logis dengan keterbatasan yang ada juga agar penggunaannya
lebih efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan proyek.
Pemilihan tenaga kerja harus berdasarkan pada kemampuan serta
jumlah yang diperlukan disesuaikan dengan efisiensi pengerjaan proyek.
Tenaga ahli yang ditempatkan pada bidangnya akan meningkatkan
produktifitas kerja. Dengan begitu maka pelaksanaan akan berjalan lancar.
Keahlian dan produktifitas sangat dibutuhkan ketika dilapangan agar
pekerjaan sesuai dengan mutu dan kualitas.
Pada pekerjaan preservasi jalan Banjaranyar-Tegal ini para pekerja
bekerja dengan baik dan konsisten terhadap waktu. Petugas K3 yang
76

senantiasa standby dan bekerja sesuai SOP Sehingga pengendalian pekerja


dikatakan BAIK.

Gambar 5.4. Pekerja Pada Siang Hari


Sumber : Pekerjaan Lapangan

Gambar 5.5. Pekerja Pada Malam Hari


Sumber : Pekerjaan Lapangan
77

Gambar 5.5. Petugas K3 Sedang Bertugas


Sumber : Pekerjaan Lapangan

5.4 Pengendalian Waktu


Pengendalian waktu pelaksanaan dilakukan untuk mencapai progres
sesuai dengan perencanaan. Tujuan dari pengendalian waktu pelaksanaan
adalah agar seluruh pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jangka waktu yang
direncanakan dan pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar. Hal
ini perlu karena setiap kali terjadi keterlambatan suatu pekerjaan maka akan
menimbulkan kerugian dari segi waktu dan biaya.
Kurva S, yang berguna dalam pengendalian kinerja waktu. Hal
ini ditunjukkan dari bobot penyelesaian kumulatif masing-masing
kegiatan dibandingkan dengan keadaan aktual, sehingga apakah proyek
terlambat atau tidak dapat dikontrol dengan memberikan baseline pada
Periode tertentu.
Kami memang tidak diberi soft file data kurva S, namun pada saat
dikantor penyedia jasa kami diperlihatkan kurva S pekerjaan yang telah
berjalan. garis kurva S naik secara variable sehingga pekerjaan dianggap
BAIK.
78

5.4.1 Rencana Kerja


Rencana kerja mempunyai andil cukup besar dalam menjaga
kelancaran pelaksanaan proyek. Rencana kerja juga digunakan untuk
memantau kemajuan pekerjaan. Bila terjadi keterlambatan, dengan
bantuan time schedule, akan cepat diketahui dan dapat segera dicari
penyelesaiaannya. Terjadinya keterlambatan bukan semata–mata
kesalahan pelaksana, tetapi juga oleh kemunduran waktu mulai
pelaksanaan proyek ataupun karena faktor cuaca yang tidak
memungkinkan. Pada umumnya keterlambatan yang terjadi diatasi
dengan menambah jam kerja (lembur), menambah jumlah tenaga
kerja dan sebagainya. Rencana kerja dapat digunakan untuk berbagai
macam keperluan antara lain, pedoman kerja bagi pelaksana, penilaian
kemajuan pekerjaan, evaluasi hasil pekerjaan.
Pada pelaksanaan proyek ini pelaksana membuat rencana kerja
termasuk evaluasi untuk tiap bagian pekerjaan yang nantinya akan
menjadi pedoman bagi pelaksana sendiri dalam menyelesaikan
pekerjaannya selanjutnya.
Melihat kondisi diatas dengan perencanaan yang telah matang
maka Rencana Kerja dikatakan BAIK.

5.4.2 Time Schedulle


Time schedule merupakan uraian pekerjaan dari awal sampai
akhir proyek secara global. Time schedule ini disusun berdasarkan
urutan pekerjaan. Masing-masing pekerjaan diatur sedemikian rupa
dengan memperhatikan urutan pengaturan waktu, tenaga, peralatan
dan material agar dicapai efektifitas kerja yang baik. Dari Time
Schedule ini tiap pekerjaan diberi bobot masing-masing, sehingga
diperoleh gambaran kurva S. Dari kurva tersebut dapat dilihat pula
gambaran kemajuan pekerjaan.
Dengan melihat dan mengamati kurva S yang terus naik, maka
Time Schedulle juga dikatakan BAIK.
79

5.5 Pengendalian Biaya


Sasaran dari sistem pengendalian biaya adalah untuk menjaga agar
biaya pelaksanaan tidak melebihi biaya yang telah dianggarkan.
Ketidakpastian teknis pada proyek selalu ada dan cukup besar, hal ini akan
mengakibatkan perubahan-perubahan pada biaya. Oleh karena itu
pengendalian biaya sangatlah penting dilaksanakan agar proyek dapat
berjalan berkesinambungan.
Tinjauan umum tentang biaya yang digunakan dalam suatu proyek
dituangkan dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek. RAB harus
dibuat untuk setiap item kerja yang diselenggarakan oleh kontraktor. RAB
merupakan rahasia suatu perusahaan, namun biasanya real cost yang
dikeluarkan harus mempunyai selisih yang lebih kecil jika dibandingkan
dengan dana RAB. Namun selisih yang didapat dari nilai real cost tersebut
tidak boleh mengurangi mutu kerja yang dihasilkan.
Pengendalian biaya oleh Kontraktor dilakukan dengan mengontrol
masing-masing bagian dengan perhitungan dari Analisis Harga Satuan.
Dari pengontrolan dan perhitungan setiap saat,jika ada penyimpangan yang
tidak sesuai dengan anggaran proyek yang dilaksanakan, akan terlihat.
Dengan demikian hal tersebut dapat segera diatasi dan kerugiannya dapat
dihindari.
Penekanan biaya dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti halnya
pengaturan material keuangan yang baik, hubungan yang baik antara
supplier dengan kontraktor, sehingga melalui negosiasi mendapatkan harga
yang lebih murah namun berkualitas sama.
Prioritas utama dalam pengaturan keuangan proyek yaitu dengan
menitikberatkan kepada jumlah biaya yang telah dikeluarkan guna
pendanaan proyek, yang berkaitan dengan kemajuan proyek yang telah
dicapai. Pengendalian biaya dapat dilakukan dengan kurva S, dimana
penggunaan biaya bertambah seiring dengan berjalannya waktu dan volume
pekerjaan. Untuk mengetahui kondisi keuangan proyek dapat ditampilkan
melalui kurva S yang dibuat berdasarkan prestasi/kemajuan proyek, serta
80

kurva S yang dibuat berdasarkan cash flow. Selisih keduanya merupakan


selisih biaya dalam persen dan harus sesuai dengan bobot kerja kurva S.
Pengendalian biaya pada pekerjaan preservasi yang kami ikuti
dikatakan BAIK karena tidak adanya kendala atau pekerjaan yang terhenti.

5.6 Permasalahan dan Pemecahannya


Dalam setiap pelaksanaan pekerjaan di suatu proyek diharapkan
semuanya dapat berjalan dengan hasil sesuai rencana baik biaya, mutu,
maupun waktu. Namun tidak semua pekerjaan dapat terlaksana sesuai
rencana yang telah ditetapkan. Permasalahan yang timbul di proyek
sangatlah beragam. Kendala-kendala tersebut bisa berupa permasalahan
manajerial, administrasi, pelaksanaan teknis di lapangan, hubungan kerja,
dan lain sebagainya. Kendala tersebut harus ditanggulangi sesegera
mungkin agar tidak terlalu mempengaruhi pelaksanaan proyek secara
keseluruhan dan mencapai hasil penyelesaian yang maksimal.

5.6.1 Permasalahan
Permasalahan yang terjadi pada proyek Peningkatan Jalan Ruas
Jalan Banjaranyar - Tegal Kecamatan Adiwerna, Kecamatan Talang,
Kabupaten Tegal antara lain:
a. Keterlambatan material bahan.
Penulis ambilkan contoh permasalahan mengenai
keterlambatan material seperti berikut. Dalam pekerjaan
penghamparan aspal baik AC-Base ataupun AC-BC terkadang
mengalami keterlambatan. Hal ini terjadi karena Asphalt Mixing
Plant (tempat pemroduksi aspal) yang cukup jauh, yaitu didaerah
Cilacap. Hal ini membuat waktu pengiriman yang cukup lama
yaitu sekitar 3-4 jam.
b. Arus lalu lintas yang tidak kondusif
Permasalahan ini sering sekali terjadi pada saat jam jam
padat yaitu pagi hari (ketika orang orang berangkat kerja atau
81

sekolah) dan sore hari ketika mereka kembali dari tempat


pekerjaan. Kebanyakan dari mereka tidak sabar ketika arus lalu
lintas terhambat. Apalagi pengguna sepeda motor yang biasanya
kurang tertib ketika mengalami kemacetan.
Permasalahan yang kami jumpai pada saat terjadi
kemacetan yaitu banyaknya pengendara yang memotong atau
melewati jalur yang sedang dikerjakan. Hal ini sangat berbahaya
karena suhu aspal yang cukup panas dan alat berat yang berlalu
lalang ketika pemadatan berlangsung.
c. Cuaca tidak mendukung (Hujan)
Permasalahan yang kami jumpai baik itu saat proses penggalian
tanah untuk pelebaran dan pengaspalan adalah hujan. Hujan akan
menggenangi galian yang telah dibuat, sehingga menambah
waktu lagi untuk pengerjaan. Dan pasa saat pengaspalan terjadi
beberapakali hujan yang mengakibatkan terhentinya sementara
proses pengaspalan.
d. Aspal gosong
Tak banyak memang kami menjumpai bongkahan aspal yang
gosong ketika proses gelaran berjalan. Namun hal ini sangat perlu
diperhatikan karena semisal ada bongkahan aspal yang gosong
masuk kedalam alat finisher akan membuat rusaknya gelaran
aspal. Aspal menjadi beda rata dan bahkan menyumbat jalan
keluarnya aspal dari finisher.

5.6.2 Pemecahan
Pemecahan masalah-masalah yang terjadi pada proyek
Peningkatan Jalan Ruas Jalan Banjaranyar – Tegal Kecamatan
Adiwerna, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal sebagai berikut:
a. Keterlambatan material bahan.
Keterlambatan material bahan karena faktor AMP yang cukup
jauh memang tidak dapat dipungkiri. Namun hal ini tetap menjadi
82

bahan yang perlu untuk dievaluasi. Dengan memberikan arahan


dan mengondisikan para supir dump truck untu lebih disiplin dan
tidak terlalu lama ketika berhenti untuk beristirahat.
b. Arus lalu lintas yang kurang kondusif
Pemecahan masalah arus lalu lintas dibag dibagi menjadi
beberapa cara yaitu bila kendaraan yang berlalu lalang hanya
cukup padat maka diberlakukan pengaturan lalu lintas biasa oleh
petugas K3 dan dibantu oleh pekerja harian lepas. Yang kedua
apabila arus lalu lintasnya padat, maka diberlakukan buka tutup
jalur. Kendaraan bergantian lewat untuk menimalisir terjadinya
kemacetan yang cukup parah dan resiko yang tidak kita inginkan.
Ketiga apabila kondisi arus lalu lintas sangat padat seperti sore
hari, pekerjaan diberhentikan sementara waktu sampai arus lalu
lintas normal kembali.
c. Cuaca yang tidak mendukung (Hujan)
Cuaca pada saat kami KP memang cukup bagus untuk proses
pekerjaan. Namun beberapa kali cuaca tidak mendukung dan
turunlah hujan. Apabila turun hujan pada saat penggalian tanah,
maka tetap berlangsung tidak diberhentikan sementara. Namun
apabila turun hujan pada saat proses pengaspalan pekerjaan
diberhentikan sementara dan dispray angin compressor terlebih
dahulu air yang menggenangi take cout ketika hendak memulai
pengaspalan lagi.
d. Aspal gosong
Ketika menjumpai aspal gosong yang masuk kedalam buket
finisher, maka finisher akan berhenti sementara dan sebagian
pekerja mengeluarkan bongkahan aspal yang gosong.
Aspal yang gosong ini bisa dimanfaatkan sebagai pengisi batas
antara tepi jalan dan tanah. Dengan menghancurkan bongkahan
aspal gosong dan meratakannya dengan tepi jalan sehingga selisih
elevasi antara muka tanah dan muka tepi aspal tidak terlalu tinggi.

Anda mungkin juga menyukai