Anda di halaman 1dari 12

ANALISA MUTU BETON PADA

maupunABUTMENT
kecil, selalu diinginkan hasil dengan
JEMBATAN DI JALAN LINGKAR PULAU
kualitas NUNUKAN
yang baik.
Yuyun Yuana1

Abstraksi : Prosedur statistik mutu beton berdasarkan SNI 03-6815-2002 yang berisi tata cara mengevaluasi hasil uji
kekuatan beton disediakan untuk memperoleh nilai – nilai yang paling mendekati dalam mengevaluasi hasil pengujian
kekuatan beton. Informasi yang didapat dari prosedur statistik juga merupakan nilai yang digunakan dalam
menentukan kriteria perencanaan dan spesifikasi. Tata cara ini secara ringkas menampilkan variasi yang terjadi dalam
kekuatan beton dan berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut yang berhubungan dengan kriteria dan
spesifikasi yang dibutuhkan.

Berdasarkan analisa mutu hasil uji beton pada abutment Jembatan di Jalan Lingkar P. Nunukan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
a. Jumlah benda uji beton kubus (15x 15 x 15) untuk sisi A dan B sebanyak 32 sampel dan terdiri 8 pengambilan
sampel uji, jadi total benda uji sebanyak 64 sampel
b. Penetapan kuat tekan beton yang disyaratkan (f’c) pada umur tertentu misalkan K-250 (f’c = 250 / 10,19711 =
24,517 Mpa) pada umur 28 hari.
c. Perhitungan standar deviasi untuk kepala jembatan (abutment) sisi A didapat 0,957, untuk sisi B didapat 0,697.
d. Pemeriksaan Mutu Beton berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 7.6 ayat 3 (3) syarat pemeriksaan mutu beton
untuk :
 Sisi A,
 Nilai rata-rata dari 3 (empat) benda uji kuat tekan beton yang berurutan mempunyai nilai yang sama atau
lebih besar dari 24,517 MPa ( 24,517 Mpa) didapat : 75% kekuatan  24,517 Mpa dan 25 %  24,517 Mpa
 Tidak ada nilai uji kuat tekan yang dihitung sebagai nilai rata-rata dari dua hasil uji di bawah ( > 21,017
Mpa ), hasil yang didapat 100 %
 Sisi B,
 Nilai rata-rata dari 3 (empat) benda uji kuat tekan beton yang berurutan mempunyai nilai yang sama atau
lebih besar dari 24,517 MPa (  24,517 Mpa) didapat : 96,55 % kekuatan  24,517 Mpa dan 3,45 %  24,517
Mpa
 Tidak ada nilai uji kuat tekan yang dihitung sebagai nilai rata-rata dari dua hasil uji di bawah ( > 21,017
Mpa ), hasil yang didapat 100 %

Kata Kunci : Pengendalian Mutu Beton, Uji Beton, Pelaksanaan hasil uji Beton
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Proyek didefinisikan sebagai suatu kegiatan
yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, Pada kegiatan pembangunan Jembatan ruas
dengan alokasi sumber daya tertentu dan jalan lingkar P.Nunukan salah satu bahan yang
dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang dipakai dalam pelaksanaan pembangunan kepala
sasarannya telah digariskan dengan jelas Jembatan (abutment) yaitu beton sebagai
(Soeharto, 2001:1). Berjalannya proyek campuran antara semen portland atau semen
konstruksi dengan lancar dan mendapatkan mutu hidrolik yang lainnya, agregat halus, agregat
yang baik, penggunaan biaya, waktu yang kasar dan air, dengan atau tanpa bahan campuran
direncanakan serta evaluasi atau pengambilan tambahan membentuk massa padat (SK.SNI T-
langkah-langkah yang diperlukan pada saat 15-1990-03:1).
pelaksanaan dimaksudkan agar proyek dapat Kontrol yang baik dapat dicapai dengan
selesai sesuai dengan yang direncanakan. Dalam menggunakan bahan-bahan yang memenuhi
Pelaksanaan pembangunan proyek baik besar syarat, penakaran dan pencampuran bahan yang
benar, sesuai dengan kualitas yang diinginkan,

1
serta pelaksanaan yang baik dalam pengangkutan, Alat Pengendali Mutu Proyek yang harus
penuangan, perawatan dan pengujian. Meskipun dikuasai oleh Pengawas/Direksi Pekerjaan adalah
sifat alamiah beton yang komplek menghalangi sebagai berikut:
kesempurnaan homogenitas beton adanya variasi 1) Spesifikasi teknis (Pabrikan, RKS).
kekuatan yang cukup besar lebih menandakan 2) Metode Pelaksanaan (Pabrikan, RKS).
kurang adanya kontrol yang baik pada pembuatan 3) Gambar Kerja.
beton.. Benda uji lebih mengindikasikan 4) Hasil Tes bahan dari Laboratorium.
potensi kekuatan dari pada kekuatan beton yang 5) Peraturan-peraturan pemerintah.
6) Peraturan-peraturan khusus yang harus dikuti
Tujuan Penelitian yang tercantum dalam kontrak
Untuk mengetahui mutu hasil uji kekuatan Setiap Pengawas harus menguasai RKS/
beton abutment Jembatan di jalan Lingkar P. Spesifikasi teknis dari pekerjaan yang
Nunukan dengan berdasarkan SNI 03-6815-2002 akan dilaksanakan maupun metode pelaksanaan,
Tujuan tugas akhir ini : gambar kerja, pembacaan hasil tes laboratoriun
1. Menganalisa mutu beton pada hasil uji serta peraturan-peraturan yang harus diikuti.
kekuatan beton pada abutment Pengendalian Mutu (Quality Control)
2. Menganalisa grafik kontrol limit yang terdiri pekerjaan proyek konstruksi harus diarahkan
dari Grafik Upper Control limit dan Lower pada upaya untuk memenuhi persyaratan dan
Control Limit untuk mutu beton pada segenap kebutuhan pemberi tugas. Seperti
abutment dengan perhitungan standar deviasi diketahui persyaratan tersebut dinyatakan dalam
bentuk kriteria perencanaan yang akan memandu
TINJAUAN PUSTAKA keseluruhan proses rekayasa, perencanaan dan
penyusunan spesifikasi teknis. QC bersifat
Pengendalian Pelaksanaan Proyek mendasar dan harus diterapkan pada seluruh
Pengendalian pelaksanaan proyek konstruksi tahapan proyek, baik pada perencanaan maupun
pada dasarnya adalah pemeriksaan, yaitu konstruksi fisiknya.
memeriksa apakah hasil kerja atau pelaksanaan Pada prinsipnya dalam Pengendalian Mutu
telah direalisasikan sesuai dengan perencanaan. (Quality Control) ini hanya merupakan
Apabila hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tindakan pengujian (testing), dan pemeriksaan
tidak sesuai dengan yang sudah direncanakan, (inspection) saja, apakah material tersebut
maka harus segera dibuat langkah – langkah telah memenuhi spesifikasi atau tidak.
tindak lanjut (counter- measure) agar
pelaksanaan dapat sesuai dengan yang sudah Pengendalian Mutu Beton
direncanakan. Beton merupakan fungsi dari bahan
Proses pengendalian proyek dalam setiap penyusunannya yang terdiri dari bahan semen
kegiatan konstruksi terdiri dari tiga langkah hidrolik (portland cement), agregat kasar,
pokok [Dipohusodo,1996] : agregat halus, air dan bahan tambah (Mulyono,
1. Menetapkan standar kinerja 2005: 3). Untuk mengetahui dan mempelajari
2. Mengukur kinerja terhadap standar perilaku elemen gabungan (bahan-bahan
3. Memperbaiki penyimpangan terhadap standar penyusun beton), kita memerlukan
bila terjadi penyimpangan pengetahuan mengenai karakteristik masing-
masing komponen. Dalam usaha untuk
Definisi Pengendalian Mutu (Quality Control) memahami karakteristik bahan penyusun
Pengendalian mutu adalah mengendalikan campuran beton sebagai dasar perancangan
jalannya pelaksanaan proyek agar mendapatkan beton, Departemen Pekerjaan Umum melalui
mutu yang baik dan sesuai dengan syarat yang LPMB banyak mempublikasikan standar-standar
ditentukan dalam kontrak. yang berlaku. DPU-LPMB memberikan definisi
tentang beton sebagai campuran antara semen
portland atau semen hidrolik yang lainnya,

2
agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau sehingga nilai uji yang diperoleh dari setiap
tanpa bahan campuran tambahan membentuk benda uji (specimen) akan berbeda-beda. Apabila
massa padat (SK.SNI T-15-1990-03:1). pengujian dilakukan pada sejumlah benda uji
maka nilainya akan menyebar sekitar suatu nilai
Kuat Tekan Benda Uji Beton rata-rata tertentu. Penyebaran nilai uji dari
Menurut SNI 03-1974-1990 tentang Metode beberapa hasil pengujian akan kecil atau besar
Pengujian Kuat Tekan Beton, bahwa kuat tekan tergantung pada tingkat kesempurnaan dari
beton adalah besarnya beban per satuan luas yang pelaksanannya. Dengan menganggap bahwa nilai
menyebabkan benda uji beton hancur bila uji tersebut menyebar normal (mengikuti
dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang lengkung Gauss), maka ukuran dari besar
dihasilkan oleh mesin tekan. Secara matematis kecilnya penyebaran dari nilai-nilai hasil
kuat tekan beton dinyatakan sebagai, pengujian menjadi ukuran dari mutu
P pelaksanannya dan diartikan sebagai deviasi
fc = ------ standar.
A Menurut Peraturan Beton Bertulang Indonesia
Dimana : 1971 (NI – 2) deviasi standar yang ditulis dengan
fc = kuat tekan beton (Mpa atau kg/cm2) notasi S dapat dihitung dengan rumus,
P = beban maksimum yang menyebabkan
benda uji hancur (n atau kg) (’b - ’bm) 2
A = luas penampangan silinder (mm2 atau S =
cm2) N-1

Menurut Peraturan Beton Bertulang Indonesia Dimana :


1971 (NI – 2), standar benda uji yang digunakan ’b = kekuatan tekan beton yang didapat dari
adalah berupa kubus berukuran 15x15x15 cm3. masing-masing benda uji
Sedangkan dalam SNI T – 15 – 1991 – 03 tentang (kg/cm2)
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk ’bm = kekuatan tekan beton rata-rata (kg/cm2)
Bangunan Gedung benda uji tidak lagi berupa N = jumlah seluruh nilai hasil pengujian
kubus tapi berupa silinder berdiameter 150 mm (jumlah benda uji), minimum 20 buah)
dan tinggi 300 mm. Namun walaupun demikian
hasil uji dari benda uji kubus 15x15x15 cm3
masih mungkin digunakan dengan mengadakan METODELOGI
konversi ke dalam benda uji silinder 150x300 mm
dengan persamaan Lokasi Studi
sebagai berikut, Lokasi studi berada di Pulau Nunukan adalah
fck sebuah pulau di sebelah timur laut Kalimantan
fc = [ 0,76 + 0,2 10
log (------)] fck (gambar
……….. ( 3.12. 1 ) dan 3.2) Pulau ini secara
15 administratif merupakan bagian dari Kabupaten
Nunukan, Kalimantan Timur, Indonesia. Bagian
Dimana : utara pulau ini berbatasan langsung dengan
fc = kuat tekan silinder beton (Mpa atau negara bagian Sabah, Malaysia. Kabupaten ini
kg/cm2) memiliki luas wilayah 14.493 km² dan
fck = kuat tekan kubus beton (Mpa atau berpenduduk sebanyak 140.842 jiwa (hasil
kg/cm2) Sensus Penduduk Indonesia 2010). Pada tahun
1999, pemerintah pusat memberlakukan otonomi
Kuat Tekan Karakteristik Beton daerah dengan didasari Undang-undang Nomor
Beton adalah suatu bahan konstruksi yang 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
mempunyai sifat kekuatan tekan yang khas, Dengan dasar inilah dilakukan pemekaran pada
Kabupaten Bulungan menjadi 2 kabupaten baru
3
lainnya, yaitu Kabupaten Nunukan dan sebagainya yang dapat melengkapi dari data. Data
Kabupaten Malinau. Pembentukan kabupaten ini yang diharapkan diperoleh tersebut di atas
berdasarkan pertimbangan luas wilayah dan untuk meliputi :
peningkatan pembangunan, dan peningkatan a. Data Jumlah Penduduk suatu kota dipakai
pelayanan kepada masyarakat maka dibangunlah untuk faktor koreksi ukuran kota
jembatan ruas jalan lingkar Pulau Nunukan. b. Peta lokasi studi memperlihatkan dimana
lokasi yang akan evaluasi daerahnyan
c. Laporan Hasil Pengujian Rencana
Rancangan Campuran Beton K-175 dan K-
250
d. Hasil Pemeriksaan Kuat Tekan Beton
e. Foto dokumentasi kegiatan yang dilakukan

Metode Analisa Mutu hasil Uji beton untuk


Kepala Jembatan (Abutment) pada
pembangunan Jembatan Ruas Jalan Lingkar
P. Nunukan
Berdasarkan gambar 3.3 bagan alir maka data
masukan yang berhubungan dengan mutu hasil
uji beton untuk Kepala Jembatan (Abutment) pada
pembangunan Jembatan Ruas Jalan Lingkar P.
Nunukan berdasarkan SNI 03-6815-2002.
Berdasarkan SNI 03-6815-2002 yaitu Tata
cara mengevaluasi hasil uji kekuatan beton yang
Gambar 3.1. Daerah Studi
berisikan tentang :
Sumber : Wikipedia
1. Perilaku Beton
2. Metode Pengujian
Metode Pengumpulan Data 3. Analisis Data Kekuatan
Dalam skripsi ini, teknik pengumpulan data 4. Fungsi Statistik
merupakan faktor penting demi keberhasilan 5. Variasi Kekuatan
analisa mutu hasil uji kekuatan beton untuk 6. Kriteria
kepala jembatan (abutment) di lapangan Maka akan menghasilkan keluaran (out
berdasarkan SNI 03-6815-2002. Hal ini berkaitan put) kendali mutu beton di lapangan yang bisa
dengan bagaimana cara mengumpulkan data, dipakai sebagai pengendalian mutu (control
siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Quality) pelaksanaan.
Jenis sumber data adalah mengenai dari mana
data diperoleh. Apakah data diperoleh dari
sumber langsung (data primer) atau data
diperoleh dari sumber tidak langsung (data
sekunder).
Sedangkan Instrumen Pengumpul Data
merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data.  Karena berupa alat, maka
instrumen dapat berupa lembar cek list, gambar
detail kegiatan, hasil data laboratorium, camera
photo yang menghasilkan dokumentasi kegiatan
dan lainnya.
Cara untuk mendapatkan data sekunder adalah
dari data literature, internet, intansi terkait dan
4
HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Data
Sampel penelitian adalah berupa benda uji
Bagan Alir beton untuk kepala jembatan (abutment) pada
kegiatan pelaksanaan pembangunan jembatan
ruas jalan Lingkar P. Nunukan yang hasil benda
MULAI diuji di laboratorium/ pengujian UPTD
Pemeliharaan Infrastruktur Dinas PU Wilayah
Tengah. Berdasarkan spesifikasi teknis (dokumen
PERMASALAHAN
PERMASALAHAN kontrak) mutu rencana beton yaitu f’c 25 Mpa
atau setara K-250. Sedangkan benda uji beton
BAHAN PUSTAKA DAN STUDY LITERATURE
adalah berbentuk kubus luas bidang 15 x 15 =
BAHAN PUSTAKA DAN STUDY LITERATURE 225 cm2.

Penentuan Lokasi Analisa dan Jumlah Sampel


Penentuan Lokasi Analisa dan
Waktu Pelaksanaan Kebutuhan uji sampel dilihat dari volume
Waktu Pelaksanaan
kegiatan untuk kepala jembatan dapat dilihat pada
tabel 4.1 dan langkah-langkah dalam
PENGUMPULAN DATA
PENGUMPULAN DATA
PETA LOKASI STUDI pengambilan kecukupan banyaknya benda uji
PETA LOKASI STUDI
Laporan Hasil Pengujian Rencana Rancangan sesuai dengan SK SNI 03-2847-2002, maka
Laporan Hasil Pengujian Rencana Rancangan
Campuran Beton K-250
Campuran Beton K-250 benda uji harus lebih dari 30 buah harus dihitung
DOKUMENTASI PELAKSANAAN
DOKUMENTASI PELAKSANAAN volume beton berdasarkan gambar 4.1 yaitu kerja
rencana persection sebagai berikut:
1. Volume abutment pada kegiatan
KINERJA pembangunan jembatan lingkar P.Nunukan
KINERJA
SNI
SNI03-6815-2002
03-6815-2002yaitu
yaituTata
Tatacara
cara untuk :
mengevaluasi hasil uji kekuatan beton Sisi A dan B = 39.410.000 cm3
mengevaluasi hasil uji kekuatan beton
= 39,41 m3
Total kedua Sisi = 78.820.000 cm3
ANALISA = 79,82 m3
ANALISA
Perilaku Beton
Perilaku Beton
Metode Pengujian 22,5
Metode Pengujian 42,5 cm
Analisis Data Kekuatan 75 cm 90 cm
cm
50 cm
Analisis Data Kekuatan
Fungsi Statistik
Fungsi Statistik
Variasi Kekuatan
Variasi Kekuatan
Kriteria 18 cm S
Kriteria
22 cm 3S
4
95 cm
KESIMPULAN & SARAN
KESIMPULAN & SARAN

35 cm

S
5
SELESAI 100 S2 5
cm S1 S6
Evaluasi Kuat Tekan Beton
Pengujian kuat tekan beton dilakukan untuk
melihat apakah beton memiliki kekuatan yang
memenuhi persyaratan yang direncanakan. Kuat
tekan karakteristik beton rencana pada pekerjaan
2. Pengambilan contoh uji beton harus diambil pengecoran pembangunan kepala jembatan
atau banyaknya benda uji yang diambil (abutment) Lingkar P. Nunukan sesuai spesifikasi
berdasarkan SNI 03-2847-2002 adalah : teknis dan gambar kerja menggunakan K-250
a) Satu atau lebih contoh uji perhari, atau atau f’c = 250/ 10,19711= 24,517 MPa
setiap 120 m3 beton, atau setiap 500m2 Langkah-langkah Evaluasi Kuat Tekan Beton :
permukaan lantai atau dinding. 1. Perhitungan jumlah benda uji beton dalam
b) Jika dengan cara a) di atas hanya kubus (15 x 15 cm) diambil berdasarkan
didapatkan kurang dari 5 uji untuk volume kegiatan, diharapkan benda uji lebih
keseluruhan volume total beton, maka dari 30 buah, apa bila kurang dari 30 buah
uji kekuatan harus diambil dari 5 adukan maka SNI 03-2834-2000 menyarankan
secara acak. dengan pengalian faktor koreksi pada standar
3. Banyaknya benda uji yang diambil dalam deviasi.
batching adukan beton perhari yang diambil 2. Penetapan Kuat Tekan Beton
4 sampel jadi total sampel untuk Abutment Penetapan kuat tekan beton yang disyaratkan
sisi A dan sisi B didapat masing-masing = 32 (f’c) pada umur tertentu K-250 (f’c = 24,517
sampel benda uji > 30 ……… oke Mpa) pada umur 28 hari
3. Perhitungan Standar Deviasi (S) mutu
Kuat Tekan Benda Uji Beton pelaksanaan bertujuan untuk memberikan
Benda uji atau sampel dikirim ke gambaran bagaimana cara menilai tingkat
Laboratorium hasil benda diuji di laboratorium/ mutu pekerjaan beton.
pengujian UPTD Pemeliharaan Infrastruktur 4. Pengendalian mutu statistik beton
Dinas PU Wilayah Tengah sekitar 2 – 3 hari menggunakan peta kontrol
setelah pencetakan. Di laboratorium benda uji
mengalami proses perawatan dengan cara Perhitungan Standar Deviasi
disimpan di tempat lembab dan ditutupi karung Standar deviasi (S) adalah alat ukur tingkat
basah. Proses perawatan dilakukan sampai batas mutu pelaksanaan pembuatan beton. Deviasi
waktu benda uji akan dites pada umur 28 hari. standar ditetapkan berdasarkan tingkat mutu
Benda uji atau sampel semuanya berjumlah 64 pelaksanaan campuran di lapangan. Makin baik
sampel benda uji untuk kedua sisi kepala mutu pelaksanaannya makin kecil nilai deviasi
jembatan dan benda uji di beri kode sesuai standarnya. Penetapan nilai deviasi standar (S) ini
dengan tanggal penggambilan benda uji (4 buah berdasarkan atas hasil perancangan pada
benda uji) berasal dari satu adukan yang berbeda. pembuatan beton mutu yang sama dan
Sehingga setelah diuji, nilai kuat tekan rata-rata 4 menggunakan bahan dasar yang sama pula.
(empat) buah benda uji tersebut merupakan satu Nilai S ini digunakan sebagai salah satu data
data hasil uji tekan. masukan  pada Perencanaan Campuran Adukan
Perhitungan kuat tekan benda uji beton Beton
mengacu pada SNI 03-1974-1990 tentang Metode
Pengujian Kuat Tekan Beton. Dengan membagi A. Perhitungan Uji Beton Untuk Kepala
besarnya beban P (Newton) yang menyebabkan Jembatan (abutment) Sisi A
benda uji hancur dengan luas permukaan bidang a). Hitung Kuat Tekan Rata-rata (Xrt) semua
tekan yang berupa kubus ukuran 15 x 15 cm Benda Uji
dengan luas 225 cm2, maka akan didapatkan nilai Xi = (27,387 + 27,866 + 27,290 +
kuat tekan fc (MPa) masing-masing benda uji. 27,769) / 4

6
= 27,578 MPa fc = X = Nilai kuat tekan beton yang
 Xi = 27,578 + 26,728 +23,149 + dipakai/berlaku
26,688 + 26,928 + 26,449 + Xi = Nilai kuat tekan beton hasil uji rata-
27,335 + 26,736 rata 4 buah
= 211,586 Mpa
Xrt = 211,586 / 8 B. Perhitungan Uji Beton Untuk Kepala
= 26,448 MPa Jembatan (abutment) Sisi B
Dimana : Untuk Perhitungan sisi B sama dengan
Xi = Kuat tekan rata-rata 4 sampel benda uji perhitungan sisi A
 Xi = Penjumlahan Kuat tekan rata-rata
sampel benda uji 28.000
Xrt = Kuat tekan rata-rata seluruh sampel 27.000
benda uji 26.000
25.000

Kekuatan Tekan
f'c
b).  Hitung Penyimpangan (Selisih) Kuat 24.000
fc
Tekan dari masing-masing Benda 23.000
Xi
22.000
Uji (Xi) terhadap Kuat Tekan Rata-rata

MPa
21.000
(Xrt) 20.000
c). Hitung Nilai (Xi – Xrt)2 dan Jumlahkan 1 2 3
Xi
(Sigma) 4 5 6 f'c
7 8
Jumlah sampel pengujian
d). Hitung Standard Deviasi (S)
Gambar 4.2. Grafik Kuat Tekan Beton Sisi A
(Xi – Xrt)2
S=
(n – 1)
13,395
S= 28.000
27.000
(8 – 1) 26.000
f'c
Kekuatan Tekan

= 1,383 25.000
fc
24.000
23.000 Xi
e). Hitung Nilai Kuat Tekan Beton yang
MPa

22.000
dipakai/berlaku (X) 21.000
X = Xrt – 1,645*S Xi
1 2 3 f'c
4 5 6
= 26,448 – (1,645 * 1,383) 7 8
Jumlah sampel pengujian
= 24,173 MPa
Gambar 4.3. Grafik Kuat Tekan Beton Sisi B
Perhitungan Nilai Standar Deviasi (S) dari 32
buah Benda Uji Tekan Beton berbentuk kubus
Analisa Mutu Statistik Beton menggunakan
ukuran 15 x 15 cm, pada kegiatan pembangunan
Peta Kontrol
kepala jembatan (abutment) di Lingkar P.
Analisa mutu statistik adalah istilah yang
Nunukan sisi A, didapat = 1,383
digunakan untuk menggambarkan himpunan
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka
statistik, alat yang digunakan oleh para
dapat dibuat gambar 4.2 kuat tekan beton untuk
profesional mengenai kualitas. Upper Control
kegiatan Pembangunan kepala jembatan
Limit (UCL) atau batas kendali atas adalah variasi
(abutment) pada Lingkar Pulau Nunukan sisi A
dari mean diterima maksimum untuk sebuah
sebagai berikut :
proses yang berada dalam pengendalian. Lower
f’c = Nilai kuat tekan rencana (Mpa)
7
Control Limit (LCL) atau batas kendali bawah
adalah minimum yang dapat diterima variasi dari f).Berdasarkan perhitungan, maka dapat
rata-rata untuk sebuah proses dalam digambarkan gambar 4.4 untuk peta kendali X
pengendalian. Control Chart untuk variabel yang dan gambar 4.5 untuk peta kendali R. Dimana
menjaga karakteristik dapat menjadi ukuran dan sampel data hasil perhitungan diantara UCL
mempunyai nilai satuan, seperti: tinggi, berat atau sampai LCL adalah daerah diterima (accepted
volume. Hubungan control chart adalah area) sedangkan daerah diluar UCL dan
digunakan untuk menjaga karakteristik yang LCLdaerah di tolak (rejected area).
mempunyai nilai ciri-ciri tersendiri dan dapat
menjadi jumlah.
Langkah-langkah pengendalian mutu beton
menggunakan peta kontrol :
A. Perhitungan Mutu Statistik Beton f). Perhitungan Indeks Kapabilitas Proses (Cp)
menggunakan Peta Kontrol Untuk Kepala
Pengertian kapabilitas Proses adalah
Jembatan (abutment) Sisi A
kemampuan, pemahaman, penguasaan
a). Rata-rata benda uji dari tabel 4.4 didapat, Xrt
menghasilkan proses hasil dari uji mutu
= 26,448 Mpa
beton.
b). Nilai standar deviasi, S = 1,383
c). Nilai R, tabel 4.6. UCL – LCL
d).Kontrol limits untuk X-Bar Charts S=
menggunakan sample Range sebagai faktor 6*S
perubahan perhitungan untuk mengetahui 27,164 – 25,732
penyimpangan rata-rata dari uji kekuatan S=
beton. 6 * 0,970
= 0,246
- Batas Kontrol Atas (Upper control
Kriteria Penilaian :
limit/UCL)
Jika Cp (0,246) < 1,00, maka kapabilitas
UCL = Xrt + A.R
proses rendah
= 26,448 + (0,37 * 1,935)
= 27,164 MPa

- Batas Kontrol Bawah (Lower control


28.000
limit/LCL) 27.000
LCL = Xrt - A.R 26.000
= 26,448 + (0,37 * 1,935) 25.000
Xrt 4 uji
Kuat Tekan

= 25,732 MPa Xrt


24.000
UCL
23.000
Mpa

LCL
e). Kontrol limit untuk R-Charts yang digunakan 22.000
untuk mengetahui tingkat keakurasian 21.000
pemprosesan 20.000
- Batas Kontrol Atas (Upper control 1 2 3 4 5 6 7 8
limit/UCL) Jumlah uji
UCLR = B*R
= 1,86 * 1,935 Gambar 4.4. Grafik Peta Kendali Untuk X sisi A
= 3,599 Mpa
- Batas Kontrol Bawah (Lower control
limit/LCL)
LCLR = C*R
= 0,14 * 1,935
= 0,271 Mpa

8
10.000
12
9.000
10 8.000 f'c
8 7.000 nilai
besar -
6.000
f'c
selisih

Selisih
5.000 nilai
4 4.000 kecil
R
3.000
2 UCL
2.000
0 1.000
1 2 3 4 5 6 7 8 0.000
Jumlah uji 1 2 3 4 5 6 7 8
Jumlah Uji
Gambar 4.5. Grafik Peta Kendali Untuk R sisi A
Gambar 4.7. Grafik Peta Kendali Untuk R Sisi B

B. Perhitungan Mutu Statistik Beton


Pemeriksaan Mutu Beton
menggunakan Peta Kontrol Untuk Kepala Berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 7.6 ayat
Jembatan (abutment) Sisi B 3 (3) syarat pemeriksaan mutu beton yaitu :
- Hasil Uji kuat tekan beton
Untuk Perhitungan sisi B sama dengan - Rerata 3 hasil uji beton
perhitungan sisi A - f’c rencana K-250 atau f’c = 250/ 10,19711=
24,517 MPa
- f’c – 3,5 Mpa = 24,517 – 3,5
= 21,017 MPa
28.000
27.000
26.000
Xr
t4 29.000
25.000
Kuat Tekan

uji 27.000
24.000 Xr
Mpa

t 25.000
23.000
Kuat Tekan

23.000 hasil uji


22.000 Rerata 3 hasil uji
21.000 f'c , (Mpa)
MPa

21.000 f'c-3,5, (Mpa)


19.000
1 2 3 4 5 6 7 8
17.000
Jumlah Uji
15.000
Gambar 4.6. Grafik Peta Kendali Untuk X Sisi B 1 5 9 13 17 2 1 2 5 29
Jumlah Benda Uji

Gambar 4.8. Grafik Pemeriksaan Mutu Beton


Sisi A

9
dua hasil uji di bawah ( > 21,017
Mpa ), hasil yang didapat 100 %
29.000
 Sisi B,
27.000
 Nilai rata-rata dari 3 (tiga) benda uji
25.000
kuat tekan beton yang berurutan
Kuat Tekan

hasil uji
23.000 Rerata 3 hasil uji mempunyai nilai yang sama atau
21.000 f'c , (Mpa)
lebih besar dari 24,517 MPa (
MPa

f'c-3,5, (Mpa)
19.000
24,517 Mpa) didapat : 96,55 %
17.000
15.000
kekuatan  24,517 Mpa dan 3,45 % 
1 5 9 13 1 7 21
24,517 Mpa
25 29  Tidak ada nilai uji kuat tekan yang
Jumlah Benda Uji
dihitung sebagai nilai rata-rata dari
Gambar 4.9. Grafik Pemeriksaan Mutu dua hasil uji di bawah ( > 21,017
Beton Sisi B Mpa ), hasil yang didapat 100 %

KESIMPULAN DAN SARAN 2. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa


pembacaan pada grafik peta kontrol UCL
Kesimpulan (Upper Control Limit) dan LCL (Lower
Berdasarkan rumusan masalah dan analisa Control Limit) didapat :
mutu hasil uji beton pada abutment Jembatan di  Untuk sisi A
Jalan Lingkar P. Nunukan, dapat ditarik  Kontrol limits untuk X-Bar Charts
kesimpulan sebagai berikut : menggunakan sample Range sebagai
1. Hasil analisa mutu hasil uji kekuatan faktor perubahan perhitungan untuk
beton pada abutment, sebagai berikut : mengetahui penyimpangan rata-rata dari
a. Jumlah benda uji beton kubus (15x 15 x uji kekuatan beton.
15) untuk sisi A dan B sebanyak 32 Batas Kontrol Atas (Upper control
sampel dan terdiri 8 pengambilan sampel limit/UCL) = 27,164 MPa
uji, jadi total benda uji sebanyak 64 Batas Kontrol Bawah (Lower control
sampel limit/LCL) = 25,732 MPa
b. Penetapan kuat tekan beton yang  Kontrol limit untuk R-Charts yang
disyaratkan (f’c) pada umur tertentu digunakan untuk mengetahui tingkat
misalkan K-250 (f’c = 250 / 10,19711 = keakurasian pemprosesan didapat :
24,517 Mpa) pada umur 28 hari. UCLR = 3,599 Mpa
c. Perhitungan standar deviasi untuk kepala LCLR = 0,271 Mpa
jembatan (abutment) sisi A didapat 0,957,  Berdasarkan analisa pembacaan grafik
untuk sisi B didapat 0,697. 4.4 untuk peta kendali X dan grafik 4.5
d. Pemeriksaan Mutu Beton berdasarkan untuk peta kendali R. Dimana sampel
SNI 03-2847-2002 pasal 7.6 ayat 3 (3) data hasil perhitungan diantara UCL
syarat pemeriksaan mutu beton untuk : sampai LCL adalah daerah diterima
 Sisi A, (accepted area) tidak menjadi masalah,
 Nilai rata-rata dari 3 (tiga) benda uji sedangkan ada beberapa sampel di
kuat tekan beton yang berurutan daerah luar UCL dan LCL daerah di
mempunyai nilai yang sama atau tolak (rejected area) berarti mutu beton
lebih besar dari 24,517 MPa ( pada daerah sampel yang di ambil harus
24,517 Mpa) didapat : 75% kekuatan berkoordinasi dengan tim di lapangan
 24,517 Mpa dan 25 %  24,517 agar dicari solusi perbaikannya.
Mpa  Perhitungan kapabilitas Proses (Cp)
 Tidak ada nilai uji kuat tekan yang yaitu kemampuan, pemahaman,
dihitung sebagai nilai rata-rata dari penguasaan menghasilkan proses hasil
10
dari uji mutu beton didapat kriteria
penilaian : Cp (0,246) < 1,00, maka DAFTAR PUSTAKA
kapabilitas proses rendah
Agustaniah, Rosa, Manajemen Mutu, Handout
 Untuk sisi B Program Studi Teknik Sipil Universitas 17
 Kontrol limits untuk X-Bar Charts Agustus 1945, Samarinda
menggunakan sample Range sebagai Dipohusodo,(1996), Manajemen proyek
faktor perubahan perhitungan untuk konstruksi, Jilid 2 Jakarta.
mengetahui penyimpangan rata-rata dari Hadi, Anwar, (2007) Pemahaman dan Penerapan
uji kekuatan beton. ISO/IEC 17025 : 2005, Persyaratan Umum
Batas Kontrol Atas (Upper control Kompetensi Laboratorium Pengujian dan
limit/UCL) = 27,040 MPa Laboratorium Kalibrasi, Jakarta, PT
Batas Kontrol Bawah (Lower control Gramedia Pustaka Utama,
limit/LCL) = 25,628 MPa Mulyono, Tri. 2003, Teknologi Beton, Penerbit
 Kontrol limit untuk R-Charts yang ANDI Yogyakarta
digunakan untuk mengetahui tingkat Robson, Mike, (1988), Gugus Mutu Pedoman
keakurasian pemprosesan didapat : Praktis, edisi kedua Binarupa Aksara
UCLR = 3,549 Mpa Sasmoko Adi, Ari, Manajemen Mutu, Diktat
LCLR = 0,267 Mpa Kuliah Program Studi Teknik Sipil
 Berdasarkan analisa pembacaan grafik Universitas 17 Agustus 1945, Samarinda
4.6 untuk peta kendali X dan grafik 4.7 Pedoman Bahan Konstruksi Bangunan dan
untuk peta kendali R. Dimana sampel Rekayasa Sipil No.006/BM/2009 tentang
data hasil perhitungan diantara UCL Penyusunan Spesifikasi Khusus Jalan dan
sampai LCL adalah daerah diterima Jembatan
(accepted area) tidak menjadi masalah, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor:
sedangkan ada beberapa sampel di 603/PRT/M/2005 tentang Pedoman Umum
daerah luar UCL dan LCL daerah di Sistem Pengendalian Manajemen
tolak (rejected area) berarti mutu beton Penyelenggaraan Pembangunan Prasarana
pada daerah sampel yang di ambil harus dan Sarana Bidang Pekerjaan Umum
berkoordinasi dengan tim di lapangan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:
agar dicari solusi perbaikannya. 34/PRT/M/2006 tentang Pedoman
 Perhitungan kapabilitas Proses (Cp) Pelaksanaan Sistem Pengendalian
yaitu kemampuan, pemahaman, Manajemen Jasa Pelaksanaan Konstruksi
penguasaan menghasilkan proses hasil (Pemborongan) di Lingkungan Departemen
dari uji mutu beton didapat kriteria Pekerjaan Umum
penilaian : Cp (0,338) < 1,00, maka
kapabilitas proses rendah Prawirosentono, Suyadi., Drs., MBA, (2002)
Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu
Saran Terpadu Total Quality Management Adad 21
Dari hasil penelitian ini disarankan sebagai Studi Kasus dan Analisi, PT Bumi Aksara,
berikut : Jakarta
1. Sampel untuk uji beton disarankan lebih SK SNI 03-1974-1990 tentang Metode Pengujian
banyak, karena untuk mengetahui kekutan Kuat Tekan Beton, Badan Standar Nasional
beton. SK SNI T – 15 – 1990 – 03, Tata Cara
2. Berdasarkan data sampel beton terdapat Pembuatan Rencana Campuran Beton
beberapa data hasil uji beton ditolak (rejected Normal, Badan Standar Nasional
area) naka harus dilakukan pengecekan SK SNI 03-2847-2002, Tata Cara Perhitungan
terhadap daerah yang diambil sampel beton. Struktur Beton untuk Bangunan Gedung,
Badan Standar Nasional
11
SK SNI 03-6815-2002, Tata cara Mengevaluasi
Hasil Uji Kekuatan Beton, Badan Standar
Nasional
Soeharto, Iman, (1995), Manajemen Proyek Dari
Konseptual Sampai Operasional, Jakarta,
Erlangga.
Supriyadi, Bambang, Dr, Ir, & Setyo Muntohar,
Agus, ST., (2000), Jembatan , Universitas
Gajah Mada , Yogyakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi

12

Anda mungkin juga menyukai