-2 ke SNI 03-2847-2002
Sampling Beton dan Pengujian
Peraturan tentang desain dan persyaratan mengenai
pelaksanaan konstruksi beton bertulang di Indonesia, sampai
saat ini yang masih menjadi acuan dalam pelaksanaan
pekerjaan adalah 2 peraturan, yaitu :
Pada umumnya pengambilan sample dan pembuatan benda uji di lapangan masih mengikuti PBI, karena apabila mengikuti
SNI maka :
jumlah benda uji yang dibuat dan dianalisa akan sangat sedikit
dalam SNI masih terdapat ketidakkonsistenan karena ada persyaratan pasangan benda uji sedangkan jumlah benda uji yang
minimal ditetapkan adalah 5 buah
Akan tetapi, jika diinginkan frekuensi pengambilan sample dan pembuatan benda uji di lapangan sesuai ketentuan SNI, boleh
dilakukan asal :
Ada pula saran untuk mengambil benda uji dengan penggabungan cara kedua peraturan tersebut supaya hasilnya dapat dianalisa
dari keduanya, sebagai antisipasi jika Pengawas atau Perencana menghendaki dilakukan evaluasi atau analisa tertentu berdasar satu
atau kedua peraturan tersebut.
Satu uji kuat tekan harus merupakan nilai kuat tekan rata-rata
dari 2 (dua) contoh uji silinder yang berasal dari adukan beton
yang sama dan diuji pada umur beton 28 hari atau pada umur uji
yang ditetapkan untuk penentuan fc' (kuat tekan beton yang
disyaratkan)
[pasal 7.6 butir 2.4 SNI 03-2847-2002]
Data hasil pengujian yang dipakai sebagai dasar analisa dan evaluasi penerimaan mutu beton adalah dari pengujian yang
dilakukan pada umur 28 hari atau sesuai ketentuan yang ditetapkan untuk penetapan kuat tekan karakteristik beton dalam
proyek.
Pada prinsipnya, pengujian di luar umur 28 hari atau sesuai ketentuan umur beton yang ditetapkan untuk kuat tekan karakteristik, tidak
dipakai untuk evaluasi penerimaan kecuali atas persetujuan Pengawas, dan hanya digunakan untuk penentuan sudah mampu atau
belumnya struktur beton di lapangan untuk menerima beban kerja selanjutnya.
Jika dari salah satu atau lebih hasil dua percobaan tersebut
memberikan nilai kuat tekan beton tidak kurang dari 80% kuat
tekan beton karakteristik yang disyaratkan untuk elemen struktur
terkait, maka beton yang bersangkutan dianggap memenuhi syarat.
Jika masih tidak memenuhi syarat juga, maka dilakukan percobaan
pembebanan langsung (syarat penerimaan tidak kurang dari 70%
kuat tekan karakteristik)
jika masih tidak memenuhi syarat juga, maka alternatif yang bisa
dilakukan adalah :
Jika dari hasil pengujian beton inti (coring) masih tidak memenuhi
syarat, maka langkah yang bisa dilakukan :