Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan

e-ISSN: 2549-8347
Masyarakat
p-ISSN: 2579-9126
Volume x No. x Bulan Tahun (1-3 hal)

PENGOLAHAN MEDIA TANAM DENGAN PUPUK KASCING DAN COCOPEAT


BAGI PENINGKATAN KUALIATAS TANAMAN KENTANG (SOLANUM
TUBEROSUM L) DI DUSUN GUNUNG MALANG, PURWOJIWO, KALIKAJAR,
WONOSOBO

PROCESSING A PLANTING MEDIA WITH KASCING AND COCOPEAT FERTILIZER


FOR INCREASING THE QUALITY OF POTATO PLANTS (SOLANUM TUBEROSUM L)
IN GUNUNG MALANG, PURWOJIWO, KALIKAJAR, WONOSOBO

Muhammad Indra Nofiq, Farah Fahrun Nisak, Ahadian Noviana Roshae, Ahmad Reyza, Muhammad
Arifany, Zumrotun Alfiah, Heri Surahman, Ria Setiyana, Fiqih Athariqi, Yulia Indriyani

Corresponding Author
Maurisa Zinira

Universitas Sains Al-Qur’an


Jl. KH. Hasyim Asyari Km. 03, Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo, 56351

*Email korespondensi: maurisa@unsiq.ac.id


No hp: +6281325064034

DOI: ABSTRAK
10.30595/jppm.xxxx Budidaya tanaman kentang tidak mudah untuk dilakukan karena
pertumbuhannya sangat tergantung pada lingkungan di mana mereka
Histori Artikel: tumbuh. Oleh karenanya, perhatian terhadap media tanam dalam proses
pembibitan perlu diperhatikan agar tanaman kentang menghasilkan bibit
Diajukan: unggul dengan nilai jual tinggi. Pengabdian berbasis riset ini melihat
xx/04/2022 potensi tinggi pertanian kentang di dusun Gunung Malang, Purwojiwo,
Kalikajar, Wonosobo, sehingga memandang perlunya meningkatkan
Diterima: kerjasama dengan masyarakat dalam mengembangkan media tanam yang
xx/xx/2022 mendukung pertanian warga. Kerjasama ini dilakukan dengan bersama-
sama mengolah media taman yang memanfaatkan pupuk Kascing dan
Diterbitkan: Cocopeat. Program pengabdian ini menggunakan metode PAR
xx/xx/22 (participatory appraisal research) di mana masyarakat terlibat langsung
baik dari tahap identifikasi kebutuhan di lapangan hingga proses
pembuatan media tanam. Hasil dari pengabdian ini adalah pengolahan
media tanam kascing dan cocopeat dan pembibitan kentang. Melalui
proses pengabdian ini, masyarakat diharapkan dapat lebih aktif, kreatif
dan mandiri dalam mengembangkan kualitas tanaman kentang di daerah
mereka sendiri.
Kata Kunci: Kascing, cocopeat, media tanam, kentang

1
Penulis1, Penulis2, Penulis3, dst.. (Times New Roman 11pt, Italic, Bold)
Judul Artikel dalam Bahasa Indonesia (Times New Roman 10pt, Italic, Capitalize Each

Abstract
Cultivating potato plants is not easy since its growth is dependent on the environment where they
grow. Attention to planting media in its nursery process needs to be considered to make potato grow
well, having a high-quality selling value. As this research-based service sees the high potential of
potato farming in Gunung Malang, Purwojiwo, Kalikajar, Wonosobo, this program views the need to
increase cooperation with the community in developing planting media that supports local
agriculture. This collaboration is carried out by jointly processing planting media using Kascing and
Cocopeat fertilizers. To make the best of collaboration, this research-based service program uses the
PAR (participatory appraisal research) method in which the community actively involved, from the
stage of identifying needs in the field to the process of making planting media. The results of this
service are the processing of vermicompost and cocopeat planting media and potato nurseries.
Through this service process, the community is expected to be more active, creative, and independent
in developing the quality of potato plants in their own area.

Keywords: kascing, cocopeat, planting media, potato

PENDAHULUAN memiliki banyak sekali potensi yang dapat


Interaksi baik antara manusia dengan dikembangkan secara maksimal. Di antara
lingkungan dapat memberikan kebermanfataan tujuh dusun terdapat salah satu dusun yang
yang luar biasa dalam kehidupan. Dengan letak geografisnya paling menonjol yaitu
lingkungan fisik manusia dapat Dusun Gunungmalang. Dusun yang memiliki
menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan ketinggian sekitar 1200 Mdpl ini memiliki
materil, dengan lingkungan biologi manusia potensi yang sangat besar dalam bidang
dapat memenuhi kebutuhan jasmani, dan pertanian. Kentang sebagai tanaman pokok
dengan lingkungan sosial manusia dapat dalam pertanian Dusun Gunung Malang
memenuhi kebutuhan spiritual. Interaksi yang memiliki hasil yang sangat baik bagi warga
baik antara manusia dan alam ditunjukkan oleh desa. Komoditas ini cukup membantu
masyarakat desa Purwojiwo, kecamatan perekonomian warga yang menyandarkan
Kalikajar, kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah kehidupan pada alam.
yang hidup bertumpu pada alam sekaligus Pertumbuhan tanaman kentang tak
menjadi bagian darinya. dapat dilepaskan dari dua hal yaitu kualitas
Desa Purwojiwo merupakan sebuah bibit yang digunakan dan media tanam. Media
desa yang terletak di Kecamatan Kalikajar, tanam merupakan media/bahan yang
Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah, digunakan sebagai tempat tumbuh dan
Indonesia. Luas Desa Purwojiwo sekitar berkembangnya tanaman, baik berupa tanah
460.240 ha dengan batas wilayah sebelah utara maupun nontanah. Dalam pengabdian yang
adalah Desa Wonosari. Di selatan dibatasi oleh dilakukan di Desa Purwojiwo, kami
Desa Kwadungan, sementara Desa Simbang bekerjasama dengan masyarakat melakukan
membatasi wilayah sebelah barat. Hanya pengolahan media tanam dengan
sebelah timur yang dibatasi oleh batas alam, memanfaatkan pupuk kascing dan cocopeat
yaitu hutan. Dengan ketinggian 1200 m dari yang mendukung kesuburan tanah dan
permukaan laut, curah hujan 1100 Mm/tahun, pertumbuhan kentang yang baik.
dan suhu udara rata-rata 28º Celcius, desa Kajian terdahulu tentang penggunaan
Purwojiwo dikenal sebagai daerah yang Kascing dan cocopear sebagai media tanam
berudara dingin dan curah hujan yang tinggi. menunjukkan bahwa kombinasi dua unsur ini
Desa yang terdiri dari tujuh Dusun menghasilkan kualitas media tanam unggul
yaitu Dusun Purwojiwo, Dusun Grenggeng, karena kandungan hara yang tinggi. Dalam
Dusun Tangek Tengah, Dusun Tanggek Atas, penelitian Anak Agung Oka (2007) berjudul
Dusun Semen serta Dusun Gunung Malang ini Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung

JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) - Vol. x (x) 20xx - (1- 2
Penulis1, Penulis2, Penulis3, dst.. (Times New Roman 11pt, Italic, Bold)
Judul Artikel dalam Bahasa Indonesia (Times New Roman 10pt, Italic, Capitalize Each
Darat (Ipomea Reptans Poir)
menunjukkan bahwa

JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) - Vol. x (x) 20xx - (1- 3
Penulis1, Penulis2, Penulis3, dst.. (Times New Roman 11pt, Italic, Bold)
Judul Artikel dalam Bahasa Indonesia (Times New Roman 10pt, Italic, Capitalize Each

dengan pemberian pupuk kascing sebagai Penelitian serupa yang dilakukan


pupuk organic dapat memperbaiki struktur Brigitha Dara Ardika (2013) tentang Uji
tanah dan dapat mempertahankan kestabilan Efektivitas Penambahan Cocopeat Terhadap
dan aerasi tanah. Selain mengandung unsur Pertumbuhan Legum Sebagai Tanaman
hara utama (N, P, K, Mg, dan Ca), Kascing Penutup Di Area Reklamasi Bekas Tambang
juga banyak mengandung microba Batubara menunjukkan bahwa dengan
Azotobacter sp. Dengan demikian, kascing parameter laju pertumbuhan, persentase
dapat meningkatkan kesuburan tanah. Menurut penutupan tanah dan produksi biomassa
penelitian ini, pemberian Kascing diasumsikan selama 60 hari, bahan organik yang
mineral dan mikroorganisme yang dapat memberikan hasil paling optimal adalah
menyuburkan tanah bertambah sehingga campuran antara cocopeat dan pupuk organik
dengan adanya kandungan hara yang tinggi serta pupuk anorganik. Jenis legum yang
disertai fitohormon mendorong ukuran menunjukkan pertumbuhan paling optimal
tanaman menjadi lebih tinggi karena terjadi selama 60 hari adalah Pueraria javanica
pembelahan sel lebih banyak dan (Ardika, 2013).
pengembangan jaringan meristem pada ujung Dalam penelitian Yusriani N dan Pardi
batang dan pada interkalar lebih baik. Tammin T (2022) tentang Pengaruh Media
(Krisnawati et al., n.d.) Tanam Sabut Kelapa (Cocopeat) Dan Pupuk
Penelitian yang dilakukan Ignasius Kandang Terhadap Pertumbuhan Dan
Rhedu, dkk (2018) berjudul Pengaruh Dosis Produksi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
Pupuk Kascing dan Volume Penyiraman Frutencens L) menunjukkan bahwa pemberian
Terhadap Hasil Tanaman Selada (Lactuca cocopeat dan kotoran kambing dapat
sativa) menunjukkan bahwa terdapat interaksi memenuhi kebutuhan hara yang sama dengan
nyata antara dosis pupuk Kascing dengan pemberian pupuk standar untuk menunjang
volume penyiraman terhadap berat kering pertumbuhan vegetatif dari tanaman cabai
akar, berat segar akar, berat kering tanaman, rawit (Nasution, 2022).
tinggi tanaman, berat segar tajuk dan volume Beberapa penelitian di atas
tajuk tanaman selada dan tidak terdapat menunjukkan bahwa kascing dan cocopeat
interaksi nyata antara dosis pupuk Kascing dapat memenuhi nutrisi dalam tanah.
dengan volume penyiraman terhadap berat Keduanya baik untuk digunakan sebagai
kering tajuk dan jumlah daun tanaman selada. senyawa organic yang dapat membantu
Pemberian dosis pupuk Kascing yang berbeda meningkatkan kesuburan tanah. Meski belum
berpengaruh nyata terhadap berat kering akar, ada penelitian yang secara khusus berbicara
berat segar akar, berat kering tajuk, berat tentang keberhasilan penggunaan dua unsur ini
kering tanaman, tinggi tanaman, jumlah daun dalam pengembangan tanaman kentang, kami
dan volume tajuk (Dosem et al., 2019). meyakini bahwa kascing dan cocopeat dapat
Sementara itu terkait fungsi cocopeat, dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas
Angga Riana, Abdurrani Muin dan Fahrizal pertanian kentang di dusun Gunung Malang,
(2017) dalam penelitian Penggunaan desa Purwojiwo, kecamatan Kalikajar,
Campuran Cocopeat Dan Pupuk Kandang kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
Untuk Penanaman Gaharu (Aquilaria Spp)
Pada Tanah Ultisol Di Desa Pak Laheng
Kecamatan Toho menjelaskan bahwa METODE
berdasarkan hasil dari perhitungan analisia
keragaman dan uji nyata jujur (BNJ), Pengabdian ini dilakukan dengan
perlakuan pemberian cocopeat plus pupuk kerjasama dengan para petani kentang Gunung
kandang berpengaruh terhadap pertumbuhan Malang dan dilakukan dalam kurun waktu 40
tinggi, diameter dan jumlah helaian daun. hari. Proses awal pengabdian dimulai dengan
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa identifikasi kebutuhan lapangan melalui
cocopeat plus pupuk kandang sangat berperan beberapa metode yaitu observasi, dokumentasi
dalam mempercepat pertumbuhan gaharu dan wawancara dengan 20 petani. Pengabdian
(Riana & Muin, n.d.). ini menggunakan metode PAR (Participatory

JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) - Vol. x (x) 20xx - (1- 4
Penulis1, Penulis2, Penulis3, dst.. (Times New Roman 11pt, Italic, Bold)
Judul Artikel dalam Bahasa Indonesia (Times New Roman 10pt, Italic, Capitalize Each
Appraisal Research) di mana masyarakat
yang

JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) - Vol. x (x) 20xx - (1- 5
Penulis1, Penulis2, Penulis3, dst.. (Times New Roman 11pt, Italic, Bold)
Judul Artikel dalam Bahasa Indonesia (Times New Roman 10pt, Italic, Capitalize Each

menjadi sasaran pengabdian turut terlibat aktif dengan tanaman


dalam keseluruhan tahap pengabdian dari
identifikasi masalah, menyusun desain
pengabdian, instrument, pengumpulan data,
pengolahan data dan analisis hasil kegiatan.
Dengan metode ini, proses pengabdian
diharapkan lebih terintegrasi dan tepat sasaran
sebagaimana kebutuhan di lapangan. Pelibatan
masyarakat secara aktif ini juga dimaksudkan
untuk mendorong kemandirian para petani
kentang dalam mengambil solusi-solusi
konstruktif bagi kesuksesan pertanian kentang
di dusun Gunung Malang.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Pertanian Kentang di Dusun Gunung
Malang, Desa Purwojiwo, Kecamatan
Kalikajar, Kabupaten Wonosobo
Ketinggian lahan pertanian Dusun
Gunung Malang Desa Purwojiwo sekitar 1200
Mdpl yang memiliki potensi sangat besar
dalam bidang pertanian ini memiliki sejarah
panjang hingga mayoritas penduduk memilih
tanaman kentang sebagai produk unggulan
masyarakat Dusun Gunung Malang. Kentang
(Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas
hortikultura yang saat ini menjadi bahan
pangan alternatif sebagai sumber karbohidrat
selain padi, gandum, dan jagung. (Angelia,
2014). Kandungan gizi kentang per 100 gram
umbi yaitu protein 2 g, lemak 0,1 g,
karbohidrat 19,1 g, kalsium 11 mg, fosfor 50
mg, besi 0,7 mg, serat 0,3 g, vitamin B1 0,09
mg, vitamin C 16 mg, dan kalori 83 kal
(Idawati, 2012).
Sejak dahulu, sebenarnya petani
Dusun Gunung Malang memilih Tembakau
sebagai sektor utama dalam penghasilan
pertanian di sana. Dalam sejarah pertaniannya,
sektor tembakau sebenarnya memiliki hasil
yang cukup memuaskan. Bahkan di daerah
perkotaan saja, tembakau Gunung Malang
merupakan salah satu tembakau yang diminati
banyak orang. Namun, setelah beberapa waktu
berlalu, terdapat beberapa petani yang belajar
tentang pertanian tanaman kentang, serta saat
itu petani melihat penghasilan tanaman
kentang lebih baik dibandingkan tanaman
tembakau. Dalam proses penjualannya juga
lebih mudah pengolahannya dibandingkan

JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) - Vol. x (x) 20xx - (1- 6
Penulis1, Penulis2, Penulis3, dst.. (Times New Roman 11pt, Italic, Bold)
Judul Artikel dalam Bahasa Indonesia (Times New Roman 10pt, Italic, Capitalize Each
tembakau yang memerlukan banyak ternak, kompos, maupun limbah. Media tanam
proses pengolahan baru siap jual. tersebut berfungsi untuk membantu
Akhirnya, beberapa perkembangan akar (Irawan & Kafiar, 2015)
petani
memutuskan untuk mempelajari
pengolahan tanaman kentang khususnya
dari petani lain di Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo. Setelah merasa
cukup memiliki bekal dalam
mengaplikasikan pengetahuannya tentang
penanaman kentang, beberapa kelompok
tani Dusun Gunung Malang menerapkan
ilmu penanaman tersebut di Dusun
Gunung Malang menggantikan pertanian
tembakau. Dalam dua kali penanaman
serta pemanenan, memang tidak sebaik
yang diharapkan. Namun, dengan
beberapa kali proses evaluasi dan
pembelajaran yang lebih baik, akhirnya
tahap demi tahap, pertanian tanaman
kentang Dusun Gunung Malang memiliki
progress yang lebih baik. Sehinga, melihat
perkembangan yang semakin baik,
mayoritas petani Dusun Gunung Malang
memilih tanaman kentang sebagai sector
utama pertaniannya.
Meskipun perkembangan
umumnya baik, inovasi dan kreatifitas
untuk meningkatkan kualitas kentang
perlu terus dilakukan. Ini dibutuhkan agar
kentang memiliki nilai jual tinggi. Dengan
kondisi alam yang sering tak menentu,
penanaman yang tidak memperhatikan
elemen pendukung pertumbuhan kentang
akan cukup beresiko menghasilkan
kentang yang busuk atau bahkan tidak
berkembang dengan baik. Oleh karenanya,
sebagai salah satu alternatif dalam
menjaga mutu dan meningkatkan kualitas
tanaman, kami bersama masyarakat
Gunung Malang melakukan pengolahan
media tanam dengan pupuk kascing dan
cocopeat untuk menjaga kesuburan tanah.

2. Pengolahan Pembuatan Media


Tanam Pupuk Kascing dan Cocopeat
dalam Penanaman Tanaman Kentang
(Solanum Tuberosum L.)
Media tanam merupakan media
tumbuh bagi tanaman yang dapat
memasok sebagian unsur-unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman. Sumber unsur
hara dapat berupa pupuk kendang, limbah

JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) - Vol. x (x) 20xx - (1- 7
Penulis1, Penulis2, Penulis3, dst.. (Times New Roman 11pt, Italic, Bold)
Judul Artikel dalam Bahasa Indonesia (Times New Roman 10pt, Italic, Capitalize Each

Dalam program pengabdian yang kami melalui proses penghancuran akan menghasilkan
lakukan di Dusun Gunung Malang, kami cocopeat atau serbuk halus semacam serat atau
terlibat secara aktif dalam pembuatan media fiber. Sebagai media tanam,
tanam menggunakan pupuk Kascing dan
Cocopeat. Pupuk Kascing atau kompos cacing
merupakan jenis pupuk organic yang
dihasilkan dari proses pengomposan dengan
organisme makro seperti cacing tanah.
Meskipun dalam proses penguraian lebih
banyak dilakukan oleh mikro organisme,
kehadiran cacing tanah dapat membantu
mempercepat dan mempermudah proses
penguraian karena bahan-bahan yang akan
diurai oleh mikro organisme telah terlebih
dahulu diurai oleh cacing tanah.
Kemampuan cacing tanah untuk
menggemburkan media tanam tidak perlu
diragukan lagi. Sebagai hewan vertebrata yang
hidup di tempat lembab, ia memiliki cadangan
air tinggi. Sehingga, keberadaannya dapat
membantu melembabkan tanah yang ia
tinggali. Namun begitu, ia juga bergantung
pada keadaan tanah seperti kadar pH,
temperature, CO2, jenis tanah, dan supply
makanan bagi cacing (Krisnawati et al., 2018).
Beberapa jenis cacing seperti Lumbricus
rubellus, Eisenia foetida, dan Pheretima
asiatica cocok untuk dikembangkan karena
tahan hidup di limbah organic dan mudah
berkembang biak. Karena cacing bertahan
hidup dengan menguraikan bahan organic,
media tanam perlu dijaga kelembapannya
dengan memberi pupuk kandang yang
merangsang pertumbuhan mikroba sebagai
makanan cacing tanah.
Kascing (vermikompos) dari cacing
tanah Lumbricus rubellus mengandung C
20,20%. N 1,58%, C/N 13, P 70,30 mg/100g,
K
21,80 mg/ 100g, Ca 34,99 mg/100g, Mg 21,43
mg/100g, S 153,70 mg/kg, Fe 13,50 mg/kg,
Mn 661,50 mg/ kg, AI 5,00 mg/kg, Na 15,40
mg/kg,
Cu 1,7 mg/ kg, Zn 33,55 mg/kg, Bo 34,37
mg/kg, dan pH 6,6-7,5. Vermikompos yang
berkualitas baik ditandai dengan warna hitam
kecoklatan hingga hitam, tidak berbau,
bertekstur remah dan matang (C/N < 20)
(Fahrudin, 2009).
Selain pupuk kascing, media tumbuh
dari sabut kelapa juga dikenal sebagai media
tanam yang subur. Sabut kelapa yang diolah

JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) - Vol. x (x) 20xx - (1- 8
Penulis1, Penulis2, Penulis3, dst.. (Times New Roman 11pt, Italic, Bold)
Judul Artikel dalam Bahasa Indonesia (Times New Roman 10pt, Italic, Capitalize Each
dan menyimpan air. Ia juga juga Sementara itu, kita juga perlu
mengandung unsur hara esensial seperti mempersiapkan cocopeat yang merupakan
kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium bahan organik yang berasal dari serbuk sabut
(K), natrium (N), dan fosfor (P) kelapa sebagai campuran. Cocopeat mampu
(Ramadhan et al., 2018) menyerap air 10x lebih baik dari pada bahan
Untuk mendapatkan manfaat dari organik lainnya sehingga baik untuk
bahan-bahan organic tersebut, kami mengurangi kadar air dalam tanah dan
bersama- sama masyarakat Gunung menghindari kelembapan yang dapat
Malang membuat media tanam organik menjadikan tanaman busuk. Proses pembuatan
yang bisa digunakan sebagai media tanam cocopeat ini adalah sebagai berikut:
tanaman kentang. Alasan utama 1. Basahi terlebih dahulu sabut kelapa
penggunaan media ini adalah murah dan agar mudah untuk dipotong
efisien serta dapat dengan mudah 2. Potong kecil sabut kelapa agar mudah
dilakukan oleh masyarakat. Kascing berisi untuk diolah
partikel kecil yang berasal dari bahan 3. Jemur potongan sabut di bawah terik
organik yang telah dimakan cacing dan matahari agar mudah untuk dihaluskan
dikeluarkan lagi. Proses pembuatan pupuk 4. Setelah kering haluskan potongan
kascing sangatlah mudah, yaitu cukup sabut dengan menggunakan tumbuk
memberi makan cacing maka kotoran atau blender. Bisa juga menggunakan
yang dikeluarkan dari cacing tersebut mesin parut.
langsung dapat dijadikan pupuk. Untuk 5. Saring sabut kelapa agar sabut menjadi
pembuatan kompos, sebaiknya pilih lebih halus. Sisa sabut yang masih
cacing tanah jenis Lumbricus rubellus, kasar dapat kembali dihaluskan.
Eisenia foetida dan Pheretima asiatica. 6. Setelah sabut kelapa halus, rendam
Untuk makanannya bisa disediakan selama 1 hari dengan air yang telah
sampah-sampah organik yang telah dicampur MOL (Mikroorganisme
dihancurkan, lalu dicampur dengan pupuk Lokal).
kandang.
cocopeat memiliki kelebihan dalam mengikat

JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) - Vol. x (x) 20xx - (1- 9
Penulis1, Penulis2, Penulis3, dst.. (Times New Roman 11pt, Italic, Bold)
Judul Artikel dalam Bahasa Indonesia (Times New Roman 10pt, Italic, Capitalize Each

7. Cairan MOL yang digunakan adalah kentang siap dipindahkan dan dilakukan
campuran 1 liter air dan 100 cc (100 penanaman di lahan pertanian sesungguhnya.
ml) air cucian beras.
8. Semua bahan diaduk hingga tercampur 3. Pengembangan Media Tanam
rata dan simpan ditempat yang teduh. Pupuk Kascing dan Cocopeat dalam
9. Setelah perendaman usai, saring sabut Peningkatan Kualitas Tanaman Kentang
kelapa atau cocopeat menggunakan Dusun Gunung Malang
saringan untuk mengurangi air
rendaman. Hasil pertanian kentang Dusun
10. Sabut kelapa atau cocopeat yang telah Gunung Malang sudah menjangkau beberapa
ditiriskan siap digunakan sebagai kota di daerah Jawa Tengah. Bahkan, dengan
media tanam. pertanian kentang sejak 3 tahun terakhir ini,
Dalam pengabdian ini, cocopeat yang warga Dusun Gunung Malang memiliki
sudah siap terlebih dahulu dicampur dengan tingkat perekonomian yang lebih baik
pupuk kascing. Proses ini membutuhkan dibandingkan dengan keenam dusun lain yang
perhitungan dan takaran yang sesuai, yaitu satu terletak di Desa Purwojiwo. Potensi kentang di
karung kascing untuk empat karung cocopeate. dusun ini sangat tinggi, sehingga pihak desa
Pencampuran dilakukan secara manual yaitu dan masyarakat berupaya untuk membangun
dengan menggunakan tangan. Setelah lokasi yang lebih luas untuk proses
tercampur rata semua, campuran cocopeat dan pembibitan
kascing ini disemprot dengan menggunakan
larutan gula pasir + 2kg, dan 15 takar tutup
obat EM4 dan 16 liter air. Semprot secara
merata dan tutup dengan menggunakan plastik.
Fermentasi bahan tanam selama 7-10 hari dan
bahan siap digunakan sebagai media tanam.

kentang yang lebih baik.


Gambar 2. Mahasiswa bersama
masyarakat mengolah media tanam

Sebelum kedatangan kami di dusun


Gunung Malang, pemerintah dusun sudah
memiliki wacana dalam pembuatan
greenhouse sebagai lokasi pembibitan kentang.
Namun, rencana tersebut masih sebatas
Gambar 1. Cocopeat siap dicampur wacana. Kami bersyukur kehadiran kami di
dengan kascing sana dapat mendorong semangat warga untuk
merealisasikan rencana tersebut. Greenhouse 2
Setelah media siap, tahap selanjutnya dapat berdiri melalui kerjasama dengan warga.
adalah pembibitan kentang dengan media Kelompok tani yang tergabung dalam
tanam. Pembibitan dilakukan di greenhouse greenhouse 1 sebelumnya yaitu 12 orang
dengan memperhatikan temperature petani. Kemudian, dengan pendekatan yang
cahaya serta virus dari luar greenhouse yang kami lakukan dengan beberapa petani di
dapat mengancam pertumbuhan bibit tanaman Dusun Gunung Malang terutama dengan
kentang. Pengaturan jarak antar bibit kentang meningkatnya kebutuhan bukan hanya untuk
yaitu 5 cm. Setelah 40 hari, maka bibit pembibitan tanamanan tapi juga untuk
tanaman pengolahan media tanam, akhirnya kelompok
tani yang tertarik untuk bergabung bertambah
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) - Vol. x (x) 20xx - (1- 1
Penulis1, Penulis2, Penulis3, dst.. (Times New Roman 11pt, Italic, Bold)
Judul Artikel dalam Bahasa Indonesia (Times New Roman 10pt, Italic, Capitalize Each
menjadi 20 orang. Untuk lebih mendorong

JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) - Vol. x (x) 20xx - (1- 1
Penulis1, Penulis2, Penulis3, dst.. (Times New Roman 11pt, Italic, Bold)
Judul Artikel dalam Bahasa Indonesia (Times New Roman 10pt, Italic, Capitalize Each

keterlibatan warga, dusun Gunung Malang Idawati, N. (2012). Pedoman Lengkap


membutuhkan tempat yang lebih besar untuk
pembibitan dan pembuatan media tanam. Bertanam Kentang. Pustaka Baru
Dengan berdirinya greenhouse 2 ini
diharapkan masyarakat akan lebih terfasilitasi Pres. Yogyakarta.
dalam pengembangan pertanian kentang
mereka. Irawan, A., & Kafiar, Y. (2015). Pemanfaatan
SIMPULAN cocopeat dan arang sekam padi
Petani di Dusun Gunung Malang telah
mampu melakukan adaptasi fisik, ekonomi dan sebagai media tanam bibit cempaka
juga budaya secara bersamaan. Sehingga
petani Dusun Gunung Malang dapat memiliki wasian (Elmerrilia ovalis). 1(4), 805–
penghasilan yang melebihi rata-rata Desa
Purwojiwo pada umumnya. Melihat potensi 808.
yang ada, pengembangan pertanian kentang
perlu terus ditingkatkan agar kualitas kentang Krisnawati, S., Darini, M. T., & Darnawi, D.
dusun Gunung Malang dapat terus
ditingkatkan. Pengolahan media tanam yang (2018). Pengaruh Komposisi Media
memanfaatkan kascing dan cocopeat
diharapkan dapat mendukung harapan tersebut. Tanam Dan Dosis Pupuk Kascing
Bersamaan dengan itu, program-program
berkelanjutan untuk mengembangkan media Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
tanam dan lokasi pembuatan perlu terus
ditingkatkan agar pertanian kentang di dusun Tanaman Tomatvarietas Intan
ini semakin maju.
(Solanum Lycopersicum L.). Jurnal
DAFTAR PUSTAKA
Ilmiah Agroust, 2(1), 43–55.
Ardika, B. D. (2013). Uji efektivitas
penambahan cocopeat terhadap Nasution, Y. (2022). PENGARUH MEDIA
pertumbuhan legum sebagai tanaman
penutup di area reklamasi bekas TANAM SABUT KELAPA
tambang batubara. Jurnal Biologi, 1–
15. (Cocopeat) DAN PUPUK
Dosem, I. R., Astuti, Y. T. M., & Santosa, T.
KANDANG TERHADAP
N. B. (2019). Pengaruh Dosis Pupuk
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
Kascing dan Volume Penyiraman
TANAMAN CABAI RAWIT
terhadap Hasil Tanaman Selada
(Capsicum Frutencens L). Jurnal
(Lactuca sativa). Jurnal Agromast,
Ilmiah Hijau Cendekia, 7(1), 41–45.
3(1).
Ramadhan, D., Riniarti, M., & Santoso, T.
Fahrudin, F. (2009). Budidaya caisim
(2018). Pemanfaatan Cocopeat sebagai
(Brassica juncea L.) menggunakan
Media Tumbuh Sengon Laut
ekstrak teh dan pupuk kascing.

JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) - Vol. x (x) 20xx - (1- 1
Penulis1, Penulis2, Penulis3, dst.. (Times New Roman 11pt, Italic, Bold)
Judul Artikel dalam Bahasa Indonesia (Times New Roman 10pt, Italic, Capitalize Each

(Paraserianthes falcataria) dan Merbau

Darat (Intsia palembanica) The

Utilization of Cocopeat as Growing

Media for Paraserianthes falcataria

and Intsia palembanica. Jurnal Sylva

Lestari, 6(2), 22–30.

Riana, A., & Muin, A. (n.d.). Penggunaan

Campuran Cocopeat Dan Pupuk

Kandang Untuk Penanaman Gaharu

(Aquilaria spp) Pada Tanah Ultisol Di

Desa Pak Laheng Kecamatan Toho.

JURNAL HUTAN LESTARI, 5(4).

JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) - Vol. x (x) 20xx - (1- 1

Anda mungkin juga menyukai