Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PENGANTAR ILMU PERTANIAN

DIVERSIFIKASI HORIZONTAL PADA KEGIATAN BUDIDAYA


TANAMAN KUBIS, CABAI KERITING DAN PAKCOY DI DESA
KAPONAN, PAKIS, KABUPATEN MAGELANG

Disusun oleh :

Nama : Eka Rahmayanti


NPM : 1710401009
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Pertanian

Dosen Pengampu : Siti Nurul Iftitah, S. P., M. P.

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting
dalam kehidupan, karena menyediakan kebutuhan pangan, sehingga kegiatan
pertanian selalu dilakukan setiap waktu. Jumlah penduduk yang semakin
meningkat harus diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan pangan yang
cukup dan tepenuhi sepanjang waktu. Di sisi lain pertambahan jumlah
penduduk tersebut turut berpengaruh pada ketersediaan lahan untuk
melakukan budidaya tanaman. Sehingga kegiatan budidaya harus tetap
berjalan meskipun ketersediaan lahan semakin berkurang.
Penganekaragaman baik dalam kegiatan budidaya tanaman (on farm)
maupun pasca budidaya (off farm) merupakan upaya untuk meningkatkan
jumlah produksi, menghasilkan jenis pangan yang beragam dan
meningkatkan mutu dan nilai jual. Diversifikasi pertanian terbagi menjadi
diversifikasi horizontal, vertikal dan regional. Diversifikasi secara horizontal
merupakan penganekaragaman pertanian pada tingkat budidaya tanaman (on
farm) yang dilaksanakan dengan menganekaragamkan jenis komoditas yang
ditanam dalam luasan lahan yang sama. Dengan menerapkan diversifikasi
horizontal diharapkan dapat mendayagunakan sumberdaya petani untuk
meningkatkan pendapatan dan menghasilkan hasil tanaman yang beragam.
1.2 Tujuan
Mengetahui penerapan diversifikasi horizontal pada kegiatan budidaya
tanaman pakcoy, cabai dan kubis di Desa Kaponan, Kecamatan Pakis,
Kabupaten Magelang.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Identitas Narasumber
Nama narasumber : Bapak Muhammad dan Ibu Jarniyah
Usia : 48 tahun dan 47 tahun
Alamat : Desa Kaponan, Kecamatan Pakis, Kabupaten
Magelang
Komoditas tanaman : Pakcoy, kubis dan cabai keriting
B. Pelaksanaan Wawancara dan Hasil Wawancara Mengenai Diversifikasi
Horizontal
Hari, tanggal : Senin, 08 November 2021
Tempat : Desa Kaponan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang

Bapak Muhammad dan Ibu Jarniyah merupakan salah satu petani yang
berada di Desa Kaponan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang. Luas lahan
yang digunakan untuk budidaya tanaman kurang lebih 2.500m2. Dalam
kegiatan budidaya pertanian, narasumber menerapkan sistem budidaya
polikultur tumpangsari. Polikultur merupakan pola budidaya tanaman yang
mengombinasikan beberapa tanaman dalam satu lahan yang sama. Dalam
kegiatan budidaya tanaman, narasumber melakukan diversifikasi horizontal
yang menganekaragamkan komoditas tanaman pada satu lahan yang sama.
Tanaman yang ditanam yaitu cabai keriting, kubis dan pakcoy yang ditanam
dalam satu bedeng yang sama. Penanaman ketiga tanaman tersebut dilakukan
dalam waktu yang berbeda. Tanaman pakcoy ditanam terlebih dahulu, 14 hari
setelahnya ditanami cabai keriting dan kubis.
Tanaman pakcoy dapat dipanen saat berumur 30 hari setelah tanam
(hst), cabai keriting 25hst dan kubis 80hst. Narasumber sudah cukup lama
menerapkan sistem budidaya tumpangasari dengan alasan hasil panen yang
diperoleh lebih beragam, untuk meminimalkan serangan hama dan penyakit
dan menekan biaya selama kegiatan budidaya. Hasil penjualan pakcoy yang
dipanen terlebih dahulu dapat digunakan untuk biaya pemeliharaan tanaman
cabai dan kubis. Menurut narasumber, dengan menggunakan sistem budidaya
tumpangsari dapat meminimalkan kegagalan panen, sehingga risiko
mengalami kerugian selama budidaya dapat ditekan.
Tanaman cabai, pakcoy dan kubis ditanaman pada bedengan
berukuran 3m x 1m dengan jarak antar lubang tanam 0,3m x 0,3m. Tanaman
cabai keriting ditanam di tengah bedengan, sementara tanaman pakcoy dan
kubis ditanam secara berselang-seling. Kegiatan budidaya yang dilakukan
meliputi persiapan lahan, penanaman bibit, pemeliharaan dan panen. Kegiatan
budidaya tanaman yang dilakukan narasumber masih menggunakan input
bahan-bahan anorganik karena lebih mudah didapatkan dan dirasa lebih
efektif. Bahan anorganik yang digunakan yaitu herbisida, pestisida dan pupuk
kimia. Pemeliharaan tanaman yang dilakukan yaitu pemberian pupuk NPK
pada tanaman cabai yang dilakukan setiap satu minggu sekali, pengendalian
hama dan penyakit secara fisik dengan mengambil hama dan mengambil
bagian tanaman yang terserang penyakit dan secara kimiawi dengan
menggunakan fungisida. Panen tanaman pakcoy dilakukan setiap seminggu
sekali. Hasil panen biasanya dijual di Pasar Ngablak. Harga jual hasil panen
untuk saat ini yaitu Rp 1.000/kg untuk pakcoy, Rp 24.000/kg untuk cabai
keriting.
BAB III KESIMPULAN

Kegiatan budidaya tanaman yang dilakukan oleh Bapak Muhammad dan


Ibu Jarniyah berada di Desa Kaponan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang
menerapkan pola budidaya polikultur tumpangsari. Budidaya dengan sistem
tumpangsari merupakan contoh penerapan diversifikasi pertanian secara
horizontal dengan menganekaragamkan komoditas tanaman dalam satu lahan.
Tanaman yang dibudidayakan yaitu pakcoy, kubis dan cabai keriting. Keuntungan
yang didapatkan dengan menerapkan diversifikasi horizontal menggunakan
tumpangsari yaitu hasil panen yang diperoleh lebih beragam, meminimalkan
kegagalan panen, meminimalkan serangan hama dan penyakit dan hasil penjualan
dapat digunakan untuk pembiayaan komoditas lain.
LAMPIRAN 1. Dokumentasi wawancara

Gambar 1. Lahan budidaya tanaman pakcoy, kubis dan cabai keriting

Gambar 2. Tumpangsari tanaman pakcoy, kubis dan cabai keriting

Gambar 3. Wawancara bersama narasumber

Anda mungkin juga menyukai