Nomor : 520/06.51/404.102.1/2023
Tanggal : 31 Mei 2023
A. Latar Belakang
Berdasarkan data elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis
Masyarakat (ePPGBM) jumlah prevalensi stunting di Kabupaten Ngawi dapat
dikategorikan lebih baik karena sudah melebihi target Nasional. Capaian prevalensi
stunting Kabupaten Ngawi adalah sebesar 14,82 % dari target nasional sebesar
21,1 persen dengan jumlah balita 4.451 anak. Salah satu penyebab terjadinya
stunting adalah adanya kerawanan pangan dan pola makan yang kurang beragam
dan bergizi seimbang. Usaha untuk menurunkan sampai terbebas dari
kerawanan pangan harus dipecahkan secara bertahap melalui usaha peningkatan
pendapatan masyarakat karena merupakan faktor kunci dalam meningkatkan
akses pangan masyarakat menuju gizi yang cukup untuk hidup sehat.
Dalam rangka meningkatkan Komposisi konsumsi pangan penduduk
Kabupaten Ngawi masih didominasi oleh konsumsi karbohidrat yang bersumber
dari serealia padi-padian (65,7% AKE), yang berdampak terhadap capaian kualitas
konsumsi pangan nasional yang belum ideal (skor PPH kurang dari 100).
Upaya penanganan pandemi Covid – 19 dan sektor ekonomi terkait
menahan laju perlambatan pergerakan ekonomi masyarakat, salah satu strategi
dalam pemulihan ekonomi adalah dengan memenuhi kebutuhan pangan
masyarakat melalui penyediaan cadangan pangan masyarakat. Upaya penyediaan
pangan masyarakat yang dapat dilakukan baik secara perorangan maupun
bersama-sama (kelompok) salah satunya adalah melalui gerakan menanam
dengan memanfaatkan pekarangan rumah tangga “GEMA PARUT”.
Gerakan ini merupakan upaya untuk meningkatkan ketersediaan,
aksesibilitas, dan pemanfaatan pangan bagi rumah tangga sesuai dengan
kebutuhan pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman serta berorientasi
pasar untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga. Dalam rangka mencapai
upaya tersebut kegiatan ini dilakukan melalui pendekatan pengembangan
pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture), pemanfaatan sumber daya lokal
(local wisdom), pemberdayaan masyarakat (community engagement), dan
berorientasi pemasaran (go to market).
B. Tujuan
1. Meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan pangan
untuk rumah tangga sesuai dengan kebutuhan pangan yang beragam, bergizi
seimbang, dan aman.
2. Meningkatkan pendapatan masyarakat dari usaha budidaya tanaman di
pekarangan rumah tangga yang berorientasi pasar..
3. Menurunkan prevalensi stunting bagi balita;
4. Menekan inflasi daerah yang disebabkan oleh tidak stabilnya pasokan dan
fluktuasi harga komoditas khususnya komoditi sayuran dan hortikultura.
C. Sasaran
Sasaran Kegiatan
1. Meningkatnya ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan pangan untuk
rumah tangga sesuai dengan kebutuhan pangan yang beragam, bergizi
seimbang, dan aman
2. Meningkatnya pendapatan rumah tangga melalui penyediaan pangan
yang berorientasi pasar.
3. Meningkatnya pendapatan rumah tangga melalui penyediaan pangan yang
berorientasi pasar;
4. Menurunnya prevalensi balita stunting;
5. Menurunnya angka inflasi yang disebabkan oleh tidak stabilnya pasokan dan
fluktuasi harga komoditas khususnya komoditi sayuran dan hortikultura
Sasaran Lokasi
Kegiatan GEMA PARUT dilaksanakan dengan sasaran lokasi sebagai berikut:
Sasaran lokasi gerakan menanam dengan memanfaatkan pekarangan rumah
tangga “GEMA PARUT” ini adalah lahan tidur atau kosong atau lahan marginal di
sekitar permukiman;
1. Lahan pekarangan/kebun;
2. Lahan fasilitas umum;
3. Kebun sekolah;
4. Lingkungan kantor;
5. Lingkungan rumah tangga;
6. Jalan lingkungan permukiman
D. Pengertian
Dalam Petunjuk Teknis ini yang dimaksud dengan:
1) Pekarangan Pangan Lestari (GEMA PARUT) adalah kegiatan yang
dilaksanakan oleh kelompok masyarakat yang secara bersama-sama
mengusahakan lahan pekarangan sebagai sumber pangan secara berkelanjutan
untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan, serta
pendapatan.
2) Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air,
baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan
atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan,
bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
3) Daerah rentan rawan pangan kondisi atas ketidakmampuan untuk memperoleh
pangan yang cukup dan sesuai untuk hidup sehat dan beraktivitas dengan baik.
4) Stunting gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan
gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi
badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
5) Penganekaragaman Pangan adalah upaya peningkatan ketersediaan dan
konsumsi Pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan berbasis pada potensi
sumber daya lokal.
6) Pangan Lokal adalah makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat
sesuai dengan potensi dan kearifan lokal.
7) Pekarangan adalah lahan yang ada di sekitar rumah/bangunan tempat
tinggal/fasilitas publik dengan batas pemilikan yang jelas.
E. Pelaksanaan
A. Kerangka Pikir
Kegiatan GEMA PARUT dilaksanakan dalam rangka mendukung
program pemerintah untuk penanganan daerah prioritas intervensi stunting
dan/atau penanganan prioritas daerah rentan rawan pangan atau pemantapan
daerah tahan pangan dan penyediaan pangan lokal. Kegiatan ini dilakukan
melalui pemanfaatan lahan pekarangan, lahan tidur dan lahan kosong yang
tidak produktif, sebagai penghasil pangan dalam memenuhi pangan dan gizi
rumah tangga, serta berorientasi pasar untuk meningkatkan pendapatan rumah
tangga.
Dalam rangka memperlancar pelaksanaan kegiatan GEMA PARUT,
diperlukan petunjuk teknis sebagai pedoman bagi Perangkat Daerah dan
stakeholder terkait sehingga dalam pelaksanaannya tidak mengalami kendala.
GEMA PARUT merupakan kegiatan pemberdayaan kelompok
masyarakat dan stakeholder untuk budidaya berbagai jenis tanaman, budidaya
ikan dan peternakan melalui kegiatan kebun bibit, demplot, pertanaman, dan
pasca panen serta pemasaran. Kegiatan ini dapat dilakukan pada lahan tidur
dan/atau lahan kosong yang tidak produktif, dan/atau lahan yang ada di sekitar
rumah/bangunan tempat tinggal / fasilitas publik, serta lingkungan lainnya
dengan batas kepemilikan yang jelas seperti asrama, pondok pesantren, rusun,
rumah ibadah dan lainnya. Jenis tanaman, perikanan dan ternak yang
dibudidayakan adalah tanaman yang memiliki nilai ekonomis seperti sayur
mayur, buah-buahan, tanaman obat dan tanaman lainnya. Sedangkan jenis
ikan yang dibudidayakan adalah ikan yang sesuai dengan karakteristik lokal
seperti ikan lele, gurami, nila, patin dan sebagainya. Adapun ternak yang
dibudidayakan dapat berupa berbagai jenis unggas (ayam, bebek, entok dan
sebagainya), ternak ruminansia kambing, domba, kelinci, sapi dan lain
sebagainya).
B. Kegiatan
Agar pelaksanaan Gema Parut dapat dilaksanakan secara bersinergi baik oleh
jajaran Pemerintah maupun stakeholder terkait, maka kegiatan Gema Parut
perlu didukung oleh semua dengan melaksanakan kegiatan ini di berbagai
tempat seperti:
1 Lingkungan Kantor
Dalam rangka memberikan contoh kepada masyarakat dalam hal
pemanfaatan lahan pekarangan sebagai sumber pangan dan gizi keluarga,
Kepala OPD, Pimpinan Kantor Lembaga, Direktur/Pimpinan
BUMN/BUMD agar memanfaatkan lahan yang dimiliki/dikuasai di sekitar
area perkantoran dengan menanam berbagai komoditas sumber
karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Pertanaman di area perkantoran
dapat meliputi : pertanaman di lahan, polybag, pot, aquaponik,
hidroponik, atau vertikultur. Pelaksanaannya disesuaikan dengan area
yang tersedia, baik luasan maupun karakteristik tanah sehingga mudah
untuk dibudidayakan selain mengandung estetika agar diperoleh lingkungan
kantor yang hijau, asri dan nyaman.
2 Lingkungan Rumah Tangga
Kepala Desa menggerakkan seluruh komponen masyarakat diwilayahnya
agar di setiap pekarangan dan lingkungan rumah tangga diusahakan /
dibudidayakan tanaman produktif dan melaksanakan kegiatan pembibitan
dalam rangka keberlanjutan “GEMA PARUT” dan pengembangannya di
masyarakat. Selain kegiatan pembibitan agar memberdayakan Tim
Penggerak PKK Desa, Kelompok Dasa Wisma, Kader Posyandu untuk
melaksanakan kegiatan tersebut.
Gema Parut harus dimulai dari kalangan masyarakat dari lingkungan
keluarga, dasa wisma, Rukun tetangga, Rukun Warga, Lingkungan Dusun
sampai dengan tingkat Desa. Gerakan penanam dan budidaya komoditi
sayuran, perikanan dan peternakan yang dilakukan oleh masyarakat secara
masif dan berkesinambungan adalah kunci keberhasilan pelaksanaan Gema
Parut.
3 Pelaksanaan di Tingkat Desa:
- Pelaksanaan Gema Parut perlu melibatkan peran wanita sebagai
penggerak di wilayah seperti Kader Posyandu, Tim Penggerak PPK dari
Tingkat Desa sampai Kabupaten, Kelompok Wanita tani dan Kelompok
Perempuan lainnya.
- Melibatkan peran pemuda seperti Karang Taruna, Petani Milenial
sebagai pendamping budidaya dan managerial lapangan.
- Di setiap Posyandu diaktifkan kembali taman gizi keluarga sebagai
kegiatan dasa wisma untuk mendukung Gema Parut.
- Ketua RT/RW menggerakkan seluruh komponen masyarakat
dilingkungannya agar di setiap pekarangan dan lingkungan rumah
diusahakan tanaman produktif.
- Kepala Desa menggerakkan seluruh komponen masyarakat di desanya
dengan memfasilitasi penyediaan benih/bibit tanaman sebagai stimulan
bagi masyarakat agar mau menanam tanaman produktif sebagai upaya
memasyarakatkan gema parut.
- Dalam penyediaan benih/bibit tanaman Kepala Desa melibatkan
pemuda potensial dan Petani Milenial sebagai pendamping budidaya
tanaman di Desa.
- Setiap desa memasang banner atau baliho Gema Parut di tempat
strategis sebagai sarana sosialisasi kepada masyarakat.
- Pemerintah Desa menganggarkan untuk kegiatan Gema Parut di
Tingkat Desa.
- Dalam rangka memviralkan Desa Gema Parut yang dilaksanakan oleh
desa maka kegiatan Gema Parut tersebut supaya diupload ke media
sosial sebagai kreasi dan inovasi desa.
4 Pekarangan/Kebun/tanah kosong
Pemilik Pekarangan/Kebun/tanah kosong agar mengusahakan atau
menguasakan kepada orang lain agar lahan tersebut ditanami dengan
tanaman produktif. Pemilik kebun/tanah kosong dapat menguasakan
kepada orang lain untuk mengelola tanah tersebut ditanami jenis tanaman
produktif atau untuk budidaya ikan dan ternak.
5 Lingkungan sekolah
Gema Parut perlu dikenalkan kepada generasi muda dan anak-anak sekolah
dari jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Lanjutan Atas
(SLTA). Hal ini dilakukan selain untuk mengenalkan pertanian di kalangan
anak sekolah juga bertujuan agar generasi muda mencintai dunia pertanian.
Untuk mengenalkan pertanian kepada peserta didik Kepala Sekolah
menyelenggarakan kegiatan:
- Adi Wiyata yaitu tempat belajar yang ingin para siswa memiliki karakter
peduli lingkungan bahkan setelah lulus dari sekolah tersebut diharapkan
para siswa memiliki 3 (tiga) prinsip dasar yaitu edukatif, partisipasi dan
berkelanjutan. Kegiatan adi wiyata / green school tidak hanya melalui
kegiatan tanaman konservasi saja tetapi dapat melalui kegiatan budidaya
pertanian di sekolah untuk membiasakan para siswa berdampingan
dengan lingkungan.
- Di setiap lingkungan kelas ada tanaman produktif agar baik pertanaman
di lahan, polybag, pot, aquaponik, hidroponik, atau vertikultur. Dalam hal
ini guru pembina dapat menghimbau kepada siswanya agar membawa
tanaman produktif untuk ditanam dilingkungan kelas masing - masing.
- Mengaktifkan kembali kebun sekolah bagi sekolah yang memiliki lahan
kosong. Kebun sekolah digunakan oleh para siswa mempraktikkan
bagaimana cara menanam beberapa jenis tanaman tertentu. Misalnya
singkong, terong, ubi jalar, cabai dan berbagai jenis tanaman lainnya.
Penggunaan kebun sebagai media pembelajaran akan dapat membantu
siswa dalam mengenal dan menghayati pentingnya pelestarian
lingkungan hidup dan cadangan pangan.
6 Lingkungan Pondok Pesantren
Selain membekali ilmu agama Pengasuh Pondok Pesantren dapat
membekali santri tentang kewirausahaan berupa agribisnis yang salah
satunya adalah cara budidaya di lahan sempit. Di lingkungan pondok
pesantren dapat dikembangkan tanaman berbagai komoditas sayuran untuk
memenuhi kebutuhan sayur para santri, dan peningkatan pendapatan
pondok apabila ada kelebihan produk yang dapat dijual.
7 Kelompok Masyarakat
Setiap lingkungan Rukun Warga/Rukun Keluarga (RW/RT) agar
menggerakkan semua warganya agar menanam tanaman sayur mayur,
tanaman obat, buah-buahan, minimal setiap keluarga 5 (lima) pot/polibag
atau mengusahakan ternak ikan atau ternak unggas yang dapat
dimanfaatkan daging atau telurnya untuk peningkatan gizi keluarga atau
pendapatan keluarga.
Kepala Desa melaksanakan Gema Parut di desanya. Agar pelaksanaan
Gema Parut dapat menarik kalangan masyarakat lainnya pelaksanaannya
agar ada salah satu lingkungan dijadikan fokus untuk percontohan Gema
Parut.
8 ASN, Pegawai BUMN/BUMD
Setiap ASN, Pegawai BUMN/BUMD yang berdomisili di Kabupaten Ngawi
wajib memberi contoh kepada warga di sekitar tempat tinggalnya agar
menanam sayur mayur, tanaman obat atau buah-buahan minimal 15 (lima
belas) pot/polibag, dan memberi tanaman tersebut kepada tetangga kanan,
kiri dan depannya (minimal 3 (tiga) keluarga) sebagai “GEMA ASUH” dan
dilaporkan kepada kepala Instansinya serta di upload dalam media sosial
seperti WhatsApp, Facebook, Instagram serta media lainnya.
9 Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)
Balai Penyuluh Pertanian adalah sebagai lembaga atau tempat pertemuan
dan koordinasi antara Penyuluh, Pelaku Utama, dan Pelaku Usaha yang
berfungsi untuk penyelenggaraan penyuluhan pertanian di Kecamatan. BPP
sebagai pusat data, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat
pembelajaran, Pusat konsultasi agribisnis, pusat pengembangan jejaring
kemitraan.
Sebagai pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, Pusat
konsultasi agribisnis, dan pusat pengembangan jejaring kemitraan maka
setiap BPP harus memiliki percontohan tanaman produksi untuk
pengembangan “GEMA PARUT”.
H. Penutup
Surat edaran ini ditetapkan sebagai acuan bagi para pemangku kepentingan
dalam melaksanakan Kegiatan “GEMA PARUT”. Penyelenggaraan
“GEMA PARUT” harus berjalan dengan baik sehingga dapat menjadi
percontohan dan dapat direplikasi oleh masyarakat dalam mengoptimalkan
pemanfaatan lahan pekarangan sebagai penyedia sumber pangan rumah
tangga dan peningkatan gizi keluarga serta menambah nilai ekonomi.
LAMPIRAN II : Surat Sekretaris Daerah Kabupaten Ngawi
Nomor : 520/06.51/404.102.1/2023
Tanggal : 31 Mei 2023
INDIKATOR DAN SKOR PENILAIAN LOMBA GEMA PARUT ANTAR PERANGKAT DAERAH
LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI
SKOR
NO INDIKATOR MAKSIMAL SKOR
OPD KEC
A. Ragam Komoditas
jumlah ragam jenis tanaman dan hewan yang dibudidayakan
- Yang telah dibudidayakan (sayur, buah, toga, tanaman hias, tanaman 8 8
penghijauan, ternak, ikan)
- Umur tanaman (bibit, remaja, dewasa) 5 5
B. Efisiensi Pemanfaatan Lahan
pemanfaatan lahan yang ditanami jenis tanaman produktif
- Lahan Pertanian / Pekarangan / Lahan Non Produktif yang dimanfaatkan 6 6
- Persentase luas lahan yang ditanami (OPD) /
5 5
Persentase lahan warga yang memiliki tanaman di RT (Kec/Desa)
C. Gema Asuh
OPD yang menggerakkan karyawan untuk menanam di lingkungan sekitar
dan membagikan jenis tanamannya kepada tetangga sekitarnya kemudian
melaporkan kepada atasannya dengan cara mengupload foto/video melalui 11 11
media sosial atas nama OPD masing-masing (Grup WA OPD masing-
masing, Status WA, Story/Feed Instagram, Facebook, Tiktok, Youtube)
D. Kondisi Tanaman
tingkat kesuburan dan kesehatan tanaman yang dibudidayakan 12 12
E. Pemanfaatan Produk
pemanfaatan hasil tanaman berupa produk turunan maupun hasil panen
dimanfaatkan untuk keluarga, diberikan kepada tetangga atau sudah dapat
dijual sehingga dapat memberikan nilai ekonomi dan dilaporkan dengan cara
11 11
mengupload foto/video melalui media sosial atas nama OPD masing-masing
(Grup WA OPD masing-masing, Status WA, Story/Feed Instagram,
Facebook, Tiktok, Youtube)
F. Estetika
pengaturan tanaman yang dapat memberikan nilai keindahan di lingkungan
12 12
sekitar
G. Pelaporan dan Dokumentasi
ketertiban terhadap pelaporan oleh OPD kepada Bupati dan dibuktikan
dengan adanya dokumentasi tanaman seperti foto-foto dan video tanaman 11 11
berupa dan dilaporkan dalam format laporan hard-copy (print)
H. STUNTING
- Keluarga stunting dilibatkan dalam kegiatan Gema Parut 5 5
- Produksi gema parut dimanfaatkan untuk pola makan tambahan bagi
6 6
balita stunting
I. PRLB
- Budidaya tanaman dengan memanfaatkan pupuk organik 4 2
- Pengendalian OPT (hama) dengan menggunakan Agen hayati
- 2
(Kec/Desa)
- Memanfaatkan daur ulang tanaman hasil panen (kompos, POC,
4 2
Pestisida Nabati)
- Tersedia lumbung MOL (Kec/Desa) - 2
TOTAL SKOR 100 100
TIM PENILAI
1. 2. 3.
4. 5. 6.
LAMPIRAN III :
Indikator penilaian yang akan digunakan tim juri dalam lomba GEMA PARUT :
1. Ragam Komoditas
Jumlah dari setiap ragam jenis tanaman yang dibudidayakan.
2. Efisiensi Pemanfaatan Lahan Pekarangan
Pemanfaatan lahan pekarangan yang ditanami jenis tanaman produktif.
3. Gema Asuh
OPD yang menggerakkan karyawan untuk menanam di lingkungan sekitar dan membagikan
jenis tanamannya kepada tetangga sekitarnya kemudian melaporkan kepada atasannya
dengan cara mengupload foto/video melalui media sosial atas nama OPD masing-masing
(Grup WA OPD masing-masing, Status WA, Story/Feed Instagram, Facebook, Tiktok,
Youtube)
4. Kondisi Tanaman
Tingkat kesuburan dan kesehatan tanaman yang dibudidayakan.
5. Pemanfaatan Hasil Panen
Pemanfaatan hasil tanaman berupa produk turunan maupun hasil panen dimanfaatkan
untuk keluarga, diberikan kepada tetangga atau sudah dapat dijual sehingga dapat
memberikan nilai ekonomi dan dilaporkan dengan cara mengupload foto / video melalui
media sosial atas nama OPD masing-masing (Grup WA OPD masing-masing, Status WA,
Story/Feed Instagram, Facebook, Tiktok, Youtube)
6. Estetika
Pengaturan tata letak tanaman yang dapat menambah nilai keindahan dari lingkungan
sekitar.
7. Pelaporan dan Dokumentasi
Ketertiban terhadap pelaporan oleh perangkat daerah kepada Bupati dan dibuktikan
dengan adanya dokumen kegiatan yang dilengkapi dokumentasi tanaman serta
pelaksanaan kegiatan GEMA PARUT melalui foto dan/atau video dan dilaporkan dalam
format laporan hard-copy (print)
8. Stunting
Hasil dari kegiatan GEMA PARUT dapat dimanfaatkan untuk prevalensi stunting balita dan
keluarga
9. PRLB
Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan dengan pemanfaatan bahan – bahan organik
bagi tanaman.
LAMPIRAN IV :
Jenis Tanaman yang disarankan pada kegiatan GEMA PARUT :
• Sayuran Dan Buah – Buahan
1. Cabai 8. Seledri 15. Rambutan
2. Tomat 9. Kacang Panjang 16. Kelengkeng
3. Terong 10. Gambas 17. Belimbing
4. Bayam 11. Timun 18. Jambu
5. Kangkung 12. Pepaya 19. Pisang
6. Sawi 13. Mangga 20. Anggur
7. Pare 14. Jeruk 21. dst...
• Toga
1. Jahe 8. Kemangi 15. Rosella
2. Kunyit 9. Kumis Kucing 16. Telang
3. Sirih 10. Sambiloto 17. Kenikir
4. Lidah Buaya 11. Binahong 18. Serei
5. Lengkuas 12. Temu Ireng 19. Kelor
6. Kencur 13. Beluntas 20. Salam
7. Temulawak 14. Mint 21. dst
LAMPIRAN V :
dst