PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan untuk
membangun bangsa Indonesia dalam menghadapi persaingan di era global.
Untuk itu, tubuh memerlukan makanan yang mengandung zat gizi lengkap sesuai
dengan kebutuhan untuk dapat menjalankan aktivitas secara aktif dan produktif.
Makanan yang dimakan sehari-hari harus mengandung lima kelompok
zat gizi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral dalam jumlah
yang cukup dan tidak berlebihan namun juga tidak kekurangan. Di samping itu
manusia juga memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses
faali dalam tubuh. Zat-zat gizi tersebut akan terpenuhi bila pangan yang kita
konsumsi beragam, karena secara alami komposisi setiap jenis bahan pangan
memiliki kelebihan dan kekurangan akan zat gizi tertentu, sehingga dengan
mengonsumsi jenis pangan yang beragam, pangan satu dengan yang lainnya
akan saling melengkapi. Pangan yang bergizi seimbang ini tidak harus berharga
mahal. Bahkan dapat diperoleh dengan harga yang sangat murah, dengan
memanfaatkan apa yang ada di sekitar kita, misalnya pekarangan.
Sehubungan dengan itu, pemerintah melalui program penganekaragaman
konsumsi pangan mengupayakan agar pola konsumsi pangan penduduk lebih
beraneka ragam dan seimbang serta aman dalam jumlah dan komposisi yang
cukup (Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman) yang dimulai dari masing-masing
rumah tangga. Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
(P2KP) yang dilakukan antara lain melalui kegiatan optimalisasi pemanfaatan
pekarangan, yang dapat menjadi sumber pangan keluarga, bukan saja terbatas
pada tanaman sebagai sumber karbohidrat, vitamin dan mineral, melainkan juga
pada ternak dan ikan sebagai sumber protein.
Keberhasilan Penganekaragaman Konsumsi Pangan tercermin dari
indikator outcome-nya berupa makin beragam dan berimbangnya pola
konsumsi pangan penduduk yang diukur dengan skor Pola Pangan Harapan
(PPH) yang semakin meningkat, dan menurunnya konsumsi beras 1,5% per
tahun. Untuk mengetahui sejauh mana perubahan pola konsumsi pangan
masyarakat, perlu dilakukan pemantauan konsumsi pangan di wilayah P2KP.
Pemantauan konsumsi pangan ini dapat dilakukan secara mandiri oleh rumah
tangga pelaksana kegiatan optimalisasi pekarangan.
Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan pemantauan konsumsi
pangan, maka disusun Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah
P2KP sebagai acuan dalam melaksanakan pengumpulan data dan informasi,
pengolahan dan analisa konsumsi pangan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum:
2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan aparat pemerintah,
dan penyuluh pendamping dalam melakukan pemantauan konsumsi
pangan wilayah P2KP.
b. Mengetahui perubahan pola konsumsi pangan rumah tangga di
wilayah P2KP pada tahun 2013.
C. Sasaran
Sasaran lokasi kegiatan pemantauan konsumsi pangan mencakup desa
P2KP pada 250 kabupaten/kota di 33 provinsi. Daftar 250 kabupaten/kota terpilih
dijelaskan lebih lanjut pada bagian pelaksanaan kegiatan.
D. Output Kegiatan
Output yang diharapkan dari kegiatan ini:
1. Tersedianya data konsumsi pangan rumah tangga di wilayah P2KP pada
kabupaten/kota terpilih.
2. Laporan analisis konsumsi pangan di wilayah P2KP pada kabupaten/kota
terpilih.
E. Pengertian
1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan
air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai
makanan dan minuman bagi konsumsi manusia termasuk bahan tambahan
pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan dan minuman.
2. Konsumsi Pangan adalah sejumlah makanan dan minuman yang dimakan
atau diminum penduduk/seseorang untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
3. Pola Konsumsi adalah susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah
bahan makanan rata-rata per orang per hari, yang umum dikonsumsi/
dimakan penduduk dalam jangka waktu tertentu.
4. Penganekaragaman Konsumsi Pangan adalah proses pemilihan pangan
yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan,
mencakup bahan pangan sumber energi, protein dan zat gizi lainnya,
sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan penduduk baik kuantitas
maupun kualitas.
5. Pangan Beragam, Bergizi Seimbang adalah aneka ragam bahan pangan,
baik sumber karbohidrat, protein, maupun vitamin dan mineral, yang bila
dikonsumsi dalam jumlah berimbang dapat memenuhi kecukupan gizi yang
dianjurkan.
6. Pangan lokal adalah pangan baik sumber karbohidrat, protein, vitamin dan
mineral yang diproduksi dan dikembangkan sesuai dengan potensi wilayah
dan budaya setempat.
7. Pangan pokok adalah pangan sumber karbohidrat yang sering dikonsumsi
atau dikonsumsi secara teratur sebagai makanan utama, selingan, sebagai
sarapan atau sebagai makanan pembuka dan penutup.
8. Pekarangan adalah lahan yang ada di sekitar rumah dengan batas
pemilikan yang jelas (lahan boleh berpagar dan boleh tidak berpagar),
tempat tumbuh berbagai jenis tanaman dan tempat memelihara berbagai
jenis ternak dan ikan.
9. Pemanfaatan Pekarangan adalah pekarangan yang dikelola secara
berkesinambungan melalui pendekatan terpadu (berbagai jenis tanaman,
ternak, dan ikan) sehingga akan menjamin ketersediaan bahan pangan
yang beraneka ragam, guna pemenuhan gizi rumah tangga dan bila hasilnya
berlebih dapat dijual sehingga memberikan sumbangan pendapatan rumah
tangga.
10. Pola Pangan Harapan adalah susunan beragam pangan yang didasarkan
pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama (baik secara absolute
maupun dari suatu pola ketersediaan dan atau konsumsi pangan).
11. Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku
usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan
dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan
sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas,
efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan
kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan.
12. Penyuluh Pendamping P2KP adalah penyuluh pertanian yang telah
mengikuti pelatihan pendampingan P2KP bertugas untuk mendampingi dan
membimbing kelompok sasaran kegiatan P2KP di wilayahnya.
13. Desa atau yang disebut dalam UU No.32/2004 diartikan sebagai kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah, berwewenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
14. Desa Pelaksana P2KP adalah desa yang melaksanakan kegiatan
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP).
berdasarkan standar gizi yang ditetapkan yang disebut sebagai Angka Kecukupan
Gizi.
Rata-rata kebutuhan konsumsi pangan per orang per hari untuk hidup sehat
adalah 2000 kkal untuk energi dan 52 gram untuk protein. Sebagai pedoman,
rata-rata
konsumsi
pangan
beragam,
seimbang
yang memenuhi
rata konsumsi
pangan
beragam,
bergizi bergizi
seimbang
yang memenuhi
skor mutu skor
ideal
mutu
ideal
dengan
energi
2000
kkal
seperti
pada
Tabel
1.
dengan energi 2000 kkal adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Rata-rata Konsumsi Pangan Beragam, dan Bergizi Seimbang (2000 kkal)
No
Kelompok Pangan
Sumber Karbohidrat
- Beras/gandum/jagung
- Umbi-umbian
- Gula
Sumber protein
- Pangan hewani (daging/telur/ayam)
- Kacang-kacangan (tempe/tahu)
150
35
3 ptg sedang
Sumber vitamin
- Sayur dan buah
250
10
20
1 sdm
0,25 btr kelapa
Mekanisme pemantauan.
10
desa P2KP.
5. Aparat provinsi melaksanakan rapat/pertemuan dan koordinasi dengan
aparat kabupaten/kota
B. Pelaksanaan
Kegiatan dalam persiapan, pelaksanaan dan evaluasi akhir
pemantauan konsumsi pangan secara mandiri di desa P2KP.
B.pelaksana
Pelaksanaan
Kegiatan
P2KP
di tingkat kabupaten/kota dikelola oleh Badan/Dinas/Instansi
Pelaksanaan
(Pencatatan)
April
Oktober
Rekap Data
Pelaporan
Keterangan
Minggu I Mei
Minggu III
Oktober
Mei
November
di 1500 desa
P2KP pada 250
kab/kota terpilih
11
12
Provinsi
DKI Jakarta
Jawa Barat
1. Kepulauan Seribu
1. Kab. Cianjur
2. Kab. Bekasi
3. Kab. Purwakarta
4. Kab. Bandung
5. Kab. Sumedang
6. Kab. Garut
Kab. Semarang
Kab. Grobogan
Kab. Brebes
Kab. Rembang
Kab. Banyumas
Kab. Purbalingga
Kab. Magelang
Kabupaten/Kota
2. Kota Jakarta Selatan
7. Kab. Ciamis
8. Kab. Cirebon
9. Kab. Kuningan
10. Kab. Indramayu
11. Kota Bogor
Jawa Tengah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1. Kab. Bantul
DI
Yogyakarta
Jawa Timur
9. Kab. Blitar
10. Kab. Madiun
11. Kab. Ngawi
12. Kab. Magetan
13. Kab. Ponorogo
14. Kab. Pacitan
15. Kab. Bojonegoro
Aceh
Sumatera
Utara
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kab. Bangkalan
Kab. Bondowoso
Kab. Situbondo
Kab. Banyuwangi
Kab. Malang
Kab. Probolinggo
Kab. Lumajang
Kab. Kediri
Kab. Aceh Utara
Kab. Aceh Selatan
Kab. Aceh Barat
Kab. Aceh Tenggara
Kab. Deli Serdang
Kab. Dairi
Kab. Asahan
Kab. Nias
Kab. Toba Samosir
Kab. Mandailing Natal
Kab. Samosir
Kab. Serdang Bedagai
8. Kab. Purworejo
9. Kab. Kebumen
10. Kab. Klaten
11. Kab. Boyolali
12. Kab. Sragen
13. Kab. Sukohardjo
14. Kab. Wonogiri
5. Kab. Simeulue
6. Kab. Aceh Singkil
7. Kab. Nagan Raya
9. Kab. Padang Lawas Utara
10. Kab. Labuhan Batu Utara
11. Kota Medan
12. Kota Pematang Siantar
13. Kota Padang Sidempuan
14. Kab. Tanah Karo
15. Kab.Labuhan Batu Selatan
16. Kota Tebing Tinggi
Lanjutan Tabel 3.
No
8
Provinsi
Sumatera
Barat
Riau
10
Jambi
11
Sumatera
Selatan
12
Lampung
13
Kalimantan
Barat
14
Kalimantan
Tengah
15
Kalimantan
Selatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
Kabupaten/Kota
Kab. Agam
7. Kab. Sijunjung
Kab. Lima Puluh Kota
8. Kota Padang Panjang
Kab. Solok
9. Kota Solok
Kab. Pesisir Selatan
10. Kota Padang
Kab. Dharmasraya
11. Kota Payahkumbuh
Kota Bukittinggi
Kab. Kampar
6. Kab. Rokan Hulu
Kab. Bengkalis
7. Kab. Rokan Hilir
Kab. Indragiri Hulu
8. Kab. Siak
Kab. Indragiri Hilir
9. Kota Pekanbaru
Kab. Pelalawan
Kab. Batanghari
5. Kab. Bungo
Kab. Tanjung Jabung Barat
6. Kab. Tebo
Kab. Tanjung Jabung Timur 7. Kab. Muaro Jambi
Kab. Kerinci
8. Kota Jambi
Kab. Lahat
7. Kab. Banyuasin
Kab. Musi Banyuasin
8. Kab. OKU Timur
Kab. Musi Rawas
9. Kab. OKU Selatan
Kab. Muara Enim
10. Kota Prabumulih
Kab. OKI
11. Kota Lubuk Linggau
Kab. OKU
Kab. Lampung Selatan
7. Kab. Lampung Timur
Kab. Lampung Tengah
8. Kab. Way Kanan
Kab. Lampung Utara
9. Kab. Pesawaran
Kab. Lampung Barat
10. Kab. Mesuji
Kab. Tulang Bawang
11. Kota Bandar Lampung
Kab. Tanggamus
Kab. Sambas
6. Kab. Sekadau
Kab. Sanggau
7. Kab. Kayong Utara
Kab. Sintang
8. Kota Pontianak
Kab. Bengkayang
9. Kota Singkawang
Kab. Landak
Kab. Kapuas
7. Kab. Sukamara
Kab. Barito Utara
8. Kab. Lamandau
Kab. Barito Selatan
9. Kab. Pulang Pisau
Kab. Kotawaringin Timur
10. Kab. Barito Timur
Kab. Katingan
11. Kota Palangkaraya
Kab. Seruyan
Kab. Banjar
5. Kab. Tapin
Kab. Tanah Laut
6. Kab. Barito Kuala
Kab. Hulu Sungai Tengah
7. Kab. Tabalong
Kab. Hulu Sungai Selatan
8. Kab. Kota Baru
13
Lanjutan Tabel 3.
No
16
Provinsi
Kalimantan
Timur
17
Sulawesi
Utara
18
Sulawesi
Tengah
19
Sulawesi
Selatan
20
Sulawesi
Tenggara
21
Maluku
22
Bali
23
Nusa
Tenggara
Barat
Nusa
Tenggara
Timur
24
14
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
1.
2.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kabupaten/Kota
Kab. Paser
4. Kab. Kutai Timur
Kab. Berau
5. Kab. Kutai Kertanegara
Kab. Nunukan
6. Kota Samarinda
Kab. Minahasa
6. Kab. Bolaang Mongondow
Kab. Bolaang Mongondow
Timur
Kab. Kep. Sangihe
7. Kab. Kep. Talaud
Kab. Minahasa Tenggara
8. Kab. Minahasa Selatan
Kab. Bolaang Mongondow
9. Kab. Minahasa Utara
Utara
Kab. Poso
6. Kab. Morowali
Kab. Donggala
7. Kab. Buol
Kab. Banggai
8. Kab. Tojo Una-una
Kab. Parigi Moutong
9. Kab. Sigi
Kab. Banggai Kepulauan
Kab. Pinrang
11. Kab. Selayar
Kab. Wajo
12. Kab. Takalar
Kab. Bone
13. Kab. Barru
Kab. Maros
14. Kab. Jeneponto
Kab. Sinjai
15. Kab. Pangkep
Kab. Bulukumba
16. Kab. Soppeng
Kab. Bantaeng
17. Kab. Enrekang
Kab. Sidenreng Rappang
18. Kab. Luwu Utara
Kab. Luwu Timur
19. Kab. Palopo
Kab. Toraja Utara
Kab. Buton
5. Kab. Kolaka Utara
Kab. Muna
6. Kab. Konawe
Kab. Kolaka
7. Kab. Buton Utara
Kab. Konawe Selatan
Kab. Maluku Tengah
4. Kab. Buru
Kab. Seram Bagian Barat
5. Kab. Buru Selatan
Kab. Seram Bagian Timur
Kab. Klungkung
3. Kab. Bangli
Kab. Karangasem
Kab. Lombok Timur
4. Kab. Sumbawa Barat
Kab. Bima
5. Kota Mataram
Kab. Dompu
6. Kota Bima
Kab. Belu
7. Kab. Sumba Timur
Kab. Timor Tengah Utara
8. Kab. Sumba Barat
Kab. Alor
9. Kab. Lembata
Kab. Flores Timur
10. Kab. Sumba Barat Daya
Kab. Ngada
11. Kota Kupang
Kab. Manggarai
Lanjutan Tabel 3.
Lanjutan Tabel 3.
No
Provinsi
No
Provinsi
25 Papua
25 Papua
Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota
1. Kab. Jayapura
4. Kab. Nabire
1.2.Kab.
4.5.Kab.
Kab.Jayapura
Biak Numfor
Kab.Nabire
Mimika
2.3.Kab.
Biak
Numfor
5.
Kab.
Mimika
Kab. Jayawijaya
3. Kab. Jayawijaya
26 Bengkulu
1. Kab. Bengkulu Utara
4. Kab. Muko-muko
26 Bengkulu
1.2.Kab.
4.5.Kab.
Kab.Bengkulu
BengkuluUtara
Selatan
Kab.Muko-muko
Bengkulu Tengah
2.3.Kab.
Bengkulu
Selatan
5.
Kab.
Bengkulu Tengah
Kab. Kaur
3. Kab. Kaur
27 Maluku Utara 1. Kab. Halmahera Tengah
4. Kab. Kep. Sula
27 Maluku Utara 1.2.Kab.
4.5.Kab.
Sula Timur
Kab.Halmahera
HalmaheraTengah
Utara
Kab.Kep.
Halmahera
2.3.Kab.
Halmahera
Utara
5.
Kab.
Halmahera
Kab. Halmahera Selatan
6. Kab. HalmaheraTimur
Barat
3. Kab. Halmahera Selatan
6. Kab. Halmahera Barat
28 Banten
1. Kab. Pandeglang
2. Kab. Tangerang
28 Banten
1. Kab. Pandeglang
2. Kab. Tangerang
29 Bangka
1. Kab. Bangka
2. Kab. Bangka Tengah
29 Bangka
1.
Kab.
Bangka
2. Kab. Bangka Tengah
Belitung
Belitung
30 Gorontalo
1. Kab. Gorontalo
3. Kab. Pohuwato
30 Gorontalo
1.2.Kab.
3. Kab. Pohuwato
Kab.Gorontalo
Boalemo
2. Kab. Boalemo
31 Kep. Riau
1. Kab. Bintan
31 Kep. Riau
1. Kab. Bintan
32 Papua Barat
1. Kab. Sorong
3. Kab. Fak-fak
32 Papua Barat
1.2.Kab.
3. Kab. Fak-fak
KotaSorong
Sorong
2. Kota Sorong
33 Sulawesi
1. Kab. Majene
3. Kab. Mamasa
33 Sulawesi
1.2.Kab.
3. Kab. Mamasa
Barat
Kab.Majene
Polewali Mandar
Barat
2. Kab. Polewali Mandar
DESA 2
DESA 2
DESA 3
DESA 3
DESA 4
DESA 4
20 Rumah
20 Rumah
Tangga
Tangga
20 Rumah
20 Rumah
Tangga
Tangga
20 Rumah
20 Rumah
Tangga
Tangga
20 Rumah
20 Rumah
Tangga
Tangga
DESA 5
DESA 5
20 Rumah
20 Rumah
Tangga
Tangga
DESA 6
DESA 6
20 Rumah
20 Rumah
Tangga
Tangga
15
16
Hubungan
dengan KK
Umur
(th/bl)
Jenis
Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Utama
Keterangan
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Daftar susunan anggota rumah tangga diisi dengan cara sebagai
Daftar
susunan
anggota rumah tangga diisi dengan cara sebagai berikut :
berikut
:
1) 1)Daftar
anggota
rumah
tangga
cukup
diisidiisi
sekali
dalam
satusatu
periode,
Daftarsusunan
susunan
anggota
rumah
tangga
cukup
sekali
dalam
periode,
yaituawal
padaperiode
saat awal
periode pemantauan.
yaitu
pada saat
pemantauan.
Sebelummengisi
mengisidaftar
daftarsusunan
susunan
anggota
rumah
tangga,
terlebih
2) 2)Sebelum
anggota
rumah
tangga,
terlebih
dahulu
dahulu melengkapi
nama
kepala
rumah
tangga,
dan nama
melengkapi
nama kepala
rumah
tangga,
alamat,
danalamat,
nama pencatat/nama
pencatat/nama
penyuluh
pendamping P2KP.
penyuluh
pendamping
P2KP.
Mengisikolom-kolom
kolom-kolom yang
yang ada
ada dalam
3) 3)Mengisi
dalam daftar
daftaryang
yangtersedia
tersedia(sebanyak
(sebanyak 7
7
kolom),
dengan
cara
sebagai
berikut
:
kolom), dengan cara sebagai berikut :
Kolom11: :Nama
NamaAnggota
AnggotaRumah
Rumah Tangga
Tangga
a) a) Kolom
Kolominiinidiisidiisi
dengan
nama-nama
semua
anggota
rumah
Kolom
dengan
nama-nama
semua
anggota
rumah
tangga,
tangga,
termasuk
anggota
rumah
tangga
di
luar
rumah
tangga
termasuk anggota rumah tangga di luar rumah tangga inti yang inti
tinggal
yang
tinggal
dalam
satu
rumah
tangga
(nenek/kakek/sepupu,
dalam satu rumah tangga (nenek/kakek/sepupu, kemenakan, dsb).
kemenakan, dsb).
b) Kolom 2 : Hubungan dengan KK
b) Kolom 2 : Hubungan dengan KK
Kolom ini diisi dengan hubungan anggota rumah tangga yang
Kolom inidengan
diisi dengan
hubungan
yang ibu,
dimaksud
KK (kepala
rumahanggota
tangga).rumah
Misal :tangga
isteri, anak,
dimaksud adalah KK (kepala rumah tangga). Misal : isteri, anak,
ayah, kemenakan, paman, dsb.
ibu, ayah, kemenakan, paman, dsb.
17
c) Kolom 3 : Umur
e) Kolom 5 : Pendidikan
f)
Kolom ini diisi dengan pekerjaan yang utama dikerjakan oleh masingmasing anggota rumah tangga. Misalnya : pedagang, PNS, pelajar,
ibu rumah tangga, dsb.
g) Kolom 7 : Keterangan
18
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Pertanyaan
Berapa kali sayur dan olahannya
dikonsumsi oleh keluarga dalam
5 hari?
Sebutkan jenis bahan pangan
kelompok sayuran yang
dikonsumsi oleh keluarga :
(contoh : bayam, kangkung, daun
singkong, kecambah, dll)
Berapa kali buah dan olahannya
dikonsumsi oleh keluarga dalam
5 hari?
Sebutkan jenis bahan pangan
kelompok buah yang dikonsumsi
oleh keluarga :
(contoh : mangga, pepaya, jeruk,
pisang, dll)
Berapa kali umbi-umbian dan
olahannya dikonsumsi oleh
keluarga dalam 5 hari baik
sebagai makanan pokok atau
selingan?
Sebutkan jenis bahan pangan
kelompok umbi-umbian yang
dikonsumsi oleh keluarga :
(contoh : ubi kayu, ubi jalar,
sagu, dll).
Berapa kali pangan hewani dan
olahannya dikonsumsi oleh
keluarga dalam 5 hari?
Sebutkan jenis bahan pangan
kelompok pangan hewani yang
dikonsumsi oleh keluarga :
(contoh : daging sapi, daging
ayam, ikan lele, susu, telur, dll).
Berapa kali kacang-kacangan
dan olahannya dikonsumsi oleh
keluarga dalam 5 hari?
Sebutkan jenis bahan pangan
kelompok kacang-kacangan yang
dikonsumsi oleh keluarga :
(contoh : kacang tanah, kedelai,
tempe, tahu, dll).
Jawaban
1) < 3 kali
2) 3 - 5 kali
3) 6 10 kali
4) > 10 kali
1) < 3 kali
2) 3 - 5 kali
3) 6 10 kali
4) > 10 kali
1) < 3 kali
2) 3 - 5 kali
3) 6 10 kali
4) > 10 kali
1) < 3 kali
2) 3 - 5 kali
3) 6 10 kali
4) > 10 kali
1) < 3 kali
2) 3 - 5 kali
3) 6 10 kali
4) > 10 kali
19
Waktu
Makan
Nama
Makanan
Jenis
(1)
(2)
(3)
Bahan
Banyaknya
URT
gram
(4)
(5)
Asal*
(6)
Jumlah
yang
Makan
(7)
RataRata/Orang
(gram)
(8)
20
Daftar konsumsi pangan rumah tangga diisi dengan cara sebagai berikut :
1) Daftar konsumsi pangan rumah tangga diisi oleh ibu atau anggota rumah
tangga lainnya, terutama anggota rumah tangga yang banyak berperan
dalam penentuan konsumsi pangan rumah tangga.
2) Daftar konsumsi pangan rumah tangga diisi setiap hari selama 5 (lima) hari
berurutan dengan data yang sebenar-benarnya.
3) Mengisi daftar konsumsi pangan rumah tangga sesuai dengan tabel yang
telah tersedia (sebanyak 8 kolom) dengan cara sebagai berikut :
a) Kolom 1 : Waktu Makan
Kolom ini diisi dengan waktu makan, seperti makan pagi, siang, malam
dan selingan.
c) Kolom 3 : Jenis
Contoh : dalam kolom 2 (dua) terisi sayur asem, maka dalam kolom
3 (tiga) diisi dengan bahan-bahan pangan yang digunakan untuk
membuat sayur asem tersebut, misalnya: jagung manis muda, nangka
muda, kacang tanah, kacang panjang dsb.
d) Kolom 4 : URT
21
digunakan dalam satuan gram, angka ini bisa langsung didapat pada
saat pengisian atau harus dikonversi dari URT, dengan menggunakan
Daftar Bahan Penukar seperti pada Lampiran 6 atau disesuaikan
dengan kondisi setempat.
f)
Kolom 6 : Asal
Kolom ini diisi dengan jumlah orang yang ikut makan untuk masingmasing nama makanan (kolom 2). Bisa jadi antara satu jenis makanan
dengan makanan yang lainnya jumlah orang yang makan berbeda.
22
Pangan
Hari 1
Hari 2
Hari 3
Hari 4
Hari 5
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Total (gram)
(7)=Kol (2)
s.d (6)
23
c) Kolom 3 : Hari 2
Kolom ini diisi dengan jumlah gram dari jenis bahan pangan yang
dikonsumsi hari ke-2 pencatatan konsumsi (kuesioner daftar konsumsi
pangan rumah tangga kolom 5).
d) Kolom 4 : Hari 3
Kolom ini diisi dengan jumlah gram dari jenis bahan pangan yang
dikonsumsi hari ke-3 pencatatan konsumsi (kuesioner daftar konsumsi
pangan rumah tangga kolom 5).
e) Kolom 5 : Hari 4
Kolom ini diisi dengan jumlah gram dari jenis bahan pangan yang
dikonsumsi hari ke-4 pencatatan konsumsi (kuesioner daftar konsumsi
pangan rumah tangga kolom 5).
f)
Kolom 6: Hari 5
Kolom ini diisi dengan jumlah gram dari jenis bahan pangan yang
dikonsumsi hari ke-5 pencatatan konsumsi (kuesioner daftar konsumsi
pangan rumah tangga kolom 5).
g) Kolom 7 : Total
24
Bahan
Pangan
Jumlah
(gram)
Asal diberi
Bahan
Pangan
Jumlah
(gram)
Asal pekarangan
Bahan
Pangan
Jumlah
(gram)
25
26
27
28
pangan hewani; (4) minyak dan lemak; (5) buah/biji berminyak; (6) kacangkacangan; (7) gula; (8) sayur dan buah (9) lain-lain.
Setiap kelompok pangan diberi bobot, kriteria dan besarnya bobot dapat
dilihat seperti tabel 9.
Tabel 9. Susunan Pola Pangan Harapan Nasional*)
No
Kelompok
Pangan
Gram
(1)
(2)
(4)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Padi - padian
Umbi-umbian
Pangan Hewani
Minyak dan Lemak
Buah/Biji Berminyak
Kacang-kacangan
Gula
Sayur dan Buah
Lain lain
Jumlah
275
100
150
20
10
35
30
250
-
50.0
6.0
12.0
10.0
3.0
5.0
5.0
6.0
3.0
100.0
0.5
0.5
2.0
0.5
0.5
2.0
0.5
5.0
0.0
-
Skor
PPH
(8)
25.0
2.5
24.0
5.0
1.0
10.0
2.5
30.0
0.0
100.0
Sumber : *) Harmonisasi PPH Nasional PPKP BKP dan GMSK IPB, 2002
Keterangan :
(kolom 5)
X 100%
2000 kkal
% AKG (kolom 6) =
Skor pangan (kolom 8) = (kolom 6) x (kolom 7). Hasil perkalian dari masingmasing kelompok pangan dijumlahkan sehingga diperoleh total skor 100.
29
30
Total skor mutu konsumsi pangan adalah jumlah dari skor kelompok padipadian sampai dengan skor kelompok lain-lain. Angka ini disebut skor
konsumsi pangan aktual, yang menunjukkan tingkat keragaman konsumsi
pangan. Ringkasan cara penghitungan PPH dapat dilihat pada Tabel 10.
31
10
2185
Pangan Hewani
Buah/Biji Berminyak
Kacang-kacangan
Gula
Lain-lain
Total
9
100.0
0.5
3.9
2.3
3.0
2.3
27.5
4.6
3.4
52.6
(4)
% Aktual
85
50
65
50
600
100
75
Umbi-umbian
1150
(3)
Padi-padian
(2)
(1)
Energi
Aktual
% Terhadap Total
Energi Aktual
Kelompok Pangan
No
Konsumsi Aktual
(kkal/kap/hari)
109.3
0.5
4.3
2.5
3.3
2.5
30.0
5.0
3.8
57.5
(5)
% AKE
0.0
5.0
0.5
2.0
0.5
0.5
2.0
0.5
0.5
(6)
Bobot
73.2
0.0
19.4
1.1
6.0
1.1
13.7
9.2
1.7
26.3
(7)
Skor Aktual
% Aktual x Bobot
% AKE x Bobot
132.7
0.0
21.3
1.3
6.5
1.3
15.0
10.0
1.9
28.8
(8)
Skor
AKE
100.0
0.0
30.0
2.5
10.0
1.0
5.0
24.0
2.5
25.0
(9)
Skor
Maks
71.9
0.0
21.3
1.3
6.5
1.0
5.0
10.0
1.9
25.0
(10)
Skor
PPH
31
32
33
VII. PELAPORAN
Pelaporan pemantauan konsumsi pangan mandiri di wilayah P2KP dilakukan
PELAPORAN
secara berjenjang mulai dari desa,VII.kabupaten/kota,
provinsi sampai pusat. Pelaporan
di tingkat desa berupa rekap data konsumsi hasil pemantauan. Sedangkan format
pemantauan
pangan mandiri di dan
wilayah
P2KP dilakukan
laporan Pelaporan
lengkap disusun
di konsumsi
tingkat kabupaten/kota
provinsi
yang dilakukan
secara
berjenjang
mulai
dari
desa,
kabupaten/kota,
provinsi
sampai
pusat.konsumsi
sebanyak 2 kali pelaporan yaitu setelah selesai periode I pemantauan
Pelaporan di tingkat desa berupa data rekap data konsumsi hasil pemantauan.
pangan
(Mei), format
dan laporan
setelahlengkap
selesai
periode
II kabupaten/kota
pemantauan dan
konsumsi
Sedangkan
disusun
di tingkat
provinsi pangan
yang dilakukan
2 kali pelaporan
setelah
selesai
periode
I
(November).
Laporansebanyak
kabupaten/kota
direkap diyaitu
provinsi.
Setiap
provinsi
mengirimkan
pemantauan
konsumsi
pangan
(Mei),
dan
setelah
selesai
periode
II
pemantauan
laporan dari kabupaten/kotanya, sehingga secara nasional akan diterima oleh pusat
konsumsi pangan (November). Laporan kabupaten/kota direkap di provinsi. Setiap
sebanyak
250
laporan kabupaten/kota,
baik laporan pemantauan
periode
I maupun II.
provinsi
mengirimkan
laporan dari kabupaten/kotanya,
sehingga secara
nasional
Alur pelaporan
dapat
Gambar
akan diterima
olehdilihat
pusatpada
sebanyak
250 berikut:
laporn kabupaten/kota, baik laporan
pemantauan periode I maupun II. Alur pelaporan dapat dilihat pada Gambar
berikut:
Pusat
Copy Hasil
Pemantauan
dan analisis
Periode I dan II
Provinsi
Kab/Kota
BKP Pusat
Desa
Penyuluh Pendamping Desa
P2KP
33
34
35
36
37
VIII. PENUTUP
Pedoman analisis konsumsi pangan mandiri di wilayah P2KP disusun sebagai
acuan pusat dan daerah, serta stakeholder terkait dalam pelaksanaan pemantauan
konsumsi pangan di wilayah P2KP, sehingga operasionalisasi setiap kegiatan dapat
berjalan lancar, dan dapat diketahui gambaran situasi konsumsi pangan di wilayah
P2KP.
SRI SULIHANTI
38
LAMPIRAN
:
:
:
:
:
:
...................................................
...................................................
...................................................
...................................................
...................................................
...................................................
Hubungan
dengan KK
Umur
(th/bl)
Jenis
Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Utama
Keterangan
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
38
Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP
39
:
:
:
:
:
:
Waktu
Makan
Nama
Makanan
Jenis
(1)
(2)
(3)
Bahan
Banyaknya
URT
gram**
(4)
(5)
Asal*
(6)
Jumlah
Yang
Makan
(7)
Rata-Rata/
Orang
(gram)
(8)
39
40
Pertanyaan
1.
1) < 3 kali
2) 3 - 5 kali
3) 6 10 kali
4) > 10 kali
1) < 3 kali
2) 3 - 5 kali
3) 6 10 kali
4) > 10 kali
2) 3 - 5 kali
3) 6 10 kali
4) > 10 kali
2) 3 - 5 kali
3) 6 10 kali
4) > 10 kali
2) 3 - 5 kali
3) 6 10 kali
4) > 10 kali
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Jawaban
40
Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP
41
Jenis Bhn
Pangan
(1)
Total (gram)
Hr 1
Hr 2
Hr 3
Hr 4
Hr 5
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
41
42
Asal dibeli
Bahan
Pangan
Jumlah
(gram)
Asal diberi
Bahan
Pangan
Jumlah
(gram)
Asal pekarangan
Bahan
Pangan
Jumlah
(gram)
42
Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP
43
URT
Nasi jagung
gls
Singkong*
1 ptg sdg
Beras singkong (rasi)*
1 gls
Tiwul*
gls
Tiwul kukus*
1 gls
Kentang
2 bj sdg
Talas
1 bj bsr
Ubi jalar
1 bj sdg
Berat
(gram)
100
100
50
50
100
200
200
150
Bahan Makanan
URT
Mie bendo/singkong*
Beras aruk*
Hotong
Jali
Jewawut
Maizena*
Tepung sagu*
Tepung singkong
1 prg sdg
1/3 gls
1/3 gls
1/3 gls
gls
8 sdm
7 sdm
8 sdm
Berat
(gram)
50
50
50
60
50
40
40
40
B. Lauk Hewani
Satu porsi setara 1 potong daging berat 50 gr (sebesar kotak korek api) yaitu
setara dengan 95 kkal, 4 gr Protein, 6 gr lemak. Bahan makanan yang dapat
digunakan sebagai penukar satu porsi lauk hewani/daging terdapat pada Tabel
B.
Tabel B. Bahan Makanan Penukar Sumber Protein Hewani Setara 1 Porsi
Daging Bahan
Makanan
Babat
Bakso daging
Bakso daging
Daging ayam
Daging sapi
URT
2 ptg sdg
20 bj kcl
10 bj sdg
1 ptg sdg
1 ptg sdg
Berat
(gram)
60
100
100
50
50
Bahan Makanan
Keju
Telur ayam
Telur ayam negri
Telur bebek
Telur puyuh
URT
1 ptg sdg
2 btr
1 btr
1 btr
5 btr
Berat
(gram)
30
60
60
60
60
43
44
Hati sapi
Ikan asin
Dadih sapi
Usus Sapi
Ikan segar
Ikan teri
Daging burger
1 ptg sdg
1 ptg kcl
2 ptg sdg
3 bulatan
1 ptg
2 sdm
4 bh sdg
50
25
25
75
50
25
117
Udang basah
Rolade
Sosis ayam
Nugget ayam
Bakso udang
Abon sapi
gls
5 bh sdg
3 bh sdg
5 bh sdg
15 bh sdg
3 sdm
50
200
83
83
175
62,5
C. Lauk Nabati
Satu porsi tempe setara dengan 2 potong sedang (50 gram), mengandung 80
kkal, 6 gram protein, 3 gram lemak dan 8 gram karbohidrat. Bahan makanan
yang dapat digunakan sebagai penukar satu porsi tempe terdapat pada Tabel
C.
Tabel C. Bahan Makanan Penukar Sumber Protein Nabati (Setara 1 Porsi
Tempe)
Bahan Makanan
Kacang hijau
Kacang kedelai
Kacang merah
Oncom
URT
2 sdm
2 sdm
2 sdm
2 ptg sdg
Berat
(gram)
25
25
25
50
Bahan
Makanan
Kacang tanah
Keju kc tanah
Kacang tolo
Tahu
URT
2 sdm
2 sdm
2 sdm
1 bj bsr
Berat
(gram)
20
20
25
100
D. Sayur
Satu porsi sayuran adalah 100 gr sayuran mentah dalam keadaan bersih
atau kurang lebih 1 gelas sayur matang yang ditiriskan, yaitu setara dengan
50 kkal, 3 gr protein dan 10 gram karbohidrat. Bahan makanan yang dapat
digunakan sebagai penukar satu sayuran terdapat pada Tabel D.1 dan Tabel
D.2.
Sayuran Kelompok A :
Tabel D.1. Bahan Makanan Penukar Sumber Vitamin dan Mineral dari
Sayuran Kelompok A*)
Baligo
Labu air
Daun koro
Daun labu siam
Daun waluh
Jenis Sayuran
Kembang kol
Daun kacang panjang
Oyong
Kangkung
Ketimun
Daun bawang
Lobak
Kol
Pepaya muda
Petsai
44
Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP
45
Daun lobak
Jamur segar
Seledri
Taoge
Tomat
Kecipir
Tebu terubuk
Cabe hijau besar
Sawi
Selada
Terong
Keterangan : *) 1 satuan penukar mengandung sedikit sekali energi, protein, dan hidrat
arang. Sayuran ini boleh digunakan sekehendak tanpa diperhitungkan banyaknya
Sayuran Kelompok B:
Tabel D.2. Bahan Makanan Penukar Sumber Vitamin dan Mineral dari
Sayuran Kelompok B
Jenis Sayuran
Daun lompong
Genjer
Daun mangkokan
Kacang panjang
Daun melinjo
Kacang kapri
Daun pakis
Kangkung
Daun singkong
Katuk
Jagung muda
Kucai
Jantung pisang
Wortel
Bayam
Biet
Buncis
Daun beluntas
Daun ubi jalar
Daun leunca
Daun pepaya
Labu siam
Labu waluh
Nangka muda
Pare
Takokak
E. Buah
Satu porsi buah setara dengan 1 buah pisang ambon ukuran sedang (50 gr); 1
(satu) satuan penukar mengandung energi 40 kkal dan 10 gram karbohidrat.
Bahan makanan yang dapat digunakan sebagai penukar satu porsi buah
terdapat pada Tabel E.
Tabel E. Bahan Makanan Penukar Sumber Vitamin dan Mineral
Bahan
Makanan
Alpokat
Anggur
Apel
Belimbing
Duku
Jambu air
Jambu biji
Jambu bol
Jeruk manis
Kedondong
Kemang
Sawo
URT
bh bsr
10 biji
bh sdg
1 bh bsr
15 buah
2 bh sdg
1 bh bsr
bh bsr
2 bh sdg
1 bh bsr
1 bh bsr
1 bh sdg
Berat
(gram)
50
75
75
125
75
100
100
75
100
100
100
50
Bahan Makanan
Mangga
Melon
Nangka masak
Nanas
Pepaya
Pisang ambon
Pisang raja sereh
Rambutan
Salak
Semangka
Sirsak
URT
bh bsr
1 ptg bsr
3 biji
bh bsr
1 ptg sdg
1bh sdg
2 bh kcl
8 bh
1 bh bsr
1 ptg bsr
gls
Berat
(gram)
50
150
50
75
100
50
50
75
75
150
75
45
46
F. Susu
Satu satuan penukar mengandung 139 kkal , 7 gram prtein, 7 gram lemak
dan 9 gram karbihidrat. Bahan makanan yang dapat digunakan sebagai
penukar satu porsi susu terdapat pada Tabel F.
Tabel F. Bahan Makanan Penukar Susu sebagai Sumber Protein
Bahan Makanan
URT
Susu sapi
Susu kambing
Susu kental tak manis
Susu kerbau
1 gls
gls
gls
gls
Berat
(gram)
200
150
100
100
Bahan Makanan
URT
Yogurt
Tepung sari dele
Tepung susu skim
Tepung susu whole
1 gls
4 sdm
4 sdm
5 sdm
Berat
(gram)
200
25
20
25
G. Minyak
Satu porsi minyak = sendok makan = 5 gram, mengandung 45 kkal dan 5
gram lemak. Bahan makanan yang dapat digunakan sebagai penukar satu
porsi minyak terdapat pada Tabel G.
Tabel G. Bahan Penukar Minyak sebagai Sumber Lemak
Bahan
Makanan
Minyak goreng
Minyak kelapa
Margarin
Kelapa
Kelapa parut
URT
sdm
sdm
sdm
1 ptg kcl
5 sdm
Berat
(gram)
5
5
5
30
30
Bahan
Makanan
Santan
Minyak ikan
Lemak babi
Lemak sapi
URT
gls
sdm
1 ptg kcl
1 ptg kcl
Berat
(gram)
50
5
5
5
46
Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP
47
:
:
:
:
:
:
Bakri Met
Kp. Lebak Wangi RT 02/01
Ermi Yustiti
Sukamantri
Batununggal
Bekasi
Hubungan
dengan KK
Umur
(th/bl)
Jenis
Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Utama
Keterangan
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Bakri Met
Suami
62
SMP
Pedagang
Ermi Yustiti
Istri
60
Sarjana
Ibu Rumah
Tangga
Akber
Maulad
Anak
25
Sarjana
PNS
Raysa
Renita
Anak
17
SMA
Pelajar
47
48
:1
: 8 April 2013
: Ermi Yustiti
: Sukamantri
: Batununggal
: Bekasi
Waktu
makan
Nama
makanan
Jenis
(1)
(2)
(3)
Pagi
Siang
Malam
Bahan
Banyaknya
URT
gram**
(4)
(5)
Asal*
(6)
Jml yg
makan
(orang)
(7)
4
Ratarata/orang
(gram)
(8)
Nasi goreng
Komplit
Nasi putih
Telur
Ayam
Minyak Gr
Kecap
Bw Putih
Bw Merah
Cabe
4 piring
2 butir
1 dada
2 sdm
3 sdm
3 siung
5 siung
2 buah
400
120
100
30
45
10
15
5
beli
pekarangan
beli
beli
beli
beli
beli
pekarangan
100
30
25
7,5
11,25
2,5
3,75
1,25
Teh Manis
Gula pasir
4 sdm
40
beli
Nasi putih
Sayur lodeh
Nasi putih
Santan
Terong
Kc. Panjang
Pete
Tempe
Bw putih
Bw. Merah
Cabe
4 piring
2 gelas
2 buah
1 ikat
1 buah
ppn
3 siung
4 siung
4 buah
800
400
150
125
50
250
10
12
10
beli
pekarangan
pekarangan
pekarangan
diberi
beli
beli
beli
pekarangan
Ikan goreng
Mujahir
Mnyk terserap
4 ekor
4 sdm
400
60
pekarangan
beli
100
15
Pepaya
Pepaya masak
4 ptg
400
pekarangan
100
Nasi
Ayam goreng
Nasi
Ayam
Bw putih
Lengkuas
Minyk terserap
4 piring
4 ptng
2 siung
3 ruas
3 sdm
600
200
45
50
45
beli
pekarangan
beli
pekarangan
beli
Sayur Lodeh
Pepaya
Pepaya mentah
Cabe
Santan
Bw putih
Bw. Merah
4 ptg
4 buah
2 gelas
3 siung
4 siung
400
10
400
10
12
pekarangan
pekarangan
pekarangan
beli
beli
10
4
200
50
37,5
31,25
12,5
62,5
2,5
3
2,5
150
50
11,25
12,5
11,25
100
2,5
100
2,5
3
48
Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP
49
Tanggal pencatatan
Periode Konsumsi
Pencatat
Desa/Kelurahan
Kecamatan
Kabupaten/Kota
: 12 April 2013
Kode Rmh Tngg : 0
: 8 April 2013 s.d 12 April 2013
: Ermi Yustiti
: Sukamantri
: Batununggal
: Bekasi
No
Pertanyaan
1.
1) < 3 kali
1) < 3 kali
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Jawaban
2) 3 - 5 kali
3) 6 10 kali
4) > 10 kali
2) 3 - 5 kali
3) 6 10 kali
4) > 10 kali
4) > 10 kali
Pepaya, jeruk
4) > 10 kali
4) > 10 kali
49
50
Jenis Bhn
Pangan
Total (gram)
Hr 1
Hr 2
Hr 3
Hr 4
Hr 5
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
2200
2000
2100
2300
2200
10800
100
200
300
Tempe
100
200
300
100
700
Bayam
400
400
500
300
800
200
300
500
200
200
300
700
(1)
Nasi
Ayam
Jeruk
Kangkung
Mangga
...dst....
50
Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP
51
Asal dibeli
Bahan
Pangan
Jumlah
(gram)
Asal diberi
Bahan
Pangan
Jumlah
(gram)
Asal pekarangan
Bahan
Pangan
Jumlah
(gram)
Nasi
10.800
Susu
1000
Telur Ayam
600
Gula Pasir
200
Pisang
1.700
Ikan Mujair
1.200
Minyak
300
Jeruk
1.500
Kangkung
1.000
Tempe
2.000
Mangga
1.000
Bayam
1.500
Tahu
500
Kacang Tanah
1.000
51
52