Anda di halaman 1dari 54

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan untuk
membangun bangsa Indonesia dalam menghadapi persaingan di era global.
Untuk itu, tubuh memerlukan makanan yang mengandung zat gizi lengkap sesuai
dengan kebutuhan untuk dapat menjalankan aktivitas secara aktif dan produktif.

Makanan yang dimakan sehari-hari harus mengandung lima kelompok


zat gizi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral dalam jumlah
yang cukup dan tidak berlebihan namun juga tidak kekurangan. Di samping itu
manusia juga memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses
faali dalam tubuh. Zat-zat gizi tersebut akan terpenuhi bila pangan yang kita
konsumsi beragam, karena secara alami komposisi setiap jenis bahan pangan
memiliki kelebihan dan kekurangan akan zat gizi tertentu, sehingga dengan
mengonsumsi jenis pangan yang beragam, pangan satu dengan yang lainnya
akan saling melengkapi. Pangan yang bergizi seimbang ini tidak harus berharga
mahal. Bahkan dapat diperoleh dengan harga yang sangat murah, dengan
memanfaatkan apa yang ada di sekitar kita, misalnya pekarangan.

Sehubungan dengan itu, pemerintah melalui program penganekaragaman


konsumsi pangan mengupayakan agar pola konsumsi pangan penduduk lebih
beraneka ragam dan seimbang serta aman dalam jumlah dan komposisi yang
cukup (Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman) yang dimulai dari masing-masing
rumah tangga. Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
(P2KP) yang dilakukan antara lain melalui kegiatan optimalisasi pemanfaatan
pekarangan, yang dapat menjadi sumber pangan keluarga, bukan saja terbatas
pada tanaman sebagai sumber karbohidrat, vitamin dan mineral, melainkan juga
pada ternak dan ikan sebagai sumber protein.

Keberhasilan Penganekaragaman Konsumsi Pangan tercermin dari


indikator outcome-nya berupa “makin beragam dan berimbangnya pola
konsumsi pangan penduduk yang diukur dengan skor Pola Pangan Harapan
(PPH) yang semakin meningkat, dan menurunnya konsumsi beras 1,5% per
tahun”. Untuk mengetahui sejauh mana perubahan pola konsumsi pangan
masyarakat, perlu dilakukan pemantauan konsumsi pangan di wilayah P2KP.

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 1


Pemantauan konsumsi pangan ini dapat dilakukan secara mandiri oleh rumah
tangga pelaksana kegiatan optimalisasi pekarangan.

Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan pemantauan konsumsi


pangan, maka disusun Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah
P2KP sebagai acuan dalam melaksanakan pengumpulan data dan informasi,
pengolahan dan analisa konsumsi pangan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Memberikan panduan kepada aparat pemerintah, dan penyuluh pendamping
dalam melakukan pemantauan dan penilaian, konsumsi pangan rumah
tangga (khususnya di wilayah kegiatan P2KP).
2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan aparat pemerintah,
dan penyuluh pendamping dalam melakukan pemantauan konsumsi
pangan wilayah P2KP.
b. Mengetahui perubahan pola konsumsi pangan rumah tangga di
wilayah P2KP pada tahun 2013.

C. Sasaran
Sasaran lokasi kegiatan pemantauan konsumsi pangan mencakup desa
P2KP pada 250 kabupaten/kota di 33 provinsi. Daftar 250 kabupaten/kota terpilih
dijelaskan lebih lanjut pada bagian pelaksanaan kegiatan.

D. Output Kegiatan
Output yang diharapkan dari kegiatan ini:
1. Tersedianya data konsumsi pangan rumah tangga di wilayah P2KP pada
kabupaten/kota terpilih.
2. Laporan analisis konsumsi pangan di wilayah P2KP pada kabupaten/kota
terpilih.

2 Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP


E. Pengertian
1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan
air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai
makanan dan minuman bagi konsumsi manusia termasuk bahan tambahan
pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan dan minuman.
2. Konsumsi Pangan adalah sejumlah makanan dan minuman yang dimakan
atau diminum penduduk/seseorang untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
3. Pola Konsumsi adalah susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah
bahan makanan rata-rata per orang per hari, yang umum dikonsumsi/
dimakan penduduk dalam jangka waktu tertentu.
4. Penganekaragaman Konsumsi Pangan adalah proses pemilihan pangan
yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan,
mencakup bahan pangan sumber energi, protein dan zat gizi lainnya,
sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan penduduk baik kuantitas
maupun kualitas.
5. Pangan Beragam, Bergizi Seimbang adalah aneka ragam bahan pangan,
baik sumber karbohidrat, protein, maupun vitamin dan mineral, yang bila
dikonsumsi dalam jumlah berimbang dapat memenuhi kecukupan gizi yang
dianjurkan.
6. Pangan lokal adalah pangan baik sumber karbohidrat, protein, vitamin dan
mineral yang diproduksi dan dikembangkan sesuai dengan potensi wilayah
dan budaya setempat.
7. Pangan pokok adalah pangan sumber karbohidrat yang sering dikonsumsi
atau dikonsumsi secara teratur sebagai makanan utama, selingan, sebagai
sarapan atau sebagai makanan pembuka dan penutup.
8. Pekarangan adalah lahan yang ada di sekitar rumah dengan batas
pemilikan yang jelas (lahan boleh berpagar dan boleh tidak berpagar),
tempat tumbuh berbagai jenis tanaman dan tempat memelihara berbagai
jenis ternak dan ikan.
9. Pemanfaatan Pekarangan adalah pekarangan yang dikelola secara
berkesinambungan melalui pendekatan terpadu (berbagai jenis tanaman,
ternak, dan ikan) sehingga akan menjamin ketersediaan bahan pangan
yang beraneka ragam, guna pemenuhan gizi rumah tangga dan bila hasilnya
berlebih dapat dijual sehingga memberikan sumbangan pendapatan rumah
tangga.

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 3


10. Pola Pangan Harapan adalah susunan beragam pangan yang didasarkan
pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama (baik secara absolute
maupun dari suatu pola ketersediaan dan atau konsumsi pangan).
11. Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku
usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan
dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan
sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas,
efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan
kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan.
12. Penyuluh Pendamping P2KP adalah penyuluh pertanian yang telah
mengikuti pelatihan pendampingan P2KP bertugas untuk mendampingi dan
membimbing kelompok sasaran kegiatan P2KP di wilayahnya.
13. Desa atau yang disebut dalam UU No.32/2004 diartikan sebagai kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah, berwewenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
14. Desa Pelaksana P2KP adalah desa yang melaksanakan kegiatan
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP).

4 Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP


II. KONSUMSI PANGAN YANG DIANJURKAN

A. Konsumsi Pangan Beragam, dan Bergizi Seimbang


Pangan Beragam dan Bergizi Seimbang adalah aneka ragam bahan
pangan (sumber karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral) yang bila dikonsumsi
dalam jumlah yang berimbang dapat memenuhi kecukupan gizi yang dianjurkan.
Konsumsi pangan yang beragam, dan bergizi seimbang tidak hanya memenuhi
kecukupan gizinya saja, tetapi juga harus mempertimbangkan keseimbangan
gizi yang mendukung cita rasa, daya cerna, daya terima, jumlah yang dibutuhkan
serta disesuaikan dengan kemampuan daya beli masing-masing rumah tangga.

Makanan yang kita makan sehari-hari mempunyai tiga fungsi utama, yaitu
sebagai zat tenaga (karbohidrat), zat pembangun (protein), dan zat pengatur
(vitamin dan mineral). Untuk dapat mencukupi ketiga fungsi utama makanan itu,
pangan yang kita pilih tidak harus mahal bahkan dapat kita peroleh dari sekitar
kita, termasuk pekarangan. Aneka bahan pangan tersebut adalah :
1. Zat tenaga (karbohidrat), pada umumnya diperoleh dari makanan pokok.
Contoh : beras, jagung, ubi kayu, ubi jalar, gandum, sagu, pisang,
sukun, gula dan sebagainya.
2. Zat pembangun (protein) diperoleh dari lauk-pauk
Contoh : daging, ayam, telur, ikan, tahu, tempe, kacang-kacangan,
dan sebagainya.
3. Zat pengatur (vitamin dan mineral), diperoleh dari sayur-sayuran dan buah-
buahan.
Contoh :
bayam, kangkung, daun singkong, kecambah, kacang
panjang, kol, sawi, labu siam, daun pakis, terong, ketimun,
tomat, mangga, pepaya, jeruk, apel, anggur, jambu air, jambu
biji, dsb.

B. Konsumsi Pangan Sesuai Kebutuhan Gizi


Kebutuhan zat gizi masing-masing orang berbeda, tergantung dari umur,
jenis kelamin, tingkat aktivitas (berat, sedang, ringan) dan keadaan fisiologis
tubuh. Setiap orang perlu mengonsumsi zat gizi sesuai dengan kebutuhannya

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 5


berdasarkan standar gizi yang ditetapkan yang disebut sebagai Angka Kecukupan
Gizi.

Rata-rata kebutuhan konsumsi pangan per orang per hari untuk hidup sehat
adalah 2000 kkal untuk energi dan 52 gram untuk protein. Sebagai pedoman,
rata-rata konsumsi
rata konsumsi panganpangan beragam,
beragam, bergizi bergizi
seimbangseimbang yang memenuhi
yang memenuhi skor mutu skor
ideal
mutu ideal dengan energi 2000 kkal seperti pada
dengan energi 2000 kkal adalah sebagai berikut : Tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata Konsumsi Pangan Beragam, dan Bergizi Seimbang (2000 kkal)

Konsumsi Bahan Pangan


No Kelompok Pangan Gram/kap/hari URT
*)

1 Sumber Karbohidrat
- Beras/gandum/jagung 275 1,5 gls aqua
- Umbi-umbian 100 1 ptg sedang
- Gula 30 2 sdm

2 Sumber protein
- Pangan hewani (daging/telur/ayam) 150 3 ptg sedang
- Kacang-kacangan (tempe/tahu) 35

3 Sumber vitamin
- Sayur dan buah 250 2,5 gls aqua

4 Penambah rasa dan pelarut vitamin dan


mineral
- Minyak/lemak 10 1 sdm
- Buah/biji berminyak 20 0,25 btr kelapa

Keterangan : *) Satuan penukar dalam ukuran rumah tangga (URT)

6 Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP


III. MEKANISME KEGIATAN

A. Ruang Lingkup Kegiatan


Ruang lingkup kegiatan pemantauan konsumsi pangan di wilayah P2KP:
1. Penentuan rumah tangga di desa P2KP terpilih untuk dilakukan pemantauan
konsumsi pangan rumah tangga secara mandiri.
2. Penjelasan dan pendampingan rumah tangga P2KP dalam pengisian
kuesioner pemantauan konsumsi pangan.
3. Pengumpulan, dan pengecekan kelengkapan data hasil pencatatan mandiri.
4. Pelaksanaan rekapitulasi hasil pemantauan konsumsi pangan.
5. Pelaksanaan analisis konsumsi pangan.
6. Monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan.

B. Tugas Responden/Rumah Tangga Sampel


1. Mengisi daftar susunan anggota rumah tangga secara lengkap.
2. Mencatat makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh seluruh anggota
rumah tangga setiap hari dalam satuan Ukuran Rumah Tangga (URT),
untuk jangka waktu 5 (lima) hari berurutan dengan benar.
3. Mencatat bagaimana cara memperoleh makanan dan minuman yang
dikonsumsi (pemberian, pembelian, pekarangan, atau lainnya).
4. Mencatat frekwensi (selama 5 hari) makan sayur, buah, umbi-umbian,
pangan hewani dan kacang-kacangan dalam kuesioner frekwensi makan
pada setiap akhir perode (hari ke-5).

C. Tugas Penyuluh Pendamping P2KP


1. Tugas Penyuluh Pendamping Desa P2KP:
a. Mendistribusikan kuesioner pemantauan konsumsi pangan mandiri
kepada rumah tangga/kelompok sasaran P2KP.
b. Memberikan penjelasan secara ringkas kepada rumah tangga dalam
mencatat makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap hari dalam
satuan Ukuran Rumah Tangga (URT), untuk jangka waktu 5 (lima) hari
berurutan.

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 7


c. Mengkonversi bahan pangan yang dikonsumsi dalam URT menjadi
gram.
d. Mendampingi rumah tangga/kelompok sasaran P2KP dalam
melakukan pengisian kuesioner. Pengisian kuesioner periode pertama
dilaksanakan sebelum kegiatan P2KP berjalan, pengisian kuesioner
periode kedua dilaksanakan setelah berjalannya program P2KP (saat
panen/pemanfaatan pangan dari pekarangan).
e. Mengumpulkan kuesioner hasil pemantauan konsumsi pangan dari
rumah tangga/kelompok sasaran P2KP.
f. Apabila terjadi ketidaklengkapan/ketidakwajaran data, maka penyuluh
pendamping harus melakukan verifikasi kepada responden dan
melengkapi data dengan menanyakan kepada responden.
g. Merekap hasil pemantauan konsumsi pangan rumah tangga/kelompok
sasaran P2KP.
h. Melakukan verifikasi kuesioner daftar konsumsi pangan rumah tangga
dengan kuesioner daftar frekwensi konsumsi pangan.
i. Menyerahkan kuesioner dan hasil rekapitulasi kepada petugas
penyuluh kabupaten/kota.
2. Tugas Penyuluh Pendamping Kabupaten/Kota:
a. Menjelaskan secara rinci kepada penyuluh pendamping desa P2KP
mengenai:
- Mekanisme pemantauan.
- Petunjuk pengisian lembar kuesioner.
b. Mendistribusikan kuesioner pemantauan konsumsi pangan kepada
penyuluh pendamping desa P2KP.
c. Melakukan pengumpulan/menerima kuesioner yang telah diisi dan
hasil rekap pemantauan konsumsi dari penyuluh pendamping desa
P2KP, untuk dua periode pemantauan.
d. Cek kelengkapan kuesioner dan memvalidasi data pemantauan
konsumsi pangan.
e. Menyerahkan kuesioner hasil pemantauan dan rekap data yang sudah
divalidasi kepada aparat kabupaten/kota untuk diolah.

8 Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP


D. Tugas Aparat/Petugas Kabupaten/Kota yang Menangani Ketahanan
Pangan
Tugas aparat/petugas kabupaten/kota yang menangani ketahanan pangan
cq. bidang/unit konsumsi/penganekaragaman pangan di kabupaten/kota adalah:
1. Melaksanakan koordinasi dengan penyuluh pendamping kabupaten/kota
tentang mekanisme dan output pemantauan konsumsi pangan rumah
tangga.
2. Melakukan penggandaan kuesioner untuk pemantauan konsumsi
pangan mandiri pada dua periode (awal dan akhir) pemantauan, dan
mendistribusikannya kepada penyuluh pendamping kabupaten/kota.
3. Menerima kuesioner dan rekap data konsumsi pangan dari penyuluh
pendamping kabupaten/kota.
4. Mengolah data konsumsi pangan dengan menggunakan software untuk
menghitung konversi konsumsi rata-rata perkapita rumah tangga ke dalam
satuan zat gizi (energi dan protein), dan menghitung kualitas konsumsi
pangan (skor PPH) setiap desa sampel.
5. Menganalisis tingkat konsumsi energi, skor PPH dan pola konsumsi pangan
rumah tangga, serta bagaimana pemanfaatan pekarangan oleh rumah
tangga sampel.
6. Membuat laporan hasil pemantauan konsumsi pangan mandiri sesuai
dengan format laporan yang telah ditentukan.
7. Menyerahkan laporan kepada provinsi dan pusat cq. Bidang Konsumsi
Pangan, Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan,
Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian. Pusat akan menerima
laporan sebanyak 250 eksemplar dari 250 kabupaten/kota terpilih

E. Tugas Aparat/Petugas Provinsi yang Menangani Ketahanan Pangan


Tugas aparat/petugas provinsi yang menangani ketahanan pangan cq.
bidang/unit konsumsi/penganekaragaman pangan di kabupaten/kota adalah:
1. Melaksanakan koordinasi dengan aparat kabupaten/kota tentang pemilihan
lokasi dan pelaksanaan kegiatan pemantauan konsumsi pangan rumah
tangga.
2. Melakukan supervisi dan pemantauan pelaksanaan kegiatan pemantauan
konsumsi pangan.

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 9


3. Mengkompilasi dan menganalisis hasil pemantauan konsumsi pangan di
tingkat provinsi.
4. Menyerahkan laporan kompilasi pemantauan konsumsi dari tingkat
provinsi ke pusat cq. Bidang Konsumsi Pangan, Pusat Penganekaragaman
Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan Ketahanan Pangan, Kementerian
Pertanian.

10 Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP


IV. PELAKSANAAN PEMANTAUAN KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA

A. Persiapan
1. Penyuluh pendamping kabupaten/kota mengikuti pelatihan pemantauan
konsumsi pangan sekitar bulan Maret-April 2013 yang diselenggarakan
oleh Badan PPSDMP – Kementerian Pertanian.
IV. PELAKSANAAN PEMANTAUAN KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA
2. Penyuluh pendamping kabupaten/kota menindaklanjuti untuk memberikan
pelatihan dan penjelasan kepada pendamping desa tentang tata cara
A. Persiapan
pengambilan data konsumsi melalui pencatatan mandiri rumah tangga
1. Penyuluh pendamping kabupaten/kota mengikuti pelatihan pemantauan
(Food record).
3. konsumsi pangan sekitar bulan Maret-April 2013 yang diselenggarakan
Aparat kabupaten/kota dan provinsi mengikuti pelatihan penggunaan
oleh Badan PPSDMP – Kementerian Pertanian.
dalam rangka
software pendamping
2. Penyuluh analisis situasi
kabupaten/kota konsumsiuntuk
menindaklanjuti pangan setelah
memberikan
pengumpulan data periode pertama dan melakukan pengolahan
pelatihan dan penjelasan kepada pendamping desa tentang tata cara data,
analisis situasidata
pengambilan konsumsi pangan
konsumsi tingkat
melalui kabupaten/kota,
pencatatan mandiriserta
rumahpelaporan.
tangga
(Food record).
4. Aparat kabupaten/kota berkoordinasi dengan penyuluh dalam rangka
3. Aparat kabupaten/kota dan provinsi mengikuti pelatihan penggunaan
koordinasi pelaksanaan pemantauan konsumsi pangan secara mandiri di
software dalam rangka analisis situasi konsumsi pangan setelah
desa P2KP. data periode pertama dan melakukan pengolahan data,
pengumpulan
5. analisis
Aparat situasi
provinsikonsumsi pangan tingkat
melaksanakan kabupaten/kota,
rapat/pertemuan dan serta pelaporan.
koordinasi dengan
4. Aparat kabupaten/kota berkoordinasi dengan penyuluh dalam
aparat kabupaten/kota dalam persiapan, pelaksanaan dan evaluasi rangka
akhir
koordinasi pelaksanaan pemantauan konsumsi pangan
pemantauan konsumsi pangan secara mandiri di desa P2KP. secara mandiri di
desa P2KP.
5. Aparat provinsi melaksanakan rapat/pertemuan dan koordinasi dengan
aparat kabupaten/kota
B. Pelaksanaan Kegiatan dalam persiapan, pelaksanaan dan evaluasi akhir
pemantauan konsumsi pangan secara mandiri di desa P2KP.
Kegiatan pemantauan konsumsi pangan secara mandiri di desa
B.pelaksana
Pelaksanaan Kegiatan
P2KP di tingkat kabupaten/kota dikelola oleh Badan/Dinas/Instansi
yang menangani ketahanan pangan provinsi dan Badan/Dinas/Instansi yang
Kegiatan pemantauan konsumsi pangan secara mandiri di desa pelaksana
menangani ketahanan
P2KP di tingkat pangan kabupaten/kota.
kabupaten/kota dikelola olehPemantauan tersebut dilakukan
Badan/Dinas/Instansi yang
menangani
untuk ketahanan
mengetahui pangan
perubahan polaprovinsi
konsumsi danpangan
Badan/Dinas/Instansi yang
masyarakat pelaksana
menangani ketahanan pangan kabupaten/kota. Pemantauan tersebut
program P2KP yang dilaksanakan selama kurang lebih 7 (tujuh) bulan dari dilakukan
untuk mengetahui perubahan pola konsumsi pangan masyarakat pelaksana
April 2013P2KP
program hingga Oktober
yang 2013 diselama
dilaksanakan 1500 desa
kurangpada
lebih250 kabupaten/kota
7 (tujuh) di 33
bulan dari April
provinsi. Kegiatan
2013 hingga pemantauan
Oktober konsumsi
2013 di 1500 desa pangan
pada 250 mandiri di wilayahdiP2KP
kabupaten/kota 33
provinsi. Kegiatan pemantauan konsumsi pangan mandiri di wilayah
dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum pelaksanaan kegiatan dan pada P2KP
dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum pelaksanaan kegiatan dan pada
akhir pelaksanaan kegiatan, jadwal pemantauan pada Tabel 2.
akhir pelaksanaan kegiatan, jadwal pemantauan pada tabel 2.
Tabel 2. Jadwal Pemantauan Konsumsi Mandiri
Pemantauan Pelaksanaan Rekap Data Pelaporan Keterangan
Konsumsi (Pencatatan)
Periode I April Minggu I Mei Mei di 1500 desa
Periode II Oktober Minggu III November P2KP pada 250
Oktober kab/kota terpilih

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 11


Daftar 250 kabupaten/kota terpilih dapat dilihat pada Tabel 3, sedangkan
Daftardesa
untuk daftar 250 terpilih
kabupaten/kota
merupakan terpilih
desadapat
hasil dilihat pada CPCL
penentuan Tabel tahun
3, sedangkan
2013.
untuk daftar desa terpilih merupakan desa hasil penentuan CPCL tahun 2013.
Tabel
Tabel3.3. Kabupaten/Kota Terpilihuntuk
Kabupaten/Kota Terpilih untuk Melakukan
Melakukan Pemantauan
Pemantauan Konsumsi Konsumsi
Pangan
Pangan Mandiri Tahun.
Mandiri Tahun. 2013 2013

No Provinsi Kabupaten/Kota
1 DKI Jakarta 1. Kepulauan Seribu 2. Kota Jakarta Selatan
2 Jawa Barat 1. Kab. Cianjur 7. Kab. Ciamis
2. Kab. Bekasi 8. Kab. Cirebon
3. Kab. Purwakarta 9. Kab. Kuningan
4. Kab. Bandung 10. Kab. Indramayu
5. Kab. Sumedang 11. Kota Bogor
6. Kab. Garut

3 Jawa Tengah 1. Kab. Semarang 8. Kab. Purworejo


2. Kab. Grobogan 9. Kab. Kebumen
3. Kab. Brebes 10. Kab. Klaten
4. Kab. Rembang 11. Kab. Boyolali
5. Kab. Banyumas 12. Kab. Sragen
6. Kab. Purbalingga 13. Kab. Sukohardjo
7. Kab. Magelang 14. Kab. Wonogiri

4 DI 1. Kab. Bantul 2. Kab. Gunung Kidul


Yogyakarta
5 Jawa Timur 1. Kab. Bangkalan 9. Kab. Blitar
2. Kab. Bondowoso 10. Kab. Madiun
3. Kab. Situbondo 11. Kab. Ngawi
4. Kab. Banyuwangi 12. Kab. Magetan
5. Kab. Malang 13. Kab. Ponorogo
6. Kab. Probolinggo 14. Kab. Pacitan
7. Kab. Lumajang 15. Kab. Bojonegoro
8. Kab. Kediri
6 Aceh 1. Kab. Aceh Utara 5. Kab. Simeulue
2. Kab. Aceh Selatan 6. Kab. Aceh Singkil
3. Kab. Aceh Barat 7. Kab. Nagan Raya
4. Kab. Aceh Tenggara
7 Sumatera 1. Kab. Deli Serdang 9. Kab. Padang Lawas Utara
Utara 2. Kab. Dairi 10. Kab. Labuhan Batu Utara
3. Kab. Asahan 11. Kota Medan
4. Kab. Nias 12. Kota Pematang Siantar
5. Kab. Toba Samosir 13. Kota Padang Sidempuan
6. Kab. Mandailing Natal 14. Kab. Tanah Karo
7. Kab. Samosir 15. Kab.Labuhan Batu Selatan
8. Kab. Serdang Bedagai 16. Kota Tebing Tinggi

12 Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP


Lanjutan Tabel 3.
No Provinsi Kabupaten/Kota
8 Sumatera 1. Kab. Agam 7. Kab. Sijunjung
Barat 2. Kab. Lima Puluh Kota 8. Kota Padang Panjang
3. Kab. Solok 9. Kota Solok
4. Kab. Pesisir Selatan 10. Kota Padang
5. Kab. Dharmasraya 11. Kota Payahkumbuh
6. Kota Bukittinggi
9 Riau 1. Kab. Kampar 6. Kab. Rokan Hulu
2. Kab. Bengkalis 7. Kab. Rokan Hilir
3. Kab. Indragiri Hulu 8. Kab. Siak
4. Kab. Indragiri Hilir 9. Kota Pekanbaru
5. Kab. Pelalawan
10 Jambi 1. Kab. Batanghari 5. Kab. Bungo
2. Kab. Tanjung Jabung Barat 6. Kab. Tebo
3. Kab. Tanjung Jabung Timur 7. Kab. Muaro Jambi
4. Kab. Kerinci 8. Kota Jambi
11 Sumatera 1. Kab. Lahat 7. Kab. Banyuasin
Selatan 2. Kab. Musi Banyuasin 8. Kab. OKU Timur
3. Kab. Musi Rawas 9. Kab. OKU Selatan
4. Kab. Muara Enim 10. Kota Prabumulih
5. Kab. OKI 11. Kota Lubuk Linggau
6. Kab. OKU
12 Lampung 1. Kab. Lampung Selatan 7. Kab. Lampung Timur
2. Kab. Lampung Tengah 8. Kab. Way Kanan
3. Kab. Lampung Utara 9. Kab. Pesawaran
4. Kab. Lampung Barat 10. Kab. Mesuji
5. Kab. Tulang Bawang 11. Kota Bandar Lampung
6. Kab. Tanggamus
13 Kalimantan 1. Kab. Sambas 6. Kab. Sekadau
Barat 2. Kab. Sanggau 7. Kab. Kayong Utara
3. Kab. Sintang 8. Kota Pontianak
4. Kab. Bengkayang 9. Kota Singkawang
5. Kab. Landak
14 Kalimantan 1. Kab. Kapuas 7. Kab. Sukamara
Tengah 2. Kab. Barito Utara 8. Kab. Lamandau
3. Kab. Barito Selatan 9. Kab. Pulang Pisau
4. Kab. Kotawaringin Timur 10. Kab. Barito Timur
5. Kab. Katingan 11. Kota Palangkaraya
6. Kab. Seruyan
15 Kalimantan 1. Kab. Banjar 5. Kab. Tapin
Selatan 2. Kab. Tanah Laut 6. Kab. Barito Kuala
3. Kab. Hulu Sungai Tengah 7. Kab. Tabalong
4. Kab. Hulu Sungai Selatan 8. Kab. Kota Baru

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 13


Lanjutan Tabel 3.
No Provinsi Kabupaten/Kota
16 Kalimantan 1. Kab. Paser 4. Kab. Kutai Timur
Timur 2. Kab. Berau 5. Kab. Kutai Kertanegara
3. Kab. Nunukan 6. Kota Samarinda
17 Sulawesi 1. Kab. Minahasa 6. Kab. Bolaang Mongondow
Utara 2. Kab. Bolaang Mongondow Timur
3. Kab. Kep. Sangihe 7. Kab. Kep. Talaud
4. Kab. Minahasa Tenggara 8. Kab. Minahasa Selatan
5. Kab. Bolaang Mongondow 9. Kab. Minahasa Utara
Utara
18 Sulawesi 1. Kab. Poso 6. Kab. Morowali
Tengah 2. Kab. Donggala 7. Kab. Buol
3. Kab. Banggai 8. Kab. Tojo Una-una
4. Kab. Parigi Moutong 9. Kab. Sigi
5. Kab. Banggai Kepulauan
19 Sulawesi 1. Kab. Pinrang 11. Kab. Selayar
Selatan 2. Kab. Wajo 12. Kab. Takalar
3. Kab. Bone 13. Kab. Barru
4. Kab. Maros 14. Kab. Jeneponto
5. Kab. Sinjai 15. Kab. Pangkep
6. Kab. Bulukumba 16. Kab. Soppeng
7. Kab. Bantaeng 17. Kab. Enrekang
8. Kab. Sidenreng Rappang 18. Kab. Luwu Utara
9. Kab. Luwu Timur 19. Kab. Palopo
10. Kab. Toraja Utara
20 Sulawesi 1. Kab. Buton 5. Kab. Kolaka Utara
Tenggara 2. Kab. Muna 6. Kab. Konawe
3. Kab. Kolaka 7. Kab. Buton Utara
4. Kab. Konawe Selatan
21 Maluku 1. Kab. Maluku Tengah 4. Kab. Buru
2. Kab. Seram Bagian Barat 5. Kab. Buru Selatan
3. Kab. Seram Bagian Timur
22 Bali 1. Kab. Klungkung 3. Kab. Bangli
2. Kab. Karangasem
23 Nusa 1. Kab. Lombok Timur 4. Kab. Sumbawa Barat
Tenggara 2. Kab. Bima 5. Kota Mataram
Barat 3. Kab. Dompu 6. Kota Bima
24 Nusa 1. Kab. Belu 7. Kab. Sumba Timur
Tenggara 2. Kab. Timor Tengah Utara 8. Kab. Sumba Barat
Timur 3. Kab. Alor 9. Kab. Lembata
4. Kab. Flores Timur 10. Kab. Sumba Barat Daya
5. Kab. Ngada 11. Kota Kupang
6. Kab. Manggarai

14 Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP


Lanjutan Tabel 3.
Lanjutan Tabel 3.
No Provinsi Kabupaten/Kota
No Provinsi Kabupaten/Kota
25 Papua 1. Kab. Jayapura 4. Kab. Nabire
25 Papua 1.2.Kab.
Kab.Jayapura
Biak Numfor 4.5.Kab.
Kab.Nabire
Mimika
2.3.Kab. Biak Numfor
Kab. Jayawijaya 5. Kab. Mimika
3. Kab. Jayawijaya
26 Bengkulu 1. Kab. Bengkulu Utara 4. Kab. Muko-muko
26 Bengkulu 1.2.Kab.
Kab.Bengkulu
BengkuluUtara
Selatan 4.5.Kab.
Kab.Muko-muko
Bengkulu Tengah
2.3.Kab. Bengkulu
Kab. Kaur Selatan 5. Kab. Bengkulu Tengah
3. Kab. Kaur
27 Maluku Utara 1. Kab. Halmahera Tengah 4. Kab. Kep. Sula
27 Maluku Utara 1.2.Kab.
Kab.Halmahera
HalmaheraTengah
Utara 4.5.Kab.
Kab.Kep. Sula Timur
Halmahera
2.3.Kab. Halmahera Utara
Kab. Halmahera Selatan 5.6. Kab. HalmaheraTimur
Kab. Halmahera Barat
3. Kab. Halmahera Selatan 6. Kab. Halmahera Barat
28 Banten 1. Kab. Pandeglang 2. Kab. Tangerang
28 Banten 1. Kab. Pandeglang 2. Kab. Tangerang
29 Bangka 1. Kab. Bangka 2. Kab. Bangka Tengah
29 Bangka
Belitung 1. Kab. Bangka 2. Kab. Bangka Tengah
Belitung
30 Gorontalo 1. Kab. Gorontalo 3. Kab. Pohuwato
30 Gorontalo 1.2.Kab.
Kab.Gorontalo
Boalemo 3. Kab. Pohuwato
2. Kab. Boalemo
31 Kep. Riau 1. Kab. Bintan
31 Kep. Riau 1. Kab. Bintan
32 Papua Barat 1. Kab. Sorong 3. Kab. Fak-fak
32 Papua Barat 1.2.Kab.
KotaSorong
Sorong 3. Kab. Fak-fak
2. Kota Sorong
33 Sulawesi 1. Kab. Majene 3. Kab. Mamasa
33 Sulawesi
Barat 1.2.Kab.
Kab.Majene
Polewali Mandar 3. Kab. Mamasa
Barat 2. Kab. Polewali Mandar

1. Penentuan Desa dan Rumah Tangga Sampel


1. 1. Penentuan
PenentuanDesa
Desadan
dan Rumah
Rumah Tangga Sampel
Tangga Sampel
Kerangka penentuan desa dan rumah tangga sampel dapat dilihat pada
Kerangkapenentuan
Kerangka penentuan desa dan rumah tangga sampel dapat dilihat pada
gambar 1 sebagai berikut:desa dan rumah tangga sampel dapat dilihat pada
gambar 1 sebagai berikut:
gambar 1 sebagai berikut:
PROVINSI
PROVINSI

KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN/KOTA

DESA 1 DESA 2 DESA 3 DESA 4 DESA 5 DESA 6


DESA 1 DESA 2 DESA 3 DESA 4 DESA 5 DESA 6

20 Rumah 20 Rumah 20 Rumah 20 Rumah 20 Rumah 20 Rumah


20 Rumah
Tangga 20 Rumah
Tangga 20 Rumah
Tangga 20 Rumah
Tangga 20 Rumah
Tangga 20 Rumah
Tangga
Tangga Tangga Tangga Tangga Tangga Tangga
Gambar 1. Kerangka Penentuan Desa
Gambar 1. Kerangka Penentuan Desa

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 15


Berdasarkan Gambar 1, urutan penentuan sampel dilaksanakan dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Penentuan kabupaten/kota dilakukan secara purposive pada 250
kabupaten/kota pelaksana P2KP.
b. Setiap kabupaten/kota dipilih 6 (enam) desa yang mewakili karakteristik
kabupaten/kota yang bersangkutan dan mudah dijangkau.
Penentuan desa dan rumah tangga dilakukan oleh aparat kabupaten/kota
yang menangani ketahanan pangan berkoordinasi dengan aparat yang
menangani ketahanan pangan provinsi berdasarkan penentuan CPCL
Tahun 2013.
c. Setiap desa dipilih 20 rumah tangga sampel.
d. Responden adalah ibu/anggota rumah tangga sampel yang berperan dalam
penentuan konsumsi pangan rumah tangga dengan kriteria:
1) Dapat membaca dan menulis
2) Bertanggung jawab dalam pencatatan konsumsi pangan seluruh
anggota rumah tangga

2. Metode Pemantauan Konsumsi Pangan Rumah Tangga


Pemantauan konsumsi pangan dilaksanakan dengan menggunakan
metode food record (pencatatan) yang diiisi oleh masing-masing responden
dalam rumah tangga di desa P2KP. Responden mencatat semua makanan dan
minuman yang dikonsumsi oleh setiap anggota rumah tangga, beserta Ukuran
Rumah Tangga (URT) atau porsi makanan secara rinci, termasuk makanan
dan minuman kemasan atau makanan jadi yang diberi atau dibeli di luar
rumah. Pencatatan makanan dilakukan selama 5 (Lima) hari secara berurutan.
Pencatatan dilakukan dilembar kertas yang disediakan dengan pendampingan
oleh penyuluh pendamping desa P2KP.
Daftar isian yang harus diisi rumah tangga sampel terdiri dari:
a. Daftar Susunan Anggota Rumah Tangga
Daftar susunan anggota rumah tangga (Tabel 4) berisi keterangan singkat
mengenai anggota rumah tangga. Tujuannya adalah untuk memperoleh
informasi tentang identitas anggota rumah tangga, terutama umur dan jenis
kelamin. Data ini sangat diperlukan untuk mengetahui kebutuhan gizi rumah
tangga.

16 Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP


Tabel 4. Daftar Susunan Anggota Rumah Tangga
Nama
Anggota Hubungan Umur Jenis Pekerjaan
Pendidikan Keterangan
Rumah dengan KK (th/bl) Kelamin Utama
Tangga
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Daftar susunan anggota rumah tangga diisi dengan cara sebagai


berikut
Daftar :
susunan anggota rumah tangga diisi dengan cara sebagai berikut :
1) 1)Daftar
Daftarsusunan
susunan anggota
anggota rumah
rumah tangga
tangga cukup
cukup diisidiisi sekali
sekali dalamdalam
satusatu
periode,
periode,
yaitu yaituawal
pada saat padaperiode
saat awal periode pemantauan.
pemantauan.
2) 2)Sebelum
Sebelummengisi
mengisidaftar
daftarsusunan
susunan anggota
anggota rumah
rumah tangga,
tangga, terlebih
terlebih dahulu
dahulu melengkapi
melengkapi nama kepalanama kepala
rumah rumah
tangga, tangga,
alamat, danalamat, dan nama
nama pencatat/nama
pencatat/nama
penyuluh penyuluh
pendamping P2KP. pendamping P2KP.
3) 3)Mengisi
Mengisikolom-kolom
kolom-kolom yang
yang ada
ada dalam
dalam daftar
daftaryang
yangtersedia
tersedia(sebanyak
(sebanyak 7
7 kolom), dengan cara sebagai berikut
kolom), dengan cara sebagai berikut : :
a) a) Kolom
Kolom11: :Nama
NamaAnggota
AnggotaRumah
Rumah Tangga
Tangga
Kolominiinidiisidiisi
Kolom dengan
dengan nama-nama
nama-nama semua
semua anggota
anggota rumah rumah
tangga,
termasuk anggota rumah tangga di luar rumah tangga inti yang inti
tangga, termasuk anggota rumah tangga di luar rumah tangga tinggal
yang tinggal dalam satu rumah tangga (nenek/kakek/sepupu,
dalam satu rumah tangga (nenek/kakek/sepupu, kemenakan, dsb).
kemenakan, dsb).
b) Kolom 2 : Hubungan dengan KK
b) Kolom 2 : Hubungan dengan KK
Kolom ini diisi dengan hubungan anggota rumah tangga yang
Kolom inidengan
dimaksud diisi dengan hubungan
KK (kepala rumahanggota
tangga).rumah
Misal :tangga yang ibu,
isteri, anak,
dimaksud adalah KK (kepala rumah tangga). Misal : isteri, anak,
ayah, kemenakan, paman, dsb.
ibu, ayah, kemenakan, paman, dsb.

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 17


c) Kolom 3 : Umur
Kolom ini diisi dengan umur masing-masing anggota rumah tangga
dalam satuan tahun atau bulan bagi anak usia 1 (satu) tahun ke bawah.
d) Kolom 4 : Jenis Kelamin
Kolom ini diisi dengan jenis kelamin masing-masing anggota rumah
tangga, yaitu dengan huruf (L) untuk jenis kelamin laki-laki dan (P)
untuk jenis kelamin perempuan.
e) Kolom 5 : Pendidikan
Kolom ini diisi dengan pendidikan terakhir masing-masing anggota
rumah tangga pada saat pengisian.
f) Kolom 6 : Pekerjaan Utama
Kolom ini diisi dengan pekerjaan yang utama dikerjakan oleh masing-
masing anggota rumah tangga. Misalnya : pedagang, PNS, pelajar,
ibu rumah tangga, dsb.
g) Kolom 7 : Keterangan
Kolom ini diisi dengan informasi tambahan untuk mendukung
keterangan tentang anggota rumah tangga, seperti : tidak tinggal di
tempat (kost) dsb.
Kuesioner Daftar Susunan Anggota Rumah Tangga selengkapnya disajikan
dalam Lampiran 1.

b. Daftar Frekwensi Konsumsi Pangan


Daftar frekwensi konsumsi pangan berisi informasi tentang berapa sering
anggota rumah tangga mengonsumsi bahan pangan, sehingga dapat
diketahui kebiasaan makan masyarakat dalam jangka waktu tertentu. Daftar
frekwensi konsumsi pangan (Tabel 5) cukup diisi sekali dalam satu periode
(selama 5 hari pencatatan konsumsi pangan) yaitu pada hari terakhir
pencatatan (hari ke-5). Daftar frekwensi konsumsi pangan selengkapnya
seperti pada tabel 5.
Contoh pencatatan frekwensi : dalam satu hari, responden mengonsumsi
sayur 2 kali (pada saat makan siang dan makan malam), maka selama 5
hari tercatat 10 kali mengonsumsi sayur (pilih angka 3 pada daftar frekwensi
konsumsi pangan)

18 Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP


Tabel 5. Daftar Frekwensi Konsumsi Pangan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Berapa kali sayur dan olahannya 1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali
dikonsumsi oleh keluarga dalam
5 hari?
2. Sebutkan jenis bahan pangan
kelompok sayuran yang
dikonsumsi oleh keluarga :
(contoh : bayam, kangkung, daun
singkong, kecambah, dll)
3. Berapa kali buah dan olahannya 1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali
dikonsumsi oleh keluarga dalam
5 hari?
4. Sebutkan jenis bahan pangan
kelompok buah yang dikonsumsi
oleh keluarga :
(contoh : mangga, pepaya, jeruk,
pisang, dll)
5. Berapa kali umbi-umbian dan 1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali
olahannya dikonsumsi oleh
keluarga dalam 5 hari baik
sebagai makanan pokok atau
selingan?
6. Sebutkan jenis bahan pangan
kelompok umbi-umbian yang
dikonsumsi oleh keluarga :
(contoh : ubi kayu, ubi jalar,
sagu, dll).
7. Berapa kali pangan hewani dan 1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali
olahannya dikonsumsi oleh
keluarga dalam 5 hari?
8. Sebutkan jenis bahan pangan
kelompok pangan hewani yang
dikonsumsi oleh keluarga :
(contoh : daging sapi, daging
ayam, ikan lele, susu, telur, dll).
9. Berapa kali kacang-kacangan 1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali
dan olahannya dikonsumsi oleh
keluarga dalam 5 hari?
10. Sebutkan jenis bahan pangan
kelompok kacang-kacangan yang
dikonsumsi oleh keluarga :
(contoh : kacang tanah, kedelai,
tempe, tahu, dll).

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 19


c. Daftar Konsumsi Pangan Rumah Tangga
c. Daftar Konsumsi Pangan Rumah Tangga
Daftar Daftar
Konsumsi Pangan
Konsumsi Pangan RumahRumahTangga
Tanggaberisi
berisijenis
jenis dan
dan jumlah
jumlah pangan
yang dikonsumsi
pangan di dalamdimaupun
yang dikonsumsi di luardirumah
dalam maupun dalam
luar rumah dalamsatusatu
harihari
yang dirinci
yang dirinci secara detil (dalam Ukuran Rumah Tangga/URT
secara detil (dalam Ukuran Rumah Tangga/URT dan gram bahan pangan). dan gram
bahankonsumsi
Daftar pangan). pangan
Daftar konsumsi
juga memuat panganasaljuga
bahanmemuat
pangan, asal yaitu
bahandari mana
pangan, yaitu dari mana bahan pangan itu diperoleh (dibeli, diberi,
bahan pangan
didapat itu diperoleh
dari pekarangan, (dibeli, diberi,
dan sebagainya). Daftardidapat
ini diisi dari pekarangan,
dengan tujuan dan
sebagainya). Daftar ini diisi dengan tujuan untuk
untuk mengetahui apakah konsumsi sudah sesuai dengan kebutuhan mengetahui apakah
konsumsi sudah sesuai
yang dianjurkan. Selain dengan
itu, dari kebutuhan yangjuga
daftar tersebut dianjurkan. Selain itu, dari
dapat diketahui
apakah pekarangan yang ada di sekitar tempat tinggal
daftar tersebut juga dapat diketahui apakah pekarangan yang ada di sekitar sudah
dimanfaatkan
tempat tinggal untuk
sudah menambah
dimanfaatkankonsumsi pangan
untuk rumah tangga
menambah (Pada pangan
konsumsi
tabel 6).
rumah tangga (Pada tabel 6).
Tabel. 6 Daftar Konsumsi Pangan Rumah Tangga
Tabel. 6 Daftar Konsumsi Pangan Rumah Tangga
Bahan Jumlah Rata-
Waktu Nama
Banyaknya yang Rata/Orang
Makan Makanan Jenis Asal*
URT gram Makan (gram)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Keterangan : *) dibeli, diberi atau dari hasil pekarangan

20 Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP


Daftar konsumsi pangan rumah tangga diisi dengan cara sebagai berikut :
1) Daftar konsumsi pangan rumah tangga diisi oleh ibu atau anggota rumah
tangga lainnya, terutama anggota rumah tangga yang banyak berperan
dalam penentuan konsumsi pangan rumah tangga.
2) Daftar konsumsi pangan rumah tangga diisi setiap hari selama 5 (lima) hari
berurutan dengan data yang sebenar-benarnya.
3) Mengisi daftar konsumsi pangan rumah tangga sesuai dengan tabel yang
telah tersedia (sebanyak 8 kolom) dengan cara sebagai berikut :
a) Kolom 1 : Waktu Makan
Kolom ini diisi dengan waktu makan, seperti makan pagi, siang, malam
dan selingan.
b) Kolom 2 : Nama Makanan
Kolom ini diisi dengan nama jenis pangan/makanan yang siap
dikonsumsi, misal : nasi, singkong goreng, tumis kangkung, sayur
lodeh, ayam goreng, tempe goreng, pepaya, jeruk, kue lapis, dan
sebagainya.
c) Kolom 3 : Jenis
Kolom ini menunjukkan jenis bahan pangan yang dikonsumsi, diisi
dengan uraian jenis-jenis bahan pangan dari nama makanan (kolom
2).
Contoh : dalam kolom 2 (dua) terisi sayur asem, maka dalam kolom
3 (tiga) diisi dengan bahan-bahan pangan yang digunakan untuk
membuat sayur asem tersebut, misalnya: jagung manis muda, nangka
muda, kacang tanah, kacang panjang dsb.
Catatan: Penggunaan minyak, gula, santan dsb dalam nama makanan
harus dicatat.
d) Kolom 4 : URT
Kolom ini menunjukkan banyaknya jenis bahan pangan yang digunakan
dalam ukuran rumah tangga (URT).
Contoh : 1 buah, 1 potong, 2 ekor, 3 sendok makan, dsb.
e) Kolom 5 : gram (dikonversi oleh penyuluh pendamping desa)
Kolom ini menunjukkan banyaknya jenis bahan pangan yang

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 21


digunakan dalam satuan gram, angka ini bisa langsung didapat pada
saat pengisian atau harus dikonversi dari URT, dengan menggunakan
Daftar Bahan Penukar seperti pada Lampiran 6 atau disesuaikan
dengan kondisi setempat.
Contoh : 1 potong tahu goreng = 25 gram, 1 sendok makan gula pasir
= 10 gram, dsb.
f) Kolom 6 : Asal
Kolom ini menunjukkan dari mana bahan pangan diperoleh. Misalnya
jika bahan pangan merupakan hasil dari pekarangan maka isi dengan
pekarangan. Bisa juga diisi dengan dibeli, diberi, dsb.
g) Kolom 7 : Jumlah yang makan
Kolom ini diisi dengan jumlah orang yang ikut makan untuk masing-
masing nama makanan (kolom 2). Bisa jadi antara satu jenis makanan
dengan makanan yang lainnya jumlah orang yang makan berbeda.
h) Kolom 8 : Rata-rata/orang (Diisi oleh Penyuluh Pendamping Desa)
Kolom ini diperoleh dari hasil pembagian banyaknya bahan dalam
satuan gram (kolom 5) dengan jumlah yang makan (kolom 7) untuk
masing-masing jenis bahan pangan.
Kuesioner untuk mengisi Daftar Konsumsi Pangan Rumah Tangga
selengkapnya disajikan dalam Lampiran 2.

Daftar rekapitulasi yang harus diisi oleh penyuluh pendamping desa


adalah :
a. Rekap Konsumsi Pangan Rumah Tangga
Hasil pencatatan seluruh makanan dan minuman yang dikonsumsi
dikonversi ke dalam satuan berat makanan (gram). Dalam daftar
rekap ini, setiap jenis pangan yang dikonsumsi direkap berdasarkan
kelompok pangan dan dijumlahkan untuk setiap jenisnya selama 5
(lima) hari.

22 Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP


Tabel 7. Rekap Konsumsi Pangan Rumah Tangga Selama 5 Hari
Jenis Bahan Konsumsi Rumah Tangga (gram) Total (gram)
Pangan Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=∑Kol (2)


s.d (6)

Rekap konsumsi pangan rumah tangga selama 5 hari diisi dengan


Rekap sebagai
cara konsumsi berikut
pangan: rumah tangga selama 5 hari diisi dengan cara
sebagai1)berikut
Rekap: konsumsi pangan rumah tangga selama 5 hari diisi oleh
penyuluh pendamping desa P2KP setelah kuesioner terkumpul.
1) Rekap konsumsi pangan rumah tangga selama 5 hari diisi oleh penyuluh
2) Pengisian
pendamping desarekap
P2KP berdasarkan kuesioner
setelah kuesioner daftar konsumsi pangan
terkumpul.
rumah tangga.
2) Pengisian rekap berdasarkan kuesioner daftar konsumsi pangan rumah
3) Mengisi rekapitulasi konsumsi pangan rumah tangga sesuai dengan
tangga.
tabel yang telah tersedia (sebanyak 7 kolom) dengan cara sebagai
3) Mengisi rekapitulasi
berikut : konsumsi pangan rumah tangga sesuai dengan tabel
yang telah tersedia (sebanyak 7 kolom) dengan cara sebagai berikut :
a) Kolom 1 : Jenis Bahan
a) Kolom 1 : Jenis Bahan
Kolom ini diisi sesuai dengan bahan yang dikonsumsi selama
Kolompencatatan
ini diisi konsumsi (kuesioner
sesuai dengan daftaryang
bahan konsumsi pangan selama
dikonsumsi rumah
tangga kolom
pencatatan konsumsi3). (kuesioner daftar konsumsi pangan rumah
tangga kolom
b) Kolom 2 :3).
Hari 1
2 : Hari
b) KolomKolom 1 dengan jumlah gram dari jenis bahan pangan yang
ini diisi
Kolomdikonsumsi hari ke-1
ini diisi dengan pencatatan
jumlah gram darikonsumsi (kuesioner
jenis bahan pangandaftar
yang
konsumsi pangan rumah tangga kolom 5).
dikonsumsi hari ke-1 pencatatan konsumsi (kuesioner daftar konsumsi
pangan rumah tangga kolom 5).

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 23


c) Kolom 3 : Hari 2
Kolom ini diisi dengan jumlah gram dari jenis bahan pangan yang
dikonsumsi hari ke-2 pencatatan konsumsi (kuesioner daftar konsumsi
pangan rumah tangga kolom 5).
d) Kolom 4 : Hari 3
Kolom ini diisi dengan jumlah gram dari jenis bahan pangan yang
dikonsumsi hari ke-3 pencatatan konsumsi (kuesioner daftar konsumsi
pangan rumah tangga kolom 5).
e) Kolom 5 : Hari 4
Kolom ini diisi dengan jumlah gram dari jenis bahan pangan yang
dikonsumsi hari ke-4 pencatatan konsumsi (kuesioner daftar konsumsi
pangan rumah tangga kolom 5).
f) Kolom 6: Hari 5
Kolom ini diisi dengan jumlah gram dari jenis bahan pangan yang
dikonsumsi hari ke-5 pencatatan konsumsi (kuesioner daftar konsumsi
pangan rumah tangga kolom 5).
g) Kolom 7 : Total
Kolom ini diisi dengan menjumlahkan konsumsi pangan dalam gram
dari hari ke-1 sampai dengan hari ke-5 .
Kuesioner untuk mengisi Rekapitulasi Konsumsi Pangan Rumah Tangga
selengkapnya disajikan dalam Lampiran 4

b. Daftar Rekap Konsumsi Asal Bahan Pangan Rumah Tangga


Untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan pekarangan untuk
menambah gizi rumah tangga dan menganalisa asal bahan pangan
yang digunakan, diperlukan rekapitulasi asal bahan pangan rumah
tangga seperti pada Tabel 8.

24 Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP


Tabel 8. Rekap Konsumsi Asal Bahan Pangan Rumah Tangga
Asal dibeli Asal diberi Asal pekarangan

Bahan Jumlah Bahan Jumlah Bahan Jumlah


Pangan (gram) Pangan (gram) Pangan (gram)

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 25


V. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA HASIL PEMANTAUAN KONSUMSI
PANGAN (OLEH APARAT KAB/KOTA)

Hasil pemantauan konsumsi pangan secara mandiri yang sudah dikumpulkan dan
direkap oleh penyuluh pendamping P2KP diolah oleh aparat/petugas kabupaten/kota
yang menangani konsumsi pangan/menangani kegiatan P2KP. Kegiatan pengolahan
data konsumsi pangan merupakan rangkaian kegiatan setelah pengumpulan data.
Pengolahan dan analisis data hasil pemantauan konsumsi pangan bertujuan untuk
membangun suatu sistem data yang mempunyai sekumpulan informasi konsumsi
pangan, dengan prinsip utama yaitu memilah dan mengelompokkan data berdasarkan
atributnya masing-masing.

Aplikasi untuk pengolahan data hasil pemantauan konsumsi pangan di tingkat


kabupaten/kota sudah disiapkan oleh Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan
Keamanan Pangan cq. Bidang Konsumsi Pangan berupa Program ”Analisis Konsumsi
Pangan Mandiri di Wilayah P2KP” yang disusun dalam bentuk Spreadsheet Microsoft
Excel for Windows. Untuk dapat menjalankan aplikasi dengan baik pengguna harus
memahami sistem operasi Microsoft Windows dan Microsoft Excel. Secara lengkap
panduan pengolahan data menggunakan aplikasi analisis konsumsi pangan wilayah
P2KP akan dijelaskan dalam panduan tersendiri.

Secara prinsip terdapat tiga tahapan yang perlu dilakukan dalam pengolahan
data pemantauan konsumsi pangan, yaitu pengkodean (coding), pemasukan
(entry), dan edit (editing) data, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengkodean Data (Coding)


Pengkodean data adalah tahapan kegiatan awal yang perlu dilakukan
sebelum proses entri data (proses pemasukan data ke dalam suatu system
database) dilakukan. Pengkodean data konsumsi dilakukan di tingkat kabupaten/
kota terhadap data pemantauan konsumsi pangan yang mencakup kode
kecamatan, desa, rumah tangga responden, jumlah anggota rumah tangga, umur
anggota rumah tangga, jenis kelamin, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan,
dsb.
.

26 Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP


2. Pemasukan Data (Entry Data)
Entry data adalah kegiatan memasukan data dari kuesioner ke dalam
system database yang akan digunakan. Untuk dapat memasukkan data ke
dalam sistem database dengan komputer diperlukan software aplikasi komputer
yang berbasis pengelolaan data.

3. Edit Data (Editing Data)


Agar terhindar dari kemungkinan terjadinya kesalahan data yang dapat
menimbulkan kekeliruan interpretasi data, terlebih dahulu harus dilakukan
langkah editing data. Editing data ini merupakan tahap perbaikan terhadap suatu
atau sekelompok data yang dihasilkan dari suatu proses entri data. Editing data
bertujuan untuk memperbaiki kesalahan data yang diakibatkan oleh kesalahan
entri atau recoding terhadap data pada saat proses manajemen data.

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 27


VI. PENGHITUNGAN POLA PANGAN HARAPAN DAN PENILAIAN SITUASI
KONSUMSI PANGAN WILAYAH (OLEH APARAT KAB/KOTA)

A. Penghitungan Pola Pangan Harapan


Pola Pangan Harapan (PPH) atau Desirable Dietary Pattern adalah
susunan beragam pangan yang didasarkan pada sumbangan energi dari
kelompok pangan utama (baik secara absolut maupun relatif) dari suatu pola
ketersediaan dan atau konsumsi pangan. FAO-RAPA (1989) mendefinisikan
PPH sebagai “komposisi kelompok pangan utama yang bila dikonsumsi
dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya”. Dengan demikian
PPH merupakan susunan beragam pangan yang didasarkan atas proporsi
keseimbangan energi dari berbagai kelompok pangan untuk memenuhi
kebutuhan gizi baik dalam jumlah, maupun mutu dengan mempertimbangkan
segi daya terima, ketersediaan pangan, ekonomi, budaya dan agama. Dengan
pendekatan PPH ini mutu konsumsi pangan penduduk dapat dilihat dari skor
pangan (dietary score) dan dikenal sebagai skor PPH. Semakin tinggi skor PPH,
konsumsi pangan semakin beragam dan seimbang.

Pangan yang dikonsumsi secara beragam dalam jumlah cukup dan


seimbang akan mampu memenuhi kebutuhan zat gizi. Keanekaragaman pangan
tersebut mencakup kelompok: (1) padi-padian; (2) umbi-umbian; (3) pangan
hewani; (4) minyak dan lemak; (5) buah/biji berminyak; (6) kacang-kacangan; (7)
gula; (8) sayur dan buah (9) lain-lain.

Setiap kelompok pangan diberi bobot, kriteria dan besarnya bobot dapat
dilihat seperti tabel 9.

28 Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP


pangan hewani; (4) minyak dan lemak; (5) buah/biji berminyak; (6) kacang-
kacangan; (7) gula; (8) sayur dan buah (9) lain-lain.
Setiap kelompok pangan diberi bobot, kriteria dan besarnya bobot dapat
dilihat seperti tabel 9.
Tabel 9. Susunan Pola Pangan Harapan Nasional*)
Pola Pangan Harapan Nasional
Kelompok
No Energi % Skor
Pangan Gram Bobot
(kkal) AKG PPH
(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Padi - padian 275 1000 50.0 0.5 25.0


2. Umbi-umbian 100 120 6.0 0.5 2.5
3. Pangan Hewani 150 240 12.0 2.0 24.0
4. Minyak dan Lemak 20 200 10.0 0.5 5.0
5. Buah/Biji Berminyak 10 60 3.0 0.5 1.0
6. Kacang-kacangan 35 100 5.0 2.0 10.0
7. Gula 30 100 5.0 0.5 2.5
8. Sayur dan Buah 250 120 6.0 5.0 30.0
9. Lain – lain - 60 3.0 0.0 0.0
Jumlah 2000 100.0 - 100.0
Sumber : *) Harmonisasi PPH Nasional PPKP – BKP dan GMSK – IPB, 2002

Keterangan : (kolom 5)
X 100%
2000 kkal
- % AKG (kolom 6) =
- Skor pangan (kolom 8) = (kolom 6) x (kolom 7). Hasil perkalian dari masing-
masing kelompok pangan dijumlahkan sehingga diperoleh total skor 100.
- Penetapan rating atau bobot (kolom 7)

Dalam menghitung skor dan komposisi PPH aktual (susunan PPH)


dilakukan dengan mengikuti 7 (tujuh) langkah sebagai berikut :
1. Konversi bentuk, jenis, dan satuan.
Pangan yang dikonsumsi rumah tangga terdapat dalam berbagai bentuk,
jenis dengan satuan yang berbeda. Oleh karena itu perlu dilakukan konversi
ke dalam satuan dan jenis komoditas yang sama (yang disepakati). Contoh
: jika rumah tangga mengonsumsi pangan dengan satuan URT (ukuran
rumah tangga), misalnya 5 butir telur ayam dan 3 potong tempe, maka
berat telur dan tempe dalam satuan gram diperoleh setelah dilakukan
konversi satuan. Satu (1) butir telur ayam = 60 gr dan satu (1) potong tempe
= 25 gr.

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 29


2. Pengelompokan pangan menjadi 9 kelompok (pada tabel 10).
Makanan yang dikonsumsi rumah tangga terdapat dalam berbagai jenis
yang telah dikonversi dengan satuan sama yaitu gram/hari (langkah 1).
Berbagai jenis pangan tersebut misalnya dalam satu hari jenis pangan yang
dikonsumsi rumah tangga adalah beras 700 gram, beras ketan putih 200
gram, beras ketan hitam 100 gram. Untuk memudahkan maka semua jenis
pangan tersebut digabungkan ke dalam satu jenis pangan yang disepakati
yang disebut sebagai pangan acuan yaitu beras.
3. Menghitung konsumsi energi menurut kelompok pangan.
Pada tahap ini perlu dilakukan : perhitungan kandungan energi setiap
jenis pangan yang dikonsumsi dengan bantuan Daftar Komposisi Bahan
Makanan (DKBM). Kolom energi dalam DKBM menunjukkan kandungan
energi (kkal) per 100 gram bagian yang dapat dimakan (BDD).
4. Menghitung total konsumsi energi dengan cara menjumlahkannya dari
kelompok pangan 1 sampai dengan 9.
5. Menghitung kontribusi energi tiap kelompok pangan ke 1 s.d ke 9. Kolom
ini merupakan langkah untuk menilai pola/komposisi konsumsi pangan
dengan cara menghitung kontribusi energi menurut AKG (AKE konsumsi
untuk rata-rata nasional tahun 2004 adalah 2000 kkal/kap/hari) dari setiap
kelompok pangan. dalam bentuk persen (%). Contoh : kontribusi energi dari
kelompok padi-padian terhadap AKG adalah 1150/2000 x 100 % = 57.5 %.
6. Menghitung skor PPH.
a. Tahap I : isi kolom 8 = (kolom 6) x (kolom 7). Contoh skor konsumsi
kelompok padi-padian adalah 57.5 x 0.5 = 28.8
b. Tahap II : isi kolom 10 sesuai hasil pada kolom 8 dengan memperhatikan
batas skor maksimum (kolom 9). Jika skor AKE lebih tinggi dari skor
maksimum maka yang diambil adalah skor maksimum. Jika skor AKE
lebih rendah dari skor maksimum maka yang diambil adalah skor AKE.
7. Menghitung total skor mutu konsumsi pangan.
Total skor mutu konsumsi pangan adalah jumlah dari skor kelompok padi-
padian sampai dengan skor kelompok lain-lain. Angka ini disebut skor
konsumsi pangan aktual, yang menunjukkan tingkat keragaman konsumsi
pangan. Ringkasan cara penghitungan PPH dapat dilihat pada Tabel 10.

30 Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP


Tabel 10. Contoh Penghitungan Pola Pangan Harapan
Sama dengan Skor AKE
% Terhadap AKE ( 2000 kkal/kap/hari) % AKE x Bobot atau Gunakan Skor Maks
Jika :
Konsumsi Aktual % Terhadap Total Skor AKE > Skor Maks
% Aktual x Bobot
(kkal/kap/hari) Energi Aktual

Energi Skor Skor Skor


No Kelompok Pangan % Aktual % AKE Bobot Skor Aktual
Aktual AKE Maks PPH
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Padi-padian 1150 52.6 57.5 0.5 26.3 28.8 25.0 25.0
2 Umbi-umbian 75 3.4 3.8 0.5 1.7 1.9 2.5 1.9
3 Pangan Hewani 100 4.6 5.0 2.0 9.2 10.0 24.0 10.0
4 Minyak dan Lemak 600 27.5 30.0 0.5 13.7 15.0 5.0 5.0

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP


5 Buah/Biji Berminyak 50 2.3 2.5 0.5 1.1 1.3 1.0 1.0
6 Kacang-kacangan 65 3.0 3.3 2.0 6.0 6.5 10.0 6.5
7 Gula 50 2.3 2.5 0.5 1.1 1.3 2.5 1.3
8 Sayur dan Buah 85 3.9 4.3 5.0 19.4 21.3 30.0 21.3
9 Lain-lain 10 0.5 0.5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Total 2185 100.0 109.3 73.2 132.7 100.0 71.9

31
Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 31
B. Penilaian Situasi Konsumsi Pangan Wilayah Berdasarkan PPH
Penilaian situasi konsumsi pangan dapat diterapkan baik di tingkat nasional
dan regional (provinsi dan kabupaten/kota), dengan menganalisis dua aspek
penilaian yaitu : aspek kuantitas konsumsi (%AKE) dan aspek kualitas konsumsi
(mutu konsumsi ~ skor PPH).

Aspek Kuantitas. Penilaian aspek ini ditinjau dari volume pangan yang
dikonsumsi dan konsumsi zat gizi yang dikandung bahan pangan. Kedua
hal tersebut digunakan untuk melihat apakah konsumsi pangan sudah dapat
memenuhi kebutuhan yang layak untuk hidup sehat yang dikenal dengan Angka
Kecukupan Gizi (AKG). Untuk menilai kuantitas konsumsi pangan masyarakat
digunakan parameter Tingkat Konsumsi Energi (TKE) dan Tingkat Konsumsi
Protein (TKP). Beberapa kajian menunjukkan bahwa bila konsumsi energi dan
protein terpenuhi sesuai dengan norma atau angka kecukupan gizi dan konsumsi
pangan beragam, maka zat-zat lain juga akan terpenuhi dari konsumsi pangan.
Jadi penilaian kuantitas konsumsi pangan dilihat dari % AKE atau tingkat
kecukupannya apakah sudah melebihi standar atau masih dibawah standar
kecukupan yang diharapkan.

Aspek Kualitas. Pangan dalam aspek penilaian situasi konsumsi wilayah


lebih ditekankan pada aspek gizi yang didasarkan pada penganekaragaman
pangannya, bukan hanya beraneka ragam untuk makanan pokok saja tetapi juga
aneka ragam konsumsi bahan pangan lainnya. Semakin beragam dan seimbang
komposisi pangan yang dikonsumsi akan semakin baik kualitas gizinya, karena
pada hakekatnya tidak ada satu jenis pangan yang mempunyai kandungan gizi
yang lengkap dan cukup jumlah jenisnya. Untuk menilai keanekaragaman
pangan digunakan pendekatan Pola Pangan Harapan (PPH). Semakin tinggi
skor mutu pangan yang dihitung menggunakan pendekatan PPH menunjukkan
konsumsi pangan semakin beragam dan komposisinya semakin baik atau
berimbang.

Terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penilaian situasi


konsumsi pangan wilayah :
1. Analisis konsumsi pangan wilayah diarahkan untuk analisis situasi
konsumsi pangan dengan mempertimbangkan potensi sumber daya dan
sosial ekonomi wilayah.

32 Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP


2. Dalam menganalisis konsumsi pangan wilayah yang berbasis sumber
daya, perlu diperhatikan faktor pendukung utama yang mempengaruhi
pola konsumsi yaitu (1) ketersediaan; (2) kondisi sosial dan ekonomi;
(3) letak geografis wilayah (desa – kota); serta (4) karakteristik rumah
tangga.
3. Ketersediaan pangan secara makro (tingkat wilayah) sangat
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya produksi pangan dan distribusi
pangan pada daerah tersebut. Sedangkan pada tingkat mikro (tingkat
rumah tangga) lebih dipengaruhi oleh kemampuan rumah tangga
memproduksi pangan, daya beli, dan pemberian.
4. Pola konsumsi pangan sangat ditentukan oleh faktor sosial ekonomi
rumah tangga seperti tingkat pendapatan, harga pangan, selera dan
kebiasaan makan. Dalam analisis pola konsumsi, faktor sosial budaya
didekati dengan menganalisa data golongan pendapatan rumah
tangga. Sedangkan letak geografis didekati dengan lokasi desa-kota
dari rumah tangga yang bersangkutan.
5. Pola konsumsi pangan juga dipengaruhi oleh karakteristik rumah
tangga yaitu jumlah anggota rumah tangga, struktur umur, jenis
kelamin, pendidikan dan lapangan pekerjaan.

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 33


VII. PELAPORAN

Pelaporan pemantauan konsumsi pangan mandiri di wilayah P2KP dilakukan


secara berjenjang mulai dari desa,VII.kabupaten/kota,
PELAPORAN
provinsi sampai pusat. Pelaporan
di tingkat desa berupa rekap data konsumsi hasil pemantauan. Sedangkan format
laporan Pelaporan pemantauan
lengkap disusun di konsumsi pangan mandiri di dan
tingkat kabupaten/kota wilayah P2KP dilakukan
provinsi yang dilakukan
secara berjenjang mulai dari desa, kabupaten/kota,
sebanyak 2 kali pelaporan yaitu setelah selesai periode I pemantauan provinsi sampai pusat.konsumsi
Pelaporan di tingkat desa berupa data rekap data konsumsi hasil pemantauan.
pangan (Mei), format
Sedangkan dan laporan
setelahlengkap
selesai periode
disusun II kabupaten/kota
di tingkat pemantauan dan konsumsi
provinsi pangan
(November). Laporansebanyak
yang dilakukan kabupaten/kota direkap diyaitu
2 kali pelaporan provinsi. Setiap
setelah provinsi
selesai mengirimkan
periode I
pemantauan konsumsi pangan (Mei), dan setelah selesai periode II
laporan dari kabupaten/kotanya, sehingga secara nasional akan diterima oleh pusat pemantauan
konsumsi pangan (November). Laporan kabupaten/kota direkap di provinsi. Setiap
sebanyak 250
provinsi laporan kabupaten/kota,
mengirimkan baik laporan pemantauan
laporan dari kabupaten/kotanya, sehingga secaraperiode I maupun II.
nasional
Alur pelaporan
akan diterimadapat
olehdilihat
pusatpada Gambar
sebanyak 250 berikut:
laporn kabupaten/kota, baik laporan
pemantauan periode I maupun II. Alur pelaporan dapat dilihat pada Gambar
berikut:
Pusat
BKP Pusat

Provinsi Laporan Hasil Pemantauan dan


Copy Hasil Badan/Dinas yang Menangani
Pemantauan Ketahanan Pangan Analisis Periode I dan II Tk
dan analisis kabupaten/Kota
Periode I dan II

Kab/Kota Analisis dan Pelaporan


Badan/Dinas/Kantor yang Menangani Periode II Pemantauan
Ketahanan Pangan
Analisis dan Pelaporan
Periode I Pemantauan

Rekap Data Hasil Pemantauan


Desa Periode II
Penyuluh Pendamping Kab/Kota
P2KP Rekap Data Hasil Pemantauan
Desa Periode I

Desa Rekap Data Hasil Pemantauan


Rumah tangga Tahap II
Penyuluh Pendamping Desa
P2KP
Rekap Data Hasil Pemantauan
Rumah tanggaTahap I
Gambar 2. Alur Pelaporan Pemantauan Konsumsi Pangan Mandiri

33

34 Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP


Pelaporan yang dibuat oleh masing-masing tingkatan sesuai dengan alur
pelaporan dijelaskan sebagai berikut:
1. Penyuluh Pendamping Desa P2KP.
Menyusun laporan yang berupa data rekap hasil pemantauan konsumsi
pangan mandiri yang terdiri dari rumah tangga terpilih (20 rumah tangga) di
desa P2KP
2. Badan/Dinas/Kantor/Instansi yang menangani ketahanan pangan di
kabupaten/kota.
a. Rekapitulasi data hasil pemantauan di desa P2KP
b. Laporan hasil pemantauan konsumsi pangan mandiri kabupaten/kota
periode I dan II
c. Laporan akhir
d. Mengirimkan rekapitulasi data pemantauan periode I dan II ke Pusat
PKKP cq. bidang konsumsi pangan, BKP, cc. Provinsi
3. Badan/Dinas yang menangani ketahanan pangan di provinsi.
a. Rekapitulasi data hasil pemantauan di kabupaten/kota P2KP periode I
dan II
b. Rekapitulasi data hasil pemantauan
c. Laporan seluruh kabupaten/kota

A. Format Laporan Akhir yang Disusun Petugas yang Menangani


Ketahanan Pangan di Kabupaten/Kota Sebagai Berikut:

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Keluaran
II. METODE
A. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
B. Pengolahan dan Analisis Data

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 35


III. GAMBARAN UMUM KABUPATEN/KOTA
IV. HASIL PEMBAHASAN
A. Pola Pangan Harapan Regional Kabupaten/Kota A
B. Analisis Situasi Konsumsi Pangan Kabupaten/Kota A
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
VI. DAFTAR PUSTAKA
VII. LAMPIRAN
A. Rekap Data Hasil Pemantauan Konsumsi Pangan di Desa A
B. Rekap Data Hasil Pemantauan Konsumsi Pangan di Desa B
C. Rekap Data Hasil Pemantauan Konsumsi Pangan di Desa C
Dst

B. Format Laporan Gabungan yang Disusun Petugas yang Menangani


Ketahanan Pangan di Provinsi Sebagai Berikut:

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Keluaran
II. METODE
A. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
B. Pengolahan dan Analisis Data
III. GAMBARAN UMUM PROVINSI
IV. HASIL PEMBAHASAN
A. Pola Pangan Harapan Provinsi A
B. Analisis Situasi Konsumsi Pangan Provinsi A

36 Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP


V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
VI. DAFTAR PUSTAKA
VII. LAMPIRAN
A. Laporan Analisis Pemantauan Konsumsi Pangan di kab/kota A
B. Laporan Analisis Pemantauan Konsumsi Pangan di kab/kota B
C. Laporan Analisis Pemantauan Konsumsi Pangan di kab/kota C
dst

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 37


VIII. PENUTUP

Pedoman analisis konsumsi pangan mandiri di wilayah P2KP disusun sebagai


acuan pusat dan daerah, serta stakeholder terkait dalam pelaksanaan pemantauan
konsumsi pangan di wilayah P2KP, sehingga operasionalisasi setiap kegiatan dapat
berjalan lancar, dan dapat diketahui gambaran situasi konsumsi pangan di wilayah
P2KP.

KEPALA PUSAT PENGANEKARAGAMAN


KONSUMSI DAN KEAMANAN PANGAN

SRI SULIHANTI

38 Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP


LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Susunan Anggota Rumah Tangga

DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA RUMAH TANGGA

Nama Kepala Keluarga : ................................................... Kode Rmh Tgg :


Alamat : ...................................................
Nama Pencatat : ...................................................
Desa/Kelurahan : ...................................................
Kecamatan : ...................................................
Kabupaten/Kota : ...................................................

Nama
Anggota Hubungan Umur Jenis Pekerjaan
Pendidikan Keterangan
Rumah dengan KK (th/bl) Kelamin Utama
Tangga
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

38

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 39


Lampiran 2. Daftar Konsumsi Pangan Rumah Tangga

KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA

Hari ke : Kode Rmh Tgg :


Tanggal pencatatan :
Pencatat :
Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :

Bahan Jumlah Rata-Rata/


Waktu Nama
Banyaknya Yang Orang
Makan Makanan Jenis Asal*
URT gram** Makan (gram)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

*) beli,diberi, dari hasil pekarangan, dsb


**) diisi oleh pendamping desa

39

40 Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP


Lampiran 3. Daftar Frekwensi Konsumsi Pangan Rumah Tangga
FREKWENSI KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA
Tanggal pencatatan : Kode Rmh Tgg :
Periode Konsumsi : ………………..... s.d ……………………
Pencatat :
Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
No Pertanyaan Jawaban
1. Berapa kali sayur dan olahannya 1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali
dikonsumsi oleh keluarga dalam 5 hari?
2. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok
sayuran yang dikonsumsi oleh keluarga:
(contoh : bayam, kangkung, daun
singkong, kecambah, dll)
3. Berapa kali buah dan olahannya 1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali
dikonsumsi oleh keluarga dalam 5 hari?
4. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok
buah yang dikonsumsi oleh keluarga :
(contoh : mangga, pepaya, jeruk,
pisang, dll)
5. Berapa kali umbi-umbian dan olahannya 1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali
dikonsumsi oleh keluarga dalam 5 hari
baik sebagai makanan pokok atau
selingan?
6. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok
umbi-umbian yang dikonsumsi oleh
keluarga :
(contoh : ubi kayu, ubi jalar, sagu, dll).
7. Berapa kali pangan hewani dan 1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali
olahannya dikonsumsi oleh keluarga
dalam 5 hari?
8. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok
pangan hewani yang dikonsumsi oleh
keluarga :
(contoh : daging sapi, daging ayam,
ikan lele, telur, susu, dll).
9. Berapa kali kacang-kacangan dan 1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali
olahannya dikonsumsi oleh keluarga
dalam 5 hari?
10. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok
kacang-kacangan yang dikonsumsi oleh
keluarga :
(contoh : kacang tanah, kedelai, tempe,
tahu, dll).

40

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 41


Lampiran 4. Rekap Konsumsi Pangan Rumah Tangga Selama 5 Hari

Periode Konsumsi : ………………… s.d ……………… Kode Rmh Tgg :


Pencatat :
Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :

Jenis Bhn Konsumsi Rumah Tangga (gram) Total (gram)


Pangan
Hr 1 Hr 2 Hr 3 Hr 4 Hr 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=∑Kol (2) s.d (6)

41

42 Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP


Lampiran 5. Rekap Data Asal Bahan Pangan

REKAP DATA ASAL BAHAN PANGAN


Periode Konsumsi : ………………… s.d ……………… Kode Rmh Tgg :
Pencatat :
Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :

Asal dibeli Asal diberi Asal pekarangan

Bahan Jumlah Bahan Jumlah Bahan Jumlah


Pangan (gram) Pangan (gram) Pangan (gram)

42
Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 43
Lampiran 6. Daftar Bahan Penukar
Daftar bahan penukar adalah daftar yang memuat berbagai bahan makanan
sebagai sumber zat gizi tertentu yang kandungannya relatif sama sehingga dalam
kelompok pangan yang sama, satu jenis pangan dengan ukuran 1 SP/porsi dapat
ditukar dengan 1 SP/porsi jenis pangan lainnya. Ukuran SP (satuan penukar)
adalah ukuran rumah tangga (URT) atau gram.

A. Makanan pokok

Satu porsi nasi setara ¾ gelas = 100 gram, mengandung 175 kkal, 4 gr
Protein dan 40 gram karbohidrat. Bahan makanan yang dapat digunakan
sebagai penukar satu porsi nasi terdapat pada Tabel A.

Tabel A. Bahan Penukar Nasi


Berat Berat
Bahan Makanan URT Bahan Makanan URT
(gram) (gram)
Nasi jagung ¾ gls 100 Mie bendo/singkong* 1 prg sdg 50
Singkong* 1 ptg sdg 100 Beras aruk* 1/3 gls 50
Beras singkong (rasi)* 1 gls 50 Hotong 1/3 gls 50
Tiwul* ½ gls 50 Jali 1/3 gls 60
Tiwul kukus* 1 gls 100 Jewawut ½ gls 50
Kentang 2 bj sdg 200 Maizena* 8 sdm 40
Talas 1 bj bsr 200 Tepung sagu* 7 sdm 40
Ubi jalar 1 bj sdg 150 Tepung singkong 8 sdm 40
* Kurang mengandung protein, sehingga perlu ditambah 1 satuan penukar bahan
makanan sumber protein

B. Lauk Hewani

Satu porsi setara 1 potong daging berat 50 gr (sebesar kotak korek api) yaitu
setara dengan 95 kkal, 4 gr Protein, 6 gr lemak. Bahan makanan yang dapat
digunakan sebagai penukar satu porsi lauk hewani/daging terdapat pada Tabel
B.

Tabel B. Bahan Makanan Penukar Sumber Protein Hewani Setara 1 Porsi

Daging Bahan Berat Berat


URT Bahan Makanan URT
Makanan (gram) (gram)
Babat 2 ptg sdg 60 Keju 1 ptg sdg 30
Bakso daging 20 bj kcl 100 Telur ayam 2 btr 60
Bakso daging 10 bj sdg 100 Telur ayam negri 1 btr 60
Daging ayam 1 ptg sdg 50 Telur bebek 1 btr 60
Daging sapi 1 ptg sdg 50 Telur puyuh 5 btr 60

43

44 Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP


Hati sapi 1 ptg sdg 50 Udang basah ¼ gls 50
Ikan asin 1 ptg kcl 25 Rolade 5 bh sdg 200
Dadih sapi 2 ptg sdg 25 Sosis ayam 3 bh sdg 83
Usus Sapi 3 bulatan 75 Nugget ayam 5 bh sdg 83
Ikan segar 1 ptg 50 Bakso udang 15 bh sdg 175
Ikan teri 2 sdm 25 Abon sapi 3 sdm 62,5
Daging burger 4 bh sdg 117

C. Lauk Nabati

Satu porsi tempe setara dengan 2 potong sedang (50 gram), mengandung 80
kkal, 6 gram protein, 3 gram lemak dan 8 gram karbohidrat. Bahan makanan
yang dapat digunakan sebagai penukar satu porsi tempe terdapat pada Tabel
C.

Tabel C. Bahan Makanan Penukar Sumber Protein Nabati (Setara 1 Porsi


Tempe)
Berat Bahan Berat
Bahan Makanan URT URT
(gram) Makanan (gram)
Kacang hijau 2 ½ sdm 25 Kacang tanah 2 sdm 20
Kacang kedelai 2 ½ sdm 25 Keju kc tanah 2 sdm 20
Kacang merah 2 ½ sdm 25 Kacang tolo 2 ½ sdm 25
Oncom 2 ptg sdg 50 Tahu 1 bj bsr 100

D. Sayur

Satu porsi sayuran adalah 100 gr sayuran mentah dalam keadaan bersih
atau kurang lebih 1 gelas sayur matang yang ditiriskan, yaitu setara dengan
50 kkal, 3 gr protein dan 10 gram karbohidrat. Bahan makanan yang dapat
digunakan sebagai penukar satu sayuran terdapat pada Tabel D.1 dan Tabel
D.2.

Sayuran Kelompok A :

Tabel D.1. Bahan Makanan Penukar Sumber Vitamin dan Mineral dari
Sayuran Kelompok A*)
Jenis Sayuran
Baligo Kembang kol Daun bawang
Labu air Daun kacang panjang Lobak
Daun koro Oyong Kol
Daun labu siam Kangkung Pepaya muda
Daun waluh Ketimun Petsai

44

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 45


Daun lobak Tomat Sawi
Jamur segar Kecipir Selada
Seledri Tebu terubuk Terong
Taoge Cabe hijau besar
Keterangan : *) 1 satuan penukar mengandung sedikit sekali energi, protein, dan hidrat
arang. Sayuran ini boleh digunakan sekehendak tanpa diperhitungkan banyaknya

Sayuran Kelompok B:

Tabel D.2. Bahan Makanan Penukar Sumber Vitamin dan Mineral dari
Sayuran Kelompok B
Jenis Sayuran
Bayam Daun lompong Genjer Labu siam
Biet Daun mangkokan Kacang panjang Labu waluh
Buncis Daun melinjo Kacang kapri Nangka muda
Daun beluntas Daun pakis Kangkung Pare
Daun ubi jalar Daun singkong Katuk Takokak
Daun leunca Jagung muda Kucai
Daun pepaya Jantung pisang Wortel

E. Buah

Satu porsi buah setara dengan 1 buah pisang ambon ukuran sedang (50 gr); 1
(satu) satuan penukar mengandung energi 40 kkal dan 10 gram karbohidrat.
Bahan makanan yang dapat digunakan sebagai penukar satu porsi buah
terdapat pada Tabel E.

Tabel E. Bahan Makanan Penukar Sumber Vitamin dan Mineral


Bahan Berat Berat
URT Bahan Makanan URT
Makanan (gram) (gram)
Alpokat ½ bh bsr 50 Mangga ½ bh bsr 50
Anggur 10 biji 75 Melon 1 ptg bsr 150
Apel ½ bh sdg 75 Nangka masak 3 biji 50
Belimbing 1 bh bsr 125 Nanas ½ bh bsr 75
Duku 15 buah 75 Pepaya 1 ptg sdg 100
Jambu air 2 bh sdg 100 Pisang ambon 1bh sdg 50
Jambu biji 1 bh bsr 100 Pisang raja sereh 2 bh kcl 50
Jambu bol ¼ bh bsr 75 Rambutan 8 bh 75
Jeruk manis 2 bh sdg 100 Salak 1 bh bsr 75
Kedondong 1 bh bsr 100 Semangka 1 ptg bsr 150
Kemang 1 bh bsr 100 Sirsak ½ gls 75
Sawo 1 bh sdg 50

45

46 Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP


F. Susu

Satu satuan penukar mengandung 139 kkal , 7 gram prtein, 7 gram lemak
dan 9 gram karbihidrat. Bahan makanan yang dapat digunakan sebagai
penukar satu porsi susu terdapat pada Tabel F.

Tabel F. Bahan Makanan Penukar Susu sebagai Sumber Protein


Berat Berat
Bahan Makanan URT Bahan Makanan URT
(gram) (gram)
Susu sapi 1 gls 200 Yogurt 1 gls 200
Susu kambing ¼ gls 150 Tepung sari dele 4 sdm 25
Susu kental tak manis ½ gls 100 Tepung susu skim 4 sdm 20
Susu kerbau ½ gls 100 Tepung susu whole 5 sdm 25

G. Minyak

Satu porsi minyak = ½ sendok makan = 5 gram, mengandung 45 kkal dan 5


gram lemak. Bahan makanan yang dapat digunakan sebagai penukar satu
porsi minyak terdapat pada Tabel G.

Tabel G. Bahan Penukar Minyak sebagai Sumber Lemak


Bahan Berat Bahan Berat
URT URT
Makanan (gram) Makanan (gram)
Minyak goreng ½ sdm 5 Santan ½ gls 50
Minyak kelapa ½ sdm 5 Minyak ikan ½ sdm 5
Margarin ½ sdm 5 Lemak babi 1 ptg kcl 5
Kelapa 1 ptg kcl 30 Lemak sapi 1 ptg kcl 5
Kelapa parut 5 sdm 30

46

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 47


Lampiran 7. Contoh Pengisian Daftar Susunan Anggota Rumah Tangga

DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA RUMAH TANGGA

Nama Kepala Keluarga : Bakri Met Kode Rmh Tngg : 0 1


Alamat : Kp. Lebak Wangi RT 02/01
Nama Pencatat : Ermi Yustiti
Desa/Kelurahan : Sukamantri
Kecamatan : Batununggal
Kabupaten/Kota : Bekasi

Nama
Anggota Hubungan Umur Jenis Pekerjaan
Pendidikan Keterangan
Rumah dengan KK (th/bl) Kelamin Utama
Tangga
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Bakri Met Suami 62 L SMP Pedagang

Ermi Yustiti Istri 60 P Sarjana Ibu Rumah


Tangga

Akber Anak 25 L Sarjana PNS


Maulad

Raysa Anak 17 P SMA Pelajar


Renita

47

48 Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP


Lampiran 8. Contoh Pengisian Daftar Konsumsi Pangan Rumah Tangga

DAFTAR KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA

Hari ke :1
Tanggal pencatatan : 8 April 2013 Kode Rmh Tngg : 0 1
Pencatat : Ermi Yustiti
Desa/Kelurahan : Sukamantri
Kecamatan : Batununggal
Kabupaten/Kota : Bekasi
Bahan Jml yg Rata-
Waktu Nama
Banyaknya makan rata/orang
makan makanan Jenis Asal*
URT gram** (orang) (gram)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pagi Nasi goreng Nasi putih 4 piring 400 beli 4 100
Komplit Telur 2 butir 120 pekarangan 30
Ayam 1 dada 100 beli 25
Minyak Gr 2 sdm 30 beli 7,5
Kecap 3 sdm 45 beli 11,25
Bw Putih 3 siung 10 beli 2,5
Bw Merah 5 siung 15 beli 3,75
Cabe 2 buah 5 pekarangan 1,25
Teh Manis Gula pasir 4 sdm 40 beli 10
Siang Nasi putih Nasi putih 4 piring 800 beli 4 200
Sayur lodeh Santan 2 gelas 400 pekarangan 50
Terong 2 buah 150 pekarangan 37,5
Kc. Panjang 1 ikat 125 pekarangan 31,25
Pete 1 buah 50 diberi 12,5
Tempe ½ ppn 250 beli 62,5
Bw putih 3 siung 10 beli 2,5
Bw. Merah 4 siung 12 beli 3
Cabe 4 buah 10 pekarangan 2,5
Ikan goreng Mujahir 4 ekor 400 pekarangan 100
Mnyk terserap 4 sdm 60 beli 15
Pepaya Pepaya masak 4 ptg 400 pekarangan 100
Malam Nasi Nasi 4 piring 600 beli 4 150
Ayam goreng Ayam 4 ptng 200 pekarangan 50
Bw putih 2 siung 45 beli 11,25
Lengkuas 3 ruas 50 pekarangan 12,5
Minyk terserap 3 sdm 45 beli 11,25

Sayur Lodeh Pepaya mentah 4 ptg 400 pekarangan 100


Pepaya Cabe 4 buah 10 pekarangan 2,5
Santan 2 gelas 400 pekarangan 100
Bw putih 3 siung 10 beli 2,5
Bw. Merah 4 siung 12 beli 3

*) beli,diberi, dari hasil pekarangan, dsb


**) diisi oleh pendamping desa

48

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 49


Lampiran 9. Contoh Pengisian Daftar Frekwensi Konsumsi Pangan Rumah Tangga
FREKWENSI KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA
Tanggal pencatatan : 12 April 2013 Kode Rmh Tngg : 0 1
Periode Konsumsi : 8 April 2013 s.d 12 April 2013
Pencatat : Ermi Yustiti
Desa/Kelurahan : Sukamantri
Kecamatan : Batununggal
Kabupaten/Kota : Bekasi
No Pertanyaan Jawaban
1. Berapa kali sayur dan olahannya 1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali
dikonsumsi oleh keluarga dalam 5 hari?
2. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok Bayam, sawi, kacang panjang, chaisim, toge, tomat,
sayuran yang dikonsumsi oleh keluarga: wortel, kubis, daun singkong, daun papaya.
(contoh : bayam, kangkung, daun
singkong, kecambah, dll)

3. Berapa kali buah dan olahannya 1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali
dikonsumsi oleh keluarga dalam 5 hari?
4. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok Pepaya, jeruk
buah yang dikonsumsi oleh keluarga :
(contoh : mangga, pepaya, jeruk,
pisang, dll)
5. Berapa kali umbi-umbian dan olahannya 1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali
dikonsumsi oleh keluarga dalam 5 hari
baik sebagai makanan pokok atau
selingan?
6. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok Ubi kayu
umbi-umbian yang dikonsumsi oleh
keluarga :
(contoh : ubi kayu, ubi jalar, sagu, dll).
7. Berapa kali pangan hewani dan 1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali
olahannya dikonsumsi oleh keluarga
dalam 5 hari?
8. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok Ikan lele, ikan teri, telur, susu
pangan hewani yang dikonsumsi oleh
keluarga :
(contoh : daging sapi, daging ayam,
ikan lele, telur, susu, dll).
9. Berapa kali kacang-kacangan dan 1) < 3 kali 2) 3 - 5 kali 3) 6 – 10 kali 4) > 10 kali
olahannya dikonsumsi oleh keluarga
dalam 5 hari?
10. Sebutkan jenis bahan pangan kelompok Tempe, tahu, kacang rebus
kacang-kacangan yang dikonsumsi oleh
keluarga :
(contoh : kacang tanah, kedelai, tempe,
tahu, dll).

49

50 Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP


Lampiran 10. Contoh Pengisian Rekap Konsumsi Pangan Rumah Tangga
Selama 5 Hari

Periode Konsumsi : 8 April 2013 s.d 12 April 2013 Kode Rmh Tngg : 0 1
Pencatat : Joko (Pendamping Desa)
Desa/Kelurahan : Sukamantri
Kecamatan : Batununggal
Kabupaten/Kota : Bekasi

Jenis Bhn Konsumsi Rumah Tangga (gram) Total (gram)


Pangan
Hr 1 Hr 2 Hr 3 Hr 4 Hr 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=∑Kol (2) s.d (6)

Nasi 2200 2000 2100 2300 2200 10800

Ayam - 100 - - 200 300

Tempe 100 - 200 300 100 700

Bayam - - - 400 - 400

Jeruk 500 300 - - - 800

Kangkung - 200 - - 300 500

Mangga 200 - 200 - 300 700

...dst....

50

Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP 51


Lampiran 11. Contoh Pengisian Rekap Data Asal Bahan Pangan

REKAP DATA ASAL BAHAN PANGAN


Periode Konsumsi : 8 April 2013 s.d 12 April 2013 Kode Rmh Tngg : 0 1
Pencatat : Joko (Pendamping Desa)
Desa/Kelurahan : Sukamantri
Kecamatan : Batununggal
Kabupaten/Kota : Bekasi

Asal dibeli Asal diberi Asal pekarangan

Bahan Jumlah Bahan Jumlah Bahan Jumlah


Pangan (gram) Pangan (gram) Pangan (gram)
Nasi 10.800 Susu 1000 Telur Ayam 600

Gula Pasir 200 Pisang 1.700 Ikan Mujair 1.200

Minyak 300 Jeruk 1.500 Kangkung 1.000

Tempe 2.000 Mangga 1.000 Bayam 1.500

Tahu 500

Kacang Tanah 1.000

51

52 Pedoman Analisis Konsumsi Pangan Mandiri di Wilayah P2KP

Anda mungkin juga menyukai