Anda di halaman 1dari 15

KERANGKA ACUAN KERJA 201

5
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
KAJIAN PEMETAAN POTENSI PERKEBUNAN DAN
HORTIKULTURA KABUPATEN KEDIRI
URAIAN PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pengembangan pertanian memiliki tantangan dalam ketersediaan sumberdaya
lahan. Meningkatnya penggunaakan alih fungsi lahan dari sektor pertanian ke non
pertanian menyebabkan lahan pertanian di Indonesia semakin sempit. Untuk
mencukupi kebutuhan pangan manusia dengan kondisi lahan yang sempit sangat
susah diciptakan. Selain masalah lahan yang sempit ketersediaan air juga menjadi
kendala, air merupakan sumberdaya utama dalam produksi tanaman pertanian.
Salah satu cara untuk mengatasi kelangkaan lahan pertanian di Indonesia adalah
memanfaatkan lahan pekarangan rumah, pemanfaatan lahan pekarangan dapat
menjadi bagian penting dalam mendukung ketahanan pangan. Hal ini karena
terjadi pemenuhan kebutuhan pangan rumah tangga secara cukup, berkualitas,
bergizi, dan aman secara teratur. Dengan biaya murah dan pengawasan mudah
dapat menjadi sarana mengatasi kelangkan pangan keluarga. Pengembangan
sistem produksi tanaman pertanian di pekarangan dapat mendukung usaha
ketahanan pangan.
Terkait pembangunan pertanian yang berkelanjutan dengan keterbatasan
sumberdaya lahan dan air, peran perempuan dalam pertanian, dan kehilangan
hasil panen sangat mendukung untuk tercapainya pemanfaatan lahan pekarangan
untuk sumber pangan keluarga. Dengan perawatan dan pengawasan yang rutin
akan meningkatkan hasil produksi tanaman pekarangan. Tanaman yang sangat
cocok untuk ditanam pada lahan pekarangan adalah jenis tanaman hortikultura
mulai dari sayuran, buah-buahan, dan obat-obatan. Dengan umur tanam yang
pendek dan berkala dapat dimanfaatkan dalam mencukupi kebutuhan keluarga.

Kajian Pemetaan Potensi Perkebunan dan


Hortikultura Kabupaten Kediri

14

KERANGKA ACUAN KERJA 201


5
Pemanfaatan lahan pekarangan rumah merupakan salah satu alternatif untuk
mewujudkan kemandirian pangan dalam rumah tangga, kenapa bisa demikian?
Karena dengan kegiatan ini sudah barang tentu masyarakat akan menjadi
terbiasa dan terdidik untuk memanfaatkan potensi yang ada

walau hanya

sejengkal tanah, soal kebutuhan pangan dan gizi keluarga tidak perlu dipusingkan
lagi, pendapatan keluarga juga akan bertambah.
Bagi rumah tangga yang mempunyai pekarangan luas khususnya dipedesaan
pekarangan akan lebih mudah dikembangkan dan dimanfaatkan seperti untuk
bercocok tanam, beternak, dan membuat kolam ikan. Namun lain halnya bagi
masyarakat perkotaan yang lahan pekarangan sempit bahkan tidak ada sama
sekali. Masalah luas atau sempit hendaknya jangan dijadikan patokan untuk bisa
atau tidak dalam pemanfaatan pekarangan rumah kita yang penting ada kemauan
pasti akan dapat terlaksana.
Sungguh besar arti dan manfaat untuk kebutuhan dan kelangsungan hidup kita
jika pekarangan sekitar kita dapat kita manfaatkan. Berikut fungsi dan manfaat
pekarangan yaitu :
1. Pemenuhan gizi keluarga : ada beberapa tanaman, ternak dan ikan yang dapat
dipelihara di pekarangan dan menghasilkan makanan yang dibutuhkan
keluarga. Seperti umbi-umbian sebagai sumber vitamin, sedangkan ternak dan
ikan sebagai sumber protein dan lemak.
2. Sebagai lumbung pangan : hasil dari usaha pekarangan dapat diambil sewaktuwaktu dan tidak ada musim pacekliknya.
3. Apotik hidup : pekarangan dapat ditanami berbagai tanaman obat yang
berkhasiat, jika anggota keluarga sewaktu-waktu sakit dapat ditanggulangi
sementara dengan obat yang ada di pekarangan.
4. Menambah penghasilan : pekarangan yang dikelola dengan baik, hasilnya
dapat dijual sebagai sumber pendapatan keluarga karena banyak komoditas
tidak membutuhkan lahan yang luas untuk membudidayakannya.

Kajian Pemetaan Potensi Perkebunan dan


Hortikultura Kabupaten Kediri

14

KERANGKA ACUAN KERJA 201


5
5. Menghasilkan bahan bangunan : jenis tanaman pohon seperti bambu, kelapa,
nangka dan tanaman lainnya yang ditanam di pekarangan dapat dijadikan
bahan bangunan dan kerajinan rumah tangga.
6. Sebagai tempat rekreasi keluarga : pekarangan yang ditata dan dirawat secara
teratur akan memberikan keindahan dan rasa tentram bagi orang yang
melihatnya serta membuat kita betah tinggal di rumah.
Kajian

ini bertujuan untuk mengulas potensi, kebijakan dan program, serta

kendala pemanfaatan lahan pekarangan untuk mendukung ketahanan pangan


dan ekonomi

terutama di tingkat rumah tangga. Lahan pekarangan memiliki

potensi dalam penyediaan bahan pangan keluarga, mengurangi pengeluaran


rumah tangga untuk pembelian pangan dan meningkatkan pendapatan rumah
tangga petani. Sejumlah kendala terkait masalah sosial, budaya, dan ekonomi
masih dijumpai dalam program pemanfaatan lahan pekarangan, diantaranya
belum membudayanya budidaya pekarangan secara intensif, masih bersifat
sambilan dan belum berorientasi pasar, kurang tersedianya teknologi budidaya
spesifik pekarangan, serta proses pendampingan dari petugas yang belum
memadai. Oleh karena itu diperlukan perencanaan yang matang dan dukungan
lintas sektoral dalam pemanfaatan lahan pekarangan sehingga mampu lebih
optimal.
Pekarangan merupakan

sebidang tanah di sekitar rumah yang mudah di

usahakan dengan tujuan untuk meningkatkan pemenuhan gizi mikro melalui


perbaikan menu keluarga. Pekarangan sering juga disebut sebagai lumbung
hidup, warung hidup atau apotik hidup.
Lahan pekarangan sudah lama dikenal dan memiliki fungsi multiguna antara
lain yaitu;
1. Selain untuk penghijauan, tanaman sayuran dapat menjadi sumber kebutuhan
sayur;
2. Salah satu bentuk penyaluran hobi;
3.

Timbulnya rasa bangga jika mampu memanen dan mengkonsumsi sayuran

yang ditanam sendiri ;

Kajian Pemetaan Potensi Perkebunan dan


Hortikultura Kabupaten Kediri

14

KERANGKA ACUAN KERJA 201


5
4.

Diperolehnya sayuran yang lebih terjamin kebersihan dan mutunya, karena

penggunaan pestisida yang dapat ditekan semaksimal mungkin;


5.

Bertanam sayuran berarti melatih seluruh anggota keluarga untuk lebih

mencintai Alam ;
6. Bahkan di tengah kondisi harga bahan kebutuhan pokok naik,menanam sayur
mayur di kebun dapat turut membantu perekonomian dalam rumah tangga ,
bahkan kalau hasilnya lebih, bisa dijual ke pasar.
Peningkatan kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan utama dalam
menunjang suksesnya Pembangunan antara lain dengan memanfaatkan tanahtanah pekarangan secara intensif. Setiap anggota masyarakat baik yang tinggal
di kota maupun di pedesaan mempunyai atau hidup dalam suatu pekarangan,
hanya penduduk yang berdomisili di pedesaan biasanya dapat menikmati tingkat
ketenangan yang relatif lebih baik karena terhindar dari keramaian atau volusi,
namun bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan itu nampaknya masih belum
memanfaatkan potensi tanah pekarangannya.
Pekarangan bukan hanya untuk menciptakan keindahan dan kesejukan saja,
tetapi lebih daripada itu adalah guna meningkatkan perekonomian keluarga
masing-masing. Jenis-jenis tanaman yang bisa ditanam di pekarangan rumah
masing-masing adalah jenis sayur-sayuran, buah-buahan, obat-obatan, tanaman
hias dan lain sebagainya yang kesemuanya itu dapat menunjang kebutuhan
sehari-hari dan selebihnya bisa dijual.
Pemanfaatan Pekarangan yang dikelola melalui pendekatan terpadu
berbagai jenis tanaman, ternak dan ikan, sehingga akan menjamin ketersediaan
bahan pangan yang beranekaragam secara terus menerus, guna pemenuhan gizi
keluarga.
Menurut Peny, DH dan Benneth Ginting, 1984, Usaha di pekarangan jika
dikelola secara intensif sesuai dengan potensi pekarangan, disamping dapat
memenuhi

kebutuhan

konsumsi rumah

tangga, juga

dapat memberikan

sumbangan pendapatan bagi keluarga. Dari hasil penelitian di Yogyakarta (secara

Kajian Pemetaan Potensi Perkebunan dan


Hortikultura Kabupaten Kediri

14

KERANGKA ACUAN KERJA 201


5
umum pekarangan dapat memberikan sumbangan pendapatan antara 7% sampai
dengan 45%.

Bila diteliti lebih jauh tentang manfaat pekarangan dengan melakukan


intensifikasi tanaman pekarangan di jumpai tiga prinsif utama yakni;
1. Prinsip dengan pengeluaran biaya serendah mungkin dimaksudkan dengan
mengeluarkan biaya sedikit didalam melaksanakan penanaman di dalam
pekarangan tersebut akan dapat hasil yang lebih banyak, sehingga dengan usaha
memanfaatkan tanah pekarangan itu berarti keluarga bersangkutan telah
melaksanakan prinsip-prinsip ekonomi didalam meningkatan pendapatan.
Untuk dapat menunjang suksesnya tanaman- tanaman di dalam
pekarangan tersebut perlu pula melakukan pemupukan dengan pupuk kandang,
kompas yang diperoleh tanpa membeli atau diperoleh dari dalam pekarangan itu
sendiri.
Jika ada bibit penyakit pada tanaman didalam pekarangan tersebut
disarankan supaya sebaiknya didalam melakukan pemberantasan jangan
memakai obat-obatan yang untuk memperolehnya harus mengeluarkan uang,
tetapi sebaiknya diberantas dengan membakar sampah-sampah sedikit demi
sedikit.
2.

Prinsip berkesinambungan, dengan maksud melakukan usaha tanaman

pekarangan itu tidak hanya sekali saja atau hanya pada waktu diingatkan saja,
namun sebaiknya dilakukan terus-menerus karena pada hakekatnya usaha yang
berkelanjutan itu akan memberikan kemanfaatan atau kemudahan bagi keluarga
sendiri untuk menunjang kebutuhan hidup selama-lamanya. Manusia selama
hidup selalu membutuhkan makanan sedangkan apa yang diusahakan melalui
intensifikasi tanaman pekarangan tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari.
3. Prinsip pengembangan tanaman bergizi tinggi, yaitu jenis- jenis tanaman
yang akan ditananam tersebut sebaiknya diseleksi jenis tanaman yang bisa
memberikan gizi tinggi tanpa mengurangi, pertimbangan penyesuaian faktor iklim,
tempat, selera dan lain sebagainya. Pemerintah dalam hal ini, khususnya bagi
Kajian Pemetaan Potensi Perkebunan dan
Hortikultura Kabupaten Kediri

14

KERANGKA ACUAN KERJA 201


5
Dinas Pertanian yang lebih banyak tahu tentang jenis tanaman yang bergizi tinggi
itu akan sering memberikan dorongan kepada masyarakat atau sama sekali belum
pernah dirasakan oleh masyarakat setempat pada suatu lingkungannya.
Ditinjau dari tata letak pekarangan, pola penanaman pekarangan yang baik
dapat diatur seperti : tanaman halaman muka, sebaiknya ditanam dengan bungabungaan, sayur-sayuran yang pohonnya pendek dan tanaman yang pohonnya
agak tinggi sebaiknya ditanam dipinggir dari pekarangan halaman muka itu
sehingga tidak mengganggu pancaran sinar matahari yang mau masuk
kehalaman rumah.
1. Tanaman Sisi Rumah, sebaiknya jenis tanaman sayur-sayuran, obat-obatan
dan bumbu-bumbuan dengan menghindari tanaman yang berpohon tinggi apalagi
berpohon besar. tanaman yang berpohon besar akan berakar besar pula sehingga
bisa merusak pondasi rumah disamping pekarangan menjadi sangat lembab.
2.

Tanaman Belakang Rumah, bisa dilakukan dengan jenis tanaman yang

pohonnya agak tinggi tetapi tidak begitu besar dan pilih yang bisa memberikan
hasil secara teru-menerus dan bisa juga tanaman hias yang mempunyai harga
relatif tinggi
3.

atau mahal.

Tanaman Pagar. dimaksudkan sebagai tanaman batas pekarangan

hendaknya dipergunakan pagar hidup yang cepat tumbuh, banyak cabang, kuat
dan lebat, tanah pangkas dan bermanfaat banyak, misalnya : beluntas bisa
dipakai untuk obat dan lalap, tanaman puring, mongkokun, kedondong, belimbing
dan lain sebagainya
D. POTENSI PENGEMBANGAN
Komoditi yang diusahakan dipekarangan sebaiknya disesuaikan dengan
kesesuaian komoditi dengan daerah yang bersangkutan, peluang pasar, dan nilai
guna meliputi:
1. Tanaman pangan:
a.

Sayuran buah seperti cabai besar, cabai rawit, kapri, kecipir, tomat,

buncis,kacang panjang, terong , mentimun , pare dan paprika .

Kajian Pemetaan Potensi Perkebunan dan


Hortikultura Kabupaten Kediri

14

KERANGKA ACUAN KERJA 201


5
b.

Sayuran daun seperti kangkung, caisim, bawang daun, bayam, kubis,

kemangi, seledri, selada, sawi, dan talas daun.


c. Sayuran bunga seperti kol, brokoli dan bunga papaya
d.

Sayuran umbi seperti wortel, kentang, bawang merah dan bawang putih,

bawang bombay, dan lobak serta tanaman bumbu dan empon-emponan seperti
temu kunci, kencur, serai, lengkuas dan kunyit yang masih termasuk tanaman
sayuran umbi-umbian
e. Tanamanbuah-buahan, obat-obatan, tanaman hias;
2. Ternak: ternak unggas hias, ternak petelur, ternak pendaging
3. Ikan: ikan hias, ikan produksi daging, pembenihan dan lain-lain.

Lahan pekarangan dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan, misalnya sebagai


warung hidup dan apotik hidup, menambah pendapatan keluarga, menyediakan
bahan-bahan bangunan, dan memberikan keindahan dilingkungan tempat tinggal.
Penataan bentuk dan pola pekarangan berbeda-beda, tergantung banyak faktor.
Misalnya faktor luas tanah, ketinggian tempat dari permukaan laut (elevasi),
keadaan iklim, jenis tanaman, dan jauh dekatnya dari kota.
Secara

garis

besar, pemanfaatan

lahan

pekarangan

menurut

lokasinya

dikelompokkan menjadi tiga kategori :


1 Didaerah pedalaman, pekarangan pada umumnya dimanfaatkan sebagai
sumber pangan dan gizi, obat-obatan, dan rempah-rempah, serta untuk
pelestarian lingkungan.
2 Didaerah pedesaan yang dekat dengan pusat konsumsi, pekarangan
dimanfaatkan

sebagai

penghasil

buah-buahan, sumber penghasilan, dan

pelestaran lingkungan.
3 Didaerah perkotaan, pekarangan dimanfaatkan sebagai sumber pangan untuk
perbaikan gizi, memberikan kenyamanan dan keindahan, serta melestarikan
lingkungan.
Kajian Pemetaan Potensi Perkebunan dan
Hortikultura Kabupaten Kediri

14

KERANGKA ACUAN KERJA 201


5
Ishizuka (1996) menyatakan bahwa agroforestri pada sistem pekarangan perlu
dilakukan studi dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk optimasi penggunaan
dan

penangkapan energi matahari dalam usaha pencapaian kecukupan

ketahanan pangan masyarakat ketinggian yang berbeda mempunyai pola tanam


sebagai penyusun agroforestri di lahan pekarangan akan berbeda. Demikian juga
tingkat intensifikasi budidaya tanaman, produktivitas tanaman dan penutupan
lahan pekarangan oleh tajuk tanaman
Berdasarkan uaraian diatas diharapkan dalam kajian ini memuat beberapa
indicator utama terkait pemanfaatan lahan pekarangan yang meliputi :
tingkat intensifikasi budidaya, pola tanam, rotasi tanaman, produktivitas / tahun,
produktivitas / jenis tanaman / pekarangan dan / hektar, persentase penutupan
lahan pekarangan oleh tanaman buah dan sayuran, pertambahan populasi
penduduk Sumber daya lahan Kebutuhan pangan meningkatnya perubahan
fungsi lahan meliputi penurunan luas lahan pertanian dan peningkatan luas lahan
non pertanian .
Dalam upaya untuk meningkatkan nilai tambah lahan marginal pekarangan
baik dalam pemenuhan kebutuhan keluarga dan pemanfaatn secara komersil,
maka dibutuhkan suatu kajian manajemen pemanfaatan lahan pekarangan untuk
tanaman perkebunan dan hortikultura, sehingga dapat diketahui pola pemanfaatan
lahan pekarangan yang ideal dan efisien baik secara ruang dan jenis tanaman.
2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penyusunan Kajian Pemetaan Potensi Perkebunan dan
Hortikultura Kabupaten Kediri adalah
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Menganalisis tingkat intensifikasi budidaya, pola tanam dan rotasi tanaman


buah dan sayuran dilahan pekarangan.

2.

Menganalisis produksi setiap jenis tanaman buah dan sayuran penyusun


agroforestri, produktivitasnya per satuan luas dan waktu.

Kajian Pemetaan Potensi Perkebunan dan


Hortikultura Kabupaten Kediri

14

KERANGKA ACUAN KERJA 201


5
3. Menganalisis prosentase penutupan lahan pekarangan oleh tajuk tanaman
buah dan sayuran pekarangan .
4. Menyusun rekomendasi road pemanfaatan lahan pekarangan dengan
tanaman perkebunan dan hortikultura serta model pola manajemen
pemanfaatan.

1.

Sasaran
Sasaran dari pelaksanaan penyusunan Kajian Pemetaan Potensi Perkebunan
dan Hortikultura Kabupaten Kediri adalah lahan pekarangan milik masyarakat
di Kabupaten Kediri.

2.

Lokasi
Lokasi kegiatan penyusunan Kajian Pemetaan Potensi Perkebunan dan
Hortikultura Kabupaten Kediri adalah 26 kecamatan di Kabupaten Kediri.

3.

Sumber Dana
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBD Kabupaten Kediri Tahun
2015, sebesar Rp 180.000.000,- (Seratus Delapan Puluh Juta Rupiah).

4.

Nama Kegiatan dan Satuan Kerja Pejabat Pembuat Komitmen


Nama Kegiatan

: Kajian Pemetaan Potensi Perkebunan dan Hortikultura


Kabupaten Kediri

Satuan Kerja

: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten


Kediri.

PPK

: Ir. H. JUMALI, MM.

Kajian Pemetaan Potensi Perkebunan dan


Hortikultura Kabupaten Kediri

14

KERANGKA ACUAN KERJA 201


5
5.

Data Dasar
1. Mengacu data BPS terkait potensi daerah kabupaten kediri
2. Data Dasar Produk Unggulan dari masing-masing SKPD yang mewakili
setiap sektor;
3. Data Dasar Tata Ruang Kabupaten Kedir

6.

Studi studi Terdahulu


1. Kajian Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Kediri;
2. Rintisan Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Kediri;
3. Pemetaan Potensi UMKM Kabupaten Kediri;
4. Pemetaan Potensi Ekonomi Daerah Kabupaten Kediri
5. Pengembangan Pertanian Lahan Kering Kabupaten Kediri
6. Kajian Sustainable Agriculture Kabupaten Kediri

7.

Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
2. Peraturan

Menteri

Dalam

Negeri

Nomor

tahun

2014

tentang

Pengembangan Produk Unggulan Daerah.

8.

Ruang Lingkup Kegiatan


Ruang Lingkup kegiatan meliputi identifikasi dan analisa lahan pekarangan
dan jenis komoditas ideal untuk peningkatan nilai tambah pemanfaatan lahan
pekarangan

9.

Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan


Penyusunan pekerjaan Kajian Pemetaan Potensi Perkebunan dan Hortikultura
Kabupaten Kediri harus diselesaikan dalam 3 bulan (Sembilan Puluh Hari

Kajian Pemetaan Potensi Perkebunan dan


Hortikultura Kabupaten Kediri

14

KERANGKA ACUAN KERJA 201


5
Kalender) terhitung sejak penandatanganan Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK).

10.

Personil/ Kualifikasi Tenaga Ahli


Posisi

Team Leader
Ahli Agronomi/Agrotek
Ahli Landskap
Tenaga Surveyor
Drafter
Tenaga Administrasi

11.

Kualifikasi
Magister Pertanian/Agrotek (S2)
Sarjana Pertanian (S1)
Sarjana Pertanian (S1)
D3
D3 Teknik
D3 Administrasi

Pengalaman di
bidangnya
1 tahun
3 tahun
3 tahun
3 tahun
3 tahun
3 tahun

Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan


Penyedia jasa konsultasi wajib menyusun jadwal tahapan pelaksanaan
kegiatan, setidaknya meliputi :
1. Kegiatan pendahuluan/awal
2. Survey lahan pekarangan
3. Survey Komoditas Perkebunan dan tanaman Hortikultura
4. Tahapan analisis
5. Tahapan perumusan pemanfaatan lahan pekarangan berdasarkan
luasan dan kesesuaian jenis komoditas
6. Tahapan perumusan pola manajemen pengelolaan lahan pekarangan
7. Tahapan perumusan rekomendasi program pengembangan
8. Tahapan Konsultasi Publik

12.

Sistematika Penyusunan Kajian Pemetaan Potensi Perkebunan dan


Hortikultura Kabupaten Kediri
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang Kajian Pemetaan Potensi Perkebunan dan
Hortikultura Kabupaten Kediri, maksud dan tujuan dari penelitian yang
akan dilakukan, wilayah penelitian, dan ruang lingkup pekerjaaan yang
akan dilakukan.

Kajian Pemetaan Potensi Perkebunan dan


Hortikultura Kabupaten Kediri

14

KERANGKA ACUAN KERJA 201


5
BAB II METODE PENELITIAN
Bab ini memuat tentang metode yang digunakan dalam penelitian untuk
mencapai tujuan akhir dari Kajian Pemetaan Potensi Perkebunan dan
Hortikultura Kabupaten Kediri , Dalam bab ini juga dipaparkan uraian
setiap tahapan, serta metode dan alat analisa penelitian interprestasi data
hasil pengukuran dari lapangan dan rencana pembuatan dokumen hasil
penelitian dan dibuat dalam bentuk diagram.
BAB III IDENTIFIKASI POTENSI DAN ANALISA PEMANFAATAN
PEKARANGAN

REVIEW

KONDISI

EKSISTING

KEBIJAKAN

PENGEMBANGAN LAHAN PEKARANGAN


Bab ini membahas tentang pemetaan potensi lahan pekarangan
berdasarkan luasan dan wilayah, agroklimat kesesuaian lahan, dan
identifikasi potensi wilayah terkait komoditas perkebunan dan hortikultura
serta analisa reviem kebijakan pemerintah eksisting terkait pemanfaatan
lahan pekarangan seperti KRPL dan P2KP
BAB IV PEMBAHASAN HASIL IDENTIFIKASI
Bab ini berisi tentang pembahasaan hasil pemetaan dianalisa dengan
hasil review kebijakan, termasuk hasil pola pengembangan manajemen
pengelolaan dan pemasaran hasil dari pemanfaatan lahan pekarangan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ini berisi tentang saran tindakan hasil pemetaan lahan perkebunan
dan hortikultura, tahapan run down pengembangan dan manajemen
pengelolaan, pemasaran dan kelembagaan sehingga mampu bersaing
dan berkembang.
LAPORAN
13.

Laporan Pendahuluan

Kajian Pemetaan Potensi Perkebunan dan


Hortikultura Kabupaten Kediri

14

KERANGKA ACUAN KERJA 201


5
Laporan Pendahuluan memuat : memuat latar belakang, maksud tujuan,
sasaran, metode pendekatan, program survei dilengkapi daftar isian survei,
daftar pertanyaan, dan perlengkapan lainnya.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari kerja/ 1
bulan sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan, sebanyak 5 (lima)
buku laporan sebelum revisi dan 10 (sepuluh) buku laporan setelah revisi.
14.

Laporan Antara
Laporan Antara, merupakan laporan Fakta dan Analisa yang disusun setelah
mendapatkan gambaran permasalahan dan potensi, data/ informasi di
lapangan, analisis studi dari hasil temuan di lapangan serta konsep-konsep
penanganan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kerja/ 2
(dua ) bulan sejak SPMK diterbitkan, sebanyak 10 buku laporan, dan 5 CD
softcopy file.

15.

Laporan Akhir
Laporan Akhir harus diserahkan selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari
kerja/ 3 (bulan) bulan sejak SPMK diterbitkan, sebanyak 10 buku laporan,
serta 5 (lima) CD softcopy file.

16.

Executive Summary
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari kerja/
3 (bulan) bulan sejak SPMK diterbitkan, sebanyak 10 buku laporan beserta 5
(lima) buah CD softcopy file.

17. Teknik Penyajian Laporan


Pengetikan 1,5 spasi dengan HVS polos berukuran A4 (margin : Left = 3,5 cm;
Right cm = 3; Up = 2,5 cm; Bottom 3 cm)
HAL HAL LAIN
17.

Penyusunan usulan teknis


Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Konsultan diwajibkan untuk menyusun
usulan teknis, yang terdiri dari:

Kajian Pemetaan Potensi Perkebunan dan


Hortikultura Kabupaten Kediri

14

KERANGKA ACUAN KERJA 201


5
a.

Usulan teknis dengan penjelasan terinci tentang metode teknis,


tahapan kegiatan, waktu penyelesaian pekerjaan, dan lain-lain.

b.
18.

Program kerja, daftar tenaga ahli dan lain-lain.


Persyaratan Kerjasama

Dalam melakukan pekerjaan ini, konsultan mempunyai kewajiban-kewajiban


sebagai berikut:
1. Konsultan berkewajiban dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap
pelaksanaan

penyusunan

kajian

berdasarkan

ketentuan

perjanjian

kerjasama yang telah ditetapkan;


2. Konsultan berkewajiban menyusun dokumen Kajian Pemetaan Potensi
Perkebunan dan Hortikultura Kabupaten Kediri berdasarkan ketentuan
teknis yang telah ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja dan
memperhatikan pedoman maupun standar yang telah diterbitkan;
3. Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan agar meminta bantuan Tim
Teknis Kegiatan/Instansi terkait yang akan memberikan petunjuk dan
pengarahan kepada konsultan untuk mencapai hasil yang optimal. Tim
Teknis tersebut dapat diminta bantuannya pula untuk memberikan data
guna mendukung kelancaran kerja sejauh tidak membutuhkan biaya;
4. Konsultan wajib mengadakan diskusi terbatas pada setiap tahap pekerjaan
serta seminar sebelum penyusunan Buku Kajian (Seminar Laporan
Pendahuluan dst);
5. Dalam pelaksanaan diskusi terbatas dan forum seminar, konsultan wajib
menyediakan waktu untuk hadir. Dalam forum diskusi, konsultan wajib
menyajikan hasil pekerjaannya kepada peserta;
6. Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan dinyatakan berakhir setelah
penyusunan Laporan Akhir Kajian Pemetaan Potensi Perkebunan dan
Hortikultura Kabupaten Kediri selesai secara keseluruhan dan dapat
diterima oleh pemberi tugas.
Adapun hak dari penyedia jasa konsultasi/ konsultan pelaksana pekerjaan
adalah sebagai berikut:
Kajian Pemetaan Potensi Perkebunan dan
Hortikultura Kabupaten Kediri

14

KERANGKA ACUAN KERJA 201


5
1. Mendapatkan kemudahan akses terhadap sumber data dan informasi baik
dari tim teknis, badan/dinas Pemerintah Kabupaten dan masyarakat;
2. Mendapatkan kemudahan data dan informasi yang akurat baik dari tim
teknis, badan/dinas Pemerintah Kabupaten dan masyarakat;
3. Mendapatkan kemudahan dalam proses sosialisasi kepada stakeholders;
Memiliki hak untuk mendapatkan penjelasan yang memadai mengenai
kegiatan

penyusunan

Kajian

Pemetaan

Potensi

Perkebunan

dan

Hortikultura Kabupaten Kediri;


4. Mendapatkan hak sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.
Mengetahui

Kediri,

2015

KEPALA BAPPEDA KABUPATEN


KEDIRI

KUASA PENGGUNA ANGGARAN

DEDE SUJANA, SSos. MSi.


19740525 199311 1 001

Ir. H. JUMALI, MM.


19620625 198503 1 013

Kajian Pemetaan Potensi Perkebunan dan


Hortikultura Kabupaten Kediri

14

Anda mungkin juga menyukai