BAB V
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK
a. SNI
b. Kontrak ( Rencana Kerja dan Syarat-syarat, Gambar )
c. Standar negara lain dan disebut dalam kontrak (ASTM, BS, JIS, DIN)
Pemesanan oleh
Bagian Logistik
Material Datang
1) Air
a) Pemeriksaan keasaman dan kegaraman dimana 25 cm3 air
dimasukkan ke dalam bejana 50 cm3 di test dengan lakmus dan
hasil harus berada dalam range 4,5 sd. 8.5
b) Pemeriksaan bahan padat: 50 cm3 air dipanaskan sampai kering dan
tinggal endapan, ditimbang dan beratnya harus maks 2000 mg/l
c) Pemeriksaan bahan terseuspensi : 1176 cm3 air dikocok sekuat-
kuatnya dan disaring menggunakan kertas saring, yang tersaring
dipanaskan bersama kertasnya ditimbang hasilnya harus maks 2000
mg/l.
d) Pemeriksaan di laboratorium:
- Bahan organik maks 2000 mg/l
- Minyak maks 2% dari semen
- Na2SO4 maks 10.000 mg/l
- NaCl maks 20.000 mg/l
2) Pasir
a) Harus bebas kotoran/lumpur
b) Pemeriksaan kebersihan: ambil pasir dan dibasahi kemudian
genggam dan lepas, jika tangan tetap bersih maka pasir bersih/oke
c) Pasir dimasukkan gelas uji dan diberi air, aduk/kocok air di dalam
gelas uji tersebut, jika terlihat air bening maka pasir bersih/oke
d) Kemudian untuk melihat gradasi butiran dengan melakukan uji
ayak
3) Koral/split/kerikil
a) Pengujian kebersihan seperti uji pasir
b) Koral harus mempunyai butiran tidak homogen bervariasi dari
besar hingga kecil
c) Kemudian untuk melihat gradasi butiran dengan melakukan uji
ayak
b. Baja
Adapun material yang dilakukan pemeriksaan saat pengendalian mutu
Baja yaitu:
1) Tulangan baja
a) Pemeriksaan sertifikat hasil uji tarik di laboratorium
b) Pemeriksaan kebersihan : bebas karat dan kotoran
c) Pemeriksaan diameter : diukur/ditimbang
2) Profil baja
a) Pemeriksaan sertifikat hasil uji laboratorium
b) Pemeriksaan kebersihan : bebas karat dan kotoran serta sudah dicat
anti karat
c) Pemeriksaan dimensi : tinggi, lebar dan ketebalan
c. Tanah
Adapun item yang dilakukan pemeriksaan saat pengendalian mutu tanah
yaitu :
1) Daya dukung tanah :
a) Pakai sondir dan boring untuk uji lab. Untuk areal tata lingkungan
cukup dengan test CBR
Standar untuk penanganan beton pada proyek Gateway Park of LRT City
ini yaitu :
a. Sebelum dicor cek lagi slump. Jika oke baru di cor
b. Jaga jangan terjadi segregasi beton (pemisahan agregat kasar)
c. Pengadukan dengan benar
d. Pengangkutan hati-hati, tanpa benturan dan getaran berlebihan
e. Pengecoran sedekat mungkin ke tempat final maksimum tinggi jatuh 1,5 m
dan digetar untuk menjamin kepadatan
f. Untuk pengecoran siapkan alat-alat yang diperlukan yaitu pipa tremie,
ember kibble, crane, pompa beton, katrol, kereta tulang, kereta dorong,
talang, vibrator, dll sesuai dengan kondisi lapangan
g. Untuk lokasi yang agak sulit dilakukan secara manual/man
h. Ukuran agregat lebih kecil untuk workability pompa
i. Pengecoran hati-hati agar seluruh tempat dalam acuan tercor dengan baik ,
pengecoran beton di bawah air memakai tremie dan pompa
a. Beton
Adapun pengendalian mutu untuk beton saat proyek Gateway Park of
LRT City adalah :
Pengambilan sample adalah min 20 buah dengan silinder f 15-30
Pengujian konsistensi menggunakan slump test, untuk Pengujian kuat
tekan yaitu dengan Membuat benda uji lalu Pengiriman sample ke
laboratorium dan kemudian dilakukan Pengujian kuat tekan di
laboratorium.
1) Slump Test
Tujuan pengujian ini adalah untuk memperoleh angka slump beton.
Slump beton adalah besaran kekentalan (viscocity)/ plastisitas dan kohesif
dari beton segar. Dalam proyek Pembangunan Gedung ini, nilai slump
yang dipakai adalah 12+2 cm untuk seluruh komponen struktur, baik
kolom, balok dan plat lantai, maupun tangga. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan kerucut Abraham. Cara pengujiannya adalah sebagai
berikut :
a) Peralatan uji slump yaitu kerucut abraham disiapkan dengan ukuran
diameter atas 10 cm dan diameter bawah 20 cm, serta tinggi 30 cm
beserta tongkat baja dengan panjang 60 cm dan diameter 16 cm.
b) Setelah itu dilakukan pengambilan sampel beton dari mixer truk
dengan memakai gerobak proyek.
c) Kerucut Abraham diletakkan pada bidang datar dan rata namun tidak
menyerap air, biasanya menggunakan tripleks.
Prosedur pengujian slump test sebagai berikut :
a) Tuangkan material adukan beton ke dalam kerucut Abraham, setinggi
1/3 tinggi kerucut (lapisan I) seperti gambar ilustrasi di bawah ini :
i) Pegang sisi luar dan tarik lurus stabil seperti gambar ilustrasi di bawah
ini :
Berikut adalah table nilai slump untuk berbagai pekerjaan Beton yang ada
dalam Peraturan SNI M – 12 – 1989 – F sebagai berikut :
Slump (cm)
No. Uraian
Max Min
g) Tes uji tekan beton dilakukan dengan mesin uji tekan yang ada
di Laboratorium Batching Plan, Benda uji diambil dari bak
perendam, kemudian dibersihkan dengan kain untuk
menghilangkan kotoran yang menempel.
h) Benda uji ditimbang beratnya dan dihitung luas permukaannya.
i) Benda uji diletakkan pada mesin tekan secara sentris.
j) Mesin tekan dioperasikan dengan penambahan beban secara
konstan berkisar antara 2 sampai 4 kg/cm2 per detik.
k) Pembebanan dilakukan sampai benda uji menjadi hancur
kemudian dicatat beban maksimum yang terjadi selama
pemeriksaan benda uji.
Berikut Gambar 5.5 adalah Gambar Pengujian Kuat Tekan Beton
di Proyek Gateway Park of LRT City :
Untuk Hasil slump Test dan Kuat tekan Beton akan di lampirkan.
Dengan rumus dasar kuat tekan beton :
Keterangan :
P = beban maksimum ( kg )
A = luas penampang benda uji ( cm2 )
Sehingga dapat ditentukan nilai kuat tekan beton dari hasil
pengujian di atas dengan ketentuan :
Keterangan : 1 KN = 101,97 kg
Angka konversi silinder = 0,83
Pemilihan mutu beton seperti dalam spesifikasi bahan dimaksudkan agar
tidak mengalami pemborosan biaya dan aman untuk digunakan. Mutu
beton ini juga harus disesuaikan dengan yang diinginkan oleh pemilik
yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis.Berikut
adalah salah satu contoh perincian perhitungan kuat tekan beton untuk
pengujian 7 hari beton. Umunya perhitungan kuat tekan beton untuk
sampel dan pekerjaan lain pada proyek ini sama.
Berikut data hasil pengujian kuat tekan beton di laboratorium
batching plan:
Sampel 1 (Benda Uji Silender 15x30)
Berat beton = 12.38 kg
Luas = 176.71 cm2
Umur beton = 7 hari
Koefisien 7 hari Silinder = 0.65
456 kN
=
Pembebanan 46145,8 Kg
Pengolahan Data:
= 434,92 kg/cm2
= 6,59
Nilai kuat tekan karakteristik ( = – ( k * SD )
= 457.32 kg/cm2
b. Semen
Pemeriksaan semen hanya dilakukan secara visual dengan mengamati
bungkus semen. Apabila bungkus semen telah robek, maka semen tersebut
tidak diperbolehkan untuk digunakan dan dikembalikan ke supplier.
c. Plywood
Pemeriksaan kayu dan plywood dilakukan untuk mengetahui dimensi dan
kualitasnya. Hal ini akan menentukan bagus atau tidaknya penggunaan
bahan tersebut untuk bahan bekisting. Pemeriksaan yang dilakukan berupa
pemeriksaan visual yaitu pemeriksaan tekstur, warna, dan ukuran.
d. Pasir
Pengendalian mutu dari pasir dilakukan secara visual dengan melihat
warna pasir dan memeriksa kandungan lempung dengan menggenggam
e. Baja
Tes uji tarik baja sangat perlu dilakukan untuk mengetahui kuat tarik baja
dan teganga leleh pada baja. Cara pengujiannya adalah sebagai berikut :
1) Batang baja diukur (sekitar 300 – 460 mm)
2) Tetapkan panjang ukur L0 = L0 x do
3) Tandai batang baja yang telah diukur pada kedua ujungnya
4) Jepit batang baja yang telah disiapkan tersebut tepat pada bagian yang
telah ditandai pada kedua ujungnya
5) Bebani (tarik) batang baja yang telah dijepit dan kemudian catat beban
yang mengakibatkan batang tersebut leleh atau putus.
Biasanya pada alat mesin uji tarik telah dilengkapi dengan alat
pembuat grafik hubungan antara beban dengan perpanjangan
berdasarkan skala tertentu)
6) Batang baja yang putus disambung dan diukur panjangnya sebagai
panjang L1.
Berikut adalah gambar 5.6 mengenai Pengujian tarik baja Proyek
Gateway Park of LRT City:
pelaksanaan (RAP) yang telah disusun. Dari perbandingan ini dapat diketahui
apabila terdapat pekerjaan yang mengalami pembengkakan biaya sehingga dapat
dilakukan evaluasi biaya.
Pengendalian biaya ini biasanya dilakukan dengan membuat rekapitulasi
biaya yang dikeluarkan. Setiap dilakukan pembelian material, bagian logistik
mencatat jumlah material yang dibeli dan besarnya biaya yang digunakan.
Sedangkan pengendalian biaya tenaga kerja dilakukan dengan memeriksa daftar
presensi pekerja selama satu minggu dan besarnya biaya yang digunakan untuk
membayar gaji pekerja.
Besar total biaya inilah yang akan selalu dikontrol dan dievaluasi sebagai
pengendalian biaya. Selain itu, total biaya yang telah dikeluarkan ini juga dapat
digunakan untuk penyusunan kurva S realisasi dan untuk memperkirakan
presentase pekerjaan proyek yang telah dicapai.
5.5.2 Kegiatan K3
Guna merealisasikan target zero accident maka selama kegiatan proyek
berlangsung pengawasan dan penyuluhan pentingnya K3 kepada seluruh pihak
yang terlibat dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan dibawah
penanggung jawab HSE Officer. Berikut merupakan kegiatan K3 yang ada di
proyek Gateway Park of LRT City ini :
lakukan para pekerja. Hanya saja yang perlu mendapat perhatian dari proyek
adalah pagar proyek standart perusahaan proyek yang kini masih terdapat
hanya di bagian depan.
d. Safety Patrol
Adalah kegiatan sehari hari dari pihak K3 dari kontraktor guna selalu
mengawasi para pihak yang terlibat di lingkungan proyek. Dari kegiatan
inilah banyak di temukan kasus pelanggaran penggunaan alat keselamatan
kerja oleh para pekerja.
Tabung APAR dan Kotak P3K. Tabung ini ditempatkan disetiap lokasi
yang beresiko untuk timbulnya kebakaran. Kotak P3K disediakan di site
clinic dan di setiap pos jaga keamanan, agar setiap terjadi kecelakaan yang
sifatnya kecil dapat segera diberi pertolongan dan tercatat. Berikut gambar 5.12
tabung APAR yang ada di lingkungan proyek :
b. Penanggulangannya/ solusi
Solusi untuk masalah ini adalah dengan menambah jumlah tenaga kerja
(man power) pada proyek tersebut dan memberlakukan jam kerja
tambahan (lembur).
b. Penanggulangannya / solusi
Untuk mengatasi masalah ini dilakukan pekerjaan pengecoran kembali
dengan memasang bekisting pada balok dan plat lantai tersebut terlebih
dahulu.