Anda di halaman 1dari 19

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sehubungan dengan pertumbuhan kendaraan yang lebih padat dan tidak sepadan dengan
lebar jalan yang mengakibatkan antrian kendaraan pada ruas jalan tertentu.

Sejalan dengan kebijaksanaan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan eksport


non-migas maka prasarana perhubungan perlu ditumbuh-kembangkan baik
perhubungan darat, udara maupun laut, untuk mendukung pengembangan tingkat
perekonomian khususnya disektor tersebut. Di Indonesia prasarana perhubungan
darat lebih dominan dibanding prasarana yang lain. Dengan keterbatasan
infrastruktur ini jelas akan mengakibatkan timbulnya beberapa kendala, antara
lain semakin besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan.

Dalam rangka peningkatan infrastruktur tersebut terutama pada perhubungan darat,


peningkatan pelayanan bagi pengguna jasa jalan di provinsi Jawa Timur khususnya pada
kondisi jalan kritis dengan lalu lintas yang semakin tinggi seperti jalur malang menuju
turen, perlu penanganan rekonstruksi dan pelebaran jalan secara optimal, maka
Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Bina Marga. Kegiatan Rekonstruksi dan
Pelebaran Jalan Provinsi Jawa Timur, akan melaksanakan pekerjaan REKONTRUKSI
DAN PELEBARAN JALAN KOL. SUGIONO (LINK.189.11K) DAN BTS.KOTA
MALANG - TUREN (LINK.189) pada tahun 2018.

1.2 Maksud dan Tujuan Proyek


Maksud dan tujuan proyek ini adalah penanganan dan pelebaran jalan di ruas tersebut
agar terpenuhi standart jalan yang berlaku dan syarat – syarat yang telah ditetapkan.

1.3 Lingkup Pekerjaan diantaranya :


1. Umum (Mobilisasi, Relokasi Tiang PJU dan Management dan Keselamatan Lalu
Lintas)
2. Drainase (Pasangan Batu Dengan Mortar, Gorong-gorong Persegi Beton Pracetak
bentuk U uk. 100 x 100cm, Saluran Beton Bertulang Pracetak uk. 80 x 80 x 120 cm
dan Tutup Saluran Beton Bertulang Pracetak Bentuk U uk. 80 x 120 cm)
3. Pekerjaan Tanah (Galian biasa, Galian perkerasan beraspal tanpa cold milling
machine, Timbunan Pilihan dari Sumber Galian, Penyiapan Badan Jalan,
Pemotongan Pohon dia. 15-30 cm)
4. Perkerasan Berbutir (Lapis Pondasi Agregat Kelas B dan Lapis Pondasi Agregat
Semen Kelas A/CTB)
5. Perkerasan Aspal (Lapis Perekat – Aspal Emulsi, Laston Lapis Permukaan[AC] dan
Laston Lapis Pondasi Perata [ATBL])
6. Struktur (Beton mutu sedang (K-250) dan mutu rendah (K-175), Baja Tulangan
Polos U24, Pasangan Batu, Pembongkaran Pasangan Batu)
7. Pengembalian kondisi dan Pekerjaan Minor (Marka jalan, Kerb
Pracetak(penghalang/barrier) dan Paving Block)
B. METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN

Pelaksanaan pekerjaan ini dilaksanakan 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sesuai
dengan rencana kontrak, PT. KYA GRAHA akan melaksanakan secara optimal dan simultan
dengan membuat schedule tiap-tiap item pekerjaan, material dan tenaga secara
komprehensip, sesuai dengan wahu yang direncanakan.

Pelaksanaan pekerjaan melalui tahapan-tahapan kegiatan konstruksi yang sistematis yang


bisa dilihat pada schedule pelaksanaan. Tahapan-tahapan tersebut kami buat sebagai
berikut:

C. PEKERJAAN PENUNJANG MANAJEMEN PROYEK

1). Kantor Pusat dan Proyek


Mengaplikasikan untuk melaksanakan seluruh kegiatan pekerjaan suatu proyek
dengan penyelesaian proyek dengan tepat waku, untuk pekerjaan ini di pimpin oleh
general superintendent untuk seluruh kegiatan di proyek, baik di bidang administrasi,
teknik serta kegiatan lainya dalam rangka proses penyelesain pekerjaan proyek
dilapangan, dengan tugas pokok sebagai
berikut :
 Masalah Quality Controle, GS dibantu oleh Quality Engineer beserta staffnya.
 Masalah keuangan, adminitrasi umum dan personalia, dibantu oleh bagian
personalia dan keuangan beserta staffnya.
 Masalah logistik dan peralatar, dibantu oleh bagian logistic peralatan
beserta staffnya.
 Masalah aktivitas lapangan, dibantu oleh Highway Engineer, maupun pelaksana dan
surveyor yang masing masing mempunyai tanggung jawab berdasarkan dengan
jenis pekerjaan dan atau lokasi.
 Masalah Kuanrilas, CS dibantu oleh Quantity Engineer beserta staffnya.
 Masalah K3, GS dibantu oleh petugas K3.

General Superintendent juga mendapatkan dukungan penuh dari Direksi PT. KYA GRAHA
dalam hai ini kecukupan dan ketersediaan sumber daya manusia, pendanaan dan logistic
serta peralatan general superintendent mempunyai kewenangan dan tanggung jawab
penuh untuk melasanakan semua aktivitas yang ada di proyek termasuk berhubungan
dengan pihak-pihak terkait.

Sedangkan management melakukan satuan kesatuan likuiditas sehingga sumber daya


benar benar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. General Superintendent
bertanggung jawab langsung kepada kepala divisi kontraktor.
2). Rapat Koordinasi
Untuk menjalankan fungsi kegiatan pelaksanaan secara terinci diperlukan rapat
kooerdinasi antara kontraktor, pengawas dari konsultan dan pengawas dari instansi
pemberi pekerjaan. Koordinasi internal kontraktor pelaksana dalam organisasi proyek
diadakan sedikitnya 1 minggu sekali untuk mengevaluasi dan merencanakan pekerjaan
yang akan dilaksanakan pekerjaan selanjutnya untuk mencapai target progres pekerjaan
tersebut. Dan jika diperlukan juga diadakan rapat jika terjadi masalah yang muncul
dilapangan.

3). Pelaporan Proyek


Team lapangan akan membuat laporan dalam mengikuti persyaratan dan ketentuan yang
tercantum dalam kontrah diantaranya pelaporan proyek harian, minggu bulanan, laporan
akhir dan laporan lainya yang diperlukan serta instruksi lain oleh Direksi lapangan.
Laporan bulanan akan dilengkapi dengan dukumentasi untuk progress claim, S-Curve
serta cash flow pembayaran dan lainnya yang diperlakukan. Disamping laporan eksternal
ke direksi lapangan, laporan interral juga dikirim ke direksi PT. KYA GRAHA hal ini untuk
memonitor perkembangan pelaksanaan proyek mencakup kualitas, biaya mutu dan waktu.
Dengan laporan internal pihak management akan dapat monitor posisi sumber daya yang
ada diproyek pencapaian progress, serta persoalan-persoalan yang dihadapi, sehingga
direksi PT. KYA GRAHA dapat membantu dan mengambil keputusan yang tepat dalam
melaksanakan proyek.

4). Manajemen Mutu


Pengcndalian mutu tercakup segala bidang yang terlibat dalam proses produksi baik SDM,
material, peralatan, sarana kerja, proses dan sub kontraktor dengan rincian sebagai
berikut :
1. SDM
 Memilih SDM yang bermoral baik dan pengalaman seieni
 Pengarahan,pembinaan.
 Monitor dan pelaporan
2. Material
 Pemilihan sumber material
 Pemilihan supplier
 Jadwal kebutuhan material
 Pengujian sample bahan
 Cara penyimpanan
 Cara handling
 Monitor & pelaporan
3. Peralatan
 Pemilihan jenis alat yang sesuai
 Kalibrasi alat tertentu
 Pemilihan sumber alat yang memadai
 Pemilihar supplier alat yang baik
 Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
 Jadwal kebutuhan alat
 Penyedian bahan bakar
 Pemakaian suku cadang
 Controle service
 Monitoring&pelaporan
4. Proses
 Trial mix, job mix
 Komposisi yang sesuai
 Standartproses
 Peralatan yang sesuai
 Cek hasil
 Subkontraktor
 Seleksi
 Pengawasan dan pengarahan

5). Struktur Organisasi


Pelaksanaan proyek dilapangan dikelola oleh tim lapangan yang dipimpin oleh general
Superintendent, dengan dibantu oleh beberapa tenaga staf dan tenaga Pelaksana
Lapangan- General Superintendent bertanggung iawab langsung kepada pimpinan
Managemen. General Superintendent mengarahkan dan membuat kebijaksanaan dan
jadwal dari seluruh kegiatan di proyeh baik dibidang administrasi, teknik maupun
pelaksanaan pekerjaan dan melakukan koordinasi terhadap pihak Direksi Lapangan dan
juga terhadap pimpinan Direksi PT.KYA GRAHA.

6). Pengendalian Mutu


Pekerjaan dengan durabilitas tinggi memerlukan pengawasan mutu (quality control)
terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam kontrak.
Pengendalian mutu dilaksanakan secara rutin sesuai dengan
kemajuan pekerjaan sehingga terjadi kesinambungan terhadap pekerjaan
berikutnya.
Quaiity Control pekerlaan diantaranya terhadap :
 Seluruh material yang digunakan
 Perawatan alat
 Test material dilapangan maupun di laboratorium
 Tenaga kerja
Pemeriksaan/pengendalian secara teratur, baik terhadap bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan.
Dalam pengendalian mutu ada penanggung jawab yang dikoordinasikan oleh bagian
Engineering. Manajemen mutu pada proyek akan melaksanakan semua kegiatan secara
sistimatik dan terencana yang diterapkan sebagai bagian dari system mutu perusahaan
untuk menjamin bahwa proses pelaksanaan di proyek terkendali dan konsisten.
Pekerjaan pengendalian mutu diharapkan dapat dijalankan dengan baik dengan
melakukan:
 Penerapan manajemen mutu yang konsisten
 Sistem prosedur mutu yang baku
 Sumber daya manusia yang profesional
 Sasaran mutu yang jelas
 Sumber daya yang jelas
7). Pekerjaan Traffic Management (pengendalian lalu lintas)

a). Tujuan
Manajemen Lalu Lintas atau kegiatan pengaturan lalu lintas dalam pelaksanaan suatu
proyek dilingkungan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur, adalah
mengatur dan mengupayakan pengamanan lalu lintas kendaraan di jalan yang sedang
dikerjakan pada saat pelaksanaan pekerjaan. Hal ini dilakukan dengan cara
merencanakan, mempersiapkan, menyusun tata pemasangan rambu lalu lintas dengan
segala perlengkapannya yang dipakai disepanjang pekerjaan proyek.
Berdasarkan kondisi lapangan dan jenis kegiatan yang akan dilakanakan dimasing-masing
lokasi.

b). Organisasi
Manajemen lalu lintas dilaksanakan oleh seorang manajer yang bukan hanya menguasai
lalu lintas tapi masalah teknik iuga dan langsung bertanggung jawab pada General
Superintendent. Bagian ini juga melakukan koordinasi aktif pada Konsultan dan instansi
terkait tentang wakktu dan perubahan jalur sehingga dapat diperkecil segala kemungkinan
yang buruk teriadi. Pengawas harian didukung oleh staf untuk pengaturan lalu lintas.

c). Sarana
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dikoordinir oleh bagian tertentu dalam organisasi
kontraktor yang bertanggung jawab terhadap Safety, health dan Environment, yang akan
secara kontinyu akan memonitor dan mengevaluasi bagian pekerjaan ini.
Pengaturan lalu lintas ini terdiri dari :
- Penyediaan alat alat pengatur lalu linlas
- Pengecekan, perawatan dan pelindungan sepanjang proyek
- Pemasangan alat-alat lalu lintas

Pelaksanaan akan dikoordinasikan dengan pihak yang berwenang. Dalam menyiapkan


fasilitas pengaturan lalu lintas, sepanjang area kerja alat alat pengatur lalu lintas akan
dipasang pada titik-titik tertentu sepaniang area pekerjaan dan sekitarnya.

Fasilitas pengatur lalu lintas sepanjang area pekerjaan/proyek yang diperlukan antara lain:
o Rambu perhatian, petunjuk, larangan dsb
o Papan pemberitahuan
o Pagar pemisah
o Baju rompi pengaman lalu lintas
o Genset untuk penerangan
o Rubber cone
Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor akan menyediakan rapat dengan Bina Marga dan
Konsultan untuk memberikan langkah langkah yang harus diambil untuk menjaga
keselamatan kerja terhadap personil pelaksana proyek, maupun masyarakat umum yang
berada disekitar proyek.
oleh karena itu kontraktor harus menyusun rencana penyelamatan antara
lain:
 Memasang rambu-rambu peringatan yang dipasang disekitar lokasi proyek untuk
keselamatan pekerja dan masyarakat umum.
 Lokasi penimbunan material tidak menggangu pelaksanaan pekerjaan dan lalu
lintas.
 Untuk mengurangi kemacetan lalu lintas selama masa konstruksi perlu perencanaan
pengaturan lalu lintas oleh kontraktor dibawah pengawasan Konsultan. Hal ini
dapat dikoordinasikan dengan Polisi laiu lintas maupun pihak DLLAJR. Untuk itu
perlu diselenggarakan rapat yang membicarakan langkah langkah pencegahan
terladinya kcmacetan lalu lintas dengan cara yang paling efisien sehingga tidak
merugikan masyarakat.

DIVISI 1 UMUM
1.2 Mobilisasi
Terdiri dari :

1. Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan


PT. KYA GRAHA Akan melaksanakan mobilisasi peralatan sesuai jadwal dimana perlatan
utama ada dibase camp Pasuruan dan Sidoarjo , jenis peralatan, cara mobilisasi dan
mobilasasi, asal alat gelar dan jarak tempuh perlu diuraikan secara ringkas.
Indentifikasi peralatan yang dimobilisasi dan demobilisasi sebagai berikut :

No. Cara Mob-Demob Jenis Alat Asal Alat


1 Darat - Diangkut Asphalt Finisher Pasuruan
Pneumatic Tire Roller Pasuruan
Tandem Roller Pasuruan
Excavator Sidoarjo
Vibratory Roller Pasuruan

2. Mobilisasi dan Demobilisasi Tenaga Kerja


Tenaga kerja yang digunakan diutamakan tenaga lokal, tenaga luar didatangkan apabila
tenaga local dalam skill dan jumlah tidak memadai. Untuk menampung tenaga kerja yang
didatangkan, maka perlu dibuat barak dan permukiman sementara.
Disamping tersebut diatas PT. KYA GRAHA akan melakukan mobilisasi dan pekerjaan
persiapan maksimum setElah 7 (tujuh) hari terbitnya SPMK dari Direksi untuk
melaksanakan kegiatan sesuai dengan paket kegiatan REKONTRUKSI DAN
PELEBARAN JALAN KOL. SUGIONO (LINK.189.11K) DAN BTS.KOTA MALANG -
TUREN (LINK.189) dengan semaksimal mungkin.
Kontraktor pelaksana akan melaksanakan kegiatan, sesuai dengan jadwal kegiatan yang
tercantum dalam kontrak.
3. Mobilisasi kelengkapan kantor Lapangan, diantaranya :
a) Sewa barak kerja
b) Perlengkapan barak kerja (sewa)
c) Kendaraan operasional roda 4 [empat] dan roda 2 [dua] sewa
d) Perlengkapan kerja (Rambu kerucut, rambu kerja deflector, Termometer
aspal digital, papan nama proyek, dll )
e) Komunikasi lapangan

Pengadaan peralatan PPK dan K3 sesuai standart Keselamatan dan Kesehatan Kerja
seperti safetybelt, safety shoes, helmet, fire estinguisher dll.
Dalam persiapan pekerjaan, 7 [Tujuh] hari setelah penanda tanganan kontrak Kontraktor
akan melaksanakan Rapat Pra Pelaksanaan yang dihadiri Pemilik, Direki Pekerjaan untuk
membahas hal baik teknis maupur yang non teknis dalam proyek ini.
Kegiatan Demobilisasi yaitu pembongkaran tempat kerja oleh Kontraktor pada saat akhir
periode pelaksanaan termasuk diantaranya pemindahan semua instalasi dikembalikan
seperli semula.

1.8(1) Relokasi Tiang lampu Penerangan Jalan

Sebelum relokasi tiang lampu dilaksanakan, perlu diadakanya koordinasi antara instansi
yang mempunyai wewenang atas Tiang lampu penerangan jalan tersebut. Koordinasi
tersebut agar pihak instansi yang berwenang memberikan petunjuk untuk relokasi
tersebut.

DIVISI II DRAINASE
2.2(1) Pasangan Batu dengan Mortar

Pasangan batu disini untuk struktur dinding penahan tanah yang disyaratkan
dalam gambar rencana.
a) Bahan :
Kontraktor akan mendatangkan material (batu belah warnah hitam) yang yang utuh, keras
dan akan meminta persetujuan terlebih dahulu pada Direksi.
Mortar merupakan adukan semen dan pasir dengan perbandingan 1 : 3.
b) Pelaksanaan :
. Penyiapan galian
Gaiian yang telah disetujui Direksi tidak boleh berbeda lebih dari 1 Cm dari yang
ditentukan, alinyemen selokan dan profil penampang melintang tidak
boleh bergeser lebih dari 5 CM dari yang ditentukan.
. Penyiapan batu
Batu sebelum dipasang dibersihkan dari bahar yarg dapat mengurangi kelekatan dengan
adukan, sebelum dipasang batu dibasahi dulu.
. Pemasangan lapisan batu
Landasar diberi adukan semen setebal 3 Cm. Batu ditanam dengan kuat dilandasan
adukan semen, permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat.
Pelaksanaan pekerjaan ini elevasi harus selalu dikontrol sesuai gambar
rencana, Peralatan yang digunakan dalam pekertaan ini diantaranya :
1. Concrete Mixer
2. Alat Bantu
2.3.(2)a Gorong-gorong Persegi Beton Bertulang Pracetak, Ukuran 100 cm x
100 cm

Pemasangan beton bertulang pracetak disini untuk saluran drainase jalan yang
disyaratkan
dalam gambar rencana.

a) Bahan :
Kontraktor akan memesan Gorong-gorong persegi pada pabrik beton precast yang sesuai
dengan standar direksi baik dimensi maupun kualitasnya.

Pelaksanaan :
 Penyiapan galian
Galian yang telah disetujui Direksi tidak boleh berbeda lebih dari 1 Cm dari yang
ditentukan, alinyemen selokan dan profil penampang melintang tidak boleh
bergeser lebih dari 5 CM dari yang ditentukan.
 Penyiapan lahan
Lahan yang sudah siap diratakan dan dipadatkan sccara manual dan dikontrol
elevasi kemiringan saluran.
 Pemasangan Gorong-gorong
gorong-gorong yang sudah ada di lokasi pekeriaan diturunkan ke lokasi pekerjaan
dengan crane servis dan ditempatkan sedemikian rupa sesuai posisi dan
elevasi rencana. Pada joint antar gutter diberi spesi campuran semen pasir untuk
perekat agar menjadi satu kesatuan.
Pelaksanaan pekerjaan ini elevasi harus selalu dikoltrol sesuai gambar rencana,
Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini diantaranya :
1. Crane servis
2. Alat Bantu

2.3(5)b Saluran Beton Bertulang Pracetak berbentuk U Ukuran 80 x 80 x 120


cm

Pemasangan beton bertulang pracetak disini untuk saluran drainase jalan yang
disyaratkan
dalam gambar rencana.

a) Bahan :
Kontraktor akan memesan Saluran beton pada pabrik beton precast yang sesuai
dengan standar direksi baik dimensi maupun kualitasnya.
Pelaksanaan :
 Penyiapan galian
Galian yang telah disetujui Direksi tidak boleh berbeda lebih dari 1 Cm dari yang
ditentukan, alinyemen selokan dan profil penampang melintang tidak boleh
bergeser lebih dari 5 CM dari yang ditentukan.
 Penyiapan lahan
Lahan yang sudah siap diratakan dan dipadatkan secara manual dan dikontrol
elevasi kemiringan saluran.
 Pemasangan Saluran beton
Sluran beton yang sudah ada di lokasi pekerjaan diturunkan ke lokasi pekerjaan
dengan crane servis dan ditempatkan sedemikian rupa sesuai posisi dan
elevasi rencana. Pada joint antar gutter diberi spesi campuran semen pasir untuk
perekat agar menjadi satu kesatuan.
Pelaksanaan pekerjaan ini elevasi harus selalu dikoltrol sesuai gambar rencana,
Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini diantaranya :
1. Crane servis
2. Alat Bantu

DIVISI III PEKERJAAN TANAH

3.1(1)a Galian Biasa

Pelaksanaan galian biasa untuk struktur badal jalan yang akan dikerjakan elevasinya harus
tepat, ketepatan pengukuran akan berpengaruh pada pekerjaan berikutnya.

Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan pada
gambar atau ditunjukan oleh Direksi Teknik dan harus mencakup pembuangan seluruh
material dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, padas, batu bata, batu
beton dan perkerasan lainnya.

Galian biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian
padas.
Tahapan pelaksanaan galian biasa :
i. Penggalian dilaksanakan berdasarkan kelandaian, garis elevasi yang ditentukan
dalam gambar. Kemudian Excavator menuangkan kedalam Dump Truck yang
kemudian dibuang ke lokasi yang telah mendapatkan persetujuan dali Direksi
Pekerjaan.
ii. Bila bahan yang terekpos pada garis formasi/tanah dasar/pondasi dalam keadaan
lepas, maka harus dipadatkan / dibuang dan diganti dengan timbunan. Jika lokasi
galian berdekatan dengan jalur lalu lintas maka material distock terlebih dahulu
kemudian setelah kepadatan lalu lintas sudah tidak terlalu padat material yang
sudah tidak dapat digunakan untuk timbunan dibuang ke lokasi yang sudah
ditentukan.

Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini diantaranya :


1. Alat gali (Excavator, cangkul, sekrop dll)
2. Alat bantu
3. Dump Truck
4. Alat ukur (Theodolit & water pass)
3.1(7) Galian perkerasan beraspal tanpa cold milling machine
Galian perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Machine prinsipnya sama galian lainnya
perbedaan terletak pada alat yang digunakan.

3.2.(2a) Timbunan Pilihan Dari Sumber Galian

- Urutan Kerja :
1. Whell Loader memuat ke dalam Dump Truck Dump Truck mengangkut ke lapangan
dengan jarak sumber galian ke lapangan
2. Material dihampar dengan menggunakan Motor Grader
3. Hamparan material disiram air dengan Watertank Truck (sebelum pelaksanaan
pemadatan) dan dipadatkan dengan menggunakan Tandem Roller
4. Selama pemadatan sekelompok pekerja akan
merapikan tepi hamparan dan level permukaan
dengan menggunakan alat bantu

3.3(1) Penyiapan Badan Jalan

Pekerjaan penyiapan badan jaian adalah persiapan pada tempar/ lokasi galian dan
timbunan dimana lokasi tersebut keadaan existingnnya tidak memenuhi Pekerjaan
dilakanakan dengan cara mekanis ( alat berat ) dengan bantuan excavator pc 75 diangkut
ke dump truk untuk dibuang keluar lokasi pekerjaan . Material hasil galian dibuang ke
lokasi sesuai yang ditunjuk direksi.

3.4(2) Pemotongan Pohon dia 15-30 cm

- Urutan Kerja :

1. Pemotongon Pohon dilakukan menggunakan peralatan alat bantu Chainsaw,


Kampak dan Parang
2. Pohon ditebang dimulai dari atas
3. Penggalian akar pohon dilakukan menggunakan pekerja
4. Pohon yang sudah ditebang dipotong-potong dan dimuat kedalam Dump Truck
menggunakan pekerja
5. Dump Truck membuang material hasil tebangan keluar lokasi jalan sejauh

DIVISI V PERKERASAN BERBUTIR

5.1(2) Lapis Pondasi Agregat Kelas B


 Wheel Loader mencampur dan memuat Agregat ke dalam Dump Truck di Base
Camp
 Dump Truck mengangkut Agregat ke lokasi pekerjaan dan dihampar dengan Motor
Grader
 Hamparan Agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan
Vibro Roller
 Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan Alat Bantu
5.5(1) Lapis pondasi Agregat Semen Klas A (CTB)

Pekerjaan ini meliputi penyediaan material, pencampuran di plant atau mobile


CTB Plant, pengangkutan, penghamparan, pemadatan, pembentukan
permukaan (shaping), perawatan (curing). Sesuai dengar gambar rencana.
Bahan:
1) Semen Portland
a. Semen harus sesuai dengan Standar Indlrstri Irdonesia, SII-13-1997 semen
Tipe 1.
b. Direksi Pekerjaan mempunyai hak melaksanakan percobaan material semen
untuk menjamin bahwa cara pengangkutan dan tempat penyimpanan tidak
dapat merusak Semen.
c. Semua semen harus disimpan terlebih dahulu di tempat penyimpanandengan
cara yang tepat/cocok.
2) Air
Air harus sesuai dengan AASHTO T26-27 dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Air harus bebas dari endapan dan zatyang merusak.

3) Agregat
Agregat Kasar tiap 1,500 m' , kualitas bahan :
1. Abrasi 30,13%
2. Type Semen Portland Cement type 1

Campuran dan takaran


1) Campuran Cement Treated Base (CTB) terdiri dari agregat semen dan air atas
persetujuan Direksi Pekerjaan. Kadar semen harus ditentukan berdasarkan
percobaan laboratorium (laboratory test) dan percobaan campuran (trial
laboratorium).
2) Rancangan Campuran
melalukan percobaaan campuran (trial mix) dibawah pengawasan konsultan
pengawas, untuk menentukan :
-Kuat tekan dari Cement Treated Base (CTB)
-Kadar semen yang dibutuhkan
-Kadar air optimum
-Berat isi campuran kering pada kadar air optimum
3) Karakteristik Cement Treated Base [CTB]
Campuran Cement Treated Base[CTB] akan berkaitan dengan ketentuan kuat
tekan. Untuk mempersiapkan bahan/material untuk mendapatkan percobaan
campuran kedalam cetakan silinder dengan ukuran 150 mm x 300 mm, dalam
tiga lapisan sesuai denganAASHTO T 22 90.

Selama proses penghamparan Cement Treated Base (CTB), percobaan silinder


harus dilakukan berpasangan. Silinder dari setiap pasangan harus dilakukan
percobaan kuat tekan pada umur 7 hari dan pada umur 21 hari.
Pencampuran
 pada proyek ini akan mendatangkan CTB plant mobile [sesuai perjanjian sewa],
sehingga diperoleh hasil dengan kualitas perkerjaan yang baik.
 Percampuran dari cement treated base [CTB) harus dengan peralatan
contionus mixing plant sistim ukuran berat untuk menjamin kebenaran porsi setiap
bahan.
 Instalasi percampuran harus dilengkapi dengan silo semen, tangki aia ( water
 tankJ, feeding and matering devices yang akan menyalurkan agregat, semen
dan air kedalam mixer sesuai kuantitas yang dipersyaratkan dan campuran
homogen.
 Waku pencampuran cement treated base (CTB) terhitung pada waktu air
ditambahkan ke dalam campuran.

Pengangkutan
 Jumlah Cement treated base (CTB) harus diangkut dengan dump truck yang
disetujui oleh direksi perkerjaan.
 Dan kapasitas dump truck harus berdasarkan jadwal proyek dan kapasitas alat
pencampur (mixer plant).

Penghamparan dan Pemadatan


1) Persiapan lapisan pondasi bawah (Sub Base)
 lapisan pondasi bawah ( sub base) harus sesuai dengar ketebalan, ukuran,
evaluasi.
 Permukaan pondasi bawah [sub base] harus bersih dan rata.
2) Penghambatan Cement Treated Base (CTB)
Cement Treated Base (CTB) harus dihampar dan ditempatkan di atas perbaikan
tanah dasar [sub grade] sesuai dengan design, dengan metode mekanis,
menggunakan alat high density screed paver dengan dual tamping rammer
sesuai instruksi direksi pekerjaan, untuk mendapatkan kepadatan, untuk
pelaksanaan pekerjaan dan separuh badan untuk lalu lintas kendaraan umum
maupun proyek.
3) Pemadatan
a) Pemadatan cement treated base (CTB) harus telah dimulai dilaksanakan
paling lambat 60 menit semenjak pencampuran material dengan air.
b) Campuran yang telah dihampar tidak boleh dibiarkan tanpa dipadatkan lebih
dari30 menit.
c) Kepadatan cement treated (CTB) setelah pemadatan harus mencapai
kepadatan kering lebih dari 95% maksimum kepadatan kering sebagai di
tentukan pada AASUTO T 134.
d) Test kepadatan lapangan Cement Treated Base dilakukan berdasarkan
AASHTO T 191, T 205 atau cara lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
e) Kadar air pada waktu pemadatan minimal sama dengan kadar air optimum
dan maksimal sama dengan kadar air optimum 2%.
f) Pemadatan harus lebih se]esai dalam waktu 120 menit semenjak semen
dicampur dengan air.
4) Perawatan [Curing]
a) Lembaran plastik atau terpal untuk menjaga penguapan air dalam
campuran.
b) Penyemprotan dengan Bituminous Emulsi CSS-I dengan batasan pemakaian
antara 0,35 - 0,50 liter per meter persegi.
c) Metode lain yang bertujuan melindungi Cement Trcated Base (CTBJ adalah
dengan karung goni yang dibasahi air selama masa perawatan (curing).
5) Trafict Management
a) Pengerjaan nya dengan menutup setengah lebar jalan
b) Menempatkan pengatur lalu ]intas dan memasang rambu-rambu sesuai
ketentuan K3.

DIVISI VI PERKERASAN BERASPAL


6.1(2B) Lapis Perekat – Aspal emulsi

Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penghamparan bahan-bahan aspal, pada


permukaan yang telah disiapkan sebelum untuk pemasangan aspal berikutnya.

Bahan :
- Aspal Emulsi jenis rapid setting yang memenuhi ketentuan SNI 03-6932-
2002 atau SNi 03-4798 1998 yang diencerkan dengan perbandingan 1
bagian air bersih dan 1 bagian aspal emulsi.
- Aspal cement Per. 60/70 atau pen, 80/100 yang memenuhi ketentuan
AASHTO M20, diencerkan dengan 25 sampai 30 bagian minyak tanah per
100 bagian aspal [25pph - 30pph)/

Peralatan :
- Distributor Aspal – Batang Semprot
- Hand Sprayer
Terdiri dari : tangki aspal dengan alat pemanas, pompa(Compressor), batang
semprot pengatur keluarnya nosel.

Pelaksanakan Pekerjaan :
- Penyiapan Permukaan yang akan disemprot Aspal
Lahan / permukaan sebelum penyemprotan dibersihkan dengan compressor
maupun sikat mekanis, pembersih lokasi dilaksanakan melebihi 20 cm dari
tepi bidang yang akan disemprot.
- Takaran dan Temperatur pemakaian Bahan Aspal
Sebelum pelaksanaan penyemprotan dilakukan uji dahulu dengan takaran
dan temperature yang sesuai dengan specifikasi atau menurut petunjuk
Direksi.
- Pelaksanaan Penyemprotan
Lapis pengikat disemprot diatas ATB/ATBL yang telah disapu harus rata,
rapat, bermosaik. Batas permukaan yang akan dosemprot oleh setiap
lintasan penyemprotan diukur dan ditandai. Setelah pelaksanaan
penyemprotan bahan aspal yang berlebihan dan tergenang di atas
permukaan yang telah disemprot harus diratakan dengan menggunakan alat
pemadat roda karet, sikat ijuk atau alat penyapu dari karet.
6.3(7)a Laston Lapis Permukaan (AC)

Aspal beton campuran panas merupakan salah satu jenis dari lapisan perkerasan
konstruki perkerasan lentur. jenis pekerjaan ini merupakan campuran merata antara
aggregate dan aspal sebagai bahan pengikat pada suhu tertentu. Untuk mengeringkan
agregat dan mendapatkan tingkat kecairan yang cukup dari aspal sehinnga diperoleh
kemudahan untuk mencampurnya, maka kedua material tersebut harus dipanaskan
dulu sebelum dicampur. Karena dicampur dalam keadaan panas maka seringkali
disebut "Hot Mix".

Pada proyek ini pekerjaan pencampuran dilakukan di Aspal Mixing Plant milik PT.
Multi Bangun Indonesia yang berlokasi di Pasuruan , dan dihampar mempergunakan alat
penghampar (Paving Machine) sehingga diperoleh lapisan lepas yang seragam dan
merata untuk selanjutnya dipadatkan dengan mesin pemadat yang akhirnya akan
diperoleh lapisan yang padat aspal beton.
Pekerjaan ini volume Agregat, aspal dan filler dari semen, mencakup pengadaan
lapisan padat yang awet dari lapis aus campuran aspal : agregat dan bahan aspal.

Bahan:
Bahan Ac harus memenuhi persyaratan spesifikasi baik: agregat kasar, agregat halus,
filler, serta gradasi agregat gabungan, bahan aditif (bila diperlukan), maupun bahan
aspal itu sendiri.

Campuran :
PT. KYA GRAHA akan mengajukan Design Mix Formuta dari AMP milik PT. MULTI BANGUN
INDONESIA di Pasuruan dalam waktu 30 hari sebelum pelaksanaan dilapangan untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi.
Proses pelaksanaan pada produksi: modifikasi penambahan as-buton pada waktu "Dry
Mixing" sesuai dengan JMF yang telah disetujui oleh Direksi pekerjaan.

Peralatan :
AMP, Dump Truck, Finisher, Wheel Roller, tandem Roller, Tire Roller, Sprayer yang
dimobilisasi dari base camp PT. MULTI BANGUN INDONESIA , yang
semuanya memenuhi spesifikasi dan persetujuan Direksi.

Penghamparan Campuran :
a. Menyiapkan permukaan yang akan dilapisi, baik prosedur galian perkerasan
maupun lapis perekai harus mendapatkan persetujuan Direksi.
b) Acuan tepi, balok kayu atau acuan lain yang disetujui dipasang sesuai dengan garis
dan serta ketinggian yang diperlukan tepi-tepi lokasi yang dihampar.
c) Penghamparan dan Pembentukan
Sebelum memulai penghamparan, screed alat penghampar dipanaskan- Campuran
aspal Levelling dihampar sesuai dengan kelandaian, elevasi yang disyaratkan.
Penghamparan dimulai dari lajur yang lebih rendah. Alat penghampar dan mesin
vibrasi dijalankan selama penghamparan dan pembentukan dengan kecepatan yang
tidak menyebabkan retak permukaan, bentuk tidak rataan lainnya pada permukaan.
d) Pemadatan
Sebelum diadakan pemadatan permukaan hamparan aspal diperiksa dan setiap
ketidak sempurnaan yang terjadi diperbaiki. Dalam penggilasan aspal ada tiga
tahap :
Breakdown dilaksanakan dengan alat pemadat roda baja maupun dengan alat
roda karet, letak dekat dengan Finisher fpenghampar] setiap titik menerima
minimum 2 lintasan penggilasan awal.
Pemadatan antara atau utama dilaksanakan dengan alat pemadat roda karet
sedekat mungkin dibelakang penggilasan awal. Dengan jumlah 4 - 6 lintasan
(passing) kali penggilasan.
Pemadatan akhir dilaksanakan dengan alat pcmadat roda baja tanpa penggetar 2
passing.
e) Sambungan
 Sambungan memanjang atau melintang pada lapisan yang berurutan diatur
sedemikian rupa sehingga sambungan tidak terletak segaris yang lainya.
 Campuran aspal dihampar disamping campuran aspal yang telah dipadatkan
sebelumnya kecuali bilamana tepinya tegak lurus atau telah dipotong tegak
lurus.

Pengendalian Mutu :
Kontraktor akan melakukan pengendalian mutu diantaranya :
a. Pengujian permukaan perkerasan
b. Ketentuan kepadatan
c. jumlah benda uji campuran aspal
d. Pengujian pengendalian mutu campuran aspal
e. Pengendalian kuantitas dengan menimbang campuran aspal
Didalam pclaksanaan pengendalian mutu teasebut Kontraktor berpedoman pada
Spesifikasi maupun persetujuan Direksi pekerjaan.

6.3(8b) Laston Lapis Pondasi Antara (ATBL)

Pekerjaan ini volume gabungan (mix) dari agregat, aspal dan filler yang mencakup
pengadaan lapisan padat yang awet dari lapisan antara campuran aspal. Proses maupun
pelaksanaan sama dengan AC pebedaan terletak pada Komposisi Campuran dan letak
strukturnya,
1. Klasifikasi Aspal Beton
a. Berdasarkan fungsinya aspal beton campuran panas dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
 Sebagai lapis permukaan yang tahan terhadap cuaca, gaya geser dan
tekanan roda serta memberikan lapis kedap air yang dapat melindungi lapis
dibawahnya dari rembesan air
 Sebagai lapis pondasi antara.
Sebagai lapis pembentuk pondasi, jika dipergunakan pada pekerjaan
peningkatan atau pemeliharaan.
Bahan:
Bahan ATBL harus memenuhi persyaratan spesifikasi baik : Agregat Kasar, Agregat
Halus, Filler, serta gradasi agregat gabungan, bahan aditif, maupun bahan aspal
itu sendiri.

Campuran:
Kontrakor akan mengajukan Design Mix Formula 30 hari sebelum pelakanaan
dilapangan untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi.

Peralatan:
AMP, Dump Truck Finisher, Wheel Roller, Tandem Roller, Tire Roller, Sprayer
yang semuanya memenuhi spesifikasi dan persetujuan Direksi.

Penghamparan Pencampuran :
a) Menyiapkan permukaan yang akan dilapisi, baik prosedur galian,perkerasan
maupun lapisan perekat harus mendapatkan persetujuan Direksi.
b) Acuan tepi balok kayu atau acuan lain yang disetujui dipasang sesuai dengan garis
dan serta ketinggian yang diperlukan tepi-tepi lokasi yang akan dihampar.
c) Penghamparan Dan Pembentukan
Sebelum memulai penghamparan, screed alat penghampar dipanaskan. Campuran
aspal Leveling dihampar sesuai dengan kelandaian, elevasi yang disyaratkan.
Penghamparan dimulai dari lajur yang lebih rendah. Alat penghampar dan mesin
vibrasi dijalan kan selama penghamparan dan pembentukan dengan kecepatan
yang tidak menyebabkan retak permukaan, bentuk ketidak rataan lainnya pada
permukaan.

d) Pemadatan
Sebelum diadakan pemadatan permukaan hamparan aspal diperiksa dan setiap
ketidak sempurnaan yang terjadi diperbaiki. Dalam penggilasan aspal.
ada tiga tahap :
 Breakdown dilaksanakan dengan alat pemadat roda baja maupun dengan
alat pemadat roda karet, letak dekat dengan Finisher [penghamparan] setiap
titik menerima minimum 2 lintasan penggilasan awal.
 Pemadatan antara atau utama dilakanakan dengan alat pemadat roda karet
sedekat mungkin dibelakang penggilasan awal. Dengan jumlah 4-6 lintasan
[passing] kali penggiiasan.
 Pemadatan akhir dilaksanakan dengan alat pemadat roda baja tanpa
penggetar 2 passing.
e) Sambungan
 Sambungan memanjang atau melintang pada lapisan yang berurutan dia
sedemikian rupa sehingga tidak terletak segaris uang lainnya.
 Campuran aspal dihampar di samping campuran aspal yang telah dipadatkan
sebelumnya kecuali bilamana tepinya tegak lurus atau telah dipotong tegak lurus.
DIVISI VII STRUKTUR

7.1(7)a Beton Mutu Sedang fc'= 20 Mpa

Pekerjaan yang dimaksud adalah Pekerjaan beton dengan K-250 yang mana
dikerjakan setelah melakukan perangkaian baja tulangan, dimana pekerjaan ini
dilakukan dengan disertai alat pengaduk beton [ concrete mixer ] dan pada
pekerjaan penulangan dikerjakan dengan disertai alat bantu sebelum di lakukan uji
Lab terhadap material beton bertulang yang akan dicetak selanjut nya dilakukan
job mix terhadap terhadap campuran beton bertulang sesuai dengan
karakteristiknya, sebagai acuan untuk pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
Campuran beton K-250 yang siap akan dituangkanke dalam cetakan [ begisting ]
yang telah lebih dulu di siapkan dan di sesuaikan denga spek/gmbar dari direksi
lapangan .

7.1(8) Beton Mutu Rendah fc'=15 Mpa

Pekerjaan yang dimaksud adalah Pekerjaan beton dengan K-175 yang mana
dikerjakan setelah melakukan perangkaian baja tulangan, dimana pekerjaan ini
dilakukan dengan disertai alat pengaduk beton [ concrete mixer ] dan pada
pekerjaan penulangan dikerjakan dengan disertai alat bantu sebelum di lakukan uji
Lab terhadap material beton bertulang yang akan dicetak selanjut nya dilakukan
job mix terhadap terhadap campuran beton bertulang sesuai dengan
karakteristiknya, sebagai acuan untuk pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
Campuran beton K-175 yang siap akan dituangkanke dalam cetakan [ begisting ]
yang telah lebih dulu di siapkan dan di sesuaikan denga spek/gmbar dari direksi
lapangan .

7.3(1) Baja tulangan U24 polos

Pekerjaan baja tulangan ini dikerjakan sebelum pengecoran beton struktur.


Pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan pemotongan , pembentukan dan
perangkaian tulangan beton sesuai dengan gambar. Besi, tulangan dipotong,
dibentuk sesuai gambar, kemudian dirangkai dengan mengikat antar besi tsb
dengan kawat bendrat yang sesuai dengan gbr dari direksi lapangan.

7.10 Pasangan Batu

Pasangan batu disini untuk struktur dinding penahan tanah yang disyaratkan dalam
gambar rencana,
a) bahan :
kontraktor akan mendatangkan material (batu belah warnah hitam) yang yang
utuh, kems dan akan meminta persetujuan terlebih dahulu pada Direksi. Mortar
merupakan adukan semen dan pasir dengan perbandingan 1 : 3.
b) Pelaksanaan:
. Penyiapan galian
Galian yang telah disetujui Direksi tidak boleh berbeda lebih dari 1 Cm dari yang
ditentukan, alinyemen selokan dan profil penampang melintang tidak boleh
bergeser lebih dari 5 CM dari yang ditentukan.
. Penyiapan batu
Batu sebelum dipasang dibersihkan dari bahan yang dapat mengurangi kelekatan
dengan adukan, sebelum dipasang batu dibasahi dulu.
. Pemasangan lapisan batu
Landasan diberi adukan semen setebal 3 Cm. Batu ditanam dengan kuat
dilandasan adukan semen, pelmukaan yang telah selesai dikerjakan harus
dirawat.

Pelaksanaan pekerjaan ini elevasi harus selalu dikontrol sesuai gambar rencana.
Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini dianlaranya :
1. Concrete Mixer
2. Alat Bantu

7.15(1) Pembongkaran Pasangan Batu


1) Bidang yang akan dibongkar ditandai dengan cat/kapur
2) Penggalian dilakukan dengan, Compresor dan Jack Hammer, dimuat ke dlm
Truk dengan Loader.
3) Dump Truck membuang material hasil galian keluar

DIVISI VIII PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR

8.4(1) Marka Jalan


Pekerjaan ini adalah pengecatan marka jalan dengan menggunakan Jenis cat
termoplastic yang kualitasnya telah disetujui oleh Direksi. Setelah pekerjaan perkerasan
jalan selesai maka jalan baru diberi marka. Area jalan yang akan cat diberi tanda sesuai
gambar, dengan alat road marking. pekerjaan pengecatan dilaksanakan sesuai gambar.

8.4(10b) Kerb Pracetak Jenis 2 (Penghalang/barrier)


 Tempat lokasi kerb pracetak disiapkan dg elevasi sesuai gambar
 Semen, pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan
alat bantu, digunakan sbg dudukan kerb
 Celah sambungan antar kerb harus diisi dengan mortar dg rapi dan elevasi atas
kerb harus rata

8.12 Paving Block

Langkah awal, sebelum Paving block dipasang pastikan struktur dari lahan yang hendak di
Paving dalam keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat dapat dipadatkan dengan
menggunakan mesin Roller (Wales) atau Stamper kuda. Hal ini agar lahan yang telah
dipasang paving block tidak amblas.
D. SISTEM MANAJEMEN

1. Jaminan Mutu Dan Waktu Proyek


Untuk menjamin terlaksananya jaminan mutu dan waktu proyek, maka dipergunakan
sitem manajemen mutu standart, antara lain :
o Membuat rencana mutu proyek
o Membuat prosedur proyek
o Membuat instruksi kerja pekerjaan
o Membuat rencana inspeksl dan test
Untuk menjamin bahwa setiap material yang akan dipergunakan telah memenuhi prosedur
yang telah ditetapkan dalam persyaratan spesifikasi dan setiap material hasil akhir betul-
betul telah memenuhi persyaratan spesifikasi dan gambar, diperlukan suatu rencana mutu
proyek (Project Quality Control Plane) berdasarkan spesifikasi teknik.
Untuk menjamin terlaksananya Sistem Manajemen Mutu maka diperlukan suatu
cara pengendalian mutu yaitu dengan melaksanakan Audit Mutu Internal dan Audit
Mutu Eksternal yang dilaksanakan secara periodic selama kontrak berlangsung.

E. PENUTUP

Demikian Metode Pelaksanaan Pekerjaan dibuat garis besarnya, sedangkan metode


pelaksanaan yang detail dibuat pada saat pelaksanaan dan diharapakan timbul ide-ide
baru sesuai dengan keadaan lapangan, yang tentunya akan dilaksanakan sesuai dengan
dokumen kontrak.
Semoga uraian ini dapat memberikan gambaran langkah-langkah kerja yang akan
dilakukan dalam pelaksanaan proyek dan atas diberikan kesempatar serta
perhatiannya, PT. KYA GRAHA menyampaikan banyak terima kasih.

Tulungagung, 5 Februari 2018


PT. KYA GRAHA

ARI KUSUMAWATI, ST
Direktur

Anda mungkin juga menyukai