Anda di halaman 1dari 31

Program Pengendalian Mutu / Quality

Control Program
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

(a) Melaksanakan survei untuk pembuatan gambar kerja.


(b) Membuat gambar kerja (standard survei dan gambar kerja
mengacu pada standard yang berlaku).
3) Menjelaskan metode/ cara pelaksanaan konstruksi.
4) Menjelaskan struktur organisasi serta tugas dan tanggung jawabnya.
5) Menjelaskan kualifikasi personel kontraktor yang akan dimobilisasi.
6) Menjelaskan rencana mobilisasi personel.
7) Menjelaskan bagian pekerjaan yang akan di sub- kontrakkan serta
calon sub kontraktornya.
8) Menjelaskan rencana penggunaan peralatan, termasuk:
(a) Jumlah dan jenis peralatan.
(b) Rencana kedatangan peralatan.
9) Menjelaskan rencana kerja berdasarkan S-Curve.

2.6 Penyusunan Program Mutu

2.6.1 Prinsip Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu merupakan upaya untuk mewujudkan salah satu dari tiga
sasaran utama manajemen proyek yaitu tepat mutu, tepat biaya dan tepat
waktu. Pengendalian mutu didefinisikan sebagai upaya pengawasan dan
tindak turun tangan terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi agar memenuhi
persyaratan teknis yang telah ditetapkan di dalam Dokumen kontrak. Prinsip
dasar pengendalian mutu suatu pekerjaan mencakup 2 (dua)
hal yaitu:
a) Dimensi (panjang, lebar, tinggi, tebal, kemiringan, lengkung dsb)
b) Kualitas (kepadatan, kuat tekan, daya dukung tanah, kekerasan dsb)

Uji mutu kualitas hasil pekerjaan sesuai spesifikasi teknis dalam Dokumen
Kontrak, pengertian pengendalian hasil pekerjaan adalah mutu jenis pekerjaan
menurut pay item dalam dokumen kontrak yang dilaksanakan oleh kontraktor.

Terdapat tiga jenis pengendalian yang harus dilakukan, yaitu:


a) Pengendalian mutu bahan baku (seperti: tanah, batu, semen)
b) Pengendalian mutu bahan olahan (misalnya; batu pecah hasil stone
crasher, adukan aspal semen, adukan beton K-350, dll)
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

c) Pengendalian mutu hasil pekerjaan (misalnya timbunan tanah, beton


struktur dll).
d) Untuk setiap obyek yang akan diperiksa ada 5 data yang harus dicatat:
e) Nama pemeriksaan, misalnya kepadatan lapangan
f) Metode pemeriksaan, misalnya sand cone method/ AASHTO T-
191
g) Frekuensi pemeriksaan, misalnya 1 titik tiap 200 m
h) Spesifikasi/ persyaratan mutu, misalnya kepadatan 100%
i) Toleransi hasil misalnya 0 %

Pengendalian mutu harus dilakukan terhadap pelaksanaan dari seluruh pay item,
secara bertahap dilakukan mulai dari komponen bahan baku, bahan olahan dan
hasil pekerjaan, Kualitas harus sesuai sebagaimana dipersyaratkan dalam
spesifikasi teknis.
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

Pemilihan Jenis-Jenis
Bahan Baku sesuai dg item
pekerjaan.
Lingkup Pengendalian:

Lingkup Dimensi
Lingkup Kualitas

Struktur Pengendalian:
Pengendalian Mutu
Bahan Baku
Jenis Pemeriksaan
Metoda Pemeriksaan
Frekuensi
YA
TAHAP-I Spesifikasi Mutu

Bahan siap Olah.


Lingkup Pengendalian:
Lingkup Dimensi
TIDAK
Lingkup Kualitas

StrukturPengendalian:
Pengendalian Mutu
Bahan Olahan. Jenis Pemeriksaan
Metoda Pemeriksaan
Frekuensi
YA
TAHAP-II Spesifikasi Mutu
Toleransi
Komponen Bahan
untuk pekerjaan jadi telah
siap.
Lingkup Pengendalian:
Lingkup Dimensi
TIDAK
Lingkup Kualitas

Struktur Pengendalian:
Pengendalian Mutu
pekerjaan jadi Jenis Pemeriksaan
Metoda Pemeriksaan
TAHAP-III YA Frekuensi
Spesifikasi Mutu
Toleransi
Pekerjaan Jadi
(pelaksanaan pay
item sesuai kontrak)

Gambar 2. 1 - Diagram Prinsip Pengendalian Mutu (terhadap suatu pay


item)
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

2.6.2 Prosedur Pengendalian Mutu

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan konstruksi, haruslah dinilai dari


beberapa aspek, yaitu penyelesaian pekerjaan tepat waktunya sesuai kontrak,
ukuran-ukuran sesuai dengan desain kualitasnya memenuhi spesifikasi teknik,
biayanya tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan dan selama
pelaksanaan pekerjaan haruslah dijamin keselamatan dan keamanan pekerja
ataupun pihak lain. Untuk mencapai maksud tersebut haruslah dilakukan
pengendalian yang seksama selama proses pelaksanaan konstruksi, meliputi
pengendalian biaya, mutu dan waktu.

Gambar 2. 2 - Kerangka Pengendalian Mutu

2.6.3 Metode Pengawasan Kualitas Pekerjaan Konstruksi

Pengawasan kualitas pekerjaan konstruksi tersebut terbagi dalam tahapan,


yaitu:
a) Tahap Studi dan Analisis
Tahap ini terdiri dari tiga kegiatan, yaitu:
1) Mengadakan studi dan pemeriksaan terhadap bahan-bahan yang
akan digunakan dan memilih yang sesuai.
2) Mengadakan percobaan-percobaan terhadap bahan yang telah dipilih
apakah memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan dalam
spesifikasi teknik.
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

3) Menyusun metode kerja yaitu tata cara pelaksanaan dan


penggunaan peralatan dan fasilitas.
b) Tahap pelaksanaan pengawasan dan pengambilan sampel. Tahap
pelaksanaan terdiri dari dua kegiatan, yaitu:
1) Memberi penjelasan dan latihan kepada semua unsur yang terkait
dengan pelaksanaan tentang tata cara pelaksanaan.
2) Mengawasi jalannya pelaksanaan sesuai dengan tata
carapelaksanaan yang telah ditetapkan, mengambil benda-
benda uji/ sample untuk pemeriksaan. Membuat laporan
jalannya pelaksanaan, hasil pengujian lapangan dan benda-
benda uji yang akan dikirim ke laboratorium
c) Tahap pemeriksaan
Tahap pemeriksaan yaitu memeriksa laporan, hasil-hasil pengujian
lapangan dan hasil pengujian laboratorium, serta membuat kesimpulan-
kesimpulan dari hasil pemeriksaan.
d) Tahap tindak lanjut
Tahap ini terdiri dari dua kegiatan, yaitu:
1) Bila hasil pemeriksaan berkesimpulan bahwa kualitas sudah sesuai
dengan spesifikasi teknik, harus dibuat rekomendasi agar pekerjaan
dilanjutkan berdasarkan tata cara pelaksanaan yang sudah
ditetapkan.
2) Bila hasil pemeriksaan berkesimpulan tidak sesuai (tidak baik),
haruslah dilakukan survai/ penelitian apa penyebab dari ketidak
sesuaian tersebut. Penyebab ketidak sesuaian pekerjaan tersebut
ada beberapa kemungkinan:
(a) Tata cara pelaksanaan tidak dilaksanakand engan baik, maka
pekerjaan harus dibongkar dan di kerjakan ulang mengikuti tata cara
pelaksanaan yang telah ditetapkan.
(b) Tata cara pelaksanaan itu sendiri tidak cocok untuk pekerjaan
tersebut, maka tata cara pelaksanaan harus diperbaiki/ dirubah
dan pekerjaan diperbaiki menurut cara baru.

2.6.4 Penerapan Standar

a) Standar kualitas
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

Standar kualitas sesuai dengan spesifikasi teknik yang tercantum


dalam dokumen kontrak.
b) Standar Pengujian
Pengujian dilakukan berdasarkan standar-standar yang berlaku.
Sebagai contoh standar pengujian tanah dan beton dapat dilihat
seperti tabel 2.1.

No Jenis pekerjaan Standar Keterangan


SNI 1964:2008
SNI 1966:2008 Standar pengujian:
1 Pekerjaan timbunan tanah - fisik
SNI 1967:2008
- Mekanik
SNI 1744:2012

SNI 03-6817:2002
SNI ASTM - Standar pengujian beton
2 Pekerjaan Beton C136:2012 - Standar mutu beton
SNI 1972:2008 - Syarat-syarat bahan
SNI 7656:2012

Tabel 2. 1 - Standar Pengujian Pengawasan Kualitas Pekerjaan Konstruksi

c) Standar Pelaksanaan
Standar pelaksanaan ialah prosedur untuk menjamin tercapainya kualitas
pekerjaan yang dikehendaki. Standar pelaksanaan mencakup
beberapa aspek seperti pemilihan bahan, percobaan-percobaan,
tata cara pelaksanaan (mengolah/ meramu, mengangkut dan
merekayasa). Untuk berbagai jenis pekerjaan standar pelaksanaannya
berbeda-beda, seperti terlihat pada standar pelaksanaan berikut ini:

Standar Pelaksanaan Pekerjaan Timbunan Tanah.

• Pemeriksaan
bahan
Percobaan Metode Pemeriksaan
timbunan Penimbunan/
pemadatan penimbunan/ hasil
• Percobaan Pemadatan.
pemadatan timbunan. pemadatan. pekerjaan.
laboratorium.

Gambar 2. 3 - Bagan Standar Pelaksanaan Pekerjaan Timbunan Tanah


PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

Percobaan Pengadukan Pengecoran Pemeriksaan


Pemeriksaan campuran (concrete Pengangkutan Pemadatan Hasil
(mix desain) mixing plan) Perawatan Pekerjaan

Gambar 2. 4 - Bagan Standar Pelaksanaan Pekerjaan Beton

d) Standar Pengawasan
Standar pengawsan yaitu pengawasan yang harus dilakukan untuk
mencapai kualitas yang dikehendaki. Bagan alur pengawasan kualitas
seperti terlihat pada bagan berikut ini:
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

Gambar 2. 5 - Bagan Alir Pengawasan Kualitas


PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

2.7 Pemeriksaan

2.7.1 Batasan

Pemeriksaan yang dimaksud ialah pengawasan sifat-sifat bahan (material


quality characterstics) agar sesuai dengan spesifikasi teknik, yang disebut
pengawasan sifat-sifat (characteristics control)

2.7.2 Sifat-sifat yang Diawasi

Sifat-sifat bahan yang diawasi dipilih dengan mempertimbangkan hal-hal


sebagai berikut:
a) Dapat diawasi selama proses pelaksanaan.
b) Cocok dengan sifat yang dikehendaki dalam spesifikasi teknik.
c) Mudah diperiksa.
d) Mudah mengambil tindak lanjut yang diperlukan berdasarkan hasil
pemeriksaan.

2.7.3 Hubungan Sifat Bahan, Cuaca dan Kualitas Pekerjaan

Sifat bahan dapat dipengaruhi oleh cuaca, terutama kadar air tanah dan
kadar air permukaan agregat. Sedangkan kualitas pekerjaan dipengaruhi oleh
sifat-sifat bahan. Pengawasan dilapangan dilakukan terhadap faktor-faktor
seperti dalam tabel 2.2.

Tabel 2. 2 - Hubungan SIfat-Sifat Bahan, Cuaca, dan Kualitas

Pengawasan Faktor-faktor yang


Jenis pekerjaan Kualitas pekerjaan
lapangan berubah

- Kepadatan - Kadar air


- Keadaan cuaca
- CBR laboratorium - Tingkat kejenuhan
Timbunan tanah - Metode kerja
- Permeabilitas - Berat isi
- Gradasi butir
- Parameter Cdan Q - Angka pori
- Keadaan cuaca
- Slump
- Mutu bahanatau
- Kekuatan tekan - Kandungan udara
Beton gradasi butir
- Kekuatan lentur - Faktor air
- Metode kerja
semen
- Berat isi
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

2.7.4 Pengujian Sifat-sifat Bahan

a) Jenis-jenis Bahan dan Nama Pengujian


Semua sifat-sifat bahan yang mempengaruhi mutu pekerjaan, haruslah
diperiksa dengan cara pengujian dilaboratorium. Jenis-jenis sifat yang
diuji dan nama pengujiannya seperti terlihat pada tabel 2.3 dan tabel 2.4

Tabel 2. 3 - Pemeriksaan Sifat-Sifat Bahan Untuk Pekerjaan Timbunan Tanah

Bagian Yang diperiksa Nama percobaan


Sifat-sifat fisik tanah Gradasi - Analisis saringan (Sieves
Batas cair Analysis)
Batas plastis Kadar air - Percobaan Atterberg
lapangan (atterberg test)
- Percobaan kadar air (water
content test)
Sifat-sifat mekanik tanah - Kepadatan kering maksimum - Analisis pemadatan
- Kadar air optimum (Compaction test)
- Tingkat kepadatan - Percobaan rembesan
- Perm eabilitas (permeability test)
- Parameter C dan Q
Daya dukung *) Indeks penetrasi - Percobaan penetrasi
CBR (penetration test)
Faktor daya dukung - Percobaan CBR (CBR test)
- Percobaan beban plat (plate
loading test)
Keterangan *) misal untuk jalan inspeksi pada jaringan saluran irigasi

Tabel 2. 4 - Pemeriksaan Sifat-Sifat Bahan Untuk Pekerjaan Beton

Bagian Pemeriksaan Yang diperiksa Nama percobaan


Bahan-bahan (material) - Ukuran butir agregat - Analisis saringan (Sieves Analysis)
- Kadar air permukaan - Percobaan Air permukaan
agregat (Surface Moisture test)
- Tingkat keausan agregat - Los Angles test
- Berat jenis
- Masa pengikatan
Adonan beton (fresh - Slump - Percobaan Slump (slump
concrete) - Kandungan udara test)
- Perbandingan campuran - Percobaan kandungan udara
- Berat isi (Air content test)
- Percobaan campuran (mix
proportion test)
- Percobaan berat isi (unit weight
test)
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

Beton yangsudah mengeras - Kekuatan - Percobaan tekan


tekan (compression test)
- Kekasaran per - Percobaan pukulan (impact
- Kekuatan lentur hummer test)
- Percobaan kekasaran
permukaan (surface roughness
test)
- Percobaan lentur (flexural test)
- Pengambilan sample (core
sampling)

b) Hubungan antara sifat-sifat bahan, standar pengujian, standar mutu, cara


pengawasan dan pengambilan tindak lanjut dapat dilihat pada table 2-5
berikut:

Tabel 2. 5 - Hubungan Sifat-Sifat Bahan, Standar Pengujian, Standar Mutu, Cara


Pengawasan dan Pengambilan Tindak Lanjut

STANDAR PERSYARATAN CARA PENGAMBILAN


PENGUJIAN STANDAR
PENGUJIAN SPESIFIKASI PENGAWASAN TINDAKAN
Timbunan SNI 1964:2008 1. Harus dilakukan 1) Bila 1. Membuat laporan: Dalam hal nilai
tanah: Cara Uji Berat Jenis sebelum mengguna-kan b.Hasil pengujian spesifik yang
1. Sifat- sifat Tanah penimbunan metode tingkat disusun dalam diperoleh
fisik: dan setiap kepada-tan berat isi formasi laporan kurang dari
- Berat jenis perubahan harus memenuhi c.Untuk pengujian 20 yang
- Batas Plastis SNI 1966:2008 lokasi 90% s/ d 100% titik atau lebih ditetapkan,
- Batas cair Cara Uji Penentuan pengambilan kepadatan kering dilakukan dengan dilakukan
Batas Plastis dan maksimum (+95%) grafik X − RS − pemadatan
2. Sifat Indeks Plastisitas 2. Setiap Rm atau X- R ulang,
mekanis: Tanah jarak 50- d.Untuk pengujian pembongkar-
100 m
2) Bila kurang dari 20 titik,
- Pemadata an atau
diambil 3 mengunakan lakukan dengan
n Standar pekerjaan
SNI 1967:2008 titik tingkat kepadatan memakai tabel,
- Pemadata basah, harus ulang.
Cara Uji Penentuan (lihat lampiran)
n memenuhi 98% s/
modifikasi Batas Cair Tanah
d 100% kepadatan 2. Pengawasan
- Permeabilitas basah maksimum.
- CBR a. Pengawasan
SNI 1744:2012 kepadatan
3. Pengawasan
Metode Uji CBR 3) Nilai timbunan dilakukan
Laboratorium spesifikasi khusus, bertitik tolak pada
pemadatan
Void ratio 2-10% metode yang dipilih
- Berat jenis antara:
tingkat kejenu-han
- Permeabilit SNI 1964:2008 80-85%
as - Berat isi (dry
Cara Uji Berat Jenis density)
- CBR/ Tanah
penetrasi - Tingkat
lapangan kebasahan

SNI 1738:2011 - Ruang pori


b. Apabila metode lain
Cara Uji CBR
Lapangan yang diperiksa,
pemeriksaan
dilakukan secara
khusus.

c. Bila kepadatan
berdasarkan pada
daya dukung maka
dilakukan percobaan
CBR atau percobaan
beban plat.
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

Pekerjaan SNI 03- • Bila semen 1. Pembuatan laporan 1. Apabila


Beton: 6817:2002 tersimpan hasil pengujian terjadi
Metode Pengujian digudang lebih disusun sebagai perbedaan
Pengujian Mutu Air utk dari 3bulan, harus berikut: antara nilai
bahan: Digunakan dalam diuji kembali sifat- a. Berat jenis dan pengujian
1. Semen Beton sifat fisiknya. daya peresapan dengan
- Berat jenis juga kadar air spesifikasi,
• Air yang permukaan
- Waktu maka
SNI ASTM digunakan harus agregat disusun
pengerasan dites pHnya, dan diambil
- Kehalusan C136:2012 dalam formulir dan alternatif
Metode Uji untuk kadar organis diberi penjelasan
- kekuatan satu kali untuk percobaan
analisisSaringan b. Nilai slump dan perbandinga
2. Air setiap sumber.
Agregat
Agregat Halus
Halus kandungan udara n
- pH dan Kasar • Agregat: juga kekuatan
- Kandunan campuran.
- Pengujian fisik tekan disusun
mineral dilakukan dalam formulir 2. Untuk
- Kadar setiap Quary. pemeriksaan
organis kekuatan
SNI 1972:2008 - Analisa terhadap 20 beton yang
3. Agregrat Cara Uji Slump saringan sampel atau lebih
- Berat jenis memenuhi
Beton dilakukan untuk dilakukan dengan spesifikasi
- Daya serap setiap 600 m3. grafik
perlu
air - Dilakukan satu X − RS − Rm dilakukan
- Gradasi butir SNI 7656:2012 kali sehari atau atau X- R
pengawasan
- Tingkat setiap ada c. Untuk pengujian yang teliti
keausan Tata Cara perubahan kurang dari 20
terhadap
- Kandunga Pemilihan cuaca. titik, lakukan mutu bahan
n organis Campuran utk
Campuran utk • Campuran: dengan memakai beton,
Beton Normal, - Untuk tabel, (lihat perbanding
Berton Berat pengadukan lampiran) an
dan Beton tempat campuran
Massa pengujian 2. Pengawasan dan metode
Percobaan slump a.Kualitas bahan pencampur
campuran: dilakukan pada beton dilakukan an.
- Slump permulaan dengan
- Kandungan pengecoran
dan apabila membandingkan nilai
spesifikasi Teknik
udara
diperlukan
- Kekuatan pengawas b.Nilai slump
kandung dan
an udara
tekan - Khusus beton
- Kekuatan readymix, slump juga kekuatan
diperiksa tekan
apakah
lentur diambil setiap
penuangan dari sesuai dengan
spesifikasi nilai
atau tidak
mobil mixer termasuk
- Pengujian penyebaran
kandungan
udara dilakukan
setiap
pengambilan
sampel.

2.8 Peranan dan Tugas Pengendali Mutu Konstruksi

a) Dalam pembangunan konstruksi hasil penelitian di Indonesia maupun


negerinegeri lainnya dengan jelas menunjukkan bahwa pengendalian
mutu yang baik dapat sangat meningkatkan kinerja konstruksi.
Sesungguhnya bahwa, pengendalian mutu yang baik juga akan
menghemat biaya.
b) Bila semua faktor ini dijadikan satu, kita akan menyadari betapa
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

pentingnya peranan Pengendali Mutu dan jika ia bekerja dengan baik, ia


dapat menjadi salah seorang tenaga yang paling depan dalam
memberikan kontribusi untuk pembangunan nasional. (seringkali
dikemukakan bahwa ekonomi Jepang yang kuat saat ini hasilnya
sebagian besar erat hubungannya dengan tingkat pengendalian mutu
yang tinggi yang dilaksanakan di negeri itu).
c) Ada 2 fungsi utama dari percobaan mutu berdasarkan kontrak dan sangat
penting bagi Pengendali Mutu untuk mengerti betul-betul perbedaan
antara kedua fungsi-fungsi ini yaitu:
1) Pengendalian Mutu Bahan
Dilaksanakan untuk memastikan bahwa bahan-bahan yang dipakai
(oleh kontraktor) adalah cocok dan memuaskan. Ini jelas sangat
penting bahwa bahan-bahan untuk pengujian kualitas (batas
atterberg, gradasi, CBR, dll) dilaksanakan dan dilaporkan dengan baik
kepada Pemimpin Proyek / Pengawas Teknik sebelum dan sesudah
bahan-bahan itu dikerjakan.
2) Pengendalian Mutu Pengerjaan (atau penerimaan) Dilaksanakan
untuk memastikan bahwa hasil pekerjaan oleh kontraktor memenuhi
standar yang telah ditentukan. Hasil dari pekerjaan tersebut (seperti
kadar aspal efektif, tingkat kepadatan, dll) diperlukan oleh Pemimpin
Proyek/ Pengawas Teknik untuk menentukan apakah pekerjaan itu
diterima atau tidak.

Catatan penting yang perlu mendapat perhatian bagi 3 unsur proyek


(pemimpin proyek – konsultan pengawas – kontraktor) adalah: Hindari
penolakan (rejected) pekerjaan setelah produk terpasang. Untuk
mengantisipasi hal ini dapat dilakukan tindakan-tindakan pencegahan
dengan komitmen dan kemauan untuk menghasilkan mutu yang baik,
seperti uraian lanjutan berikut ini.
d) Pengendali Mutu harus memastikan semua pengujian yang diperlukan
menurut spesifikasi atau menurut keperluan Pemimpin Proyek /
Pengawas Teknik dilaksanakan secepat mungkin, semua keputusan /
hasil dicatat dengan sempurna, disimpan dan secepatnya akan
diserahkan kepada Pengendali Mutu Lapangan, supaya pekerjaan
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

berkualitas jelek (tidak diterima) dapat diketahui lebih dini. Untuk


mencapai tujuan diatas, Pengendali Mutu harus melaksanakan tugas
berikut:
1) Mengawasi terus menerus laboratorium technician kontraktor dalam
melaksanakan pengujian yang telah ditentukan, pengawasan
pengambilan bahan contoh, ketelitian pengujian, pelaporan
2) Memberi petunjuk kepada staff kontraktor dimana contoh yang cocok
harus diambil dan menentukan bahwa frekuensi pegambilan contoh dan
pengujian adalah mencukupi dan memenuhi persyaratan frekuensi
yang ditetapkan.
3) Tentukan bahwa semua pengujian pada semua material dan
pekerjaan lapangan telah dicatat dengan sempurna oleh laboratorium
technician kontraktor kedalam laporan harian dan disimpan secara
tersendiri, simpanlah terpisah yang terdiri dari semua laporan-laporan
dan hasil-hasil pengujian.
4) Pastikan bahwa laboratorium technician kontraktor melaporkan hasil-
hasil dari semua pengujian dengan menggunakan formulir
laboratorium standar.
5) Serahkan ringkasan laporan mingguan untuk semua hasil pengujian
kepada pengawas teknik lapangan bersama dengan saran-saran
mengenai diterima atau ditolaknya material atau pekerjaan,
berdasarkan pada hasil pengujian dan pengamatan prosedur yang
dilaksanakn oleh laboratorium technician kontraktor.
6) Sebagai pengendali mutu harus memberi petunjuk kepada staff
kontraktor dalam pengambilan contoh dan harus juga bekerja-sama
dengan lab Technician kontraktor melakukan pengujian. Kontraktor
bertanggung jawab, dibawah ketetapan-ketetapan kontrak untuk
bekerja sama dengan wakil yang diberi kuasa dari pemimpin proyek
dalam melaksanakan pengujian-pengujian yang ditentukan.
e) Pengendali mutu tidak harus melakukan sendiri pekerjan pengambilan
bahan contoh atau pengujian, tetapi secara seksama mengawasi lab.
Technician kontraktor sewaktu mereka menjalankan pekerjaan.
Pengendali mutu harus melaporkan secepat mungkin kepada site
manager untuk kemudian diteruskan kepada project manager jika
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

terdapat:
1) Ketidakcukupan jumlah pengujian yang telah dilakukan
2) Prosedur pengambilan contoh yang digunakan adalah salah
3) Prosedur pengujian yang digunakan adalah salah
4) Alat-alat di laboratorium kontraktor dibawah standar yang sepantasnya
atau tidak mencukupi atau tidak bekerja
5) Pencatatan atau pelaporan untuk hasil-hasil pengujian adalah salah
atau dipalsukan dengan berbagai cara.

2.9 Pemeriksa Pengendali Mutu Acak

Adalah sangat penting bagi Pengendali Mutu untuk tidak mengawasi tugas
tersebut pada waktu yang bersamaan dalam 1 hari atau pada lokasi yang sama.
Kadang-kadang pekerja-pekerja di lokasi produksi bisa sangat hati-hati apabila
mereka pikir pemeriksaan akan dilakukan sebentar lagi dan kemudian relax
setelah Petugas Pengendali Mutu pergi. Apabila ini terjadi, maka
pemeriksaan akan menjadi sia-sia.

2.10 Administrasi Teknis Pengendali Mutu

Dalam menerapkan masalah pengendalian mutu mengacu kepada


spesifikasi yang telah disetujui oleh pengguna jasa, pedoman pengendalian
mutu ini disiapkan dalam rangka tertib administrasi dan tertib implementasi
masalah mutu & yang mampu menjawab masalah:
a) Pengendalian mutu untuk item pekerjaan apa.
b) Jenis pengujian apa saja yang harus dilakukan.
c) Cara/ metode pengujian apa yang dipakai.
d) Persyaratan kualitas yang harus dipenuhi.
e) Berapa jumlah contoh test atau frekuensi pengujian.
f) Kapan harus dilakukan pengujian pengendalian mutu.
g) Formulir standar laboratorium yang digunakan.

2.11 Komponen Utama Aspek Pengendalian Mutu

Guna menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat


kualitas, aspek-aspek pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan konstruksi antara lain sebagai berikut dibawah ini namun tidak
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

terbatas pada:
a) Peralatan laboratorium dan personil.
b) Penyimpanan bahan/ material.
c) Cara pengangkutan material/ campuran ke lokasi kerja.
d) Pengujian material yang akan digunakan.
e) Penyiapan job mix formula campuran.
f) Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan.
g) Test lapangan.
h) Administrasi dan formulir-formulir.

a) Peralatan laboratorium dan Personil


Peralatan laboratorium yang perlu dipergunakan untuk pekerjaan utama
(major work), kalau tidak ditentukan lain adalah sebagai berikut:
1) Atterberg limit test.
2) Hidrometer.
3) CBR.
4) Kepadatan proctor.
5) Kepadatan lapangan dengan sand cone.
6) Los Angeles abrasion test.
7) Berat Jenis.
8) Analisa saringan.
9) Marshall Test.
10) Test Ekstraksi.
11) Kadar Rongga Udara Campuran.
12) Termometer Logam.
13) Core Drill.
14) Test Beton, slump, kuat tekan, flexural strenght.
15) Dan lain-lain seperti disebutkan dalam Spesifikasi.

Personil/ tenaga yang terkait untuk pengendalian mutu harus


berpengalaman dan mengenal dengan baik tentang testing
laboratorium maupun lapangan.
b) Penyimpanan Bahan/ Material
1) Bahan-bahan harus disimpan dengan suatu cara yang sedemikian
rupa untuk menjamin perlindungan kualitas.
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

2) Bahan-bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa yang


mudah dapat diperiksa oleh Pemimpin Proyek/ Pengawas Teknik/
Petugas Pengendali Mutu.
3) Tempat penyimpanan harus bebas dari tumbuh-tumbuhan dan puing,
harus mempunyai drainase yang lancar.
4) Bahan-bahan yang yang diletakkan langsung di atas tanah tidak boleh
digunakan dalam pekerjaan kecuali tempat kerja tersebut telah
dipersiapkan dan diberi lapisan atas dengan suatu lapisan pasir atau
kerikil setebal 10 cm.
5) Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang sedemikian rupa
untuk mencegah segregasi dan untuk menjamin gradasi yang sesuai
serta mengontrol kadar air. Tinggi maximum tumpukan = 5 m.
6) Penumpukan berbagai ragam agregat untuk hotmix, beton, harus
dipisahkan dengan papan pembatas guna mencegah pencampuran
bahan-bahan.
7) Tumpukan agregat harus dilindungi dari hujan untuk mencegah
kejenuhan agregat yang akan mengakibatkan penurunan kualitas.
c) Cara Pengangkutan Material/ Campuran
1) Pemimpin Proyek/ Pengawas Teknik dapat mengenakan pembatasan
bobot pengangkutan untuk perlindungan terhadap setiap jalan atau
struktur yang ada disekitar proyek.
2) Pengangkutan bahan mentah atau bahan pabrikan harus mengikuti
ketentuan keamanan dan keselamatan dalam perjalanan.
d) Pengujian Material yang Akan Digunakan
1) Semua material dari setiap bagian pekerjaan akan di inspeksikan oleh
Pengendali Mutu. Staf anggota team Pengendali Mutu setiap saat
akanmembuat rencana untuk menginspeksi material yang akan
digunakan berdasarkan atas jadwal kerja kontraktor.
2) Walaupun bahan-bahan yang disimpan telah disetujui sebelum
penyimpanan, namun dapat diperiksa ulang dan di-test kembali oleh
Petugas Pengendali Mutu.
3) Material yang akan digunakan harus ditest di laboratorium untuk
mendapat persertujuan dari Petugas Pengendali Mutu, jenis dan
jumlah test seperti yang disebutkan dalam spesifikasi.
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

d) Job Mix Formula


Agar mendapatkan campuran yang baik dan memenuhi persyaratan
spesifikasi, sebelum pekerjaan dimulai perlu dibuatkan dahulu suatu Job Mix
Formula yang disetujui Petugas Pengendali Mutu, antara lain untuk
pekerjaan: Hotmix, Beton.
e) Pengujian Rutin Laboratorium
Selama pelaksanaan seperti yang disebutkan dalam spesifikasi, bahan-
bahan atau campuran-campuran perlu dilakukan pengujian rutin harian atau
selama pekerjaan berlangsung guna menjamin kualitas sesuai dengan
persyaratan. Jenis dan frekuensi / jumlah test rutin ini seperti yang
disebutkan dalam spesifikasi.
f) Test Lapangan
Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, produk tersebut perlu diadakan
pengujian / tes lapangan seperti apa yang disebutkan dalam persyaratan
pengujian
g) Administrasi dan Formulir-Formulir
Administrasi, tata-cara pengendalian mutu pekerjaan serta formulir-
formulir yang akan digunakan mengikuti yang sudah baku, dan atau yang
telah ditetapkan dan disepakati oleh unsur proyek
h) Daftar Pengendalian Mutu Pekerjaan
1) Tabel 1: Daftar pengendalian Mutu Pekerjaan timbunan biasa
2) Tabel 2: Daftar pengendalian mutu pekerjaan pemadatan tanah Test
laboratorium
Pelaksanaan lapangan Test Lapangan
3) Tabel 3: Daftar pengendalian mutu pemadatan sirtu Test material
Test lapangan
4) Tabel 4: Daftar pengendalian galian untuk bangunan
5) Tabel 5: Daftar pengendalian pekerjan galian
6) Tabel 6: Daftar pengendaian pekerjaan batu kali
7) Tabel 7: Daftar pengendalian pekerjaan beton
8) Tabel 8: Daftar pengendalian pekerjan beton
i) Pengujian Pengecekan Material
1) Permintaan Pengajuan lokasi material
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

2) Permintaan Pengujian test material


3) Permintaan Pengujian Pemeriksaan Pekerjan di lapangan
4) Permintaan Persetujuan pemakaian material jadi.
j) Pengujian Pengecekan Material
1) Check list pemadatan biasa
2) Check list pemadatan tanah terpilih
3) Check list pekerjaan pemadatan sirtu
4) Chekc list pekerjaan galian biasa
5) Check list galian untuk bangunan
6) Check list pasangan batu kali
7) Check list beton (molen)
8) Check list beton (batching plant).

Tabel 2. 6 - Daftar simak pengawasan pekerjaan tanah dasar

NO URAIAN PERSYARATAN CHECK KOMENTAR


MATERIAL KONSTRUKSI URUGAN
I
BIASA
1 Bukan A-7-6 atau CH
Klasifikasi Tanah
2 ≥6%
CBR
3 ≤ 1,25
Nilai Aktif
II. MATERIAL KONSTRUKSI URUGAN
PILIHAN
1 ≥ 10 %
CBR
2 ≤6 %
Indeks Plastisitas
III PENGENDALIAN MUTU
3 benda uji (1 benda
1 Pengujian ulang setiap 1.000 m 3 (200
m 2) uji)
2 Kepadatan kering max. laboratorium
3 95 %
Test kepadatan sand cone: > 30 cm
4 100 %
Test kepadatan sand cone: ≤ 30 cm
5 Setiap jarak ≤ 100 m
Jumlah test kepadatan sand cone
IV PERALATAN
1 Jenis dan jumlah sesuai atau tidak
V TATA CARA PELAKSANAAN
1
Cuaca
2
Keamanan Pekerjaan
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

3
Keberadaan Bangunan Utilitas
4
Pembuangan Bahan Galian
5
Pemulihan Lokasi
6
Persiapan Lokasi Pekerjaan
7
Pemeriksaan Tebal hamparan
8
Kadar Air Pemadatan
9
Pemadatan
10
Drainase
1
Permukaan dan Ketinggian Ahir
2 t + 1, t - 2 cm
Rata dan Kelandaian Cukup

Keterangan: PERSYARATAN LAIN YANG TIDAK


TERCANTUM DALAMCHECK LIST INI,
V: Dilaksanakan, approved.
DIBERLAKUKAN SECARA TERSENDIRI
X: Tidak dilaksanakan, disapproved.

Tabel 2. 7 - Daftar Simak Pengawasan Pekerjaan Sirtu

NO URAIAN PERSYARATAN CHECK KOMENTAR


I. MATERIAL KONSTRUKSI
1 Gradasi Lihat Persyaratan
2 Abrasi < 40%
3 Indeks Plastisitas < 10%
4 Batas Cair < 35%
5 Bagian yang lunak < 5%
6 CBR ≥ 50%
Rongga dalam Agrerat pada
7 > 10%
kepadatan max

II PENGENDALIAN MUTU
1 Pengujian Awal 3 contoh
Pengujian ulang/ rutin setiap 1.000
2
m3
3 Indeks plastisitas 5 test
4 Gradasi 5 test
5 Kepadatan kering max. laboratorium. 1 test

6 CBR 1 test
7 Test Kepadatan sand core 100%
8 Jumlah test Kepadatan Sand core Setiap Jarak ≤ 200m

III PERALATAN
1 Jenis dan Jumlah sesuai atau tidak
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

IV TATA CARA PELAKSANAAN


1 Cuaca
Kondisi Stock Material (kering atau
2
basah)
3 Pemeriksaan Tebal hamparan
4 Kadar Air Pemadatan
5 Pemadatan
V TOLERANSI DIMENSI
1 Permukaaan dan Ketinggian Akhir ± 1 cm
2 Kerataan Memanjang ≤ 2cm
3 Kerataan Melintang ≤ 1,25 cm
Ketebalan Minimum ≥ T – 1 cm
PERSYARATAN LAIN YANG TIDAK
Keterangan:
TERCANTUM DALAMCHECK LIST INI,
V: Dilaksanakan, approved. DIBERLAKUKAN SECARA TERSENDIRI
X:Tidak dilaksanakan, disapproved.

2.12 Perijinan Personil dan Peralatan

2.12.1 Perijinan Personil

Ijin Mendatangkan Tenaga Kerja Asing (Expatriate):


a) Kontraktor menyampaikan Daftar Induk Personil (Master List of Personnel)
yang akan didatangkan lengkap dengan datanya (nama,
kewarganegaraan, tanggal lahir, nomor paspor, jabatan dalam
pelaksanaan pekerjaan, serta curriculum vitaenya).
b) Diteliti oleh Owner / Pemberi Kerja dengan memperhatikan Daftar Personil
dalam Dokumen Penawaran, maka dibuat Permohonan Visa Berdiam
Sementara kepada Kantor Imigrasi dan Permohonan Ijin mendatangkan
tenaga kerja asing kepada Depnaker.
c) Dari Depnaker. akan keluar Form TA-01
d) Berdasarkan surat dari Owner / Instansi Pusat dan Form TA-01, maka
Kantor Imigrasi mengirim Telex/ Kawat ke Kedutaan Besar Indonesia di
negara asal Expatriate tersebut dan selanjutnya Kedutaan Besar akan
menerbitkan Visa Berdiam Sementara untuk tenaga asing yang
bersangkutan.
e) Visa ini adalah Visa Business bukan Visa Turis, untuk tenaga kerja asing
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

tidak diperkenankan menggunakan visa turis.


f) Dalam hal sangat mendesak dimungkinkan Visa Turis digunakan oleh
“Visiting Specialist” atau pun Staf/ Pimpinan Pusat Perusahaan yang
bersangkutan.
g) Visa Turis berlaku 35 (tiga puluh lima) hari, sedangkan Visa Berdiam
Sementara berlaku 6 (enam) bulan.
h) Setelah tenaga asing tersebut tiba di Jakarta (untuk yang akan bekerja
disekitar Jakarta) diberi waktu 3 (tiga) hari untuk melapor ke Kantor Imigrasi,
untuk yang akan bekerja diluar Jakarta diberi waktu 7 (tujuh) hari. Sambil
i) menunggu KIM Tetap, maka Kantor Imigrasi mengeluarkan KIMS (Kartu Ijin
Menetap Sementara), dan sambil menunggu Ijin Kerja Tetap, maka oleh
Depnaker mengeluarkan Form TA-04, berupa Surat Ijin Kerja Sementara.
Masa Berlaku KIM Tetap dan Ijin Kerja Tetap tsb adalah 1 (satu) tahun, dan
bila diperlukan harus selalu diperpanjang (PP-19 tentang
Tata Cara/ Prosedur Mendatangkan Tenaga Kerja Asing).

Catatan:
1) Perlu Clearance dari Bakin, untuk Expatriate yang berasal dari
negara Sosialis/ Komunis dan Taiwan.
2) Perlu ijin Dep. HANKAM, untuk Expatriate yang berasal dari negara
Timor Timur/ Leste) dan Daerah Perbatasan yang dianggap rawan
(KalimantanBarat, Irian Jaya)
3) Bila Expatriate bekerja di daerah, maka Kasatker/ PPK wajib
melaporkan ke Kantor Depnaker & Kepolisian Setempat.

Ijin Menggunakan Tenaga Kerja Lokal


a) Ijin dapat diperoleh dengan syarat mengikuti prosedur yang berlaku di
Depnaker.
b) Kasatker/ PPK meneliti keterampilan/ keahlian/ kemampuan personil,
terutama Tenaga Inti (Key Personnel) yang dipekerjakan Kontraktor di
lokasi pekerjaan agar sesuai dengan yang dibutuhkan.
c) Ijin dikeluarkan oleh Kasatker/ PPK.

2.12.2 Perijinan Peralatan


a) Ijin Memasukan Barang/ Peralatan Impor (dari Luar Negeri) ke Lokasi
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

Pekerjaan
1) Barang/ Peralatan belum diproduksi di dalam negeri
2) Permohonan dari Kontraktor untuk mendapat Persetujuan Kasatker/
PPK
3) Kontraktor harus mendapatkan rekomendasi dari Kasatker/ PPK
sebelum memprosesnya sesuai dengan prosedur dan ketentuan
baku yang berlaku di dalam urusan impor.
4) Satker/ Instansi Pusat membuat dan mengajukan Rekomendasi yang
ditujukan kepada Direktur Impor Deperindag untuk memperoleh
persetujuan impor dengan fasilitas OR-23
5) Apabila disetujui, maka Direktorat Impor Deperindag akan
menerbitkan Surat Persetujuan Impor yang ditujukan kepada Satker/
Instansi Pusat
6) Dengan dasar persetujuan ini dan pemberitahuan dari kontraktor
tentang data shipment barang/ peralatannya, Satker/ Instansi Pusat
akan membuat rekomendasi yang ditujukan kepada Ditjen Bea Cukai
untuk memperoleh fasilitas pemasukan barang impor
7) Ditjen Bea Cukai akan menerbitkan Surat Persetujuan berupa Surat
Keputusan.
b) Ijin Memasukan Barang/ Peralatan Non Impor (Barang sudah
beradadidalam Negeri) ke Lokasi Pekerjaan:
1) Kontraktor mengajukan Daftar Induk Peralatan (Master List of
Equipment) yang akan didatangkan ke lokasi pekerjaan untuk
mendapat persetujuan Kasatker/ PPK
2) Persetujuan ijin diperoleh dari Kasatker/ PPK, Pengiriman Alat berat/
Peralatan Laboratorium itu baru bisa dilakukan oleh kontraktor
apabila Kasatker/ PPK telah memberikan persetujuan atas
permohonan ijin yang diajukan oleh kontraktor.
c) Ijin Mengoperasikan Peralatan/ Kendaraan Berat
1) Ijin dapat diperoleh dari pihak Kepolisian dengan mengikuti prosedur
dan ketentuan yang berlaku.
d) Ijin Menggunakan Jalan untuk dilewati Peralatan Berat
1) Permohonan Ijin ditujukan kepada Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan
Raya dengan mengikuti prosedur dan ketentuan yang berlaku
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

2) Perlunya mendapat ijin ini antara lain untuk menghindarkan


terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya rusaknya jalan/
jembatan karena dilewati angkutan alat-alat berat, ambruknya
jembatan karena angkutan alat berat yang lewat melebihi batas
muatan dan lain sebagainya.

2.13 Survei Awal Keadaan Lapangan

a) Survei awal keadaan lapangan merupakan langkah penting pada kegiatan


persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi khususnya untuk
memperlancar pelaksanaan pekerjaan dan hasilnya merupakan data
dalam rangka pengendalian biaya, mutu dan waktu pelaksanaan
pekerjaan.
b) Langkah-langkah survai awal tersebut, adalah sebagai berikut:
1) Sumber air di tempat kerja
(a) Disediakan atau tidak
(b) Membuat sumur
(c) Menggunakan air sungai
(d) Menggunakan PAM
(e) Jarak sumber air kerja
2) Listrik
(a) Menggunakan fasilitas PLN
(b) Mengusahakan sendiri (genset)
3) Tenaga kerja
(a) Didapat dari daerah sekitar job site
(b) Mendatangkan dari luar
(c) Akomodasi yang diperlukan
(d) Perlu ijin khusus atau tidak
(e) Perlu biaya khusus atau tidak
4) Keadaan cuaca di site
(a) Terang/ kadang-kadang hujan/ hujan terus menerus
(b) Diperlukan data curah hujan dari badan Meteorologi dan
Geofisika
5) Data hasil penyelidikan Tanah (sondir, boring log dan sebagainya)
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

(a) Jika tidak disertakan dalam dokumen tender, perlu ditanyakan


ke konsultan
(b) Perlu diketahui jenis tanah yang akan digali/ yang terlibat dari
luar (batu, tanah keras, dan sebagainya)
(c) Data air tanah (elevasi dan sifat air tanah)
6) Survei harga bahan lokal
(a)Ada/ tidak pabrik kayu, balok, papan, plywood
(b)Pembayaran untuk kayu (kontan/ tidak)
(c)Harga bahan/ kayu loco dipabrik/ di lokasi proyek
(d) Harga pasir, split, tanah urug di lokasi pengambilan dan sampai
dengan berada di lokasi pekerjaan.
7) Survei awal Quarry (Borrow Area).
Sebelum melakukan proses perijinan, langkah pertama dalam suatu
proyek adalah menentukan lokasi quarry. Banyak faktor yang
berpengaruh terhadap lokasi quarry yang dipilih. Oleh karena itu
diperlukan strategi khusus dalam menentukan lokasi quarry. Berikut ini
strategi-strategi yang diperlukan dalam menentukan lokasi quarry
dalam suatu proyek:
(a) Survey lokasi Quarry terdekat
Quarry bisa berupa pegunungan ataupun sungai sehingga
harus dikondisikan dengan lokasi terdekat dengan proyek.
Untuk mencari lokasi quarry terdekat, kita harus bergerak
berkeliling. Biasanya untuk material timbunan berada di daerah
perbukitan atau pegunungan. Jika sudah menemukan lokasi,
segera mencari info tentang kepemilikan tanah tersebut kepada
warga.
(b) Cek Kualitas material timbunan
Jika sudah menemukan lokasi quarry dan menemui pemilik
tanah, jangan terburu-buru untuk langsung mengurus surat
perijinan pertambangan. Lakukan pengujian material timbunan
dahulu dengan mengambil beberapa sampel. Pengujian
material tanah timbunan berupa tes propertis tanah sesuai
dengan spesifikasi. Jika hasil tes kualitas tanah memenuhi
persyaratan kontrak maka dilanjutkan langkah selanjutnya.
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

(c) Cek Deposit tanah


Pada proyek jalan tol kebutuhan material timbunan sangat
banyak, bahkan bobot pekerjaan timbunan ini bisa mencapai
40% dari total kontrak. Jika kita sudah mengetahui kebutuhan
volume timbunan maka kita bisa mencari lokasi quarry yang
memiliki deposit volume lebih. Deposit quarry ini sangat penting
karena akan berpengaruh terhadap jalannya pekerjaan
timbunan.
(d) Jarak proyek dengan quarry
Dalam mencari lokasi quarry, usahakan lebih dari satu. Cari yang
memenuhi kriteria di atas dan lokasi yang memiliki jarak proyek
ke quarry terdekat. Jarak ini sangat berpengaruh terhadap harga
timbunan. Semakin jauh lokasi quarry biayanya akan semakin
tinggi.
(e) Jalan akses masuk quarry
Pertimbangan dalam penentuan lokasi quarry adalah jalan
akses karena tidak selamanya lokasi quarry yang bagus
memilik jalan akses sendiri. Usahakan menghindari lokasi
quarry yang memiliki jalan akses melawati pemukiman warga
karena jika melewati pemukiman warga akan banyak kendala
saat truck-truck besar melewati seperti jam kerja dibatasi oleh
warga, menyebabkan jalan perkampungan rusak, ada pungutan
retribusi dari warga dan sebagainya. Salah satu alternatif untuk
terhindar dari kendala-kendala sosial di atas adalah dengan
membuat jalan akses sendiri yang tentunya tidak melewati
daerah pemukiman. Kita bisa menyewa tanah sawah milik kas
desa, atau perseorangan kemudian kita buat jalan sendiri.
(f) Pengelolaan quarry
Sebagai kontraktor biasanya melakukan dua sistem
manajemen dalam mengelola quarry.
• kontraktor membeli dan mengelola quarry secara
swakelola. Artinya dari proses pertambangan,
pengangkutan material sampai dilokasi dilakukan secara
swakelola.
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

• mengelola quarry dengan menunjuk subkon. pekerjaan


mulai dari penggalian hingga pengangkutan sampai
lokasi sekaligus pemadatan timbunan dilakukan oleh
subkon. Kontraktor akan membayar subkon berdasarkan
volume padat timbunan di lokasi.
(g) Pertimbangan Biaya
Salah satu pertimbangan lain dalam menentukan lokasi quarry
adalah biaya. Biaya sangat dipengaruhi oleh pertimbangan-
pertimbangan diatas.
(h) Proses Perijinan
Hal yang paling penting dalam penentuan lokasi quarry sangat
tergantung dari ijin berupa WIUP (wilayah ijin usaha
pertambangan), IUP Eksplorasi, dan IUP Operasi Produksi.
Proses perijinan bisa memakan waktu paling cepat 3 bulan.
Sehingga waktu yang lama ini harus dipertimbangkan terlebih
dahulu agar tidak mengganggu progres pelaksanaan di
lapangan.

Gambar 2.6 - Contoh Lokasi Quarry

8) Survai pemeriksaan keandalan infrastruktur penunjang


pelaksanaan pekerjaan. Dilakukan pemeriksaan terhadap kondisi
seperti Jalan, Jembatan, Gorong-gorong, dan sebagainya yang
akan digunakan dan dilalui/ dibebani oleh kendaraan/ peralatan
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

berat sewaktu mobilisasi maupun selama pelaksanaan pekerjaan.

Bila diperkirakan bangunan infrastruktur tsb.tidak memadai, maka


harus dilakukan upaya untuk meningkatkan kemampuannya
dengan terlebih dulu membuat desain dan menyusun rencana biaya
untuk upaya perkuatan konstruksinya.

c) Dalam dokumen kontrak ditentukan, bahwa sebelum kontraktor selesai


meninggalkan lokasi pekerjaan, maka kontraktor harus mengembalikan
kondisi lingkungan lapangan kepada para pemilik seperti pada kondisi
semula atau menjadi lebih baik, misalnya kondisi jalan desa yang
dipergunakan sebagai jalan masuk dll.
d) Adalah penting sebelum sesuatu pekerjaan dimulai, ada perwakilan dari
direksi bersama dengan perwakilan dari kontraktor yang menemui para
pemilik dan atau pemerintah setempat dan instansi lain untuk mencatat
keadaan tanah dasar, jalan-jalan, bangunan dll.
e) Cara yang direkomendasikan dalam mencatat kondisi setempat, yaitu:
(a) Laporan dapat merupakan suatu bentuk uraian lengkap yang
menggambarkan daerah-daerah yang rusak akibat pelaksanaan
pekerjaan.
(b) Foto dokumentasi dari bagian-bagian yang rusak, juga dapat berguna
sebagai laporan untuk pembanding antara keadaan sebelum
pekerjaan dimulai, dengan keadaan pada waktu pekerjaan sudah
selesai.
(c) Laporan ini sangat berguna bagi direksi untuk mengambil keputusan
diantara pihak-pihak yang bersengketa.

2.14 Latihan

1. Apakah tujuan diadakannya PCM?


2. Hal-hal apa sajakah yang dibahas dalam PCM?
3. Sebutkan salah satu cara pengendalian mutu pekerjaan tanah dasar!

2.15 Rangkuman

Tujuan penyelenggaraan Pre-Construction Meeting (PCM) adalah


PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

menyatukan pengertian terhadap seluruh isi Dokumen Kontrak dan membuat


kesepakatan-kesepakatan terhadap hal-hal penting yang belum terdapat di
dalam Dokumen Kontrak serta membahas jalan keluar terhadap kendala-
kendala yang mungkin terjadi selama pelaksanaan konstruksi.

Substansi pokok yang dibahas dalam Pre Construction Meeting (PCM)


adalah sebagai berikut:
a) Aplikasi pasal-pasal penting dalam dokumen kontrak
b) Prosedur administrasi penyelenggaraan pekerjaan
c) Tata cara dan prosedur teknis pelaksanaan pekerjaan

Pengendalian mutu merupakan upaya untuk mewujudkan salah satu dari


tiga sasaran utama manajemen proyek yaitu tepat mutu, tepat biaya dan tepat
waktu. Prinsip dasar pengendalian mutu suatu pekerjaan mencakup 2 (dua)
hal yaitu:
a) Dimensi (panjang, lebar, tinggi, tebal, kemiringan, lengkung dsb)
b) Kualitas (kepadatan, kuat tekan, daya dukung tanah, kekerasan dsb)
Pengawasan kualitas pekerjaan konstruksi tersebut terbagi dalam tahapan,
yaitu:
a) Tahap Studi dan Analisis
b) Tahap pelaksanaan pengawasan dan pengambilan sampel

2.16 Evaluasi

Pilihlah Jawaban yang menurut saudara benar, dari pernyataan berikut:


1. Substansi pokok yang dibahas dalam Pre Construction Meeting (PCM)
adalah sebagai berikut, kecuali:
a. Aplikasi pasal-pasal penting dalam dokumen kontrak
b. Prosedur administrasi penyelenggaraan pekerjaan
c. Tata cara dan prosedur teknis pelaksanaan pekerjaan
d. Pembagian pekerjaan kepada para rekanan sekaligus koordinasi.
2. Upaya pengawasan dan tindak turun tangan terhadap pelaksanaan
pekerjaan konstruksi agar memenuhi persyaratan teknis yang telah
ditetapkan di dalam Dokumen kontrak, agar bisa tepat mutu, tepat biaya
dan tepat waktu disebut:
a. Pengendalian Mutu
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

b. Penyusunan program Mutu


c. Prosedur Mutu
d. Kontrak Mutu
3. Peran Kontraktor dalam Pre Construction Meeting adalah tersebut
dibawah ini, kecuali:
a. Menjelaskan rencana kerja pada saat mobilisasi.
b. Menjelaskan metode / cara pelaksanaan konstruksi.
c. Menjelaskan rencana mobilisasi personel.
d. Menjelaskan bahwa konsultan bertanggung jawab dalam pengarsipan
dokumen-dokumen lapangan.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 47

Anda mungkin juga menyukai