Control Program
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
Pengendalian mutu merupakan upaya untuk mewujudkan salah satu dari tiga
sasaran utama manajemen proyek yaitu tepat mutu, tepat biaya dan tepat
waktu. Pengendalian mutu didefinisikan sebagai upaya pengawasan dan
tindak turun tangan terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi agar memenuhi
persyaratan teknis yang telah ditetapkan di dalam Dokumen kontrak. Prinsip
dasar pengendalian mutu suatu pekerjaan mencakup 2 (dua)
hal yaitu:
a) Dimensi (panjang, lebar, tinggi, tebal, kemiringan, lengkung dsb)
b) Kualitas (kepadatan, kuat tekan, daya dukung tanah, kekerasan dsb)
Uji mutu kualitas hasil pekerjaan sesuai spesifikasi teknis dalam Dokumen
Kontrak, pengertian pengendalian hasil pekerjaan adalah mutu jenis pekerjaan
menurut pay item dalam dokumen kontrak yang dilaksanakan oleh kontraktor.
Pengendalian mutu harus dilakukan terhadap pelaksanaan dari seluruh pay item,
secara bertahap dilakukan mulai dari komponen bahan baku, bahan olahan dan
hasil pekerjaan, Kualitas harus sesuai sebagaimana dipersyaratkan dalam
spesifikasi teknis.
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
Pemilihan Jenis-Jenis
Bahan Baku sesuai dg item
pekerjaan.
Lingkup Pengendalian:
Lingkup Dimensi
Lingkup Kualitas
Struktur Pengendalian:
Pengendalian Mutu
Bahan Baku
Jenis Pemeriksaan
Metoda Pemeriksaan
Frekuensi
YA
TAHAP-I Spesifikasi Mutu
StrukturPengendalian:
Pengendalian Mutu
Bahan Olahan. Jenis Pemeriksaan
Metoda Pemeriksaan
Frekuensi
YA
TAHAP-II Spesifikasi Mutu
Toleransi
Komponen Bahan
untuk pekerjaan jadi telah
siap.
Lingkup Pengendalian:
Lingkup Dimensi
TIDAK
Lingkup Kualitas
Struktur Pengendalian:
Pengendalian Mutu
pekerjaan jadi Jenis Pemeriksaan
Metoda Pemeriksaan
TAHAP-III YA Frekuensi
Spesifikasi Mutu
Toleransi
Pekerjaan Jadi
(pelaksanaan pay
item sesuai kontrak)
a) Standar kualitas
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
SNI 03-6817:2002
SNI ASTM - Standar pengujian beton
2 Pekerjaan Beton C136:2012 - Standar mutu beton
SNI 1972:2008 - Syarat-syarat bahan
SNI 7656:2012
c) Standar Pelaksanaan
Standar pelaksanaan ialah prosedur untuk menjamin tercapainya kualitas
pekerjaan yang dikehendaki. Standar pelaksanaan mencakup
beberapa aspek seperti pemilihan bahan, percobaan-percobaan,
tata cara pelaksanaan (mengolah/ meramu, mengangkut dan
merekayasa). Untuk berbagai jenis pekerjaan standar pelaksanaannya
berbeda-beda, seperti terlihat pada standar pelaksanaan berikut ini:
• Pemeriksaan
bahan
Percobaan Metode Pemeriksaan
timbunan Penimbunan/
pemadatan penimbunan/ hasil
• Percobaan Pemadatan.
pemadatan timbunan. pemadatan. pekerjaan.
laboratorium.
d) Standar Pengawasan
Standar pengawsan yaitu pengawasan yang harus dilakukan untuk
mencapai kualitas yang dikehendaki. Bagan alur pengawasan kualitas
seperti terlihat pada bagan berikut ini:
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
2.7 Pemeriksaan
2.7.1 Batasan
Sifat bahan dapat dipengaruhi oleh cuaca, terutama kadar air tanah dan
kadar air permukaan agregat. Sedangkan kualitas pekerjaan dipengaruhi oleh
sifat-sifat bahan. Pengawasan dilapangan dilakukan terhadap faktor-faktor
seperti dalam tabel 2.2.
c. Bila kepadatan
berdasarkan pada
daya dukung maka
dilakukan percobaan
CBR atau percobaan
beban plat.
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
terdapat:
1) Ketidakcukupan jumlah pengujian yang telah dilakukan
2) Prosedur pengambilan contoh yang digunakan adalah salah
3) Prosedur pengujian yang digunakan adalah salah
4) Alat-alat di laboratorium kontraktor dibawah standar yang sepantasnya
atau tidak mencukupi atau tidak bekerja
5) Pencatatan atau pelaporan untuk hasil-hasil pengujian adalah salah
atau dipalsukan dengan berbagai cara.
Adalah sangat penting bagi Pengendali Mutu untuk tidak mengawasi tugas
tersebut pada waktu yang bersamaan dalam 1 hari atau pada lokasi yang sama.
Kadang-kadang pekerja-pekerja di lokasi produksi bisa sangat hati-hati apabila
mereka pikir pemeriksaan akan dilakukan sebentar lagi dan kemudian relax
setelah Petugas Pengendali Mutu pergi. Apabila ini terjadi, maka
pemeriksaan akan menjadi sia-sia.
terbatas pada:
a) Peralatan laboratorium dan personil.
b) Penyimpanan bahan/ material.
c) Cara pengangkutan material/ campuran ke lokasi kerja.
d) Pengujian material yang akan digunakan.
e) Penyiapan job mix formula campuran.
f) Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan.
g) Test lapangan.
h) Administrasi dan formulir-formulir.
3
Keberadaan Bangunan Utilitas
4
Pembuangan Bahan Galian
5
Pemulihan Lokasi
6
Persiapan Lokasi Pekerjaan
7
Pemeriksaan Tebal hamparan
8
Kadar Air Pemadatan
9
Pemadatan
10
Drainase
1
Permukaan dan Ketinggian Ahir
2 t + 1, t - 2 cm
Rata dan Kelandaian Cukup
II PENGENDALIAN MUTU
1 Pengujian Awal 3 contoh
Pengujian ulang/ rutin setiap 1.000
2
m3
3 Indeks plastisitas 5 test
4 Gradasi 5 test
5 Kepadatan kering max. laboratorium. 1 test
6 CBR 1 test
7 Test Kepadatan sand core 100%
8 Jumlah test Kepadatan Sand core Setiap Jarak ≤ 200m
III PERALATAN
1 Jenis dan Jumlah sesuai atau tidak
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
Catatan:
1) Perlu Clearance dari Bakin, untuk Expatriate yang berasal dari
negara Sosialis/ Komunis dan Taiwan.
2) Perlu ijin Dep. HANKAM, untuk Expatriate yang berasal dari negara
Timor Timur/ Leste) dan Daerah Perbatasan yang dianggap rawan
(KalimantanBarat, Irian Jaya)
3) Bila Expatriate bekerja di daerah, maka Kasatker/ PPK wajib
melaporkan ke Kantor Depnaker & Kepolisian Setempat.
Pekerjaan
1) Barang/ Peralatan belum diproduksi di dalam negeri
2) Permohonan dari Kontraktor untuk mendapat Persetujuan Kasatker/
PPK
3) Kontraktor harus mendapatkan rekomendasi dari Kasatker/ PPK
sebelum memprosesnya sesuai dengan prosedur dan ketentuan
baku yang berlaku di dalam urusan impor.
4) Satker/ Instansi Pusat membuat dan mengajukan Rekomendasi yang
ditujukan kepada Direktur Impor Deperindag untuk memperoleh
persetujuan impor dengan fasilitas OR-23
5) Apabila disetujui, maka Direktorat Impor Deperindag akan
menerbitkan Surat Persetujuan Impor yang ditujukan kepada Satker/
Instansi Pusat
6) Dengan dasar persetujuan ini dan pemberitahuan dari kontraktor
tentang data shipment barang/ peralatannya, Satker/ Instansi Pusat
akan membuat rekomendasi yang ditujukan kepada Ditjen Bea Cukai
untuk memperoleh fasilitas pemasukan barang impor
7) Ditjen Bea Cukai akan menerbitkan Surat Persetujuan berupa Surat
Keputusan.
b) Ijin Memasukan Barang/ Peralatan Non Impor (Barang sudah
beradadidalam Negeri) ke Lokasi Pekerjaan:
1) Kontraktor mengajukan Daftar Induk Peralatan (Master List of
Equipment) yang akan didatangkan ke lokasi pekerjaan untuk
mendapat persetujuan Kasatker/ PPK
2) Persetujuan ijin diperoleh dari Kasatker/ PPK, Pengiriman Alat berat/
Peralatan Laboratorium itu baru bisa dilakukan oleh kontraktor
apabila Kasatker/ PPK telah memberikan persetujuan atas
permohonan ijin yang diajukan oleh kontraktor.
c) Ijin Mengoperasikan Peralatan/ Kendaraan Berat
1) Ijin dapat diperoleh dari pihak Kepolisian dengan mengikuti prosedur
dan ketentuan yang berlaku.
d) Ijin Menggunakan Jalan untuk dilewati Peralatan Berat
1) Permohonan Ijin ditujukan kepada Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan
Raya dengan mengikuti prosedur dan ketentuan yang berlaku
PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
2.14 Latihan
2.15 Rangkuman
2.16 Evaluasi