Anda di halaman 1dari 12

BAB III

PEMERIKSAAN CAMPURAN

3.1 Asphalt Compactor Test

3.1.1 Maksud Pemeriksaan


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memadatkan briket aspal (campuran
beton aspal).

3.1.2 Peralatan
a. Pelat penjepit mold
b. Batang palu pemadat
c. Beban pemadat
d. Landasan palu pemadat
e. Pemegang plat
f. Collar
g. Mold
h. Sendok pengaduk
i. Extruder
j. Kompor listrik
k. Timbangan digital
l. Kaliper
m. Termometer 400 C
n. Pan
o. Spatula
p. Oven
q. Pengaduk kaca
r. Panci + tutup
s. Glyserin
t. Talc ( bedak )
u. Tipe-X

132
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 133

3.1.3 Benda uji


a. Benda uji berupa campuran dari agregat kasar, agregat sedang dan agregat
halus seberat 1200 gram, sebanyak 8 campuran, dengan ketentuan
persentase masing-masing agregat seperti yang didapat pada pemeriksaan
agregat pada Bab II tentang Analisis Saringan, yaitu ;
agregat kasar : 8,5 % x 1200 gram = 102 gram
agregat sedang : 8,5 % x 1200 gram = 102 gram
agregat halus : 8,3 % x 1200 gram = 996 gram
b. Kemudian masing-masing campuran agregat tersebut dicampur dengan
cairan aspal dengan ketentuan kadar aspal :
5,5 % x 1200 gram = 66 gram; 2 buah
6,0 % x 1200 gram = 72 gram; 2 buah
6,5 % x 1200 gram = 78 gram; 2 buah
7,0 % x 1200 gram = 84 gram; 2 buah
c. Proses pencampuran agregat (batuan) dan aspal dengan cara hot mix, yaitu
dilakukan pemanasan terhadap kedua bahan (batuan dan aspal) pada
sebelum dan saat pencampuran.Ketentuan proses tersebut :
1) Pemanasan batuan : 165° C
2) Pemanasan aspal : 150° C
3) Pemanasan pencampuran : 170° C

3.1.4 Prosedur Percobaan


a. Alat ini diletakkan ditempat yang datar.
b. Mold beserta collar dipasang diatas landasan. Pada bagian bawah dilapisi
dengan plastik tipis lalu benda uji yang telah disiapkan dimasukkan ke
dalam mold.
c. Pada bagian atas benda uji juga dilapisi dengan plastik lalu dipasang plat
penjepit mold sehingga mold berdiri dengan kokoh.
d. Lalu palu pemadat diletakkan diatas benda uji yang ada di dalam mold,
beban pemadat diangkat sampai menyentuh pegangan palu lalu
dijatuhkan, penumbukan dilakukan sebanyak 75 kali atau sesuai dengan
keperluan.
e. Setelah selesai dengan penumbukan, mold dikeluarkan dari penjepitnya,
kemudian benda uji dikeluarkan dengan extruder.
f. Untuk yang lainnya sama dengan prosedur dari (b) sampai (e).

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY


Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 134

3.1.5 Cara Kerja Sebenarnya


a. Agregrat kasar, agregrat sedang,agregrat halus dicampurkan sebanyak 10
kantong (2 untuk cadangan), dengan masing – masing berat agregrat:
Agregrat kasar  102 gram
Agregrat sedang  102 gram
Agregrat halus  996 gram
Sehingga jumlah campuran agregat kasar, sedang, halus adalah 1200
gram.
b. Satu per satu kantong dimasukkan ke dalam oven, lalu campuran agregrat
dipanaskan dengan kompor sampai suhu 165° C. Aspal dipanaskan juga
sampai suhu 150° C, kemudian keduanya dicampurkan sampai suhunya
170° C, dengan ketentuan kadar aspal :
5,5% x 1200 gram = 66 gram; 2 buah
6,0% x 1200 gram = 72 gram; 2 buah
6,5% x 1200 gram = 78 gram; 2 buah
7,0% x 1200 gram = 84 gram; 2 buah
c. Mold dan collar (sebelumnya telah diberi oli pada bagian dalam) dipasang
ke alat compactor. Campuran agregrat dan aspal dimasukkan ke dalam
mold dan collar, sambil ditusuk-tusuk 10 kali pada bagian tengah dan 15
kali pada bagian tepi, tunggu sampai suhunya 145° C.
d. Kemudian palu pemadat diletakkan di atas campuran yang ada di dalam
mold, beban pemadat diangkat sampai menyentuh pegangan palu lalu
dijatuhkan, penumbukan dilakukan sebanyak 75 kali.
e. Campuran tersebut dibalik, langkah (d) diulangi.
f. Langkah (b) sampai (e) diulangi untuk masing–masing kadar aspal.
g. Benda uji didinginkan pada ruang AC dengan suhu 25° C, hasil cetakan
dikeluarkan dari mold dengan extruder hidraulik.

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY


Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 135

3.1.6 Hasil Pemeriksaan


1. Untuk briket dengan kadar aspal 5,5 %
a) Berat briket = 1245 gram
Tinggi briket = 727 mm
b) Berat briket = 1245 gram
Tinggi briket = 727 mm

2. Untuk briket dengan kadar aspal 6 %


a) Berat briket = 1254 gram
Tinggi briket = 723 mm
b) Berat briket = 1254 gram
Tinggi briket = 723 mm

3. Untuk briket dengan kadar aspal 6,5 %


a) Berat briket = 1262 gram
Tinggi briket = 74 mm
b) Berat briket = 1262 gram
Tinggi briket = 74 mm

4. Untuk briket dengan kadar aspal 7 %


a) Berat briket = 1279 gram
Tinggi briket = 713 mm
b) Berat briket = 1279 gram
Tinggi briket = 713 mm

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY


Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 140

3.2 Marshall Test

3.2.1 Maksud Pemeriksaan


Pemeriksaan ini dimaksudkan unutk menetukan ketahanan (stabilitas)
terhadap kelelehan plastis (flow) dari campuran aspal (AASHTO T-245-74 & ASTM
D-1559-62T).
Ketahanan (stabilitas) ialah kemampuan suatu campuran aspal untuk
menerima beban sampai terjadi kelelehan plastis yang dinyatakan dalam kilogram
atau pon. Kelelehan plastis ialah keadaan perubahan bentuk suatu campuran aspal
yang terjadi akibat suatu beban batas runtuh yang dinyatakan dalam mm atau 0,01”.
Dan melalui Marshall test akan diperoleh kadar aspal optimum, di mana pada
kadar aspal tersebut persyaratan-persyaratan berikut harus dipenuhi :

Jenis Pemeriksaan Berat Satuan

- Stabilitas ≥ 800 kg
- Kelelehan ≥2 mm
- Prosentase rongga dalam campuran 3-5 %
- Prosentase rongga terisi ≥ 65 %
- Density - gr/cc
- Marshall Quotient ≥ 200 kg/mm

Marshall test yang dilakukan merupakan test untuk kepadatan lalu-lintas


berat sehingga dilakukan 2 x 75 tumbukan.

3.2.2 Peralatan
a. Alat Marshall test lengkap.
b. Kepala penekan
c. Bak perendam (water bath) dengan suhu minimal 20C
d. Dial indicator stabilitas
e. Dial indicator kelelehan
f. Stopwatch
g. Timbangan digital
h. Timbangan dengan ketelitian 0,1
i. Keranjang
j. Kaliper digital

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY


Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 141

3.2.3 Benda uji


Benda uji adalah briket aspal hasil pemadatan pada pelaksanaan asphalt
compactor test sebanyak delapan buah.

3.2.4 Prosedur Percobaan


a. Agregat diambil dari alat pemisah sampel sebanyak 1200 gram.
b. Agregat tersebut dikeringkan sampai beratnya tetap pada suhu 105C.
c. Agregat dipanaskan 14 C di atas suhu campuran.
d. Aspal yang sudah ditentukan dituangkan, kemudian diaduk dengan cepat
sesuai dengan suhu viskositas.
e. Agregat dan aspal dimasukkan ke dalam mold yang telah diberi alas
kertas semen.
f. Mold diletakkan di atas landasan pemadat, kemudian pemadatan
dilakukan sebanyak 25 kali.
g. Keping atas dan lehernya dilepaskan, mold yang berisi benda uji
dibalikkan dan perlengkapannya dipasang kembali.
h. Benda uji tersebut dikeluarkan dengan extruder dan selama 24 jam
dibiarkan pada suhu ruang.
i. Briket marshall dipasang di atas kepala penekan.
j. Dial indicator dipasang pada flow meter, kemudian distel sehingga
menunjukkan ke angka nol.
k. Steker dimasukkan ke dalam stop kontak yang bertegangan 220 volt.
l. Steker diputar ke posisi up tempat proses penekan berlangsung, jumlah
penekanan terjadi akan terlihat pada manometer hidraulik.
m. Jika perlawanan benda uji sudah tidak ada, steker diputar kembali ke
posisi down kemudian ke posisi nol.
n. Nilai pembebanan maksimum dicatat pada manometer dan nilai kelelehan
yang ditujukan oleh nilai pada flow meter dicatat.

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY


Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 142

3.2.5 Cara Kerja Sebenarnya


a. Delapan benda uji hasil compactor dikeluarkan dari mold dengan
extruder hidraulik.
b. Tinggi masing-masing benda uji diukur pada 4 titik yang berbeda, rata-
ratanya dicari, masing-masing benda uji ditimbang dalam keadaan kering.
c. Masing-masing benda uji ditimbang dalam air, kemudian dilap sampai
kering permukaan (keadaan SSD).
d. Masing-masing benda uji dimasukkan ke dalam water bath dengan suhu
60° C selama 30 menit.
e. Marshall test dilakukan pada masing-masing benda uji dengan cara :
1) Piston penekan diturunkan sampai menyentuh landasan penekan.
2) Proving ring dan dial indicator diatur agar jarum menunjukkan angka
0 (nol).
3) Saklar dinyalakan sampai menekan landasan penekan.
4) Proving ring dibaca (saat jarum proving ring berhenti sejenak lalu
kembali berputar ke kiri), hasilnya dicatat.
5) Dial indicator dibaca (saat posisi jarum proving berhenti sejenak).

3.2.6 Hasil Percobaan


1. S t a b i l i t a s = 1040,998 – 1355,533
2. Berat sendiri (density) = 2,1614 – 2,2376
3. Persentase rongga terhadap campuran (VITM) = 2,8097 – 8,2597
4. Persentase rongga terisi aspal (VFWA) = 57,212 – 81,383
5. Kelelehan plastis (flow) = 2,1 – 5

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY


Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 143

3.2.7 Kesimpulan
Dari hasil Marshall test yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut.
a. Stabilitas yang diperoleh sebesar 1040,998 – 1355,533ternyata memenuhi syarat
stabilitas menimum yang ditetapkan, yaitu lebih dari 800.
b. Berat isi (density) yang dapat dicapai adalah sebesar 2,1614 – 2,2376
c. Rongga terhadap campuran (VITM) untuk kadar aspal 5,5 % - 7 % diperoleh
sebesar 2,8097 – 8,2597ternyata tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan,
yaitu antara 3 – 5.
d. Rongga terisis aspal (VFWA) untuk kadar aspal 5,5 % - 7 % diperoleh sebesar
57,212 – 81,383ternyata memenuhi syarat yang telah ditetapkan, yaitu lebih dari
65.
e. Kelelehan plastis (flow) yang dicapai antara 2,1 – 5 ternyata memenuhi syarat,
yaitu lebih dari 200.

Dari data tersebut, maka dapat dikatakan bahwa percobaan Marshall test
tersebut tidak diperoleh kadar aspal dalam benda uji yang optimum.

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY


Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 147

3.3 Asphalt Extraction Test

3.3.1 Maksud Pemeriksaan


Maksud pemeriksaan ini adalah untuk menentukan kadar aspal dalam
campuran.

3.3.2 Peralatan
a. Ekstraktor lengkap dengan bowl dan penutupnya
b. Kertas filter
c. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
d. Pan Aluminium
e. Oven
f. Kompor listrik
g. Panci dan tutup
h. Bensin
i. Timbangan digital
j. Gelas Beaker
k. Corong
l. Stopwatch

3.3.3 Benda Uji


Benda uji adalah campuran aspal yang telah dipadatkan (briket aspal kadar
5,5% A) hasil dari pelaksanaan asphalt compactor test dan telah dilakukan Marshall
test.

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY


Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 148

3.3.4 Prosedur Percobaan


a. Campuran aspal beton (briket aspal) dipanaskan oven  ½ jam dengan
suhu 110  5 C. Setelah itu, diambil secukupnya dan dimasukkan ke
dalam bowl yang sudah ditimbang (ditentukan beratnya), kemudian
ditimbang.
b. Bowl dan benda uji dimasukkan ke dalam ekstraktor, bensin dituangkan
lagi sampai penuh, dan didiamkan selama  10 menit, baru diputar lagi
selama  1 menit.
c. Langkah (b) terus diulang hingga bensin yang keluar menjadi jernih betul.
d. Bowl dan benda uji dikeluarkan, lalu dimasukkan ke dalam oven. Setelah
dingin ditimbang, begitu pula kertas filternya dan sisa dari larutan
ekstraksinya.

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY


Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 149

3.3.5 Cara Kerja Sebenarnya


a. Salah satu briket dimasukkan dengan kadar aspal 5,5A hasil asphalt
compactor test dan telah dilakukan marshall test, ke dalam oven sampai
briket lunak dan dapat dihancurkan. Kemudian briket dihancurkan lalu
didinginkan pada ruang AC dengan suhu 25° C.
b. Berat Bowl Extractor kosong ditimbang, briket tersebut dimasukkan ke
dalam Bowl Extractor, beratnya ditimbang.
c. Kertas filter dan gelas beaker ditimbang, hasilnya dicatat.
d. Bowl Extrator dipasang pada alat ekstrasi, beserta kertas filternya. Bensin
ditambahkan sebanyak 900 ml, didiamkan selama 20 menit.
e. Alat diputar sampai bensin yang berada di dalam alat ekstrasi habis
beserta endapannya. Buang bensin dengan menyisakan endapannya,
tampung dalam gelas beaker.
f. Langkah (d) dan (e) diulangi sampai bensin yang keluar cukup bening,
g. Endapan yang ada dan briket yang terekstrasi dengan oven dikeringkan,
kemudian didinginkan pada rung AC dengan suhu 25° C.
h. Kertas filter, endapan, dan briket yang terekstrasi ditimbang.

3.3.6 Hasil Percobaan


a. Berat bowl extractor = 1886 gram
b. Berat contoh aspal beton = 1245 gram
c. Berat bowl extractor + contoh aspal beton = 3131 gram
d. Berat batuan yang terekstraksi = 1106 gram
e. Berat kertas filter bersih = 21 gram
f. Berat kertas filter + mineral = 25 gram
g. Berat mineral terlarut yang menempel { f – e }
pada kertas filter = 4 gram
h. Berat tempat kosong untuk
menampung endapan = 298 gram

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY


Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 150

i. Berat tempat + endapan = 299 gram


j. Berat endapan { i – h } = 1 gram
k. Kadar bitumen = 10,763 %
l. Luas briket ø 4'' π (10,2 cm) = ¼ π x (10,2)2
= 81,713 cm2
m. Kandungan aspal = 0,312 gram/cm2
= 0,0312 kg/m2
3.3.7 Kesimpulan
Dari pemeriksaan ekstraksi aspal pada contoh kadar aspal diperoleh kadar
kg
bitumen 10,763 % dan kandungan aspal 0,312 /m2.

Laboratorium Transportasi F.T. UAJY

Anda mungkin juga menyukai