PEMERIKSAAN CAMPURAN
3.1.2 Peralatan
a. Pelat penjepit mold
b. Batang palu pemadat
c. Beban pemadat
d. Landasan palu pemadat
e. Pemegang plat
f. Collar
g. Mold
h. Sendok pengaduk
i. Extruder
j. Kompor listrik
k. Timbangan digital
l. Kaliper
m. Termometer 400 C
n. Pan
o. Spatula
p. Oven
q. Pengaduk kaca
r. Panci + tutup
s. Glyserin
t. Talc ( bedak )
u. Tipe-X
132
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 133
- Stabilitas ≥ 800 kg
- Kelelehan ≥2 mm
- Prosentase rongga dalam campuran 3-5 %
- Prosentase rongga terisi ≥ 65 %
- Density - gr/cc
- Marshall Quotient ≥ 200 kg/mm
3.2.2 Peralatan
a. Alat Marshall test lengkap.
b. Kepala penekan
c. Bak perendam (water bath) dengan suhu minimal 20C
d. Dial indicator stabilitas
e. Dial indicator kelelehan
f. Stopwatch
g. Timbangan digital
h. Timbangan dengan ketelitian 0,1
i. Keranjang
j. Kaliper digital
3.2.7 Kesimpulan
Dari hasil Marshall test yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut.
a. Stabilitas yang diperoleh sebesar 1040,998 – 1355,533ternyata memenuhi syarat
stabilitas menimum yang ditetapkan, yaitu lebih dari 800.
b. Berat isi (density) yang dapat dicapai adalah sebesar 2,1614 – 2,2376
c. Rongga terhadap campuran (VITM) untuk kadar aspal 5,5 % - 7 % diperoleh
sebesar 2,8097 – 8,2597ternyata tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan,
yaitu antara 3 – 5.
d. Rongga terisis aspal (VFWA) untuk kadar aspal 5,5 % - 7 % diperoleh sebesar
57,212 – 81,383ternyata memenuhi syarat yang telah ditetapkan, yaitu lebih dari
65.
e. Kelelehan plastis (flow) yang dicapai antara 2,1 – 5 ternyata memenuhi syarat,
yaitu lebih dari 200.
Dari data tersebut, maka dapat dikatakan bahwa percobaan Marshall test
tersebut tidak diperoleh kadar aspal dalam benda uji yang optimum.
3.3.2 Peralatan
a. Ekstraktor lengkap dengan bowl dan penutupnya
b. Kertas filter
c. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
d. Pan Aluminium
e. Oven
f. Kompor listrik
g. Panci dan tutup
h. Bensin
i. Timbangan digital
j. Gelas Beaker
k. Corong
l. Stopwatch