PRAKTIKUM
VII.1.TEKNIK SAMPLING
VII.1.1. SAMPLING KONDISI DIAM
Sampling jenis ini dilakukan terhadap batubara yang ada di stockpile, diatas tongkang,
dan didalam palka kapal.
Sebelum dilakukan sampling, dilakukan
a. Inspeksi visual;
b. Penentuan jumlah batubara yang akan disampling;
c. Penentuan berat minimum increment diambil dari Tabel 2 ASTM D2234/D2234M –
10 atau yang terbaru
d. Penentuan jumlah increment.
Tabel 1. Jumlah Dan Berat Increments Untuk Prosedur Sampling Secara Umum
e. Pengumpulan increment
Increment diambil hingga kedalaman sekitar 61 cm dari atas alat angkut, sekitar
stock pile dan diatas kemiringan stock pile. Sudut kemiringan lubang tempat
pengambilan sampel harus lebih kecil dari sudut tumpukan (angle of repose).
f. Peralatan pengumpul
Alat pengumpul batubara berupa sekop datar (umumnya persegi) dengan ukuran
sisi depan ujung sekop minimum 1,5 - 2 kali ukuran terbesar batubara dengan sisi
belakang terbuat dari pelat logam yang setidaknya tingginya 10 cm.
Gambar 2. Sekop
L
N = 35. √
1000
dimana :
L = jumlah batubara/1000 ton
N = jumlah increments yang dikumpulkan
Jika kecepatan pengisian sudah ditentukan, maka frekuensi increment
ditentukan sebagai berikut :
T = a⁄R
dimana:
T = total waktu sampling (detik, menit, jam),
R = feed rate (berat/waktu; contoh, metric tons/jam), dan
a = jumlah lot, dalam metric ton atau tons.
f. Penyimpanan Increment
Gunakan wadah yang kedap untuk melindungi increment dari pengaruh
kelembaban.
CRUSH MENJADI:
2,36 mm Untuk Standart ASTM
3,0 mm Untuk Standart BS dan ISO
1
Reject
4 2
3
Reject
4 2
3
Hitung % RM
Hitung % TM
a. Timbang Gross sample setiap Lot dan catat berat pada formulir
b. Periksa dan buka segel drum, selanjutnya tumpahkan sample pada plat besi
atau pada lantai yang bersih.
c. Campur dan aduk sample dengan cara membuat gundukan dan perataan
sampai 3 kali perlakuan
d. Lakukan pembagian contoh dengan manual increment dengan cara ratakan
sample hingga membentuk persegi panjang dengan ketebalan tidak melebihi
tiga kali ukuran terbesar (50.00 mm), bagi menjadi 20 bagian (4x5)
e. Ambil sample secara random dengan menggunakan scoop standar dan
bantuan plat besi minimal 20 bagian (untuk mendapatkan moisture sample).
f. Keringkan dengan udara atau pada oven 40 derajat Celsius sisa dari spot
dari Moisture sample sampai dapat dipastikan contoh tidak akan menempel
sewaktu di giling
g. Giling sample dengan menggunakan Crusher sampai 4.75 mm
h. Campur dan bagi contoh dengan menggunakan Rotary Sample Devider,
ambil 1/8 bagian sample untuk membuat composite sample untuk analisa
GA dan HGI, 1/8 bagian untuk File sample ( file GA / HGI 4.75 mm), dan
buang 6/8 bagian
i. Ikuti seluruh prosedur diatas untuk preparasi sub sample lainnya
j. Lakukan pembuatan composite sample untuk analisa General Analysis dan
test HGI, berdasarkan proposional berat per Lot sample, dengan
perbandingan total tonnase berdasarkan pengukuran Draff Survey.
k. Campur dan bagi sample dengan menggunakan RSD 3 kali
l. Simpan 2/8 bagian untuk File sample 4.75 mm, dan ambil 6/8 bagian untuk
di gabung kembali dan RSD 3 kali untuk keperluan distribusi GA, HGI
sample dan File Independen Surveyor GA, HGI.
m. Dari 6/8 bagian, lakukan pencampuran dan pembagian dengan RSD 3 kali,
1/8 bagian GA sample, 1/8 bagian analisa HGI Independent Surveyor, 1/8
HGI bagian untuk PLTU, 1/8 bagian untuk HGI pemasok,1/8 bagian HGI
umpire sample, 1/8 bagian File sample HGI Independent Surveyor.
n. Keringkan contoh GA 1/8 bagian dan HGI 1/8 bagian dalam oven selama 6
jam pada suhu 37 - 40 C, kemudian contoh dikondisikan pada temperature
ruangan.
o. Giling contoh GA dengan Raymond Mill sampai ukuran 60 mess atau 0.250
mm dan tampung dengan penampung kantong plastik atau containernya,
1. Peralatan
a. Lantai pengering
b. Oven untuk pengeringan. Oven harus mampu mencapai suhu 10 sampai
15oC (18 sampai 27oF) di atas suhu ruangan dengan suhu maksimum
40oC (104 oF)
c. Wadah Pengering
d. Timbangan (untuk contoh awal) – mempunyai kapasitas paling tidak 45 kg
(100 lbs) dan sensitifitas alat sampai 23 gr (0.05 lbs) untuk berat 45 kg (100
lbs).
e. Neraca (untuk contoh yang telah dihancurkan), sensitifitas alat sampai 0.1
gram
f. Wadah contoh uji – kantong yang memiliki klip, memiliki segel, atau kaleng
tahan korosi kedap udara.
g. Neraca analitik – sensitifitas alat sampai 0,1 mg (untuk penentuan sisa
kadar air lolos ayakan 250 m (No. 60) dengan contoh 0).
h. Kapsul, dengan penutupnya
2. Prosedure
2.1. Air Drying Loss pada Gross Sample – Refree Method:
2.2.1. Prosedure A, Drying Floor- Prosedure ini bisa dipakai bila gross sample
terlalu banyak atau sample terlalu basah.
Timbang dan catat berat gross sample.
Ratakan / sebarkan sample di atas lantai pengering, dengan ketebalan
tidak lebih dari dua kali ukuran batubara terbesar (top size). Sample
terus diaduk-aduk dengan hati-hati sehingga tidak membuat hilang
partikel-partikel dari Batubara.
Teruskan pengeringan dan pengadukan sampai permukaan sample
terlihat kering.
Timbang keseluruhan sample dan sebarkan kembali di atas lantai untuk
pengeringan tambahan.
Lanjutkan pengeringan dan pengadukan, timbang dengan interval 1-2
jam, sampai kehilangan berat dari keseluruhan sample tidak lebih dari
0.1 % per jam.
2.2.2. Prosedure B, Air Drying Oven :
Sebarkan gross sample pada beberapa wadah yang telah diketahui
beratnya.
Timbang masing-masing sample dengan wadahnya. Masukan ke
dalam Oven pengering yang temperaturenya telah diatur tidak lebih dari
10 oC – 15 oC di atas temperature ambient ( Temperature Oven tidak
boleh melebihi 40oC.
Jaga sirkulasi udara yang masuk ke oven sekitar 1 – 4 liter per menit
volume udara, tapi tidak sampai membuat terbawa partikel-partikel dari
Batubara.
2.2. Penetapan Air Drying Loss dengan sample yang telah digerus dan dibagi –
Refree and Commercial Method:
2.2.1. Penetapan dengan cara ini, bila sample berada pada salah satu kondisi di
bawah ini:
Bila Air Drying Loss telah ditetapkan dengan memakai gross sample dan
sample itu telah digerus dan dibagi mengikuti ASTM D-2013.
Bila sample tidak terlalu basah untuk digerus dan telah digerus dan dibagi
dengan ukuran 4.75 mm ( no. 4 ) atau 2.36 ( no. 8).
2.2.2. Berat minimum sample yang telah digiling dan dibagi ditentukan pada
penerapan D2013, tabel 1. Sample harus disimpan dalam kontainer (botol)
yang kedap udara yang harus terisi penuh sampai test dilakukan.
Preparasi untuk ayakan ukuran 2.36 mm (No. 8) dijelaskan dalam metode
ini, tapi untuk ukuran 4.75 mm (No.4) sample dapat diangin-anginkan
sebagai tahapan metode dalam penetapan Total Moistur.
2.2.3. Timbang dan catat wadah pengering. Dengan cepat tuangkan sample dari
kontainer/botol dalam wadah pengering, dan timbang dengan wadahnya,
pembacaan timbangan sampai mendekati 0.1 gr. Ratakan sample dengan
kedalaman tidak lebih dari 25 mm (1.0 inc).
2.2.4. Masukan wadah (pan) berisi sample dan container/botol sample kosong ke
dalam Oven pengering yang telah diatur untuk mempertahankan
temperature tidak lebih dari 100 C di atas temperature ambient untuk
Batubara yang mudah teroksidasi atau 150 C di atas ambient temperature
untuk Batubara lainnya. Udara pengering bisa dipakai udara tanpa
pemanasan. Kecepatan Sirkulasi udara dalam oven harus berkisar antara
1 sampai 4 liter per menit volume udara. Sample harus diaduk-aduk
dengan hati-hati sehingga akan mendapat pemanasan yang rata dan cepat
kering. Lanjutkan pengeringan sehingga permukaan Batubara terlihat
kering.
2.2.5. Keluarkan wadah (pan) dan kontainer (botol) dari oven dan timbang
bersama-sama. Pindahkan sisa-sisa sample yang terdapat dalam kontainer
(botol) ke dalam wadah (pan) yang berisi sample.
2.2.6. Timbang sampel sebelum dan sesudah pemanasan, dimana beratnya
adalah gabungan antara berat wadah (pan), sample dan kontainer (botol).
2.2.11. Hitunglah laju perubahan berat pada akhir dari pengeringan dalam persen
per jam, sbb:
Yakinkan bahwa sample dan wadah (pan) dalam keadaan
temperature ruangan.
Timbanglah sample dan wadah (pan) sampai +-/ 0.1 gr. Catat
beratnya (Wo) dan waktu yang dibutuhkan (To). Catat juga berat
wadah (pan) sebagai Wt.
Biarkan udara ambient sirkulasi pada permukaan wadah (pan),
sampai kira-kira 20 menit.
Timbang lagi sample dan wadah (pan) sampai +/- 0.1 gr. Catat
berat sebagai (W1) dan waktunya (T1). Hitunglah laju perubahan
berat per jam sebagai berikut:
(W1 W0 )(6000)
Laju perubahan berat per jam = % per h
(W0 W1 (T1 T0 )
Faktor 6000 didapat adalah hasil perhitungan konversi dari menit ke jam,
mengekspresikan pangkat sebagai persen. Hasil negatif dari perhitungan
menunjukan adanya laju kehilangan berat, dan hasil positif menunjukan adanya
penambahan berat.
3.2 Perhitungan Total Moistur, apabila dilakukan dua tahap pengeringan ( gross
sample yg belum digerus dan yang telah digerus dan dibagi, atau sample yang
telah digerus dan dibagi dari dua tahap penggerusan yaitu 4.75 dan 2.36 mm
(No. 4 dan No. 8)
M ' [ R(100 ADL' ) / 100] ADL'
M [ M ' (100 ADL) / 100] ADL
Di mana :
M = Total Moisture
M’ = Moistur sample yang telah digerus dan dibagi
ADL = Air Dry Loss, gross sample yang belum digerus atau sample
telah digerus pada tahap awal dan dibagi
ADL’ = Air Dry Loss, Laboratory sample
R = Residual Moistur
1. Peralatan
Makro Termogravimetri Analyzer (TGA Makro) atau Automatic Proximate
Analyzer (5E-MACIII)
Crucibles
Sampel analisa - Sampel harus dihaluskan, hingga lolos saringan 250- μm (No
60)
Gas Kering – Nitrogen (kemurnian 99.5%), Argon (kemurnian 99.5%) atau
udara, dikeringkan sampai kelembabannya mencapai 1.9 mg/ltr atau
dibawahnya (titik embun – 10oC atau dibawahnya).
Gas Inert - Nitrogen (kemurnian 99.5%), Argon (kemurnian 99.5%).
Gas Pengoksidasi - Oksigen (kemurnian 99.5%) atau udara.
Certified Reference Material
Peralatan K3 (sarung tangan, jas laboratorium, masker, google)
2. Langkah Kerja
2.1 Analisa Proksimate Menggunakan Makro Termogravimetri Analyzer
2.1.1. Persiapan
a. Pastikan Power Cord tersambung ke sumber listrik
b. Hidupkan Compressor Air, Switch Power ”On” pada bagian depan instrument
c. Hidupkan Instrument, Switch Power ”On” pada bagian depan instrument, dan
komputer.
d. Masukkan pasword, klik OK
e. Klik double ikon TGA-601 pada desktop
f. Pastikan gas N2 (analisa Moisture), gas N2 dan O2 (analisa Proximate)
sudah terpasang. Atur regulator tabung gas pada tekanan 35 kg/cm2
2.1.3.Prosedur Pengujian
a. Nyalakan power alat
b. Buka valve N2
c. Prewarm alat selama 30 menit
d. Buka program
e. Klik “Setting”
f. System setting: Yang diisikan analysis method, print mode, dan coding
method.
g. Klik “Function”
h. Hardware debugging: mengecek valve dan pump
i. Pastikan “0” crucible diletakkan di tempat yang benar (ada tanda panah)
j. Flow air pump : 15-20 L/menit, N2 : 4 L/menit
k. Posisi crucible harus seimbang (banyaknya sampel dan jaraknya)
l. Klik start analysis
m. Masukkan posisi nomor crucible benar (berlawanan arah jarum jam dimulai
dari “0” crucible)
n. Timbang crucible kosong (dengan tutup)
o. Angkat crucible
p. Timbang sampel 0,8 – 1,2 gram, masukkan ke dalam crucible (tanpa tutup)
q. Panaskan furnace hingga 135o C, jaga temperature selama 10 menit, nilai
moisture content akan muncul di layar
r. Pasang penutup crucible, panaskan furnace hingga 900 oC, jaga
temperature selama 7 menit, timbang berat residu maka nilai volatile content
akan muncul
s. Buka tutup furnace, diamkan hingga temperature turun hingga 350 oC
t. Tutup furnace, jaga temperature pada 350 oC selama 15 menit, timbang
berat residu maka nilai ash content akan muncul
u. Setelah analisis selesai, keluarkan crucible lalu bersihkan.
v. Tutup valve gas
w. Tutup alat dan matikan powernya
Dimana :
W = Berat spesimen yang digunakan (gr)
B = Berat spesimen setelah dikeringkan dalam analisa moisture (gr)
3.2. Apabila penentuan volatile matter dilakukan dan menggunakan spesimen yang
digunakan dalam analisa moisture, maka hitung persen volatile matter dalam
sampel analisa, V sebagai berikut:
V [( B C ) / W ] 100 (2)
Dimana :
C = Berat spesimen setelah dipanaskan dalam analisa volatile matter (gr)
Hasil
No Parameter Metode
2 ASTM D 7582-10
simplo duplo Rata
1. Peralatan
CHN Analyzer (CHN 2000) atau CHN Analyzer (CHN 628)
Tang penjepit
Alat Sorong
Magnesium Perchlorate
O2 (Oksigen) Ultra High Purity
He (Helium) Ultra High Purity
Udara tekan
CRM (Certified Reference Material) , S: 0,34 +/- 0,02 % ; Volatile: 16,9 +/- 0,4% ;
Ash: 9,6 +/- 0,1%
Alumunium foil
Timbangan (analytical balance)
Peralatan K3 (sarung tangan, jas laboratorium)
2. Langkah Kerja
2.1. Analisa Ultimate Menggunakan CHN 2000
2.1.1. Persiapan Pengujian
a. Pastikan Power Cord tersambung ke sumber listrik
b. Hidupkan Instrument, Switch Power ”On” pada bagian depan instrument, dan
printer.
c. Masukkan user name
d. Masukkan password
e. Pilih metode yang akan digunakan dengan menekan icon METHOD.
f. Tunggu sampai semua nilai parameter di AMBIENT MONITOR stabil (1-2 jam).
g. Pastikan gas O2 UHP, He UHP, Compressed Air sudah terpasang. Atur
regulator tabung gas pada tekanan 40 kg/cm2
ANALISA SAMPLE :
a. Tekan icon ANALYZE dari main menu
b. Tekan icon SELECT ID CODE
c. Masukkan nama sampel, ditimbang 0.2000 gr sampel,
d. Tekan icon MANUAL WEIGHT, lalu masukkan berat sampel, tekan enter
e. Ulangi prosedur analisa sampel no 2-4 untuk sampel lainnya
3. PERHITUNGAN
a. Catatlah total Carbon, Hydrogen dan Nitrogen yang dianalisa sebagai presen
berat.
Laporkan hasil dalam dry basis 0.1 % m/m untuk Carbon, 0.01 % m/m untuk
Hydrogen dan 0.01 % m/m untuk Nitrogen.
b. Gunakan persamaan berikut untuk menghitung ke dry basis:
Untuk kandungan Carbon:
Cd = Cad x 100
100-Mad
Nd = Nad x 100
100-Mad
Hasil Metode
No Parameter ASTM D 5373-08
simplo duplo Rata2 ASTM D 3180-12
4 Oksigen, %Wt
1. Peralatan
Automatic Calorimeter AC 350 atau Automatic Calorimeter 5E-AC/PL
Asam Benzoat
Timbangan
Kawat platinum
O2 Ultra High Purity
Peralatan K3 (sarung tangan, jas laboratorium)
2. Langkah Kerja
2.1. Analisa Nilai Kalor Menggunakan AC 350
2.1.1.Persiapan Pengujian
a. Pastikan Power Cord tersambung ke sumber listrik
b. Hidupkan Instrument, Switch Power ”On” pada bagian belakang instrument.
c. Dari Main Menu, tekan 5 (DIAGNOSTIK), tekan 1 (AMBIENT MONITOR), tunggu
sampai nilai yang muncul stabil sesuai dengan table berikut
- Bucket Temp :
- Jacket Temp :
- Ignitor : 29-30 volt
d. Pastikan gas O2 sudah terpasang. Atur regulator tabung gas pada tekanan 30
kg/cm2 (440 psi)
a. Siapkan dan cek kelengkapan alat dan bahan kimia yang akan digunakan
b. Pelajari Material Safety Data Sheet (MSDS) bahan kimia yang digunakan
c. Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai
d. Apabila ditemukan masalah, segera temukan penyebabnya dan atasi sebelum
analisa dilakukan
PENGUJIAN KUANTITAS BATUBARA
2.2.2 Prosedur Pengujian
2. PERSIAPAN
a. Siapkan dan cek kelengkapan alat dan bahan kimia yang akan
digunakan.
b. Pelajari MSDS bahan kimia yang digunakan.
c. Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai.
d. Apabila ditemukan masalah, segera temukan penyebabnya dan
atasi sebelum analisa dilakukan.
3. LANGKAH KERJA
3.1 Pembakaran dengan Udara Tekan & Acetylene
a. Pastikan bahwa power switch dalam posisi off.
b. Hubungkan steker voltage regulator dan compressor ke
sumber listrik
c. Hidupkan seluruh peralatan, tekan tombol ON.
d. Buka kran gas asetilen dan hidupkan alat AAS (spectrometer
serapan atom)
e. Klik program kerja AAS GBC pada layar monitor
f. Setelah itu klik “metode” dan pilih unsur yang akan dianalisis,
catat deretan larutan standard yang dipergunakan sesuai
dengan unsur yang dipilih
g. Klik “sample” dan tuliskan sampel yang akan dianalisis pada
label sampel
h. Klik “analysis” untuk menentukan pilihan metode dan sampel
yang sesuai
i. Klik “instrument”, klik kanan pilih “properti”, pastikan posisi
lampu sudah benar,kemudian klik “hardware set-up”,
sesuaikan model, assesories, setting dan communication,
kembali close
j. Klik “report”, pilih apa saja yang diperlukan untuk pelaporan,
misalnya grafik dan sebagainya
Hasil
No Parameter Metode
2 ASTM D 7582-10
simplo duplo Rata
1. Peralatan
Ash Fusibility Determinator (AF700) atau Ash Fusion Furnace
Gas N2, mixed Gas (CO 42.5%, CO balance), mixed gas (CO 51.8%, O balance)
Gold wire atau silver wire
Cetakan Sampel
Vacuum Greese
Air
Peralatan K3 (sarung tangan, jas laboratorium)
2. Langkah Kerja
2.1. Persiapan Pengujian
a. Cek kesiapan peralatan dan bahan kimia yang akan digunakan..
b. Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai.
c. Pelajari MSDS bahan kimia yang digunakan
d. Apabila ditemukan masalah, segera temukan penyebabnya dan atasi
sebelum analisa dilakukan
Reduksi Oksidasi
No. Parameter Metode
Simplo Duplo Rata 2
Simplo Duplo Rata 2 ASTM 1857-04
Reduksi :
Reapetabilitas=70
Initial o
C
1
Deformation, oC Oksidasi :
Reapetabilitas=55
o
C
Reduksi :
Reapetabilitas=55
o
C
2 Softening, oC Oksidasi :
Reapetabilitas=55
o
C
Reduksi :
Reapetabilitas=55
Hemispherical, o
C
3 o Oksidasi :
C
Reapetabilitas=55
o
C
Reduksi :
Reapetabilitas=85
o
C
4 Fluid, oC Oksidasi :
Reapetabilitas=55
o
C
2. PERSIAPAN
a. Cek kesiapan peralatan yang akan digunakan..
b. Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai.
c. Apabila ditemukan masalah, segera temukan penyebabnya dan atasi
sebelum analisa dilakukan.
3. LANGKAH KERJA
3.1. Preparasi Sample
3.3. Perhitungan
3.4. Kalibrasi
Hasil
No Parameter Metode
simplo duplo Rata2 ASTM D 409-02
Slagging dan Fouling Index ditentukan dengan perhitungan berdasarkan data ash analysis
dan ash fusion temperature. Untuk perhitungannya perlu ditetapkan dulu karakteristik dari
abu yaitu abu bituminous atau abu lignitic.
Rs = (B/A) x S
Rs = (B/A) x Na2O
Di mana :
Na2O = % dari ash analysis