METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi yang kami lakukan adalah metode gravimetric (pengeringan dalam oven).
Metode ini dilakukan dengan cara mengeluarkan air dari bahan dengan proses pengeringan
dalam oven (oven udara atau oven vakum). Hal ini berdasarkan tekanan yang digunakan saat
pengeringan. Da dua macam metode gravimetric yaitu metode oven udara dan metode oven
vakum.
Metode oven udara paling sering digunakan. Metode ini didasarkan atas berat yang
hilang sehingga sampel seharusnya mempunyai kestabilan panas yang tinggi dan tidak
mengandung komponen yang mudah menguap. Air dikeluarkan dari bahan pada tekanan udara
(760 mmHg) sehingga air menguap pada suhu 1000oC yaitu sesuai titik didih. Oven yang
digunakan umumnya dipanaskan dengan listrik atau dengan pemanas inframerah yang
dilengkappi dengan neraca analitik yang terpasang didalamnya. Analisis kadar air dengan oven
berpemanas infrared dapat dilakukan dengan cepat (untuk analiss kadar air rutin), tidak
mengakibatkan kenaikan suhu berlebihan pada sampel. Radiasi infrared mempunyai kekuatan
penetrasi yang kuat sehingga air dalam bahan dapat diuapkan pada suhu 1000o C.
Metode oven vakum memiliki kelemahan dari pengeringan oven udara diperbaiki dengan
oven vakum . Pada meotde ini, sampel dikeringkan dalam kondisi tekanan rendah (vakum)
sehingga air dapat menguap dibawah titik normal (1000oC), missal antara suhu 60-700oC tidak
terjadi penguraian senyawa dalam sampel selama pengeringan.
Penggalian sumur uji atau parit uji merupakan salah satu cara pengambilan contoh tanah
dengan tujuan untuk penyelidikan kontinyu dan teliti dari lapisan tanah serta dapat pula untuk
mengambil contoh tanah dalam jumlah banyak.
Pemilihan alat untuk pemboran tanah harus disesuaikan degan tujuan dan fungsi pemboran serta
jenis tanah yang akan diselidiki. Pada pengambilan contoh tanah atau pengujian di tempat
aslinya (insitu), terutama diperlukan dinding lubang bor yang bersih dan berbentuk baik.
Pengambilan contoh tanah terdiri dari pengambilan contoh tanah tidak terganggu
(undisturb sampling) dan pengambilan contoh tanah terganggu (disturb sampling). Contoh tanah
tidak terganggu diperlukan untuk penentuan berat isi (unit weight) atau pengujian untuk
mendapatkan karakteristik mekanik, misalnya kekuatan atau penurunan. Sedangkan untuk
keperluan pengujian tanah yang sederhana, misalnya pengamatan contoh tanah dan pemadatan
untuk bahan timbunan dapat digunakan contoh tanah terganggu. Akan tetapi kondisi penghijauan
harus sama dengan kondisi pada tempat asli tanah itu.
Pengambilan contoh tanah dapat dibagi dalam 4 (empat) metode, yaitu :
1. Pembuatan lubang dengan pemboran dan sampai kedalaman tertentu dilakukan
pengambilan contoh dengan alat yang sesuai (contoh tidak terganggu dan terganggu).
2. Pengambilan contoh tanah secara langsung (contoh tidak terganggu dan terganggu).
3. Pengambilan contoh tanah dengan mesin bor (contoh terganggu)
4. Pengambilan contoh tanah dengan tenaga manusia dari sumur uji atau parit uji (contoh
tidak terganggu dan terganggu).
Contoh tanah tanah yang telah diambil harus diberi tanggal dan kedalaman penggalian
dengan tulisan jelas. Kadar air contoh tanah harus dipertahankan dengan dijaga supaya tidak
mengalami benturan dan perubahan suhu. Pengujian contoh tanah sedapat mungkin dilakukan
secepatnya, karena bilamana disimpan agak lama maka tekstur tanah dapat berubah oleh
perubahan suhu, kimia, atau kadar air.
Table berikut dapat menunjukkan beberapa cara pengambilan contoh tanah, hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam pengambilan contoh tanah dan pengujian di lokasi asli, serta volume
contoh tanah yang diperlukan untuk pemeriksaan tanah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan contoh tanah, Pengujian di lokasi asli,
Analisis Perhitungan :
WW −DW
w= X 100 %
DW −TW
Ww
w= x 100 %
Ws
3.3.2 Langkah Kerja Pengujian Berat Jenis
1. Mempersiapkan contoh tanah.
a) Diambil dari tanah aslinya, diayak dengan ayakan No.10
b) Untuk memudahkan pengayakan, sebaiknya contoh tanah dijemur beberapa saat di
panas matahari atau dioven kemudian ditumbuk halus.
c) Contoh tanah yang telah diayak, dikeringkan didalam oven listrik selama 24 jam.
2. Empat buah piknometer beserta tutupnya ditimbang dalam keadaan kosong dan bersih =
W1.
3. Piknometer diisi dengan air murni samoai penuh dan ditutup, kemudian ditimbang
beratnya = W4.
4. contoh tanah yang telah disiapkan dimasukkan kedalam piknometer yang sudah
dikeringkan ±15 gr. Piknometer beserta tutup dan contoh didalamnya ditimbagn beratnya
= W2.
5. Piknometer yang berisi contoh tanah diisi air sampai kira-kira setengah kapasitas.
6. Udara yang masih ada didalam tanah tersebut dikeluarkan dengan memanaskan
piknometer tanpa tutup didalam piring penguap diatas kompor listrik. Selain pemanasan,
piknometer harus sering digoyang-goyangkan agar gelembung udara didalam tanah dapat
keluar.
7. Setelah tidak ada lagi udara didalam tanah, piknometer diambil dari air rebusan dan
dimasukan kedalam tempat yang besuhu tetap serta dibiarkan menjadi dingin hingga
mencapai suhu yang sama dengan suhu udara luar.
8. Kemudian kedalam piknometer ditambahkan air murni hingga penuh. Setelah tanah
mengendap, piknometer ditutup (waktu menutup air harus sampai keluar dari lubang
tutup piknometer). Kemudian permukaan luar piknometer dikeringkan dengan hati-hati
dan ditimbang beratnya = W3 dan suhu pada penimbangan diukur = ToC.
Analisis Perhitungan :
( W 2−W 1 )
Berat Jenis=
(W 2−W 1 )+ ( W 4−W 3 ) ¿
¿
Analisis Perhitungan
W 2−W 1 gram
Berat isi=
V cc