Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi yang kami lakukan adalah metode gravimetric (pengeringan dalam oven).
Metode ini dilakukan dengan cara mengeluarkan air dari bahan dengan proses pengeringan
dalam oven (oven udara atau oven vakum). Hal ini berdasarkan tekanan yang digunakan saat
pengeringan. Da dua macam metode gravimetric yaitu metode oven udara dan metode oven
vakum.
Metode oven udara paling sering digunakan. Metode ini didasarkan atas berat yang
hilang sehingga sampel seharusnya mempunyai kestabilan panas yang tinggi dan tidak
mengandung komponen yang mudah menguap. Air dikeluarkan dari bahan pada tekanan udara
(760 mmHg) sehingga air menguap pada suhu 1000oC yaitu sesuai titik didih. Oven yang
digunakan umumnya dipanaskan dengan listrik atau dengan pemanas inframerah yang
dilengkappi dengan neraca analitik yang terpasang didalamnya. Analisis kadar air dengan oven
berpemanas infrared dapat dilakukan dengan cepat (untuk analiss kadar air rutin), tidak
mengakibatkan kenaikan suhu berlebihan pada sampel. Radiasi infrared mempunyai kekuatan
penetrasi yang kuat sehingga air dalam bahan dapat diuapkan pada suhu 1000o C.
Metode oven vakum memiliki kelemahan dari pengeringan oven udara diperbaiki dengan
oven vakum . Pada meotde ini, sampel dikeringkan dalam kondisi tekanan rendah (vakum)
sehingga air dapat menguap dibawah titik normal (1000oC), missal antara suhu 60-700oC tidak
terjadi penguraian senyawa dalam sampel selama pengeringan.

3.1 Tata Cara Pengambilan Sampel

Penggalian sumur uji atau parit uji merupakan salah satu cara pengambilan contoh tanah
dengan tujuan untuk penyelidikan kontinyu dan teliti dari lapisan tanah serta dapat pula untuk
mengambil contoh tanah dalam jumlah banyak.

Alat-alat bor yang sering digunakan untuk ekspolorasi tanah adalah :

1. Alat bor tangan ( hand anger boring )


2. Alat bor rotasi tangan ( hand feed rotary drilling )
3. Alat bor rotasi hidrolik ( hydraulic feed rotary drilling )

Pemilihan alat untuk pemboran tanah harus disesuaikan degan tujuan dan fungsi pemboran serta
jenis tanah yang akan diselidiki. Pada pengambilan contoh tanah atau pengujian di tempat
aslinya (insitu), terutama diperlukan dinding lubang bor yang bersih dan berbentuk baik.

Pengambilan contoh tanah terdiri dari pengambilan contoh tanah tidak terganggu
(undisturb sampling) dan pengambilan contoh tanah terganggu (disturb sampling). Contoh tanah
tidak terganggu diperlukan untuk penentuan berat isi (unit weight) atau pengujian untuk
mendapatkan karakteristik mekanik, misalnya kekuatan atau penurunan. Sedangkan untuk
keperluan pengujian tanah yang sederhana, misalnya pengamatan contoh tanah dan pemadatan
untuk bahan timbunan dapat digunakan contoh tanah terganggu. Akan tetapi kondisi penghijauan
harus sama dengan kondisi pada tempat asli tanah itu.
Pengambilan contoh tanah dapat dibagi dalam 4 (empat) metode, yaitu :
1. Pembuatan lubang dengan pemboran dan sampai kedalaman tertentu dilakukan
pengambilan contoh dengan alat yang sesuai (contoh tidak terganggu dan terganggu).
2. Pengambilan contoh tanah secara langsung (contoh tidak terganggu dan terganggu).
3. Pengambilan contoh tanah dengan mesin bor (contoh terganggu)
4. Pengambilan contoh tanah dengan tenaga manusia dari sumur uji atau parit uji (contoh
tidak terganggu dan terganggu).

Contoh tanah tanah yang telah diambil harus diberi tanggal dan kedalaman penggalian
dengan tulisan jelas. Kadar air contoh tanah harus dipertahankan dengan dijaga supaya tidak
mengalami benturan dan perubahan suhu. Pengujian contoh tanah sedapat mungkin dilakukan
secepatnya, karena bilamana disimpan agak lama maka tekstur tanah dapat berubah oleh
perubahan suhu, kimia, atau kadar air.

Table berikut dapat menunjukkan beberapa cara pengambilan contoh tanah, hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam pengambilan contoh tanah dan pengujian di lokasi asli, serta volume
contoh tanah yang diperlukan untuk pemeriksaan tanah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan contoh tanah, Pengujian di lokasi asli,

Nama alat pengambil contoh Ukuran Hal-hal yang harus diperhatikan


tanah atau pengujian lubang
(mm)

Pengambilan contoh tanah 86 Bila pengambilan contoh tanah


berdinding tipis jenis jarak dilakukan pada tempat dimana
tetap dilakukan pada berbagai pada
lokasi asli, maka penggalian
Pengambilan Pengambilan contoh tanah 116 dilakukan 30 cm lebih dalam
contoh tanah Demison dari titik terdahulu dari
pengujian, agar timbulnya
terbulensi disekitar dasar lubang
akibat percobaan ini dapat
dicegah lebih dahulu, lumpur
dapat disingkirkan sama sekali.

Pengujian vane 65 Idem

Test standard pemetrasi 65 Lumpur dapat disingkirkan,


yang dilakukan setelah atau
tepat setelah pengambilan
contoh tanah
Pengujian permeabilitas di 65 Ada halnya dipakai dasar
lapangan lubang, atau keliling lubang
Pengujian di tersebut yang dipergunakan
lokasi asli
Pengukuran tinggi muka air 65 Dalam setiap hal tersebut,
tanah dihindarkan pemakaian air
berlempung, setelah dipakai
perlu dicuci dengan air bersih

Alat log listrik . Menahan dinding lubang dan


menontrol air lumpur
Nilai reaksi K .

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat dan Bahan dalam Pengujian Kadar Air


 Oven listrik dengan suhu 110o C
 Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
 Mangkuk atau cawan penimbang tanah
 Desiccator / alat pendingin

3.2.2 Alat dan Bahan dalam Pengujian Berat Jenis


 Empat buah piknometer dengan isi masing-masing 10 cc
 Thermometer (kapasitas 100o C, ketelitian 1o C)
 Oven listrik (suhu 110o C)
 Desiccator
 Neraca lengkap (kapasitas 200 gr, ketelitian 0,01 gr)
 Piring penguap (evaporation dish) diameter 15 cm
 Ayakan no.10 dengan lubang 2,00 mm
 Kompor listrik 500 watt
 Air suling (distillated water/aquadest) ±500 cc

3.2.3 Alat dan Bahan dalam Pengujian Berat Isi


 Cincin uji dengan diameter 6 cm, tinggi 2 cm
 Pisau pemotong contoh tanah
 Timbangan listrik dengan ketelitian 0,001 gram

3.2.4 Alat dan Bahan dalam Pengujian Analisa Saringan


 Satu set ayakan dengan ukuran lubang : 1,5”, 1”, 0,75”, 0,375”, No.4 (4,750 mm),
No. 8 (2,360 mm), No. 30 (0,600 mm). No.50 (0,300 mm), No.100 (0,150 mm)
dan No. 200 (0,075 mm).
 Neraca dengan ketelitian 0,20% dari benda uji.
 Oven listrik 110o C
 Mesin penggetar ayakan (sieve shaker)
 Alat pemisah contoh anah
 Talam
 Kuas, sikat kuningan, sekop kecil, dan lain-lain

3.3 Langkah Kerja

3.3.1 Langkah Kerja Pengujian Kadar Air

1. Mangkuk bernomor dalam keadaan bersih dan kering ditimbang beratnya = TW


2. Ambil sebagian contoh tanah yang akan dicari kadar airnya dan dimasukan kedalam
mangkuk tersebut. Timbang beratnya pada neraca dan diperoleh berat tanah basah +
mangkuk = WW
3. Setelah ditimbang, masukkan tanah basah + mangkuk ke dalam oven listrik dengan suhu
110o C selama 24 jam
4. Setelah dioven, masukan tanah basah + mangkuk ke dalam dessicator beberapa saat.
5. Bila mangkuk berisi tanah sudah dingin, ditimbang beratnya sehingga diperoleh berat
tanah kering + mangkuk = DW
6. Percobaan dilakukan minimal sebanak tiga percobaan agar diperoleh harga rata-ratanya.

Analisis Perhitungan :
WW −DW
w= X 100 %
DW −TW

Ww
w= x 100 %
Ws
3.3.2 Langkah Kerja Pengujian Berat Jenis
1. Mempersiapkan contoh tanah.
a) Diambil dari tanah aslinya, diayak dengan ayakan No.10
b) Untuk memudahkan pengayakan, sebaiknya contoh tanah dijemur beberapa saat di
panas matahari atau dioven kemudian ditumbuk halus.
c) Contoh tanah yang telah diayak, dikeringkan didalam oven listrik selama 24 jam.
2. Empat buah piknometer beserta tutupnya ditimbang dalam keadaan kosong dan bersih =
W1.
3. Piknometer diisi dengan air murni samoai penuh dan ditutup, kemudian ditimbang
beratnya = W4.
4. contoh tanah yang telah disiapkan dimasukkan kedalam piknometer yang sudah
dikeringkan ±15 gr. Piknometer beserta tutup dan contoh didalamnya ditimbagn beratnya
= W2.
5. Piknometer yang berisi contoh tanah diisi air sampai kira-kira setengah kapasitas.
6. Udara yang masih ada didalam tanah tersebut dikeluarkan dengan memanaskan
piknometer tanpa tutup didalam piring penguap diatas kompor listrik. Selain pemanasan,
piknometer harus sering digoyang-goyangkan agar gelembung udara didalam tanah dapat
keluar.
7. Setelah tidak ada lagi udara didalam tanah, piknometer diambil dari air rebusan dan
dimasukan kedalam tempat yang besuhu tetap serta dibiarkan menjadi dingin hingga
mencapai suhu yang sama dengan suhu udara luar.
8. Kemudian kedalam piknometer ditambahkan air murni hingga penuh. Setelah tanah
mengendap, piknometer ditutup (waktu menutup air harus sampai keluar dari lubang
tutup piknometer). Kemudian permukaan luar piknometer dikeringkan dengan hati-hati
dan ditimbang beratnya = W3 dan suhu pada penimbangan diukur = ToC.

Analisis Perhitungan :
( W 2−W 1 )
Berat Jenis=
(W 2−W 1 )+ ( W 4−W 3 ) ¿
¿

3.3.3 Langkah Kerja Pengujian Berat Isi

1. Cincin dalam keadaan bersih ditimbang (W1)


2. Benda uji disiapkan dengan menekan cincin pada tabung contoh sampai cincin terisi
penuh
3. Ratakan kedua permukaan dan bersihkan cincin sebelah luar
4. Timbang cincin dan contoh dengan ketelitian 0,01 gram (W2)
5. Hitung volume contoh tanah (V) dengan mengukur ukuran dalam cincin dengan
ketelitian 0,01 cm

Analisis Perhitungan
W 2−W 1 gram
Berat isi=
V cc

3.3.4 Langkah Kerja Pengujian Analisa Saringan

1. Contoh dikeringkan dengan oven, timbang beratnya sebelum diayak


2. Ayak contoh tanah dengan susunan ayakan lubang paling besar di atas dan terkecil di
bawah
3. Ayakan digoyang dengan tangan atau digetar dengan mesin penggetar selama 15
menit
4. Contoh tanah yang tertahan pada tiap-tiap ayakan ditimbang beratnya.

3.3.5 Langkah Kerja Pengujian Kuat Geser

1. Contoh tanah ditimbang


2. Masukkan contoh tanah ke dalam cincin pemeriksaan yang telah terkunci menjadi
satu dan pasanglah batu berpori pada bagian atas dan bawah contoh
3. Stang penekan dipasang vertikal untuk memberi beban normal pada contoh tanah dan
diatur sehingga beban yang diterima oleh contoh tanah sama dengan beban yang
diberikan pada stang tersebut
4. Penggeser beban dipasang pada arah mendatar untuk memberi beban mendatar pada
bagian atas cincin pemeriksaan. Atur pembacaan arloji geser sehingga menunjukkan
angka nol, kemudian buka kunci pemeriksaan, lihat gambar pengujian geser
langsung,
5. Berikan beban normal pertama sesuai dengan beban yang diperlukan. Segera setelah
setelah beban pertama diberikan, istilah kotak cincin pemeriksaan dengan air sampai
menutup contoh tanah dan jagalah permukaan air tetap selama pengujian
6. Kenakan beban horizontal pada bagian atas kotak geser. Laju pergerakan harus
diantara 0,02-0,10 inchi/menit (0,51-2,54 mm/menit). Untuk setiap 10 (sepuluh)
penunjukan jarum dial deformasi horizontal, catat penunjukan dial vertikal dan
pembacaan dial pergeerakan arloji geser. Pembacaan dial arloji geser dilakukan untuk
mendapatkan beban horizontal.Prosedur pembacaan dial diteruskan dan diakhiri
sampai :
a. Pembacaan dial arloji geser mencapai maksimum dan kemudian turun
b. Pembacaan dial arloji geser mencapai maksimum dan kemudian tetap konstan
7. Pengujian dilakukan minimal dua kali, dengan beban normal pengujian kedua
besarnya dua kali beban normal pengujian pertama. Jika dilakukan tiga kali pengujian
maka beban normal ketiga besarnya tiga kali beban normal pertama. Pada tahap
pengujian diusahakan berat isi kering contoh tanah selalu sama.

Anda mungkin juga menyukai