Anda di halaman 1dari 59

KARAKTERISTIK ASPAL

Perancangan perkerasan Jalan Kelas B

Nama : MEGAWATI CAHAYA PUTRI A. TORANO


Nim : D011181701
Pengujian Penetrasi aspal

1
Standar Pengujian

 ASTM D 5 - 05
Tujuan Percobaan

 Mengerti Prosedur pengujian secara esensial


 Mampu mengukur atau menentukan nilai
penetrasi bahan bitumen secara mandiri atau
kelompok
Peralatan yang digunakan
 Alat Penetrasi yang dapat menggerakkan pemegang jarum naik turun tanpa
gesekan dan dapat mengukur presentasi sampai 0,1 mm.
 Pemegang jarum seberat (47,5 ± 0,05)gr yang dapat dilepas dengan mudah dari
alat penetrasi untuk penerangan.
 Pemberat dari (50 ± 0,05)gr dan (100 ± 0,05)gr masing-masing dipergunakan
untuk pengukuran penetrasi dengan beban 100 gr dan 200 gr.
 Jarum penetrasi dibuat dari stainlees steel mutu 440C,atau HRC 54 sampai 60.
Ujung jarum harus berbentuk kerucut terpancung dengan berat jarum 2,5 ± 0,05
gram.
 Cawan contoh terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan dasar yang
rata-rata berukuran sebagai berikut:

Penetrasi Diameter Dalam


Dibawah 200 55 mm 35 mm
200 - 300 70 mm 45 mm
Peralatan yang digunakan
 Bak pendam (Waterbath), Terdiri dari bejana dengan isi tidak kurang dari
10 liter dan dapat menhan suhu tertentu dengan ketelitian lebih kurang
0,1°C.Bejana dilengkapi dengan pelat dasar berlubang-lubang,terletak 50
mm diatas dasar bejana dan tidak kurang dari 100 mm dibawah
permukaan.
 Tempat air untuk benda uji ditempatkan dibawah alat penetrasi. Tempat
tersebut mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml,dan tinggi yang cukup
untuk merendam benda uji tanpa bergerak.
 Pengukur waktu untuk pengukuran penetrasi dengan alat otomatis,
kesalahan alat tersebut tidak boleh melebihi 0,1 detik.
 Termometer.
 Tin box.
 Oven
Bahan yang digunakan

Aspal dipanaskan perlahan-lahan serta diaduk hingga


cukup cair untuk dapat dituangkan. Pemanasan contoh
untuk ter tidak lebih dari 60°C diatas titik lembek dan
untuk bitumen tidak lebih dari 90°C diatas titik lembek.
Waktu pemanasan tidak boleh lebih dari 30 menit. Contoh
diaduk perlahan-lahan agar udara tidak masuk kedalam
contoh. Setelah contoh cair merata segera dituangkan
kedalam tempat contoh dan didiamkan hingga dingin.
Tinggi contoh dalam tempat tersebut tidak kurang dari
angka penetrasi ditambah 10 mm. Di buat 2 benda uji
( duplo ).
Flowchart alur pengerjaan
1. Sebelum Kehilangan Berat

Jarum penetrasi
Benda uji Pemberat 50g
Diletakkan dalam dibersihkan, dan
didiamkan selama diletakkan di atas
air selama 1,5 jam dipasang pada
1 jam (25°C) jarum
pemegang jarum

Pemegang jarum
Membaca Jarum diturunkan
dilepaskan
penetrometer, perlahan, angka 0 Tempat air
serentak dengan
dangan hasil yang diatur pada dipindahkan
stopwatch (5±1
dibulatkan penetrometer
detik)

Jarum dilepaskan Tidak dilakukan


dari pemegang kurang dari 3 kali
Flowchart alur pengerjaan
2. Setelah Kehilangan Berat

Jarum penetrasi
Benda uji
Dimasukkan dalam Diletakkan dalam dibersihkan, dan
didiamkan selama
oven (2jam) air selama 1,5 jam dipasang pada
1 jam (25°C)
pemegang jarum

Pemegang jarum
Jarum diturunkan
dilepaskan Pemberat 50g
perlahan, angka 0 Tempat air
serentak dengan diletakkan di atas
diatur pada dipindahkan
stopwatch (5±1 jarum
penetrometer
detik)

Membaca
penetrometer, Jarum dilepaskan Tidak dilakukan
dangan hasil yang dari pemegang kurang dari 3 kali
dibulatkan
Simulasi data
Interpretasi

Dari hasil praktikum yang telah di lakukan dapat di simpulkan


bahwa aspal yang diuji hasil penetrasinya berada di dalam rentan
0-49 dimana toleransinya 2. Karena aspal yang digunakan untuk
aspal yaitu pen 60 – 70 , maka aspal tersebut seharusnya berada
di rentang tersebut, karena faktor suhu atau terdapat gelembung
pada aspal maka memungkinkan hasil data yang tidak sesuai.
Dimana aspal yang penetrasinya rendah  cocok digunakan untuk
daerah dengan cuaca yang panas serta bervolume lalu lintas
tinggi, sedangkan untuk yang penetrasinya tinggi digunakan
untuk daerah bercuaca dingin dan bervolume lalulintas rendah.
Penurunan berat aspal
2
Standar Pengujian

  SNI 06-2440-1991
Tujuan Percobaan

 Setelah Pemeriksaan ini, diharapkan


Mahasiswa mampu menetapkan penurunan
berat aspal dengan cara pemanasan dan tebal
tertentu, yang dinyatakan dalam persen berat
semula.
Peralatan yang digunakan
 Termometer
 Oven yang dilengkapi dengan :
Pengatur suhu untuk memanasi sampai (180 ± 1)°C
Pinggan logam berdiameter 25 cm, menggantung
dalam oven pada poros vertikal dan berputar dengan
kecepatan 5 sampai 6 putaran per menit.
 Cawan Logam atau gelas berbentuk silinder, dengan
dasar yang rata.Ukuran dalam diameter 55 mm dan
tinggi 35 mm.
 Neraca analitik, dengan kapasitas (200 ± 0,001) gram.
Bahan yang digunakan

 Contoh minyak atau aspal diaduk serta


dipanaskan bila perlu untuk mendapatkan
campuran yang merata.
 Contoh dituangkan kedalam cawan kira-kira
(50,0 ± 0,5) gram dan setelah dingin
ditimbang dengan ketelitian 0,01 gram.
 Benda uji yang diperiksa harus bebas air.
 Benda uji disiapkan dalam bentuk ganda
(duplo)
Flowchart alur pengerjaan

Benda uji
dilletakkan di Termometer Benda uji diambil
pinggan setelah diletakkan pada dari oven setelah 2
oven mencapai dudukannya jam
163±1°C

Didinginkan dalam
Ditimbang dengan
suhu ruangan
ketelitian 0,01 gram
selama 1,5 jam
Simulasi data
Interpretasi

Menurut SNI 06-2440-1991, syarat maksimum


kehilangan berat untuk aspal penetrasi 60/70
adalah 0,8 %. Sehingga aspal diatas memenuhi
syarat untuk digunakan dalam campuran aspal.
Pengujian Berat jenis aspal

3
Standar Pengujian

 AASHTO T – 49 – 69 – 1990
Tujuan Percobaan

 Melakukan sendiri pemeriksaan dengan


menggunakan alat piknometer dengan benar
 Menentukan nilai berat jenis aspal
Peralatan yang digunakan

 Termometer
 Bak perendam yang dilengkapi pengatur suhu
dengan ketelitian (25±0,1)°C.
 Piknometer
 Air suling sebanyak 1000 cm3.
 Bejana gelas
Bahan yang digunakan

 Contoh bitumen keras atau ter (aspal)


sejumlah 50 gr dipanaskan sampai menjadi
cair dan di aduk untuk mencegah pemanasan
setempat.
 Contoh (benda uji) dituangkan kedalam
piknometer yang telah kering hingga terisi ¾
bagian.
Flowchart alur pengerjaan

Bejana diangkat dari bak


Piknometer dibersihkan
Bejana diisi air suling Direndam dan dijepit perendam dan
dan ditimbang dengan
pada suhu 25°C piknometer diisi dengan
ketelitian 1 mg
air suling lalu ditutup

Piknometer dikeringkan
Benda uji dituang dalam Piknometer diletakkan
dengan lap, lalu Didiamkan selama 30
piknometer hinggan ¾ dalam bejana dan
ditimbang dengan menit
bagian ditutup
ketelitian 1 mg

Bejana dimasukkan
Piknometer didiamkan Bejana diangkat dari bak
Diisi dengan air suling, dalam bejana selama 30
hingga dingin selama 40 perendam, lalu
dibiarkan menit, diangkat,
menit diletakkan piknometer
dikeringkan
Simulasi data
Interpretasi

Berat jenis bitumen atau ter adalah perbandingan antara berat bitumen

atau ter terhadap berat jenis suling dengan isi yang

sama pada suhu ter tentu yaitu dilakukan dengan cara menggantikan berat

air dengan berat bitumen atau ter dalam wadah yang sama. Berat jenis dari

bitumen sangat tergantung pada nilai penetrasi dan suhu dari bitumen

itu sendiri. Penentuan berat jenis aspal dilakukan dengan melakukan perban

dingan antara berat yang diukur dengan berat benda didalam air. 


Pengujian titik lembek aspal

4
Standar Pengujian

   SNI 06 – 2434 – 1991 cara uji titik lembek


ring and ball
Tujuan Percobaan

 Mengerti prosedure pengujian secara esensial


 Mampu mengukur / menentukan nilai / suhu
titik lembek aspal
Peralatan yang digunakan

 Termometer
 Cincin kuningan
 Bola baja diameter 9,53 mm; berat 3,45 sampai
3,55 gram.
 Bejana gelas tahan pemanasan mendadak dengan
diameter 8,5 cm tinggi sekurang-kurangnya 12 cm
 Dudukan benda uji
 Alat pengarah bola.
 Penjepit
Bahan yang digunakan

 Contoh
  dipanaskan perlahan – lahan sambil diaduk terus menerus sampai
cair merata. Pemanasn disertai pengadukan dilakukan agar
gelembunggelembung udara tidak masuk. Suhu pemanasan ter tidak
melebihi 56C diatas titik lembek dan untuk aspal tidak melebihi 111°C
diatas titik lembek.Waktu pemanasan untuk ter tidak melebihi 30 menit
sedangkan aspal tidak melebihi 2 jam.
 Sebelum contoh dituang kedalam 2 buah cincin,kedua cincin harus
dipanaskan sampai mencapai suhu tuang contoh dan letakkan kedua
cincin diatas pelat kuningan yang diberi lapisan dari campuran talk &
sabun.
 Contoh dituang kedalam 2 buah cincin. Setelah itu didiamkan pada suhu
sekurang-kurangnya 8°C selama 30 menit. Setelah dingin ratakan
permukaannya dengan pisau yang telah dipanaskan.
Flowchart alur pengerjaan

Ternometer
Benda uji diletakkan Bejana diisi dengan
diletakkan di antara
di dudukannya air sulling
ke dua benda uji

Bejana dipanaskan Bola baja bersuhu


Jarak antara pelat
dengan kecepatan 5°C diletakkan di
diatur menjadi 25,4
pemanasan 5°C per atas dan ditengah
mm
menit. permukaan

Untuk 3 menit
pertama tidak boleh
0,5°C
Simulasi data
Interpretasi

Pengujian titik Lembek ini merupakan salah satu cara untuk

mengetahui kapan aspal  mulai melembek dan digunakan dalam

mengelompokan aspal yang nantinya akan digunakan dalam

medesign perkerasan jalan/ aspal suhu berapa yang cocok

digunakan dalam campuran dan dengan suhu lingkungan

semakin besar titik lembek, semakin besar nilai penetrasinya

maka semakin tinggi nilai daktalitas / atau titik lembek


Pengujian titik nyala dan titik
bakar aspal

5
Standar Pengujian

 SNI 06 -2433 – 1991 tentang metoda


pengujian titik nyala.
Tujuan Percobaan

 Mengerti prosedur pengujian secara esensial


 Mampu mengukur / menentukan nilai / suhu
titik nyala dan titik bakae aspal.
Peralatan yang digunakan
 Termometer
 Cawan kuningan
 Sumber pemanasan
 Pembakaran gas atau tungku listrik,atau pembakar alkohol yang tidak
menimbulkan asap atau nyala disekitar bagian atas cawan.
 Pelat pemanas, terdiri dari logam untuk meletakkan cawan, dan bagian
atas dilapisi seluruhnya oleh asbes setebal 0,6 cm.
 Penahan angin, alat yang menahan angin apabila digunakan nyala sebagai
pemanasan.
 Nyala penguji yang dapat diatur dan memberikan nyala dengan diameter
3,2 sampai 4,8 mm dengan panjang tabung 7,5 cm
Bahan yang digunakan
Contoh dipanaskan antara 148,9°C dan 176°C, sampai cukup cair. Kemudian
dituang ke cawan sampai garis dan gelembung udara yang ada pada
permukaan cairan dihilangkan (dipecahkan).
Flowchart alur pengerjaan

Nyala penguji dengan


Ternometer diletakkan di
Cawan diletakkan di atas poros diletakkan pada Penahan angin diletakkan
antara ke dua benda uji
pelat pemanas jarak 7,5 cm dari titik di depan nyala penguji
denagn jarak 6,4 mm
cawan

Nyala penguji diputar


Pekerjaan tersebut Diatur pada kecepatan
sehingga melalui Sumber pemanas
dilanjutkan sampai pemanasan 5-6°C per
permukaan cawan dalam dinyalakn dan diatur
terlihat nyala singkat menit
waktu satu detik.

Pekerjaan dilanjutkan
samapi nyala agak Dibaca suhu dan dicatat
berkurang selama 5 detik
Simulasi data
Interpretasi

Berdasarkan hasil yang telah dilaksanakan, maka

disimpulkan bahwa titik nyala terjadi pada pada

sampel yang di panaskan terjadi pada saat suhu

mencapai 260℉ dan titik bakar terjadi pada suhu

290℉. Titik nyala dan titik bakar tersebut memenuhi

standar yang berlaku untuk angka toleransi suhu.


Viscositas bahan-bahan
bitumen
6
Standar Pengujian

 SNI – 03-6721-2002
Tujuan Percobaan

 Mahasiswa mampu dan mengerti


menggunakan alat saybolt
 Mahasiswa dapat menentukan viscositas
bitumen keras
Peralatan yang digunakan
 Saybolt Viscosimeter dan bak perendam
 Penyumbat lubang tabung viscosimeter
 Dudukan atau penyangga termometer
 Saringan dengan ukuran saringan no. 100
 Labu penampung
 Alat pencatat waktu
Bahan yang digunakan
 Sampel adalah contoh uji sebanyak 120 ml
 Panaskan contoh, yang kental dan sulit untuk dituang, beberapa menit
sampai dapat dituang
Flowchart alur pengerjaan

Aduk contoh hingga


Masukkan ke tabung
merata kemudian
Siapkan bak perendam viscometer sampai
saring contoh melalui
pinggir atas tabung
saringan

Aduk contoh
Copot gabus
Ambil contoh berlebih viscometer dengan
viscometer, dan
dengan penyedot termometer viscometer
nyalakan pencatat
sampai batas overflow dengan kecepatan 30 –
waktu
50 per menit

Matikan pencatat
waktu apabila contoh Tutup lubang
Caat waktu alir
tepat pada batas 60 ml viscometer
labu viscometer
Simulasi data

-   Waktu(120oC) = 16 menit 17 detik =  970 detik


-   Waktu(140oC)= 14 menit 1 detik     = 845 detik
-   Waktu (160oC)= 6 menit 25 detik    = 375 detik
-   Waktu (180oC) = 1 menit  3 detik     = 63 detik
            Setelah waktu detik didapat dan dirobah menjadi  kedalam C(cst)
                                    C(cst)    = Waktu detik x 2,18
                        Suhu 120oC      = 970 x 2,18 = 2114,6
                        Suhu 140oC      = 845 x 2,18 = 1842,1
                        Suhu 160oC      = 375 x 2,18  = 817,5
                        Suhu 180oC      = 63 x 2,18     = 137,5
Interpretasi

Suhu rendah (dingin) aspal akan beku, namun, jika suhu naik

atau tinggi aspal akan mengental atau bahkan sampai,

kekentalan dapat kita ketahui dengan semakin sedikitnya waktu

yang dibutuhkan , untuk mengeluarkan aspal dari lubang. Pada

Alat viskositas saybolt tersebut dengan kenaikan suhu yang

ditentukan, berarti semakin tinggi suhu aspal tsb juga akan

semakin cair.
DAKTALITAS BAHAN-BAHAN
BITUMEN
7
Standar Pengujian

 AASHTO T 51-74
 ASTM D-113-69
Tujuan Percobaan
 Pemeriksaan ini bertujuan untuk menguji kekuatan tarik
bahan bitumen dengan cara mengukur jarak terpanjang
yang dapat diterik antara dua cetakan yang berisi
bitumen keras sebelum putus pada suhu, pada suhu dan
kecepatan tarik tertentu.
Setelah melakukan praktikum ini,diharapkan mahasiswa
mampu :
 Menyiapkan bahan bitumen pada cetakan daktalitas
 Menjalankan dan mengerti mesin uji daktalitas dengan
benar
 Menentukan harga daktalitas dengan tepat
Peralatan yang digunakan
 Cetakan kuningan
 Plat alas cetakan
 Bak perendam
 Mesin uji yang dapat menjaga sampe l tetap terendam dan tidak
menimbulkan getaran selama pemeriksaan
 Alat pemanas, untuk mencairkan bitumen keras
 Methyl alkohol teknik dan sodium klorida teknik
Bahan yang digunakan
 Aspal
 Dekstrin/Gliserin/amalgam
 Methanol
Flowchart alur pengerjaan

Pasang cetakan jalankan mesin uji secara


Sampel Didiamkan pada
daktalitas yang telah teratur dengan
suhu 25°C selama 85 –
terisi sampel pada alat kecepatan 5cm/menit
95 menit
mesin uji sampai sampel putus.

Percobaan harus
terendam sekurang- Bacalah jarak antara
kurangnya 2.5 cm pemegang cetakan, pada
dibawah permukaan air saat sampel putus.
dan suhu dipertahankan
Simulasi data
Interpretasi

Tingkat kekenyalan aspal berdasar nilai


daktalitasnya :
 Kecil 100 cm                 = Getas1
 00 – 200 cm                 = Plastis
 Besar 200 cm                = Sangat plastis
Benda uji dikategorikan dalam keadaan plastis
dan dapat digunakan sebagai sebagai bahan
perkerasan jalan.

Anda mungkin juga menyukai