Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENELITIAN

PENGUJIAN SEMEN
“Dirangkum dari Video Youtube M. Mirza Abdillah Pratama”
OLEH : ELDISYA MARTHA JEBATU

NIM : 19.B1.0071

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dapat

menyelesaikan tugas penulisan laporan ini dengan baik sesuai dengan yang

diharapkan. Laporan penelitian ini merupakan rangkuman hasil penelitian semen

yang dilakukan oleh M. Mirzah Abdilah Pratama, Mahasiswa Teknik Sipil

Universitas Negeri Malang pada laman youtube

(https://www.youtube.com/watch?v=-_e8hoaH8mY).

Pengujian kualitas semen sebagai bahan bangunan perlu untuk dilakukan.

Hal ini tentu menjadi penting karena hampir semua campuran bahan bangunan

membutuhkan semen sebagai bahan perekat yang utama. Untuk itu, salah satu hal

yang dapat dilakukan adalah dengan pengujian mutu semen sebelum digunakan,

Dalam laporan penelitian ini, penulis akan menyajikan langkah-langkah

yang dilakukan untuk meneliti kualitas semen yang baik dan benar. Semoga

laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya, dan para

pelajar yang mempelajari bidang konstruksi.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

BAB I UJI BERAT JENIS SEMEN...............................................................................................1

BAB II UJI KONSISTENSI NORMAL

DAN WAKTU IKAT AWAL SEMEN...............................................................................8

BAB III UJI KEHALUSAN SEMEN..........................................................................................17

BAB IV UJI KEKEKALAN BENTUK SEMEN........................................................................21

iii
BAB I

UJI BERAT JENIS SEMEN

1. MAKSUD DAN TUJUAN

Berat jenis semen merupakan perbanndingan antara berat jenis semen


dengan volume untuk mendapatkan mutu beton yang diinginkan.
Berdasarkan etentuan SNI, berat jenis semen normala adalah ± 3,1 – 3,3.
Pengujian berat semen penting dilakukan untuk mengetahui kelembapan
udara sehingga mampu menahan beban berat.

II. ALAT DAN BAHAN


Tabel Alat dan Bahan

NO
ALAT KETERANGAN
.

Timbangan
digunakan untuk
1
mengukur massa
semen.

NO
ALAT KETERANGAN
.

1
Tabung Le
Chatelier untuk
mengukur
ketetapan
kesetimbangan.
2

Thermometer
yang digunakan
untuk mengukur
suhu.

Gelas Ukur
untuk mengukur
volume benda
cair yang
digunakan.

NO
ALAT KETERANGAN
.

2
Corong kaca
digunakan untuk
membantu
memindahkan
sampel dari satu
wadah ke wadah
lainnya agar
5 tidak tumpah.

6 Semen Portland
yang akan diuji.

Larutan kerosin
(minyak tanah).

NO
ALAT KETERANGAN
.

3
8 Es batu
digunakan untuk
menjaga
kestabilan suhu.

Air yang
digunakan untuk
campuran semen
dan larutan
kerosin.
9.

III. PROSEDUR PELAKSANAAN PENGUJIAN


1. Mengisi tabung Le Chatalier dengan kerosin hingga mencapai skala satu
(1).

2. Memasukkan botol yang


telah terisi kerosin ke dalam gelas ukur yang telah berisi air dengan suhu

4
20oC. Bila suhu campuran air dan kerosin turun, maka kerosin tetap harus
ditambahkan hingga suhu 20oC.

3. Mencatat skala pada botol sebagai V1

4. Memasukan semen
sebanyak 64 gram ke
dalam botol.

5
5. Hindari semen melekat pada dinding botol kaca.

6. Setelah semen dimasukan ke dalam botol, botol diputar dengan posisi


miring secara perlahan agar gelombang udara tidak timbul pada permukaan
botol.

6
7. Membaca skala pada botol sebagai V2 dan menganalisis nilai berat jenis
semen dengan persamaan

W ×d
BJ=
(V 2−V 1)

Keterangan: BJ : Berat jenis semen Portland (gram/ml)


W : Berat semen Portland (gram)
V1 : Volume awal (ml)
V2 : Volume akhir (ml)
d : Massa jenis air pada suhu ruang tetap 4oC (1 gram/ml)

IV. KESIMPULAN
- SNI I5-2531-1991 mensyaratkan berat jenis semen Portland berkisar
3,05 – 3,25.
- ASTM C-188 mensyaratkan berat jenis semen Portland berkisar 3,15.

V. DAFTAR PUSTAKA

7
Berat jenis semen, https://www.anakteknik.co.id/a/rifkimuchni22/Yuk-
Ketahui-Lebih-Jauh-Tentang-Berat-Jenis-Semen, diunduh pada 25
Maret 2020, pukul 11.26 WIB.
BAB II

UJI KONSISTENSI NORMAL

DAN WAKTU IKAT AWAL SEMEN

I. MAKSUD DAN TUJUAN

Waktu ikat awal semen adalah jangka waktu yang diperlukan selama
proses dari awal pengukuran pada konsistensi normal sampai pasta
kehilangan sebagian sifat plastis. Pasta semen yang dimaksud merupakan
campuran semen dan air yang membentuk bubur semen secara bertahap
menjadi kurang plastis dan akhirnya mengeras. Tahap pertama ini dicapai
ketika pasta cukup kaku untuk menahan tekanan.

Secara umum waktu ikat semen dibagi menjadi dua yakni waktu ikat
awal (initial setting time) dan waktu ikat akhir (final setting time). Waktu
ikat awal dimulai sejak pencampuran air dan semen hingga semen
kehilangan sifat keplastisannya. Sementara, waktu ikat akhir semen adalah
waktu yang diperlukan pasta untuk menjadi massa yang keras. Pada semen
Portland waktu ikat awal tidak kurang dari 60 menit, dan waktu ikat akhir
tidak lebih dari 480 menit (8 jam).

Waktu ikat awal yang cukup lama diperlukan untuk pekerjan beton
seperti waktu transportasi, penuangan, pemadatan, dan pemerataan
permukaan. Proses ini disertai dengan perubahan suhu dan mencapai
puncaknya pada waktu ikat akhir. Waktu ikat pendek, suhu dapat
mencapai 30oC yang dipengaruhi oleh jumlah air dan suhu lingkungan.

Tujuan percobaan uji ikat awal semen adalah untuk menentukan


waktu pengikatan permulaan semen Portland komposit (keadaan
konsistensi normal) dengan alat vikat.

8
II. ALAT DAN BAHAN
Tabel Alat dan Bahan Pengujian
Konsistensi Normal dan Waktu Ikat Semen

NO.
ALAT KETERANGAN
Timbangan untuk
menimbang massa
semen.

2 Termometer untuk
mengukur suhu.

9
NO. ALAT KETERANGAN
Mangkok porselen
dan kuas sebagai
alat untuk
mengaduk.

Cincim Ebonit
digunakan sebagai
wadah pasta semen
selama pengujian.

5 Gelas ukur 100 c


untuk mengukur
voleme suatu zat.

10
NO. ALAT KETERANGAN
Alat Vicat dan
jarum yang
digunakan untuk
mengukur waktu
6 ikat semen.

7 Plat kaca dengan


ukuran 15 x 15 x
0,5 cm sebagai
wadap penutup
cincin ebonit.

8 Sendok pengaduk
yang digunakan
untuk mengaduk
dan meratakan
pasta semen.

Stopwatch
digunakan untuk
menghitung waktu.
9

11
NO BAHAN KETERANGAN
Semen Portland
sebagai sampel
pengujian.

III. PROSEDUR PELAKSANAAN PENGUJIAN

Berikut prosedur pelaksanaan penelitian yang dilakukan:

1. Memasang jarum vicat berdiameter 10 mm.

2. Pastikan jarum vicat dipastikan mengenai bibir atas cincin


ebonit, dan penunjuk skala harus dipaskan pada posisi 0 mm.

12
3. Mengoleskan bagian dalam cincin ebonite dengan oli.

4. Menimbang semen 300 gram, disiapkan 3 batch.

5. Mempersiapkan air dengan persentase berat air terhadap berat


semen sebesar 27, 28, dan 29 %.

13
6. Mengaduk semen dengan air selama 3 menit hingga diperoleh
campuran yang plastis.

7. Menuangkan pasta semen ke dalam cincin ebonit hingga penuh.

8. Memadatkan dan meratakan pasta semen dengan mengetuk-


ngetuk secara perlahan untuk menghilangkan rongga udara.

14
9. Memindahkan dan memasang plat kaca + cincin ebonit pada alat
vicat. Kemudian, pastikan bahwa alat vicat tersebut telah siap
digunakan.

10. Mencatat penurunan jarum pada detik ke-30 setelah dilepaskan.

15
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan sandar pengujian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Waktu pengikatan awal untuk segala macam semen tidak boleh
kurang dari 60 menit (NI-8, 1965, hal. 11) dan waktu pengikatan
awal semen tipe I, II, III IV, dan V minimum sebesar 45 menit
dan akhir maksimum sebesar 8 jam (SII, 00 13-81 dan ASTM. C-
150).
2. Suhu alat dan bahan 20o C – 27,5o C(NI-8, 1965, hal. 19).
3. Suhu air yang digunakan harus berada antara 23 oC ± 2oC (NI-
8,1965, hal. 19).
4. Kelembapan udara relative dalam suhu ruangan tidak kurang dari
50% (NI-8,1965, hal. 19).
5. Air yang digunakan harus dapat diminum yakni terbebas dari zat
kimia berbahaya, bersih dari kotoran organis, minyak-minyak,
garam, dan zat lainnya yang dapat mempengaruhi proses
pengikatan awal.
6. ASTM C 191 mengatur prosedur pengujian waktu ikat semen
dengan menggunakan alat vicat.

V. DAFTAR PUSTAKA

Waktu ikat awal semen, https:/scribd.com/document/386824435/2-2-


waktu-ikat-semen, diunduh pada 28 Maret 2020, pukul 20.30 WIB.

16
BAB III

UJI KEKEKALAN BENTUK SEMEN

I. MAKSUD DAN TUJUAN


Kekekalan pasta semen merupakam suatu ukuran yang digunakan
untuk menyatakan kemampuan pengembangan bahan-bahan yang
dicampurkan serta kemampuannya dalam mempertahankan volume
setelah waktu pengikatan. Secara umum kekekalan semen menjadi
berkurang dipengaruhi kandungan kapur dan magnesia.
Dengan melakukan penelitian ini, kita dapat mengetahui kualitas
semen yang ingin digunakan untuk menahan beban tertentu. Kualitas
semn yang baik ialah memilki kekekalan bentuk yang besar, sehingga
tidak mudah roboh.

II. ALAT DAN BAHAN


Tabel Alat dan Bahan Uji Kekekalan Bentuk Semen

NO. ALAT KETERANGAN


1 Neraca dengan
ketelitian 0,1% dari
berat semen.

17
NO
ALAT KETERANGAN
Gelas ukur yang
digunakan untuk
mengukur volume
2 zat cair.

Kaca dengan ukuran


15x 15 cm dengan
ketembalan 3 mm.
3

Pen/Spatula yang
digunakan untuk
meratakan pasta
semen.
4

Cawan yang
digunakan sebagai
wadah.
5

18
NO. BAHAN KETERANGAN
Semen dengan
massa 650 gram
digunakan sebagai
6
sampel.

III. PROSEDUR PELAKSANAAN PENGUJIAN


1. Membentuk pasta semen dengan campuran antara semen dan air
dalam pengaduk selama 3 menit.

2. Mengambil sekepal pasta semen dan membentuk kue semen di atas


kaca dengan bentuk lingkaran berdiameter 12 cm dan tebal 13 mm.

IV. KESIMPULAN

19
Kesimpulan diperoleh berdasarkan standar pengujian yang telah
ditetapkan yakni:

1. ASTM C mensyaratkan perubahan bentuk fisik (pemuaian)


yang diizinkan adalah 0,11 – 1,94 %. SNI 15-2049-2004
mensyaratkan pemuaian maksimal yang terjadi adalah 0,80%.
2. Kue semen tidak menunjukam gejala keretakan, patah atau
perubahan bentuk lain (PBI NI-8 1965, hal. 11 dan SK SNI S-
045-1989-F)

V. DAFTAR PUSTAKA
Pengujian kekekalan bentuk semen,
https://www.scribd.com/document/411253390/JOB-4-Kekekalan-
Semen-Dengan-Metode-Kue-Rebus, diunduh pada 29 Maret 2020,
pukul 00.18 WIB.

BAB IV

20
UJI KEHALUSAN SEMEN
I. MAKSUD DAN TUJUAN

Kehalusan semen Portland merupakan faktor yang memengaruhi


kecepatan reaksi antara partikel semen dengan air. Semakin halus butiran
semen Portland, maka reaksi hidrasi semen akan menjadi lebih cepat,
karena hidrasi dimulai dari permukaan semen. Hal ini sebanding dengan
semakin besar luas permukan semen, maka semakin besar pula proses
pengikatan dan pengerasan semen.

II. ALAT DAN BAHAN

Tabel Alat dan Bahan Pengujian Kehalusan Semen

NO. ALAT KETERANGAN


Saringan dengan nomor
100 dan 200.

Spatula/pen/sendok yang
digunakan untuk
mengaduk dan
meratakan bahan.
2

NO. ALAT KETERANGAN


3 Timbangan atau neraca

21
untuk mengetahui massa
bahan semen yang diuji
dengan ketelitian 0,1 %.

Cawan dan kuas untuk


membersihkan wadah
dan butiran semen yang
4
masih tertinggal di
saringan.

Cawan sebagai tempat


penyaringan.

NO BAHAN KETERANGAN
Semen Portland sebagain
bahan percobaan.

III. PROSEDUR PELAKSANAAN PENGUJIAN


1. Mempersiapkan dan mneyusun saringan, dengan urutan saringan
nomor 100, 200, dan pan.

22
2. Menimbang 50 gram semen sebagai benda uji (B).

3. Memasukkan semen ke dalam saringan dan menutup susunan saringan


untuk menghindari kehilangan berat.

23
4. Mengayak secara manual selama 3-4 menit.

5. Melepaskan saringan nomor 100 dan mengetuk-ngetuk saringan tersebut


sehingga butiran tertahan dapat turun ke saringan nomor 200.

6. Menutup kembali saringan nomor 200 dan meanjutkan proses penyaringan


selama 10 menit.

24
7. Memindahkan butiran semen yang tertahan di tiap saringan ke dalam
cawan, kuas dapat membantu mmebersihkan butiran semen yang tersisa.

IV. KESIMPULAN

Kesimpulan diperoleh dengan standar pengujian:

1. ASTM C 786 menjelaskan prosedur pengujian kehalusan butir


semen dengan metode basah.

V. DAFTAR PUSTAKA

Pengujian kehalusan semen (online) diunduh dari laman,


https://www.scribd.com/document/34520805/2-1-Pengujian-
Kehalusan-Semen-Portland, pada 29 Maret 2020, pukul 01.08 WIB.

25

Anda mungkin juga menyukai