Volume 2 No. 1
Maret 2023
Semen Portland adalah hasil industry dari paduan bahan baku batu
kapur/gamping dan lempung/tanah liat atau bahan pengganti lainnya dengan
hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk/bulk. Bahan baku tersebut dibakar
sampai meleleh, sebagian untuk membentuk klinkernya, kemudian dihancurkan
dan ditambah dengan gips (gypsum) dalam jumlah yang sesuai. Komponen
utama semen Portland yaitu batu kapur yang mengandung C₂O dan lempung
yang komponen SiO₂ (silika), AL₂O₃ (Oksida Alumina) dan Fe₂O₃ (Oksida Besi).
Dibuat dari hasil penggilingan bersama-sama terak semen Portland dan gyps
dengan satu atau lebih bahan anorganik atau hasil pencampuran antara
bubuk semen Portland dengan bubuk bahan anorganik lain antara lain terak
tanur tinggi (blast furnace slag), pozzolan, senyawa silicat, batu kapur dengan
kadar total bahan organic 6% - 35% dari berat total campurannya.
A. Sifat Fisik
1. Pengikatan dan pengerasan (setting time dan hardening);
• Waktu Ikat Awal, adalah waktu dari campuran semen dan air sampai
saat kehilangan sifat keplastisannya;
• Waktu Ikat Akhir, waktu dari campuran yang berbentuk pasta berubah
menjadi massa yang keras.
2. Ketahanan terhadap sulfat dan asam;
3. Kehalusan semen;
4. Kuat Tekan (Compressive Strength); dan
5. Panas Hidrasi.
B. Sifat Kimia
1. Lime Saturated Factor, batasan tidak tercampur bahan alami lainnya;
2. Batas kandungan Magnesium Oksida (MgO);
3. Batas kandungan SO₃;
4. Batas hilang fijar (Loss in Ignition);
5. Batas residu tak larut;
6. Batas kandungan Alkali (Na₂O dan K₂O);
7. Batas mineral compound (C₃S, C₂S, C₃A, C₄AF);
Untuk lebih jelas sebagai pedoman, maka sebelumnya kita baca terlebih dahulu
SNI 2049 : 2015 Semen Portland, terkait pengujian yang akan kita lakukan
silahkan buka dan print halaman 111 sampai dengan 125. Disini saya hanya akan
menjelaskan terkait uji Berat Isi Semen, Modulus Kehalusan Semen dan Uji Vicat
Test Semen dimana saya melihat terdapat beberapa kesalahpahaman dari
teknisi laboratorium dalam memahami pedoman standar ataupun SNI.
Halaman 3 dari 4
• Lakukan persiapan contoh uji dengan cara perempatan dan siapkan
contoh uji sebanyak 2 pan untuk pengujian;
• Timbang dan catat massa contoh uji beserta pan dengan ketentuan
massa minimum contoh uji adalah 300 gram;
• Timbang dan catat massa contoh uji yang tertahan pada masing-masing
saringan lalu hitung nilai gradasi dan modulus kehalusannya.
Uji Vicat Test Semen adalah alat untuk mengetahui pengikatan semen.
Dengan uji vicat test dapat diketahui nilai konsistensi normal semen, waktu
ikat awal semen dan waktu ikat akhir semen dimana waktu pengikatan paling
cepat 45 menit dan paling lambat 600 menit.
b. Tujuan Uji Waktu Ikat Awal Semen adalah untuk mengetahui waktu yang
diperlukan semen untuk bereaksi melakukan pengikatan (setting time)
ketika bercampur dengan air. Ketentuan waktu ikat awal adalah dengan
menggunakan uji Vicat Test, dihitung pada penurunan 25 ± 1 mm;
c. Tujuan Uji Waktu Ikat Akhir Semen adalah untuk mengetahui waktu yang
diperlukan semen untuk mengalami pengerasan.
Dalam hal ini urutan kerja dalam uji Vicat Test adalah terlebih dahulu kita uji
konsistensi normal semennya terlebih dahulu untuk mengetahui berapa
jumlah air pencampur agar pasta semen konsisten secara normal setelah itu
baru kita lakukan uji waktu ikat awal semen dan waktu ikat akhir semen.
Halaman 4 dari 4