8.8 Jika contoh uji sebelumnya telah diuji dengan Metode Uji C 117, tambahkan massa
lolos saringan 75 µm (No. 200) sesuai dengan metode tersebut kepada massa yang lolos
saringan 75 µm (No. 200) dengan penyaringan kering dari contoh uji yang sama pada
metode ini.
9 Perhitungan
9.1 Persentase lolos, persentase total tertahan, atau persentase dalam berbagai fraksi
dihitung sampai mendekati 0,1% berdasarkan massa awal dari total contoh uji kering. Jika
contoh uji yang sama telah diuji dengan metode C 117 terlebih dahulu, termasuk massa
material lolos saringan 0,075 mm (No. 200) dengan pencucian dalam perhitungan analisis
saringan dan gunakan massa total contoh uji sebelum pencucian dalam metode uji C 117
sebagai dasar untuk perhitungan semua persentase.
9.1.1 Apabila contoh diuji sesuai butir 7.6, massa dari bagian yang tertahan pada setiap
saringan dijumlahkan total dan gunakan massa tersebut untuk memperhitungkan persentase
sesuai butir 9.1.
10 Laporan
10.1 Tergantung pada format dari spesifikasi yang digunakan untuk pengujian bahan,
laporan harus meliputi salah satu dari berikut ini:
10.2 Laporkan persentase sampai mendekati angka bulat, kecuali jika persentase yang
lolos dari saringan 0,075 mm (No. 200) kurang dari 10% harus dilaporkan sampai mendekati
0,1%.
11.1 Ketelitian, estimasi ketelitian pada metode uji ini tercantum pada Tabel 3. Estimasi
tersebut berdasarkan hasil dari AASHTO Materials Reference Laboratory Proficiency Sample
Program, dengan dilakukan pengujian yang menggunakan metode uji ASTM C 136 dan
metode uji AASHTO T 27. Data hasil uji berdasarkan analisis dari 65 laboratorium sampai
233 laboratorium yang diuji 18 pasang contoh uji profisiensi agregat kasar dan hasil uji dari
74 laboratorium sampai 222 laboratorium yang diuji 17 pasang contoh uji profisiensi agregat
halus (Contoh uji No.21 sampai No.90). Nilai pada tabel diberikan untuk hasil yang berbeda
dari total persentase agregat yang lolos saringan.
7 dari 16
© BSN 2012