PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semen Portland adalah salah satu hasil pembuatan yang didapat karena
bersatunya suatu campuran dari kapur (CaCO 3) dan tanah liat dalam
perbandingan 4:1, yang dipijarkan hingga lebur dan berubah menjadi suatu
massa seperti batu. Setelah dingin batu-batu ini kemudian dipecah dengan
mesin menjadi potongan-potongan kecil, seterusnya digiling hingga menjadi
tepung yang sangat halus dan selanjutnya diayak.
Semen dinamakan juga semen hidrolik, dan pengikat serta pengerasan dari
semen hanya terjadi karena adanya air. Air disini diperlukan untuk
melangsungkan reaksi-reaksi kimia sehingga menghasilkan senyawa-senyawa
hidrat yang dapat mengeras.
Semen Portland yang selanjutnya disebut dengan nama semen adalah
serbuk yang sangat halus berwarna abu-abu atau coklat dari kristal silikat,
kalsium dan alumunium sangat halus berwarna abu-abu atau coklat abu-abu
kehijauan, terutama terdiri dari kristal silikat, kalsium, dan alumunium.
Bahan-bahan dasar pembuatan semen dipergunakan bermacam-macam
batuan, misalnya : batu kapur, tanah liat, pasir dan sebagainya yang
didalamnya terkandung senyawa kapur (CaO), silica (Al 2O3), aluminium
(SiO2), oxid besi (F2eO3), karbonat magnesium (MgCO3), juga terdapat dalam
jumlah yang kecil sebagai pengotoran.
Semen Portland yang baik mengandung rata-rata :
Kapur (CaO).............................58 - 65%
Asam silikat..............................20 - 26%
Aluminium (Al2O3) ......................5 - 9%
Oxid besi (Fe2O3)..........................1 - 5%
Magnesia (MgO)...........................1 - 4%
Dan bahan-bahan lain atau unsur lain yang boleh terkandung
Asam belerang (Al2SO4 ).............0 - 2%
K2O.........................................0,4 - 0,9%
Na2O........................................0,2 - 0,5%
Mn2O3............................................0 - 3%
TiO2 ...........................................0,1 - 3%
SO3 (Trioxida Belerang)..........0,95 - 2%
S (Belerang)..................................0 - 2%
P2O5 ..............................................0 - 1%
Bagian yang tak larut.................0,2 - 3%
Hilang pijar................................0,5 - 3%
2. Sifat-sifat semen
a. Warna
Semen Portland dalam keadaan tanpa tercampur bahan-bahan lain,
berwarna abu-abu kehijauan dan setelah membatu menjadi abu-abu
kebiruan.
b. Berat Jenisnya
Semen Portland dalam keadaan membatu mempunyai berat jenis
yang berlainan, tergantung kadar kapurnya dan ketelitian waktu
pembuatannya. Umumnya antara 3,12 - 3,25.
c. Pengikatan
Tepung semen Portland yang dicampur dengan air hingga menjadi
seperti bubur, akan menjadi keras dalam waktu yang tertentu.
Pembatasan ini merupakan reaksi antara senyawa-senyawa semen
dengan air yang menyebabkan adanya daya pengikat dan adanya proses
pengerasan semen. Reaksi hidrasi merupakan reaksi pengikatan air
secara kimia dengan suatu senyawa, hingga terbentuk senyawa hidrat
berupa kristal , misalnya alumina trikalsium bereaksi cepat sekali
dengan air membentuk hidrat dari senyawa tersebut,
3CaO.Al2O3+6H2O-3CaO.A12O3.61-120, Reaksi hidrolika ialah suatu
reaksi pemecahan garam dengan air menjadi asam dan basa.
KEHALUSAN MUTU
S-325 S-400 S-475 S-550 S-S
1. Sisa diatas ayakan 0,09
20 25 10 7 5
mm (%) maks
5. Penyimpanan Semen
Supaya semen selalu dalam siap untuk digunakan, maka
penyimpanannya harus sebaik-baiknya. Semen itu harus disimpan
ditempat yang kering, tidak langsung diatas tanah yang lembab dan harus
didalam ruangan yang beratap dan tidak bocor.
Semen bersifat cepat menarik air (Hidroskopik) dan bila semen telah
menjadi basah kemudian mengeras, maka semen itu tidak dapat
dipergunakan lagi. Bila penyimpanan semen disusun secara bertumpuk,
harus dijaga tinggi tumpukannya, sebab bisa menyebabkan pembebanan
semen dibagian yang bawah dan menjadi menggumpal.
6. Jenis-Jenis Semen
Berdasarkan pemakaiannya, semen Portland dibagi menjadi 5 jenis :
a. Jenis I
Semen Portland yang digunakan pada konstruksi biasa atau pada
umumnya yang tidak diminta persyaratan-persyaratan pada semen
lainnya.
b. Jenis II
Semen Portland digunakan pada konstruksi yang menghendaki
adanya ketahanan sulfat.
c. Jenis III
Semen Portland yang digunakan pada konstruksi yang menghendaki
pengikatan awal yang kekuatannya tinggi.
d. Jenis IV
Semen Portland yang digunakan pada konstruksi yang menahan
terhadap panas hidrosi yang rendah.
e. Jenis V
Semen Portland yang digunakan pada konstruksi yang menuntut
persyaratan sangat tahan terhadap sulfat.
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut maka timbul suatu permasalahan untuk
mengetahui kualitas suatu semen Portland yang dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Berapa berat isi semen?
2. Berapa berat jenis semen Portland?
C. Pembahasan Masalah
Masalah yang timbul dari pengujian semen Portland ini dibatasi pada
beberapa hal yang ada sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilakukan untuk semen Portland didapat dari 1 (satu)
sampel yang ada di pasaran.
2. Air yang digunakan adalah air setempat yang memiliki sifat fisik.
D. Tujuan Praktikum
Adapun beberapa tujuan dalam penelitian semen Portland ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk menentukan berat isi semen Portland.
2. Untuk menentukan berat jenis semen Portland.
E. Introduksi Teori
Rumus-rumus yang digunakan dalam pengujian semen Portland yaitu
sebagai berikut :
1. Berat isi
Syarat : 1,25 – 1,5 ton/m3
B1 = gr/cm3
Dimana :
G1 = Berat gelas ukur kosong ( gr )
G2 = Berat gelas ukur + semen (gr )
V = Volume semen (ml)
2. Berat jenis
Syarat : 3,12 - 3,25 ton/m3
Bj = xd
Dimana :
G4 = Berat sampel semen (gr)
V2 = Skala akhir volume botol ( ml )
V1 = Skala awal volume botol (ml )
d = Berat isi air pada suhu 4°C = 1 (lt/cm3)
F. Metodologi Pengujian
1. Berat Isi
a. Alat dan bahan :
- Gelas ukur 25 ml
- Neraca analitik
- Semen
b. Cara kerja Berat Isi Lepas ;
1) Ambil gelas ukur 25 ml kosong, kemudian timbang (W1 gram).
2) Masukkan sampel semen ke dalam gelas ukur sampai skala 25 ml.
3) Timbang gelas ukur yang berisi semen tersebut (W2 gram).
4) Lakukan percobaan yang sama 2 kali, selanjutnya dihitung berat isi
rata-ratanya.
c. Cara Kerja Berat Isi Padat :
1) Ambil gelas ukur 25 ml kosong, kemudian timbang (W1 gram)
2) Masukkan sampel semen ke dalam gelas ukur sampai skala 25 ml,
selanjutnya digoncangkan sampai permukaan rata.
3) Bila masih terjadi penurunan tambahkan lagi sampel semen sampai
skala 5 ml, selanjutnya digoncang-goncangkan sampai tidak terjadi
penurunan.
4) Timbang gelas ukur yang berisi semen tersebut (W2 gram).
5) Lakukan percobaan yang sama 2 kali, selanjutnya dihitung berat isi
padat rata-ratanya.
Rumus : BJ Semen =
1,460+1,435
2 3
= 2,837 t/m
Syarat : 3.12 – 3.25 t/m3
Kesimpulan : berat jenis semen Portland tidak memenuhi syarat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang dilakukan kami menyimpulkan sebagai berikut
1. Berat isi
Syarat = 1,25 – 1,5 t/m3
Berat isi lepas = 1,048 gr/cm3
Berat isi padat = 1,448 gr/cm3
Jadi, berat isi lepas tidak memenuhi syarat dan berat isi padat memenuhi
syarat.
B. Saran-saran
Dalam pengujian yang kami lakukan masih sederhana dan mungkin
kurang teliti, baik dalam pegamatan maupun waktu dalam pengambilan
sampel saat di laboratorium beton.
LAMPIRAN