Anda di halaman 1dari 8

TUGAS BAHAN BANGUNAN

MEMBUAT MAKALAH
NAMA : ABID HABIBI
NPM : 202022201056
KELAS : B
UNIVERSITAS MUSAMUS
MATA KULIAH BAHAN BANGUNAN

I. SEMEN

1. Pendahuluan

Definisi Semen

Semen merupakan salah satu bahan perekat yang jika dicampur


dengan air mampu mengikat bahan-bahan padat seperti pasir dan batu
menjadi suatu kesatuan kompak. Sifat pengikatan semen ditentukan
oleh susunan kimia yang dikandungnya. Adapun bahan utama yang
dikandung semen adalah kapur (CaO), silikat (SiO2), alumunia
(Al2O3), ferro oksida (Fe2O3), magnesit (MgO), serta oksida lain
dalam jumlah kecil (Lea and Desch, 1940).

Massa jenis semen yang diisyaratkan oleh ASTM adalah 3,15


gr/cm3, pada kenyataannya massa jenis semen yang diproduksi
berkisar antara 3,03 gr/cm3 sampai 3,25 gr/cm3. Variasi ini akan
berpengaruh proporsi campuran semen dalam campuran. Pengujian
massa jenis ini dapat dilakukan menggunakan Le Chatelier Flask
(ASTM C 348-97).
Fungsi semen adalah mengikat butir-butir agregat hingga
membentuk suatu massa padat dan mengisi rongga-rongga udara di
antara butir-butir agregat. Walaupun komposisi semen dalam beton
hanya sekitar 10%, namun karena fungsinya sebagai bahan pengikat
maka peranan semen menjadi penting. Semen yang digunakan untuk
pekerjaan beton harus disesuaikan dengan rencana kekuatan dan
spesifikasi teknik yang diberikan.

Bahan baku pembuatan semen adalah batu kapur, pasir silika,


tanah liat dan pasir besi. Total kebutuhan bahan mentah yang
digunakan untuk memproduksi semen yaitu:

1. Batu kapur

Batu kapur merupakan sumber utama oksida yang mempumyai


rumus CaCO3 (Calcium Carbonat), pada umumnya tercampur
MgCO3 dan MgSO4. Batu kapur yang baik dalam penggunaan
pembuatan semen memiliki kadar air ± 5%, dan penggunaan batu
kapur dalam pembuatan semen itu sendiri sebanyak ± 81 %.

1. Pasir silika

Pasir silika memiliki rumus SiO2 (silikon dioksida). Pada


umumnya pasir silika terdapat bersama oksida logam lainnya,
semakin murni kadar SiO2 semakin putih warna pasir silikanya,
semakin berkurang kadar SiO2 semakin berwarna merah atau
coklat, disamping itu semakin mudah menggumpal karena kadar
airnya yang tinggi. Pasir silika yang baik untuk pembuatan semen
adalah dengan kadar SiO2 ± 90%, dan penggunaan pasir silika
dalam pembuatan semen itu sendiri sebesar ± 9%.

1. Tanah liat

Rumus kimia tanah liat yang digunakan pada produksi semen


SiO2Al2O3.2H2O. Tanah liat yang baik untuk digunakan
memiliki kadar air ± 20 %, kadar SiO2 tidak terlalu tinggi ± 46 %,
dan penggunaan tanah liat dalam pembuatan semen itu sendiri
sebesar ± 9%.

1. Pasir besi

Pasir besi memiliki rumus kimia Fe2O3 (Ferri Oksida) yang


pada umumnya selalu tercampur dengan SiO2 dan TiO2 sebagai
impuritiesnya. Fe2O3 berfungsi sebagai penghantar panas dalam
proses pembuatan terak semen. Kadar yang baik dalam pembuatan
semen yaitu Fe3O2 ± 75%-80%. Pada penggilingan akhir
digunakan gipsum sebanyak 3-5% total pembuatan semen.
penggunaan pasir besi dalam pembuatan semen itu sendiri sebesar
± 1%.
1. Syarat-syarat dan karakteristik Semen Portland

Proses pembuatan semen portland dapat dibedakan menjadi dua,


yaitu:

1. Proses basah

Pada proses basah, sebelum dibakar bahan dicampur


dengan air (slurry) dan digiling hingga berupa bubur halus.
Proses basah umumnya dilakukan jika yang diolah merupakan
bahan-bahan lunak seperti kapur dan lempung. Bubur halus
yang dihasilkan selanjutnya dimasukkan dalam oven berbentuk
silinder yang dipasang miring (ciln). Suhu ciln ini sedikit demi
sedikit dinaikkan dan diputar dengan kecepatan tertentu. Bahan
akan mengalai perubahan sedikit demi sedikit akibat naiknya
suhu dan akibatnya terjadi sliding di dalam ciln. Pada suhu
100C air mulai menguap, pada suhu 850C karbondioksida
dilepaskan. Pada suhu sekitar 1400C, berlangsung permulaan
perpaduan di daerah pembakaran, di mana akan terbentuk
klinker yang terdiri dari senyawa kalsium silikat dan kalsium
aluminat. Klinker tersebut selanjutnya didinginkan, kemudian
dihaluskan menjadi butir halus dan ditambah dengan bahan
gipsum.

1. Proses kering

Proses kering biasanya digunakan untuk jenis batuan yang


lebih keras misalnya untuk batu kapur jenis shale. Pada proses
ini bahan dicampur dan digiling dalam keadaan kering menjadi
bubuk kasar. Selanjutnya, bahan tersebut dimasukkan ke dalam
ciln dan proses selanjutnya sama dengan proses basah.

Dalam pabrikasi akhir, semen portland digiling dalam


kilang hingga halus dan ditambah beberapa bahan tambahan.
Bagai alir proses pabrikasi semen portland dapat dilihat pada
Gambar 1.4.

Gambar 1. Bagan alir proses pabrikasi semen


Secara garis besar proses pembuatan semen portland adalah
sebagai berikut:

1. Pencampuran mineral-mineral utama seperti CaO, SiO2 dan


Al2O3, dicampur bersama bahan tambahan lain dalam bentuk
kering atau basah. Bentuk basah dikenal slurry.

2. Campuran ini dimasukkan ke dalam rotary kiln, dibakar pada


suhu  1400C membentuk butiran-butiran bulat berdiameter
antara 1,5 mm sampai 50 mm yang dikenal sebagai clinker.

3. Clinker yang telah dingin dihaluskan sehingga mencapai


kehalusan (specific surface)  3150 cm2/gr, sambil ditambahkan
gypsum untuk mengontrol waktu ikat (setting time).

Berkaitan dengan masalah keawetan (durability) beton,


maka dibedakan atas lima tipe semen, yaitu:

Tipe I : Semen biasa (normal) digunakan untuk


beton yang tidak dipengaruhi oleh
lingkungan, seperti sulfat, perbedaan suhu
yang ekstrim.

Tipe
II

Anda mungkin juga menyukai