CEMENT
DISUSUN OLEH:
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2019
1.3 TUJUAN
a. Memahami pengertian semen
b. Memahami proses manufaktur semen Portland
c. Memahami terjadinya hidrasi pada semen
d. Memahami tipe-tipe semen
e. Mengetahui dan memahami kerja GGBS, fly ash, dan silica fume
bekerja sebagai alternatif untuk semen
Karena sifat kimia semen yang kompleks, bentuk penulisan senyawa yang
lebih sederhana yang disebut Bogue’s equation digunakan untuk menunjukkan
senyawa kimia sebagai berikut.
Bahan dasar semen terdiri dari tiga macam, yaitu clinker/terak semen
sebanyak 70% s.d 95% (hasil olahan pembakaran batu kapur, pasir silika, pasir besi
dan tanah liat), gypsum 5% dan material tambahan lain (batu kapur, pozzolan, abu
terbang dan lain-lain). Klinker semen yang terbentuk memiliki komposisi khas
sebagai berikut:
b) Semen Campur
Beberapa jenis semen campur, di antaranya:
1. Portland Composite Cement (PCC)
Gambar 2: Kiri (patikel fly ash), kanan (perbandingan fly ash dan material alternatif
semen lainnya)
Sumber: lauwtjunnji.weebly.com
D. Klasifikasi Fly Ash
Penggolongan fly ash pada umumnya dilakukan dengan
memperhatikan kadar senyawa kimiawi (SiO2 + Al2O3 + Fe2O3), CaO (high
calcium dan low calcium), dan karbon (high carbon dan low carbon) dengan
ketentuan sebagai berikut:
Kadar karbon berpengaruh pada Loss on Ignition (LOI), yaitu batas
kandungan senyawa yang termakan oleh api saat proses pembakaran.
Adapun jenis fly ash yang paling sering digunakan ialah tipe F dan C.
1) Kelas F
Tipe ini merupakan fly ash yang dihasilkan akibat pembakaran anthracite atau
bitumen batubara (bitumminous) dengan ketentuan sebagai berikut:
- Kadar (SiO2 + Al2O3 + Fe2O3) > 70%.
- Kadar CaO < 10% (ASTM 20%, CSA 8%)
- Kadar karbon (C) berkisar antara 5% -10%
Fly ash jenis ini juga disebut low-calcium fly ash, yang bersifat pozolanik
tetapi non-cementitious. Fly ash kelas F mengandung partikel-partikel yang tertutup
oleh sejenis lelehan kaca. Hal ini dapat mengurangi risiko ekspansi material akibat
sulfat yang terdapat di tanah subur atau pinggiran pantai.
Gambar 6: GGBS
Sumber: google.co.id
Di usia awal, beton yang mengandung terak GGBS memiliki koefisien
difusi yang sedikit lebih tinggi daripada beton semen Portland biasa. Namun,
setelah 90 hari, beton tersebut akan memiliki koefisien difusi yang lebih
rendah. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat penggantian terak pada beton
sebesar 40% atau lebih tinggi dapat mengurangi angka koefisien difusi pada
usia beton yang lebih tua. Persentase penggantian terak yang paling sering
berkisar 40%-80%.
B. Aplikasi GGBS
- GGBS sebagai Agregat
GBFS dapat dipakai sebagai agregat berarti sebagai pengganti pasir
pada bahan bangunan.
- GGBS sebagai Pengganti Semen
GGBS sering dipakai sebagai campuran Semen Portland dalam
pembuatan beton, mortar dan lain-lain. Variasi campuran GGBFS/GGBS pada
C. Kelebihan GGBS
1) Ramah lingkungan
Isu tentang perubahan iklim secara umum merupakan kebutuhan
mendesak yang dapat diterima di dunia bahwa industri diwajibkan untuk
membatasi emisi karbon dioksida ke atmosfer. Penggunaan GBFS maupun
GGBFS pada beton akan berakibat:
- Penghematan energi
- Menurunkan emisi CO2
- Konservasi sumber daya alam
2) Tahan terhadap sulfat klorida
Penurunan kekuatan beton tidak terlepas dari serangan kimia melalui
kontak dengan gas atau larutan. Umumnya kerusakan beton dihasilkan dari
paparan larutan asam sulfat atau larutan garam klorida. Larutan sulfat yang
seperti natrium, potasium, kalsium atau magnesium terkandung di beberapa
jenis tanah dan air tanah dapat menyebabkan ekspansi dan gangguan beton
karena bereaksi dengan kandungan C3A pada semen. Beton yang dibuat
dengan campuran GGBFS/GGBS dan Semen Portland memiliki kandungan
semen yang lebih rendah sehingga kandungan C3A juga rendah.
C. Aplikasi
Silica fume digunakan sebagai bahan tambahan pada semen Portland
untuk memperbaiki sifat beton. Telah ditemukan bahwa silica fume
meningkatkan kuat tekan, kekuatan ikatan, dan ketahanan abrasi sebuah
beton. Perbaikan dalam sifat beton dari penambahan silica fume batang baik
dari perbaikan mekanis akibat penambahan serbuk sangat halus dengan
campuran pasta semen serta dari pozzolanat reaksi antara silica fume dan
kalsium hidroksida bebas dalam pasta semen.
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
a. Semen adalah bahan perekat yang mempunyai sifat mampu mengikat bahan-
bahan padat menjadi satu kesatuan yang kompak dan kuat. Semen Portland
adalah suatu bahan konstruksi yang paling banyak dipakai serta merupakan
jenis semen hidrolik yang terpenting.
b. Proses manufaktur semen Portland terdiri dari 5 tahap, yaitu penyediaan bahan
baku. pengeringan dan penggilingan bahan baku, pembentukan klinker
(pembakaran), penggilingan klinker, dan pengantongan semen.
c. Hidrasi semen adalah reaksi kimia yang berurutan antara clinker, kalsium
sulfat, dan air pada semen, hingga akhirnya suspensi semen mengeras.