Anda di halaman 1dari 16

SEMEN DAN BAHAN TAMBAH

(ADMIXTURE DAN ADDITIVE)

DISUSUN OLEH:
PUTRI SARINA
NIM : E1A22123

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT,atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah yang berjudul SEMEN dan BAHAN TAMBAH
(ADMIXTURE danADDITIVE) dapat tersusun sampai selesai.Tidak lupa saya
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik fikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.Bahkan saya berharap lebih jauh agar
makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami.Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

kendari,12 maret 2023

Putri Sarina
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Semen
2.2.1 Pengertian Semen
2.1.2 Proses Produksi Semen
2.1.3 Jenis-jenis Semen dan Kegunaanya
2.2 Admixture
2.2.1 Pengertian Admixture
2.2.2 Tujuan Penggunaan Admixture Untuk Campuran Pada Beton
2.3 Additive
2.3.1 Pengertian Additive
2.3.2 Keuntungan Penggunaan Additive Pada Campuran Beton
2.4 Jenis-Jenis Bahan Tambah Serta Fungsinya Admixture Dan Additive
2.4.1 Jenis-jenis Admixture
2.4.2 Jenis-jenis Additive

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semen merupakan komponen utama yang sangat penting dalam proses
pembuatan beton,dalam pembuatan beton semen berfungsi sebagai bahan
pengikat hidraulis dari berbagai macam agregat,semen sendiri memiliki beberapa
bahan baku utama antara lain adalah batu kapur yang terdapat dalam kalsum
karbonat dan tanah lempung yang kaya akan silika SiO2 serta aliminium
oksida/zat besi (gipsum).Pada saat ini,harga semen sangat sulit di prediksi karena
tingkat kebutuhaannya sangatlah tinggi sehingga seringkali semen sulit
didapatkan dan harganya relatif mahal.Dengan mahalnyya harga semen tersebut
maka harga beton akan ikut naik.Penggunaan beton sebagai bahan bangunan
semakin meningkat,hal ini di karenakan beton memiliki sifat mudah dibentuk
sesuai dengan keinginan.Kualitas beton tergantung pada bahan-bahn
penyusunannya.Salah satu cara umntuk meningkatkan kualitas campuran beton
adalah dengan menggunakan bahan tambah.

Berdasarkan ACI (American Concrete Institute),bahan tambah adalah


material selain air,agregat semen hidrolik yang dicampurkan dalam beton atau
mortar yang ditambahkan sebelum atau selama pengadukan berlangsung.Bahan
tambah (admixture) adalah suatu bahan berupa bubuk atau cairan, yang
ditambahkan kedalam campuran adukan beton selama pengadukan dengan tujuan
untuk mengubah sifat adukan atau betonnya.Penambahan bahan tambah dalam
sebuah campuran beton atau mortar tidak mengubah komposisi yang besar dari
bahan lainnya,karena penggunaan bahan tambah ini ceenderung merupakan
pengganti atau subtitusi dari dalam campuran beton itu sendiri. Karena tujuannya
memperbaiki atau mengubah sifat dan karakteristik tertentu dari beton atau mortar
yang di hasilkan,maka kecenderungan perubahan komposisi dalam berat-volume
tidak terasa secara langsung dibandingkan dengan komposisi awal beton tanpa
bahan tambah.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana proses produksi semen?
b. Apa tujuan penggunaan bahan tambah admixture dan additive ?
c. Apa saja jenis-jenis bahan tambah admixture dan additive pada campuran
beton?

1.3Tujuan Penulisan
a. Dapat mengetahui proses produksi semen
b. Mengetahui tujuan penggunaan bahan tambah admixture dan additive
c. Mengetahui jenis-jenis bahan tambah admixture dan additive pada
campuran beton
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Semen
2.1.1. Pengertian Semen
Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat batu,bata,batako maupun
bahan bangunan lainnya.sedangkan kata semen sendiri berasal dari
caementum,yang artinya “memotong mejadi bagian-bagian kecil tak
beraturan.Usaha umtuk membuat semen pertama kali dilakukan dengan cara
membakar batu kapur dengan tanah liat. Joseph Aspadain yang merupakan orang
inggris,pada tahun 1824 mencoba membuat semen dari kalsinasi campuran batu
kapur dengan tanah liat yang telah di haluskan,digiling dan dibakar menjadi
lelehan dalam tungku,sehingga terjadi penguraian batu kapur (CaCO3) menjadi
batu tohor (CaO) dan karbon dioksida (CO2).Batu kapur tohor (CaO) bereaksi
dengan senyawa-senyawa lain membentuk klinker kemudian digiling saampai
menjadi tepung yang kemudian dikenal dengan portland.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia semen adalah serbuk atau tepung
yang terbuat dari kapur dan material lainnya yang di pakai untuk membuat
beton,merekatkan batu bata ataupun membuat tembok.Semen dalam pengertian
umum adalah bahan yang mempunyai sifat adhesive dan cohesive,digunakan
sebagai bahan pengikat (bonding material),yang dipakai bersama-sama dengan
batu kerikil dan pasir.

2.1.2 Proses Produksi Semen


Proses pembuatan semen dimulai dengan penambangan batu kapur yang
digali dari tambang terbuka.kemudian batu gamping ini dihancurkan menjadi
ukuran -80 mm dan di masukkan ke dalam timbunan longitudinal.Secara umum
proses produksi semen terdiri dari beberapa tahapan .Berikut langkah utama
proses pembuatan semen adalah sebagai berikut;
a . Penggalian/Quarrying
Terdapat dua jenis material yang penting bagi produksi semen:
-Material yangkaya akan silika atau material mengandung tanah liat
(argillaceous materials)seperti tanah liat.
-Material yang kaya akan kapur atau material yang mengandung kapur
(calcareous materials) seperti bstu gsmping,kapur,dll
b.Penghancuran
Penghancur bertanggung jawab terhadap pengecilan ukuran primer bagi
material yang digali.
c.Pencampuran Awal
Material yang dihancurkan melewati alat analisis on-line untuk
menentukan komposisi tumpukan bahan.
d.Penghalusan dan Pencampuran Bahan Baku
Sebuah belt conveyor mengangkut tumpukan yang sudah dicampur pada
tahap awal ke penampung, dimana perbandingan berat umpan disesuaikan
dengan jenis klinker yang diproduksi. Material kemudian digiling sampai
kehalusan yang diinginkan.
e.Pembakaran dan Pendinginan Klinker
Campuran bahan baku yang sudah tercampur rata diumpankan ke pre-
heater, yang merupakan alat penukar panas yang terdiri dari serangkaian
siklon dimana terjadi perpindahan panas antara umpan campuran bahan baku
dengan gas panas dari kiln yang berlawanan arah. Kalsinasi parsial terjadi
pada pre‐heater ini dan berlanjut dalam kiln, dimana bahan baku berubah
menjadi agak cair dengan sifat seperti semen. Pada kiln yang bersuhu 1350-
1400°C, bahan berubah menjadi bongkahan padat berukuran kecil yang
dikenal dengan sebutan klinker, kemudian dialirkan ke pendingin klinker,
dimana udara pendingin akan menurunkan suhu klinker hingga mencapai
100 °C.
f.Penghalusan Akhir
Dari silo klinker, klinker dipindahkan ke penampung klinker dengan
dilewatkan timbangan pengumpan, yang akan mengatur perbandingan aliran
bahan terhadap bahan-bahan aditif. Pada tahap ini, ditambahkan gipsum ke
klinker dan diumpankan ke mesin penggiling akhir. Campuran klinker dan
gipsum untuk semen jenis 1 dan campuran klinker, gipsum dan posolan untuk
semen jenis P dihancurkan dalam sistim tertutup dalam penggiling akhir
untuk mendapatkan kehalusan yang dikehendaki. Semen kemudian dialirkan
dengan pipa menuju silo semen.

2.1.3 Jenis-jenis Semen dan Kegunaanya

1. Semen Abu-Abu (Portland)


Yaitu semen bubuk berwarna abu-abu kebiruan, yang dibentuk dari batu
kapur berkadar kalsium tinggi yang diolah dalam tanur yang bersuhu dan
bertekanan tinggi. Semen ini biasa digunakan sebagai perekat untuk memplester.
Berdasarkan persentase kandungannya, semen ini terdiri atas lima tipe, yaitu tipe
1, 2, 3, 4, dan 5. Tipe 1, semen Portland jenis umum, yaitu jenis semen Portland
untuk penggunaan dalam konstruksi beton secara umum yang tidak memerlukan
sifat-sifat khusus. Tipe 2, semen jenis umum dengan perubahan-perubahan, yaitu
jenis semen yang tahan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang. Tipe 3, semen
Portland dengan kekuatan awal tinggi. Jenis ini untuk membangun struktur
bangunan yang menuntut kekuatan tinggi atau cepat mengeras. Tipe 4, semen
Portland dengan panas hidrasi yang rendah. Jenis ini khusus untuk penggunaan
panas hidrasi serendah-rendahnya. Tipe 5, semen Portland tahan sulfat. Jenis ini
merupakan jenis khusus untuk digunakan pada bangunan yang terkena sulfat
seperti ditanah, atau di air yang tinggi kadar alkalinya.

2. Semen Putih
Semen yang lebih murni dari semen abu dan digunakan untuk pekerjaan
penyelesaian, seperti sebagai pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan utama
kalsit (calcite) limestone murni.
3. Semen Sumur Minyak
Semen khusus yang digunakan dalam proses pengeboran minyak bumi
atau gas alam, baik di darat maupun di lepas pantai.

4. Mixed &Fly Ash Cement


Campuran semen abu dengan Pozzolan buatan (fly ash). Pozzolan buatan
merupakan hasil sampingan dari pembakaran batubara yang mengandung
amorphous silika, aluminium oksida, besi oksida, dan oksida lainnya dalam
berbagai variasi jumlah. Semen ini digunakan sebagai campuran untuk membuat
beton, sehingga menjadi lebih keras. Semen merupakan salah satu komoditi
strategis karena peranannya yang sangat vital sebagai komponen pembangunan
fisik. Semen dibutuhkan untuk membuat beton dan pondasi, merekatkan bata,
keramik, batu alam, melicinkan dinding, dan membentuk relief. Aplikasinya
antara lain untuk pembangunan perumahan, gedung, pembangunan sarana
transportasi seperti pembuatan jalan, jembatan, pelabuhan, bantalan kereta api
beton, tiang listrik dan sebagainya.

2.2 Admixture
2.2.1Pengertian Admixture
Admixture adalah bahan/material selain air,semen dan agregat yang di
tambahkan di dalam beton atau mortar sebelum atau selama pengadukan.
Admixture digunakan untuk memodifikasi sifat dan karakteristik beton.

2.2.2 Tujuan Penggunaan Admixture Untuk Campuran Pada Beton


Berdasarkan tujuan yang diharapkan terdapat beberapa tujuan penggunaan
zat kimia di antaranya yaitu:
a.Water Reduction (Zat kimia untuk mengurangi penggunaan air pada beton)
Hal ini dimaksudkan agar di peroleh adukn dengan nilai fas yang tetap
dengan kekentalan yang sama atau dengan fas tetap,tetapi didapatkan adukan
beton yang lebih encer.Hal ini dimaksudkan agar di peroleh kuat tekan yang lebih
tinggi,dengan tidak mengurangi kekentalannya,atau di peroleh beton dengan kuat
tekan yang sama,tapi adukan dibuat agar menjadi lebih encer agar lebih
memudahkan dalam penuangan.

a. Retarder (zat kimia untuk memperlambat proses ikatan campur beton)


Biasanya di perlukan beton yang tidak dibuat dilokasi penuangan
beton.proses pengikatan campuran beton dibutuhkan waktu 1 jam.sehingga
apabila sejak beton di campur pada penuangan memerlukan waktu lebih dari
1 jam,maka perlu di tambahkan zat kimia ini.zat tambahan ini diantaranya
berupa gula,sucrose,sodium gluconate,glucose,citric acid,dan tartaric acid.

b. Accelerators (zat kimia untuk mempercepat ikatan dan pengerasan pada beton)
Diperlukan untuk mempercepat proses pekerjaan konstruksi
beton,pencampuran beton dilakukan di tempat atau dekat penuangannya.Zat
tambahan yang digunakan adalah CaC12,Ca(NO3) dan NaNO3.Namun demikian
lebih di anjurkan menggunakan yang nitrat,karena penggunaan khlorida dapat
mempercepat terjadinya karat pada penulangan.

2.3 Additive
2.3.1 Pengertian Additive
Additive adalah bahan tambah mineral yang ditambahkan pada beton
dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja beton.Beton yang kekurangan butiran
halus sdalam agregat menjadi tidak kohesif dan mudah bleeding.Untuk mengatasi
kondisi ini biasanya ditambahkan bahan tambah additive yang bebrbentuk buturan
padat yang halus.Penambahan additive biasanya dilakukan pada beton
kurus,dimana betonnya kekurangan agregat halus dan beton dengan kadar semen
yang biasa tetapi perlu dipompa pada jarak yang jauh.
2.3.2 Keuntungan Penggunaan Additive Pada Campuran Beton
Adapun keuntungan penggunaan additive adalah(Mulyono T,2003
 Memperbaiki workability beton
 Mengurangi panas hidrasi
 Mengurangi biaya pekerjaan beton
 Mempertinggi daya tahan terhadap serangan sulfat
 Mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alakali-silika
 Menambah keawetan (durabilitas) beton
 Meningkatkan kuat tekan beton
 Mengurangi penyusutan
 Mmebuat beton lebih kedap air (porositas dan daya serap air pda beton
rendah)

2.4 Jenis-Jenis Bahan Tambah Serta Fungsinya Admixture Dan Additive

2.4.1 Jenis-jenis Admixture

1.Tipe A “Water-Reducing Admixtures”


Water – Reducing Admixture digunakan antara lain dengan tidak
mengurangi kadar semen dan nilai slump untuk memproduksi beton dengan nilai
perbandingan atau ratio factor air semen (fas) yang rendah. Atau dengan tidak
merubah kadar semen yang digunakan dengan factor air semen yang tetap maka
nilai slump yang dihasilkan dapat lebih tinggi. Hal ini dimaksudkan dengan
mengubah kadar semen tetapi tidak merubah fas dan slump. Pada kasus pertama
dengan mengurangi fas secara tidak langsung akan meningkatkan kekuatan
tekannya, karena dalam banyak kasus fas yang rendah meningkatkan kuat tekan
beton. Pada kasus kedua, tingginya nilai slump yang didapat akan memudahkan
penuangan adukan (placing) atau waktu penuangan adukan dapat diperlambat.
Pada kasus ketiga dimaksudkan untuk mengurangi biaya karena penggunaan
semen yang kecil ( Marther, Bryant,1994).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahan tambah ini
adalah air yang dibutuhkan, kandungan air,konsistensi, bleding dan kehilangan air
pada saat beton segar, laju pengerasan, kuat tekan dan lentur, perubahan volume,
susut pada saat pengeringan. Berdasarkan hal tersebut penting untuk melakukan
pengujian sebelum pelaksanaan pencampuran terhadap bahan tambah tersebut.

2,Tipe B “Retarding Admixture”


Retarding Admixture adalah bahan tambah yang berfungsi untuk
menghambat waktu pengikatan beton. Penggunaannya untuk menunda waktu
pengikatan beton, misalnya karena kondisi cuaca yang panas, atau untuk
memperpanjang waktu untuk pemadatan, untuk menghindari cold joints dan
menghindari dampak penurunan saat beton segar saat pelaksanaan pengecoran.

3.Tipe C “Accelerating Admixture”


Accelerating Admixture adalah bahan tambah yang berfungsi untuk
mempercepat pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton. Bahan ini
digunakan untuk mengurangi lamanya waktu pengeringan (hidrasi) dan
mempercepat pencapaian kekuatan awal beton. Accelerating Admixture yang
paling terkenal adalah kalsium klorida. Dosis maksimum adalah 2 % dari berat
semen yang digunakan.

4.Tipe D “Water Reducing and Retarding Admixtures”


Water Reducing and Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang
berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu dan menghambat pengikatan awal.
Water Reducing and Retarding Admixtures yaitu pengurang air dan pengontrol
pengeringan. Bahan ini digunakan untuk menambah kekuatan beton. Bahan ini
juga akan mengurangi kandungan semen yang sebanding dengan pengurangan
kandungan air. Bahan ini hampir semuanya berwujud cair. Air yang terkandung
dalam bahan akan menjadi bagian air campuran beton. Dalam perencanaan air ini
harus ditambahkan sebagai berat air total dalam campuran beton. Perlu diingat,
perbandingan antara mortar dengan agregat kasar tidak boleh berubah. Perubahan
kandungan air, udara, atau semen, harus diatasi dengan perubahan kandungan
agregat halus sehingga volume tidak berubah.

5.Tipe E “Water Reducing and Accelerating Admixtures”


Water Reducing and Accelerating Admixtures adalah bahan tambah yang
berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk
menghasilkan beton yang konsistensinya tertentu dan mempercepat pengikatan
awal.

6.Tipe F “Water Reducing, High Range Admixtures”


Water Reducing, High Range Admixtures adalah bahan tambah yang
berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih.

7.Tipe G “Water Reducing, High Range Retarding Admixtures”


Water Reducing, High Range Retarding Admixtures adalah bahan tambah
yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih dan
juga untuk menghambat pengikatan beton. Jenis bahan tambah ini merupakan
gabungan superplasticizer dengan menunda waktu pengikatan beton. Biasanya
digunakan untuk kondisi pekerjaan yang sempit karena sedikitnya sumber daya
yang mengelola beton disebabkan keterbatasan ruang kerja.

2.4.2 Jenis-jenis Additive


1.Fly ash
Fly ash merupakan butiran halus hasil residu dari proses pembakaran
batubara yang mengandung CaO, SiO2 dan Al2O3. Fly ash yang ditambahkan
pada campuran beton akan bereaksi dengan Ca(OH)2 yang dihasilkan dari proses
hidrasi C3S dan C2S untuk menghasilkan gel CSH baru. Pembentukan CSH baru
pada beton akan dapat memperbaiki kinerja beton. Hal ini terbukti dengan
penambahan fly ash sampai 20 % dari berat semen ke dalam campuran beton akan
dapat meningkatkan kinerja beton (Supartono, 2005).
Penggunaan fly ash bersama-sama dengan silicafume menghasilkan beton
yang mempunyai kinerja lebih baik seperti: meningkatkan workability,
meningkatkan kuat tekan, beton lebih kedap air dan lebih tahan terhadap serangan
sulfat dibandingkan dengan beton yang menggunakan ordinary portland cement
(Indrawati, 2005).

2.Silica Fume
Silica fume adalah material pozzolan yang halus, dimana komposisi silica
lebih banyak yang dihasilkan dari tanur tinggi atau sisa produksi silikon atau alloy
besi silikon (dikenal dengan gabungan antara microsilika dengan silica fume).
Penggunaan silica fume dalam campuran beton dimaksudkan untuk menghasilkan,
beton dengan kekuatan tekan yang tinggi. Misalnya untuk kolom struktur, dinding
geser, pre-cast atau beton pra tegang dan beberapa keperluan lainnya. Kriteria
beton berkekuatan tinggi sekitar 50 – 70 Mpa pada umur 28 hari. Penggunaan
silica fume berkisar 0-30%, untuk memperbaiki karateristik kekuatan dan
keawetan beton dengan factor air semen sebesar 0.34 dab 0.28 dengan atau tanpa
superplastisizer dan nilai slump 50 mm (Yogendran, et al, 1987)
Selain itu ukuran butiran yang sangat halus silicafume akan dapat mengisi
rongga-rongga di antara butiran semen sehingga beton menjadi lebih kompak dan
padat sehingga kekuatan beton meningkat. Hasil penelitian Supartono (2001)
menyebutkan bahwa silicafume sebagai substitusi semen pada campuran beton
dapat meningkatkan kuat tekan beton.

3.Slag
Slag merupakan hasil residu pembakaran tanur tinggi. Definisi slag
Menurut ASTM C.989 “standard specification for ground granulated Blast
Furnance slag for use in concrete and mortar” adalah produk non metal yang
merupakan material berbentuk halus, granular hasil pembakaran yang kemudian
didinginkan, misalnya dengan mencelupkannya ke dalam air.
Keuntungan penggunaan slag dalam campuran beton adalah sebagai
berikut (Levis, 1982) :
 Mempertinggi kekuatan beton, karena kecenderungan lambatnya kenaikan
kuat tekan
 Menaikkan ratio antara kelenturan dan kuat tekan
 Mengurangi variasi kuat tekan
 Mempertinggi ketahanan terhadap sulfat dalam air laut
 Mengurangi serangan alkali silica Mengurangi panas hidrasi dan menurunkan
suhu
 Memperbaiki penyelesaian akhir dan memberi warna cerah pada beton
Memperbaiki keawetan karena pengaruh perubahan volumen
 Mengurangi porositas dan serangan klorida

4. Penghalus Gradasi (Finely devided mineral admixtures)


Bahan ini merupakan mineral yang dipakai untuk memperhalus
perbedaan- perbedaan pada campuran beton dengan memberikan ukuran yang
tidak ada atau kurang dalam agregat, selain itu juga dapat dipergunakan untuk
menaikkan mutu beton yang akan dibuat. Kegunaan lainnya adalah mengurangi
permeabilitas atau ekspansi dan juga mengurangi biaya produksi beton. Contoh
bahan ini adalah kapur hidrolis, semen slag, fly ash pozzollan alam yang sudah
menjadi kapur atau mentah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah ini dapat di simpulkan bahwa Semen mampu mempesatukan
atau mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang kokoh atau suatu
produk yang mempunyai fungsi sebagai bahan perekat antara dua atau lebih bahan
sehingga menjadi suatu bagian yang kompak. Sedangkan bahan tambah adalah
material selain air, agregat dan semen hidrolik yang dicampurkan dalam beton
atau mortar yang ditambahkan sebelum atau selama pengadukan berlangsung,
bahan tambah di bedakan menjadi dua yaitu bahan tambah admixture dan bahan
tambah additive.

3.2 saran
Agar menjaga kondisi dari material yang akan digunakan yaitu dengan
menyimpan material pada tempat yang tidak mengubah kondisi pada material
sehingga mutu dari material tetap terjaga.Memperhatikan bahan tambah yang di
campurkan sesuai kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai