Anda di halaman 1dari 15

MATERIAL SEMEN

DOSEN PEMBIMBING

I Nyoman Suta Widnyana, ST,MT.

DI SUSUN OLEH :

Ratna Dewi (2004010426)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HINDU INDONESIA
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya, sehingga kami kelompok 1 dapat menyelesaikan laporan pratikum ini
dengan sebaik-baiknya.

Penulisan Laporan pratikum ini merupakan salah satu persyaratan dalam pratikum mata
kuliah Ilmu Ukur Tanah pada program studi Tenik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Hindu
Indonesia. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Made Novia
Indriani,ST.,MT. Selaku Dosen pengempu, dan Bapak IR. I Wayan Artana,ST.,MT. Selaku
Dosen pembimbing pada mata kuliah pratikum Ilmu Ukur Tanah.

Dalam penulisan laporan ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi yang kami sajikan, untuk itu kami selaku kelompok 1
mengharapkan adanyan kritik dan saran dari semua pihak agar kami dapat lebih sempurna
dalam membuat laporan ini. Semoga laporan laporan yang kami susun dapat bermanfaat bagi
kita semua.

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semen adalah komoditas yang penting bagi Indonesia untuk
mengimplementasikan program-program pembangunan nasional. Kegagalan dalam
menjamin ketersediaan supply semen akan menyebabkan terganggunya pelaksanaan
program-program pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur nasional. Hal ini dapat
mengganggu program peningkatan kesejahteraan masyarakat karena perkembangan
ekonomi Indonesia yang terus meningkat setiap tahun sangat berpengaruh pada
percepatan infrastruktur sarana dan prasarana tiap wilayah di Indonesia. Adanya
percepatan infrastruktur tiap-tiap wilayah maupun daerah tertinggal menyebabkan
semakin tingginya kebutuhan dan permintaan semen nasional dalam jumlah banyak.
Fungsi semen telah dikenal sejak zaman dahulu. Sebelum mencapai bentuk
seperti sekarang, perekat dan penguat bangunan iniawalnya adalah hasil percampuran
batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan pada zaman Kerajaan Romawi,
tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk ini beri nama Pozzuolana. Setelah
runtuhnya kerajaan Romawi, pada abad 18, John Smeaton menemukan kembali bubuk
yang sangat berkhasiat ini. Dia membuat adonan dengan memanfaatkan campuran batu
kapur dan tanah liat saat membangun menara suar di Eddystone di lepas pantai
Cornwall, Inggris.
B. Rumusan Masalah
1. Apa semen itu?
2. Semen bagaimana yang di butuhkan untuk pembuatan beton?
3. Bagaimana proses produksi semen?
4. Syarat-syarat semen yamg baik?
5. Apa saja jenis-jenis semen?

3
6. Apa saja keuntungan menggunakan semen?
7. Menghitung mix campuran mutu 20 mpa?

C. Tujuan
1.Memahami pengertian dari semen.
2.Memahami bagaimana proses produksi semen.
3.Mengetahui jenis-jenis dari semen.
4.Mengetahui berbagai aplikasi atau pemanfaatan dari penggunaan semen.
5.Mengetahui berbagai keuntungan dari penggunaan semen.
6.Mengetahui hitungan mix campuran mutu 20 mpa.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Semen adalah suatu campuran senyawa kimia yang bersifat hidrolis, dimana jika
dicampur dalam air dalam jumlah tertentu akan mengikat bahan-bahan lain menjadi satu
dan dapat memadat serta mengeras. Secara umum semen dapat didefinisikan sebagai
bahan perekat yang dapat merekatkan bagian-bagian benda padat menjadi bentuk yang
kuat kompak dan Keras.
Semen adalah hasil industri dari paduan bahan baku : batu kapur/gamping
sebagai bahan utama dan lempung / tanah liat atau bahan pengganti lainnya dengan hasil
akhir berupa padatan berbentuk bubuk/bulk, tanpa memandang proses pembuatannya,
yang mengeras atau membatu pada pencampuran dengan air.
Batu kapur/gamping adalah bahan alam yang mengandung senyawa Calcium
Oksida (CaO), sedangkan lempung/tanah liat adalah bahan alam yang mengandung
senyawa : Silika Oksida (SiO2), Alumunium Oksida (Al2O3), Besi Oksida (Fe2O3 )
dan Magnesium Oksida (MgO). Untuk menghasilkan semen, bahan baku tersebut
dibakar sampai meleleh, sebagian untuk membentuk clinkernya, yang kemudian
dihancurkan dan ditambah dengan gips (gypsum) dalam jumlah yang sesuai.
B. Semen yang di butuhkan pada beton,
Secara umum material beton yang digunakan pada konstruksi terdiri atas semen,
air, pasir (agregat halus) dan kerikil (agregat kasar) yang dicampur dengan perbandingan
tertentu dan untuk menghasilkan kekuatan tertentu pula. Kekuatan yang diukur pun
biasanya hanya kuat tekannya saja yang diuji pada standar umur 28 hari. Beton yang
dibuat secara konvensional umumnya mempunyai kuat tekan antara 18 – 32 MPa.
(N/mm2) dan berat 2,4 ton/m3, biasanya disebut sebagai beton norma/konvensional,
sedangkan beton yang mempunyai kuat tekan di atas 35 MPa biasanya disebut dengan
beton mutu tinggi.

5
Selain kualitas dan gradasi agregat halus dan kasar, kualitas beton yang dibuat juga
bergantung pada nilai perbandangan berat penggunaan air dengan semen, yang disebut
sebagai faktor air semen (fas). Nilai fas ini juga akan mempengaruhi tingkat kemudahan
pengerjaan (workability) dari beton yang dibuat.
Disamping itu, untuk keperluan tertentu terkadang campuran beton tersebut
masih ditambahkan bahan tambah berupa zat-zat kimia tambahan (chemical additive)
dan mineral/material tambahan. Zat kimia tambahan tersebut biasanya berupa serbuk
atau cairan yang secara kimiawi langsung mempengaruhi kondisi campuran beton.
Sedangkan mineral/material tambahan berupa agregat yang mempunyai karakteristik
tertentu. Penambahan zat-zat kimia atau mineral tambahan ini diharapkan dapat
merubah performa dan sifat-sifat campuran beton sesuai dengan kondisi dan tujuan yang
diinginkan, serta dapat pula sebagai bahan pengganti sebagian dari material utama
penyusun beton. Standar pemberian bahan tambahan beton ini pun sudah diatur dalam
SNI S-18-1990-03 tentang Spesifikasi Bahan Tambahan pada Beton.
Berdasarkan tujuan yang diharapkan terdapat beberapa tujuan penggunaan zat
kimia diantaranya yaitu
a) Zat kimia untuk mengurangi penggunaan air pada beton (water reduction).
Hal ini dimaksudkan agar diperoleh adukan dengan nilai fas yang tetap dengan
kekentalan yang sama atau dengan fas tetap, tapi didapatkan adukan beton yang
lebih encer. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh kuat tekan yang lebih tinggi, dengan
tidak mengurangi kekentalannya, atau diperoleh beton dengan kuat tekan yang sama,
tapi adukan dibuat menjadi lebih encer agar lebih memudahkan dalam penuangan.
b) zat kima untuk memperlambat proses ikatan campuran beton (retarder).
Biasanya diperlukan untuk beton yang tidak dibuat dilokasi penuangan beton.
Proses pengikatan campuran beton sekitar 1 jam. Sehingga apabila sejak beton
dicampur sampai penuangan memerlukan waktu lebih dari 1 jam, maka perlu
ditambahkan zat kimia ini. Zat tambahan ini diantarannya berupa gula, sucrose,
sodium gluconate, glucose, citric acid, dan tartaric acid.
c) zat kimia untuk mempercepat ikatan dan pengerasan campuran beton (accelerators).
Diperlukan untuk mempercepat proses pekerjaan konstruksi beton,
pencampuran beton dilakukan di tempat atau dekat dengan penuangannya. Zat
6
tambahan yang digunakan adalah CaCl2, Ca(NO3)2 dan NaNO3. Namun demikian,
lebih dianjurkan menggunakan yang nitrat, karena penggunaan khlorida dapat
mempercepat terjadinya karat pada penulangan.
C. Proses Produksi Semen
Proses pembuatan semen dapat dibedakan menurut :
1. Proses basah :
Semua bahan baku yang ada dicampur dengan air, dihancurkan dan diuapkan
kemudian dibakar dengan menggunakan bahan bakar minyak, bakar (bunker crude
oil). Proses ini jarang digunakan karena masalah keterbatasan energi BBM.
❖ Keuntungan :
✓ Umpan lebih homogeny, semen yang diperoleh lebih baik.
✓ Efisiensi penggilingan lebih tinggi dan tidak memerlukan suatu unit
homogenizer.
✓ Debu yang timbul relative sedikit.
❖ Kerugian
✓ Bahan bakar yang digunakan lebih banyak, butuh air yang cukup banyak.
✓ Tanur yang digunakan terlalu panjang karena memerlukan zone
dehidrasi yang lebih panjang untuk mengendalikan kadar air.
✓ Biaya produksi lebih mahal.
2. Proses Kering
Adapun proses kering yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Penggalian/Quarrying
Terdapat dua jenis material yang penting bagi produksi semen: yang pertama
adalah yang kaya akan kapur atau material yang mengandung kapur (calcareous
materials) seperti batu gamping, kapur, dll., dan yang kedua adalah yang kaya
akan silika atau material mengandung tanah liat (argillaceous materials) seperti
tanah liat. Batu gamping dan tanah liat dikeruk atau diledakkan dari penggalian
dan kemudian diangkut ke alat penghancur.
2. Penghancuran
Penghancur bertanggung jawab terhadap pengecilan ukuran primer bagi material
yang digali.
7
3. Pencampuran Awal
Material yang dihancurkan melewati alat analisis on-line untuk menentukan
komposisi tumpukan bahan.
4. Penghalusan dan Pencampuran Bahan Baku
Sebuah belt conveyor mengangkut tumpukan yang sudah dicampur pada tahap
awal ke penampung, dimana perbandingan berat umpan disesuaikan dengan
jenis klinker yang diproduksi. Material kemudian digiling sampai kehalusan
yang diinginkan.
5. Pembakaran dan Pendinginan Klinker
Campuran bahan baku yang sudah tercampur rata diumpankan ke pre-heater,
yang merupakan alat penukar panas yang terdiri dari serangkaian siklon dimana
terjadi perpindahan panas antara umpan campuran bahan baku dengan gas panas
dari kiln yang berlawanan arah. Kalsinasi parsial terjadi pada pre‐heater ini dan
berlanjut dalam kiln, dimana bahan baku berubah menjadi agak cair dengan sifat
seperti semen. Pada kiln yang bersuhu 1350-1400°C, bahan berubah menjadi
bongkahan padat berukuran kecil yang dikenal dengan sebutan klinker,
kemudian dialirkan ke pendingin klinker, dimana udara pendingin akan
menurunkan suhu klinker hingga mencapai 100 °C.
6. Penghalusan Akhir
Dari silo klinker, klinker dipindahkan ke penampung klinker dengan dilewatkan
timbangan pengumpan, yang akan mengatur perbandingan aliran bahan terhadap
bahan-bahan aditif. Pada tahap ini, ditambahkan gipsum ke klinker dan
diumpankan ke mesin penggiling akhir. Campuran klinker dan gipsum untuk
semen jenis 1 dan campuran klinker, gipsum dan posolan untuk semen jenis P
dihancurkan dalam sistim tertutup dalam penggiling akhir untuk mendapatkan
kehalusan yang dikehendaki. Semen kemudian dialirkan dengan pipa menuju
silo semen.
D. Syarat-syarat semen
Semen merupakan bahan pengikat yang berfungsi untuk mengikat agregat halus
dan agregat kasar dengan air dalam suatu adukan, sepeti adukan beton atau plesteran.
Pada ‘tempat penulis kerja praktek’, kontraktor membuat berita acara untuk

8
persetujuan pemakaian tipe atau merk semen yang digunakna dan tidak boleh merubah
tipe atau merk tanpa alasan yang kuat dan khusus serta persetujuan dari pihak
konsultan Manajemen Konstruksi (MK . Semen yang digunakan adalah semen
Holcim. jenis semen Portland ini telah memenuhi mutu yang ditetapkan dalam RKS
meliputi :

1. Peraturan semen Portland Indonesia (NI.8-1976)


2. Peraturan beton Indonesia (NI.2-1971)
3. Tata cara Perencanaan Struktur beton untuk Gedung SNI-03-2847-2003.
4. Mempunyai sertifkat uji (test sertificate)
5. Mendapat Persetujuan Perencana/Konsultan MK.

Untuk keperluan pembuatan campuran beton, semen harus memnuhi syarat-syarat


sesuai dengan stadar Normalisasi Indonesia (NI)-8 sebagai berikut :

1. Waktu pengikatan awal untuk segala jenis semen tidak boleh kurang dari 1
jam (60 menit)
2. Pengikatan awal semen normal 60-120 menit.
3. Air yang digunakan memenuhi syarat air minum, yaitu bersih dari zat organis
yang dapat mempengaruhi proses pengikatan awal.
4. Suhu ruangan 23℃
E. Jenis-Jenis Semen dan Aplikasinya
1. Portland Cement
Semen Portland adalah semen hidraulis yang dihasilkan dengan cara
menghaluskan klinker yang terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidraulis,
bahan tambahan yang biasanya adalah gypsum. Klinker adalah penamaan untuk
gabungan komponen produk semen yang belum diberikan tambahan bahan lain
untuk memperbaiki sifat dari semen. Tipe-tipe semen Portland :
a. Tipe I (Ordinary Portland Cement)
Ordinary Portland Cement adalah semen Portland yang dipakai untuk segala
macam konstruksi apabila tidak diperlukan sifat-sifat khusus, misalnya
ketahanan terhadap sulfat, panas hiderasi dan sebagainya. Ordinary Portland
Cement mengandung 5% MgO, dan 2,5-3% SO3. Sifat-sifat Ordinary

9
Portland Cement berada diantara sifat-sifat moderate heat semen dan hight
early strength Portland cement.Semen ini yang paling banyak dipasarkan
dan diproduksi.
b. Tipe II (Moderate Heat Portland Cement)
Moderate Heat Portland Cement adalah semen Portland yang dipakai untuk
pemakaian konstruksi yang memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas
hiderasi yang sedang. Moderate Heat Portland Cement terdiri dari 20%
SiO2, 6% Al2O3, 6% MgO, dan 8% C3A.Semen tipe ini lebih banyak
mengandung C2S dan mengandung lebih sedikit C3A dibandingkan dengan
semen tipe I.Biasanya digunakan untuk daerah pelabuhan dan bangunan
sekitar pantai.
c. Tipe III (High Early Strength Portland Cement)
High Early Strength Portland Cement adalah semen portland yang
digunakan keadaan-keadaan darurat dan musim dingin. Juga dipakai untuk
produksi beton tekan. High Early Strength Portland Cement ini mempunyai
kandungan C3S lebih tinggi dibandingkan dengan semen tipe lainnya
sehingga lebih cepat mengeras dan cepat mengeluarkan kalor. High Early
Strength Portland Cement tersusun atas 6% MgO, 3,5-4,5% Al2O3, 35%
C3S, dan 15% C3A. Semen tipe ini sangat cocok digunakan untuk
pembangunan gedung-gedung besar, pekerjaan-pekerjaan berbahaya,
pondasi, pembetonan pada udara dingin, dan pada prestressed coccretel,
yang memerlukan kekuata awal yang tinggi.
d. Tipe IV (Low Heat Portland Cement)
Low Heat Portland Cement adalah semen Portland yang digunakan untuk
bangunan dengan panas hiderasi rendah misalnya pada bangunan beton
yang besar dan tebal, baik sekali untuk mencegah keretakan. Low Heat
Portland Cement ini mempunyai kandungan C3S danC3A lebih rendah
sehingga pengeluaran kalornya lebih rendah. Low Heat Portland
Cement tersusun atas 6,5% MgO, 2,3% SO3, dan 7% C3A. Semen ini
biasanya digunakan untuk pembuatan atau keperluan hidraulik

10
engineering yang memerlukan panas hiderasi rendah, contohnya dam,
bendungan dan lapangan udara.
e. Tipe V (Shulphato Resistance Portland Cement)
Shulphato Resistance Portland Cement adalah semen Portland yang
mempunyai kekuatan tinggi terhadap sulfur dan memiliki kandungan C3A
lebih rendah bila dibandingkan dengan tipe-tipe lainnya.Shulphato
Resistance Portland Cement tersusun atas 6% MgO, 2,3% SO3, dan 5% C3A.
Semen ini sering digunakan untuk bangunan di daerah yang kandungan
sulfatnya tinggi, misalnya pelabuhan, terowongan, pengeboran di laut, dan
bangunan pada musim panas.
f. Semen Putih (White Cemen)
Semen Putih adalah semen yang dibuat dengan bahan baku batu kapur yang
mengandung oksida besi dan oksida magnesia yang rendah (kurang dari 1%)
sehingga dibutuhkan pengawasan tambahan agar semen ini tidak
terkontaminasi dengan Fe2O3 selama proses berlangsung. Pembakaran pada
tanur putar menggunakan bahan bakar gas. Hal ini dimaksudkan untuk
mengurangi kontaminasi terhadap abu hasil pembakaran, juga terhadap
oksida mangan sehingga warna dari semen putih tersebut tidak terpengaruh.
Semen Putih mengandung 24,2% SiO2, 4,2% Al2O3, 0,39% Fe2O3, 65,8%
CaO, 1,1% MgO, dan 0,02% Mn2O3. Semen Putih lebih digunakan untuk
bangunan arsitektur dan dekorasi jadi bukan bahan untuk tujuan kontruksi.
g. Semen Sumur Minyak (Oil Well Cement)
Semen Sumur Minyak adalah semen Portland yang dicampur dengan bahan
retarder khusus seperti lignin, asam borat, casein, gula, atau organic
hidroxid acid. Semen Sumur Minyak mengandung 6% MgO, 3% SO3, 48-
65% C3S, 3% C3A, 24% C4AF + 2C3A, dan 0,75% alkali (NO2).
Fungsi retarder disini adalah untuk mengurangi kecepatan pengerasan
semen atau memperlambat waktu pengerasan semen, sehingga adukan dapat
dipompakan kedalam sumur minyak atau gas. Semen Sumur Minyak
digunakan antara lain untuk melindungi ruangan antara rangka sumur

11
minyak dengan karang atau tanah sekelilinginya, sebagai rangka sumur
minyak dari pengaruh air yang korosif.

h. Semen Masonry
Semen Masonry adalah semen hidraulik yang digunakan sebagai adukan
konstruksi masonry, mengandung satu atau lebih blast furnance
slagcement(semen kerak dapur tinggi), semen Portland pozzolan, semen
alam atau kapur hidraulik dan bahan penambahnya mengandung satu atau
lebih bahan-bahan seperti: kapur padam, batu kapur, chalk, calceous shell,
talk, slag, atau tanah liat yang dipersiapkan untuk keperluan ini. Sifat semen
ini mempunyai penyerapan air yang baik, berdaya plastissitas yang tinggi
dan kuat tekan yang rendah. Penggunaan semen ini lebih banyak pada
konstruksi perumahan gedung, jalan dan imigrasi.
i. Semen Berwarna
Sering dibutuhkan semen yang mempunyai warna yang sama dengan bahan
atau material yang akan direkatkan. Semen Berwarna dibuat dengan
menambahkan zat warna (pigmen) sebanyak 5-10% pada saat semen putih
digiling. Zat warna yang ditambahkan harus tidak mempengaruhi selama
penyimpanan atau selama pemakaian semen tersebut. Semen ini biasanya
dipakai untuk tujuan dekorasi.
2. Semen Non Portland
a. Semen Alam (Natural Cement)
Semen alam merupakan semen yang dihasilkan dari proses pembakaran batu
kapur dan tanah liat pada suhu 850-1000oC kemudian tanah yang dihasilkan
digiling menjadi semen halus. Penggunaan semen alam tidak boleh di tempat-
tempat yang tidak terlindungi terhadap pengaruh cuaca langsung namun dapat
digunakan dalam adukan atau beton karena sifatnya yang mudah mengering.
Semen ini biasanya digunakan sebagai lem/perekat sehingga penggunaannya
sering bersamaan dengan semen portland.
b. Semen Alumina Tinggi (High Alumina Cement)

12
Semen Alumina Tinggi pada dasarnya adalah suatu semen kalsium aluminat
yang dibuat dengan meleburkan campuran batu gamping, bauksit, dan bauksit
ini biasanya mengandung oksida besi, silika, magnesia, dan ketidak murnian
lainnya. Cirinya ialah bahwa kekuatan semen ini berkembang dengan cepat, dan
ketahanannya terhadap air laut dan air yang mengandung sulfat lebih baik.
Semen ini biasanya digunakan sebagai bahan untuk membuat beton.
c. Semen Portland Pozzolan
Semen Portland Pozzolan adalah bahan yang mengandung senyawa silika dan
alumina dimana bahan pozzolan itu sendiri tidak mempunyai sifat seperti semen
akan tetapi dalam bentuk halusnya dan dengan adanya air, maka senyawa-
senyawa tersebut akan bereaksi membentuk kalsium aluminat hidrat yang
bersifat hidraulis.
Bahan pozzolan tersusun atas 45-72 % SiO2, 10-18 % Al2O3, 1-6 % Fe2O3, 0,5-
3 % MgO, 0,3-1,6 % SO3.Semen portland pozzolan merupakan suatu bahan
pengikat hidraulis yang dibuat dengan menggiling bersama-sama terak semen
portland dan bahan yang mempunyai sifat pozzolan, atau mencampur secara
merata bubuk semen portland dan bubuk bahan lain yang mempunyai
sifat pozzolan. Bahan pozzolan yang ditambahkan besarnya antara 15-40 %.
Semen ini biasanya digunakan dalam pembangunan jembatan, jalan raya,
perumahan, dermaga, bendungan dan bangunan irigasi.
d. Semen Sorel
Semen Sorel adalah semen yang dibuat melalui reaksi eksotermik larutan
magnesium klorida 20 % terhadap suatu ramuan magnesia yang didapatkan dari
kalsinasi magnesit dan magnesia yang didapatkan dari larutan garam.
Semen Sorel mempunyai sifat keras dan kuat, mudah terserang air dan sangat
korosif. Penggunaannya terutama adalah semen lantai, dan sebagai dasar
pelantai dasar seperti ubin dan terazu.
e. Portland Blast Furnance Slag Cement
Portland Blast Furnance Slag Cement adalah semen yang dibuat dengan cara
menggiling campuran klinker semen portland dengan kerak dapur tinggi (Blast
Furnance Slag) secara homogen. Kerak (slag) adalah bahan non metal hasil
13
samping dari pabrik pengecoran besi dalam tanur (Dapur Tinggi) yang
mengandung campuran antara kapur (CaCO3) silika (SiO2), dan alumina
(Al2O3). Sifat semen ini jika kehalusannya cukup, mempunyai kuat tekan yang
sama dengan semen Portland, betonnya lebih stabil dari beton semen Portland,
permeabilitasnya rendah, pemuaian dan penyusutan dalam udara kering sama
dengan semen Portland.
❖ Keuntungan diproses kering ini adalah, sebagai berikut :
➢ Tanur yang digunakan relative pendek.
➢ Panas yang dibutuhkan rendah, sehingga bahan bakar yang dipakai
relative sedikit, dan membutuhkan air yang relative sedikit pula.
➢ Kapasitas produksi lebih besar.
❖ Kerugiannya yaitu :
➢ Kadar air sangat mengganggu proses, karena material menempel pada
alat.
➢ Campuran umpan kurang homogen.
➢ Banyak debu yang dihasilkan sehingga dibutuhkan alat penangkap debu.

F. Keutungaan
Dalam penggunaan semen sebagai bahan bangunan atau yang lainnya, memiliki
beberapa keuntungan, yaitu:
a. Bahan yang mudah didapat. Karena sebagian besar semua bahan terbuat dari semen,
semen banyak dijumpai di setiap toko bangunan. Sehingga tidak susah untuk
mendapatkannya.
b. Mudah diaplikasikan dalam berbagai desain bangunan. Sifatnya yang dapat dicetak,
semen sangat mudah didesain berdasarkan kebutuhan. Desain tersebut dapat
disesuaikan dengan bentuk cetakan atau secara langsung dapat diaplikasikan dalam
pembangunan.
c. Mempercepat masa pengerjaan. Sifat semen yang mudah dalam pengaplikasian
membuat dapat menghemat waktu.

14
d. Dapat menghasilkan bangunan yang rapi dan kokoh. Semen yang sifatnya kuat saat
setelah mengeras, membuat bangunan lebih kokoh. Bangunan tidak akan mudah
roboh saat pondasi terbuat dari semen.

G. Campuran Mix Beton

15

Anda mungkin juga menyukai