Anda di halaman 1dari 7

Kelompok VI (4KE)

Nama :
1. Eka Apryanti
2. Meyriski Lialita
3. Veronika Sulistyani

: 061330401036
: 061330401041
: 061330401049

PERTANYAAN

1. Dyvia Rosa A (kelompok 4)


Tolong jelaskan tipe semen portland yang ke empat serta sebutkan semen jenis apa
yang dihasilkan oleh PT. Semen Baturaja dan kegunaan dari semen tersebut !

Tipe IV Semen Portland (Low Heat Of Hydration)


Semen

Portland

yang

dalam

penggunaannya

memerlukan panas

hidrasi

rendah. Penggunaan semen ini banyak ditujukan untuk struktur Concrette (beton) yang
massive dan dengan volume yang besar, seprti bendungan, dam, lapangan udara. Dimana
kenaikan temperatur dari panas yang dihasilkan selama periode pengerasan diusahakan
seminimal mungkin sehingga tidak terjadi pengembangan volume beton yang bisa
menimbulkan cracking (retak). Pengembangan kuat tekan (strength) dari semen jenis ini juga
sangat lambat jika dibanding semen portland tipe I.
Low Heat Portland Cement ini mempunyai kandungan C3S dan C3A lebih rendah
sehingga pengeluaran kalornya lebih rendah. Low Heat Portland Cement tersusun atas 6,5%
MgO,

2,3%

SO3,

dan

7%

C3A.

Semen

ini

biasanya

digunakan

untuk pembuatan atau keperluan hidraulik engineering yang memerlukan panas hiderasi
rendah.
PRODUK YANG DIHASILKAN PADA PT SEMEN BATURAJA (PERSERO)
-

Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I

Indonesian Standard : SNI 15-2049-2004


American Standard

: ASTM C 150-04a

European Standard

: EN 197-1:2000

Semen Portland Tipe I merupakan jenis semen yang cocok untuk berbagai macam aplikasi
beton dimana syarat-syarat khusus tidak diperlukan.
-

Portland Composite Cement (PCC)

Indonesian Standard : SNI 15-7064-2004


European Standard : EN 197-1:2000 ( 42.5 N&42.5 R)
PCC digunakan untuk bangunan-bangunan pada umumnya, sama dengan penggunaan Semen
Portland Tipe I dengan kuat tekan yang sama. PCC mempunyai panas hidrasi yang lebih
rendah selama proses pendinginan dibandingkan dengan Semen Portland Tipe I, sehingga
pengerjaannya akan lebih mudah dan menghasilkan permukaan beton/plester yang lebih rapat
dan lebih halus.
Komposisi Bahan Kimia Dari Semen Portland
Pengerasan

Panas

Tahan

63,1%
20,6%
5,2%

Cepat
64,5%
20,7%
5,2%

Rendah
60 %
22,5%
3,7%

Sulfat
64%
24,4%

3,6%

2,9%

4,6%

3,0%

Biasa
Kapur (CaO)
Silikat (SiO2)
Alumina (Al2O3)
Besi
Oksida (Fe2O3)

2. Indah Okta A (kelompok 4)


Pada golongan semen terdapat semen non-hidrolik, bahan apakah yang ditambahkan
pada bahan tersebut !
Semen non-hidrolik tidak dapat mengikat dan mengeras di dalam air, akan tetapi dapat
mengeras di udara Semen non-hidrolik meliputi material seperti batu kapur dan gipsum yang
harus tetap kering supaya bertambah kuat dan mempunyai komponen cair. Contohnya adukan
semen kapur yang ditetapkan hanya dengan pengeringan, dan bertambah kuat secara lambat
dengan menyerap karbon dioksida dari atmosfer untuk membentuk kembali kalsium
karbonat.
3. Triadi Hutomo (kelompok 5)
Pada proses pembuatan semen, tolong sebutkan jenis semen yang cocok untuk
digunakan pada masing-masing proses.

4. Rafit Arjeni (kelompok 7)


Pada bahan pembuatan semen terdapat tanah liat yang di tambahkan. Tolong berikan
contoh bahan pengganti tanah liat dan mengapa bahan itu dipilih, serta apakah yang
dimaksud dengan perekat agregat dan bahan pengisi.
Tanah liat merupakan salah satu bahan utama pembuatan semen. Tanah liat dapat diganti
dengan bahan baku korektif lainnya yaitu bahan baku yang dipakai hanya apabila pada
pencampuran bahan baku utama komposisi oksida oksidanya belum memenuhi
persyaratan secara kualitatif dan kuantitatif. Pada umumnya, bahan baku korektif yang
digunakan mengandung oksida silika, oksida alumina dan oksida yang diperoleh dari
pasir Silika (Sand), Tanah Liat (Clay), dan Pasir Besi/Iron ore/ pyrite cinder. Misalnya,
kekurangan:
CaO : bisa ditambahkan limestone, Marble (90% CaCO3).
Al2O3 : bisa ditambahkan tanah liat
SiO2 : bisa ditambahkan quatz dan sand
Fe2O3 : bisa ditambahkan pasir besi, pyrite
a)

Pasir Silika : Digunakan sebagai pengoreksi kadar SiO2 yang rendah dalam tanah liat

b)

Pasir Besi : Digunakan sebagai pengoreksi kadar Fe2O3 atau pengoreksi perbandingan

antara Al2O3 dan Fe2O3.


c)

Bauksit : Digunakan sebagai pengkoreksi kadar Al2O3 yang rendah dalam tanah liat.

Agregat adalah material yang dominan dalam konstruksi kongkrit. Hampir 70% - 80 %
lebih berat konstruksi kongkrit adalah agregat. Agregat terdiri atas agregat kasar
(kerikil/batu baur) dan agregat halus (pasir), dan jika diperlukan menggunakan bahan
pengisi atau filler. Semen merupakan bahan perekat agregat kasar. Bahan perekat dapat
berupa tanah liat, kapur, maupun semen. Semen juga dapat berfungsi sebagai bahan
pengisi jika ditambahkan pasir dalam proses karena pasir merupakan bahan yang
direkatkan.
5. Gita Putri K (kelompok 3)
Ada berapa industri semen di indonesia dan semen yang di hasilkan.

Aplikasi semen pada industri-industri di Indonesia, seperti :

Holcim Indonesia

Holcim memproduksi sembilan jenis tipe semen begitu pula spesialisasi pada campuran
beton serta waralaba Solusi Rumah dan juga memproduksi bahan bangunan jadi. Berikut
adalah beberapa produksi semen holcim :

Semen :
- Holcim Serba Guna
- Holcim Smooth Fibre
- Holcim Ready Flow
- Holcim Ready Flow Plus
- Holcim Durable
- Holcim Extra Durable
- Holcim Drillwell Plus

Beton :

-Beton jadi

Agregate
- Agregat kasar: untuk beton ,aspal, perekat,dan material drainasi
- Agregat halus: bahan untuk pasir, penghancur abu dan pasir silika
- Agregat lainnya: bongkahan batu, batu gabion, bantalan rel kereta api dan landasan jalan

PT Indocement Tunggal Prakarsa (Semen Tigaroda)


Jenis semen yang dihasilkan oleh PT Semen Indocement yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

Ordinary Portland Cement (OPC)


Portland Composite Cement disingkat PCC
Portland Cement Type II dan Type V
Oil Well Cement
Semen Putih (White Cement)

PT Semen Baturaja (Semen Baturaja)


Produk yang dihasilkan pada PT semen baturaja (persero) yaitu :
1. Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I
2. Portland Composite Cement (PCC)

PT Semen Padang (Semen Padang)


Produk-produk yang diproduksi Semen Padang itu adalah :
1.
2.
3.
4.

Semen Portland Jenis I, II, III, IV & V


Oil Well Cement (OWC)
Mixed Cement/ Super Masonry Cement (SMC)
Portland Pozzolan Cement (PPC)

PT Semen Gresik (Semen Gresik)


Produk yang dihasilkan yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Semen Portland Tipe I


Semen Portland Tipe II
Semen Portland Tipe III
Semen Portland Tipe V
Special Blended Cement (SBC)
Portland Pozzolan Cement (PPC)

PT Semen Bosowa (Semen Bosowa)


PT. Semen Bosowa Maros memiliki jenis-jenis semen sebagai berikut:
1. Semen Portland
2. Semen campur
3. Oil well cement
4. High alumina cement
5. Semen anti bakteri
6. Water proo

PT Semen Andalas (Semen Andalas)

PT Semen Tonasa (Semen Tonasa)


Perusahan ini memproduksi jenis produk Semen Portland Tipe I (OPC) dan Semen
Portland Komposit (PCC).
PT Semen Kupang (Semen Kupang)

PT Cement Puger Jaya Raya Sentosa (Semen Puger)


Produksi semen yang dihasilkan berupa semen portland pozollan dan suda berstandar
SNI 15-0302-2004..
PT Cemindo Gemilang (Semen Merah Putih)
Semen Merah Putih terdiri atas Portland Composite Cement (PCC) dan Ordinary Portland
Cement (OPC).

6. Angga Harsyah (kelompok 1)


Sebutkan masalah-masalah pada semen dan mengapa masalah itu terjadi !
Beberapa masalah yang sering terjadi pada penggunaan semen adalah sebagai berikut :
1. Segregasi, yaitu agregat yang tidak bisa menyatu dan terpisah karena campurannya
tidak merata. Beberapa penyebabnya yaitu karena slum yang rendah, gradasi agregat
yang tidak bagus. Berat jenis agregat yang lebih banyak dari agregat halus atau
agregat campuran pada beton kurang banyak. Penyebab lainnya, terlalu tingginya
tinggi jatuh pengecoran atau alat getar yang terlalu lama.
Untuk mengatasi masalah ini, cara yang dapat ditempuh adalah jalan untuk membuat
campuran beton tidak boleh terlalu jauh dan tinggi. Dan ketika membuat perencanaan
campuran harus bisa memadai baik menggunakan bahan admixture atau tidak
memakainya. Selain itu, kecelakaan beton harus dirubah atau ditinggikan dengan
metode memberi tambahan bahan.
2. Bleeding, dimana air campuran naik ke atas di permukaan beton begitu proses
pengecoran selesai. Sementara itu bahan agrerat yang sifatnya lebih kasar jadi turun
ke bawah. Penyebab masalah tersebut ada dua, yaitu campuran atau rasionya terlalu
tinggi dan ketika pengecoran dilakukan ada penambahan air yang sebenarnya tidak
perlu serta campuran beton yang tidak bagus dan material halus yang tidak cukup
sehingga membuat air naik ke permukaan.
Untuk mengatasinya yaitu nilai kehalusan atau finer yang bisa dilakukan dengan dua
sistem. Yang pertama melakukan kombinasi antara pasir yang kasar dan halus atau
bisa juga memakai abu batu. Tujuannya adalah agar adonan beton yang dihasilkan
bisa kohesif. Cara kedua yaitu jumlah semennya dinaikkan agar kemampuan

admixture atau campuran yang diperlukan untuk menjaga daya kerja bisa ikut
bertambah.
3. Shrinkage atau penyusutan. Penyebabnya yaitu karena pemakaian air atau semen yang
terlalu banyak dan ukuran kehalusan pada agregat tidak sesuai dengan syarat yang
ditentukan. Untuk menanggulangi masalah ini, cara yang bisa ditempuh yaitu terdapat
dua sistem yang diterapkan yaitu sistem sodium silicate material dan sistem wax
based material.
4. Bug hole yaitu adanya lubang atau rongga yang bisa timbul diatas permukaan ketika
beton sudah menjadi kering. Sebabnya adalah karena ada udara yang tidak bisa keluar
atau terjebak di adonan beton. Udara ini terjadi ketika proses pengadukan sedang
berlangsung.
Untuk mengatasinya, memakai cetakan minyak atau mold oil yang sifatnya tidak
lengket seperti water based oil bisa mengurangi terjadinya resiko bug hole. Namun
pemakaiannya harus dapat dilakukan dengan cepat, maksimal enam jam kemudian
langsung dilanjutkan dengan pengecoran.

Anda mungkin juga menyukai