BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Semen ( Cement ) adalah hasil industri dari paduan bahan baku : batu kapur
/ gamping sebagai bahan utama dan lempung / tanah liat atau bahan pengganti
lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk / bulk, tanpa
memandang proes pembuatan, yang mengeras atau membatu pada pencampuran
dengan air. Bila semen dicampur dengan air, maka terbentuklah beton. Beton nama
asingnya, concrete diambil dari gabungan prefiks bahasa latin com, yang artinya
bersama sama, dan crescere ( tumbuh ), yang maksudnya kekuatan yang tumbuh
karena adanya campuran zat tertentu.
1. Batu Kapur
Sususnan batu batuan yang mengandung 50% CaCO3 atau lebih sering
disebut batu kapur ( gamping ) atau dengan istilah Limenstone. Dibedakan
atas kandungan CaCO3nya :
a. Batu Kapur kadar tinggi ( High Grade ), kandungan CaCO3nya tinggi, yaitu
: Lebih dari 97 99 %, MgO bersifat menyebabkan ekspansi.
b. Batu Kapur kadar menengah ( Midle Grade ), kadar CaCO3nya 88 90 %.
c. Batu Kapur mutu rendah ( Low Grade ), kadar CaCO3nya rendah yaitu
berkisar 85 87%.
Sifat Fisis :
Fase : Padat
Warna : Putih Kekuningan
Kadar Air : 7 10 H2O
Bulk Dencity : 1,3 ton / m
Low Lime : 40 44 %
High Lime : 51 53 %
Sifat Kimia :
Mengalami Kalsinasi
Warna Batu Kapur adalah putih dan akan berubah menjadi agak kecoklatan
jika terkontaminasi tanah liat atau senyawa besi. Komponen terbanyak pada batu
kapur adalah :
CaCO3, AL2O3, Fe2O3, SiO2 dan mineral lain dengan konsentrasi kecil.
Bahan baku ini di pakai apabila ada kekurangan pada salah satu komponen
oksida mineral pada pencampuran bahan baku utama. Bahan ini antara lain :
Pasir Silika disebut juga Silca Sand mempunyai kandungan SiO2 yang
tinggi 90 95%. Depositnya berbentuk gunung gunung pasir silika dan
berkadar SiO2 sekitar 90%. Sekamin murni pasir silka, maka akan semakin
putih warnanya dan biasanya disebut pasir kuarsa yang berkadar SiO2 100%.
Ini dipkai terus sebagai bahan tambahan pada pembuatan smen apabila kadar
SiO2nya masih rendah.
1. Gypsum
Spesifikasi Gypsum :
Fase : Padat
Warna : Putih Kotor
Kadar Air : 10% H2O
Bulk Density : 1,4 ton/m
Ukuran Material : 0 30 mm
2. Trass
1. Proses Basah
Pada proses ini, bahan baku dipecah kemudian dengan menambahkan air
dalam jumlah tertentu serta dicampurkan dengan tanah liat. Bubur halus dengan
kadar air 25 40% (slurry) dikasinasikan dalam tungku panjang (long rotary
kiln )
Keuntungan :
Umpan lebuh homogen, semen yang diperoleh lebih baik.
Efisiensi penggilingan lebih tinggi dan tidak memerlukan suatu unit
homoginizer.
Debu yang timbul relatif sedikit.
Kerugian :
Bahan bakar yang digunakan lebih banyak, butuh air yang cukup banyak.
Tanur yang digunakan terlalu panjang karena memerlikan zone dehidrasi
yang lebih panjang untuk mengendalikan kadar air.
Biaya produki mahal.
2. Proses Kering
Pada proses ini bahan baku diolah ( dihancurkan ) di dalam Row Mill dalam
keadaan kering dan halus dan hasil penggilingan ( tepung baku ) dengan kadar
air 0,5 1 % diklasinasikan dalam Rotary kiln. Proses ini menggunakan panas
sekitar 1500 1900 Kcal / kg Kliner.
Keuntungan :
Tanur yang digunakan relatif pendek.
Panas yang dibutuhkan rendah, sehingga bahan baku yang dipakai relatif
sedikit, dan membutuhkan air yang relatif sedikit pula.
Kapasitas produksi besar.
Kerugian :
Kadar air samgat menggangu proses, karena material menempel pada alat.
Campuran umpan kurang homogen.
Banyak debu yang dihasilkan sehingga dibutuhkan alat penangkap debu.
Proses yang digunakan PT Semen Indonesia ( Persero ) Tbk di Tuban adalah proses
kering.
Alat utama untuk menghancurkan bahan baku adalah Crusher. Bahan baku
hasil penambangan diangkat menggunakan drump truck dan kemudian
dicurahkan kedalam hopper. Dimana fungsi dari hopper adalah sebagai alat
penampang awal untuk memasukan ke dalam crusher.
Crusher yang digunakan untuk mengancurkan batu kapur terdiri dari dua
bangian. Bagian yang pertama disebut vibrator, yang berfungsi untuk
mengayak atau menyaring batu kapur sehingga batu kapur yang ukuran lebih
kecil akan langsung jatuh menuju belt conveyor. Batu kapur yang tertinggal
akan secara langsung menuju bagian yang kedua, yaitu bagian yang memiliki
alat penghancur yang dinamakan hammer. Setelah mengalami penghancuran,
batu kapur tersebut akan jatuh menuju belt conveyor yang sama.
Umumnya, stock pile terdiri darri dua sisi yaitu sisi kanan dan kiri, jika pada
bagian kanan sedang digunakan sebagai proses, maka sisi bagian kiri akan diisi
bahan baku dari crusher. Begitu juga sebaliknya. Untuk mengatur letak
penampang bahan baku, digunakan tripper selain itu stock pile juga dilengkapi
dengan reclainer. Diman reclainer ini berfungsi unutk menidahkan atau
mengambil raw material dari stock pile ke belt conveyor dengan kapasitas
tertentu, sesuai dengan kebutuhan proses, alat ini juga berfungsi unutk
menghomogenkan bahan baku yang akan dipindahkan ke belt conveyor.
Bahan baku masuk kedalam raw mill pada bagian tengah ( tempat
penggilingan ) sementara itu panas masuk kedalam bagian bawahnya. Material
yang sudah tergiling halus akan terbawa udara keluar raw mill melalui bagian
atas alat tersebut.
Raw mill memiliki bagian yang dinamakan classifier yang berfungsi untuk
mengendalikan ukuran partikel yang boleh keluar dari raw mill, partikel dengan
ukuran besar dikembalikan ke dalam raw mill untuk mengalami penghalusan
selanjutnya sampai ukuran partikel mencapai yang diharapkan.
Bahan baku masuk dari bagian atas blending silo, oleh karena itu alat
transportasi yang digunakan untuk mengirim bahan baku hasil penggilingan
blending silo adalah bucket elevator, dan keluar dari bagian bawah blending silo
dilakukan pada beberapa titik dengan jarak tertentu, dan diatur degngan
menggunakan valve yang sudah diatur waktu bukanya. Proses pengeluaran dari
beberapa tituk dilakukan untuk memenuhi kehomogenan bahan baku.
Alat utam yang digunakan untuk proses pemanasan awal bahan baku adalah
pre-heating, sedangkan alat bantunya adalah kiln feed bin.
Output dari preheater ini adalah debu panas, karen titik didih bahan tersebut
memang masih diatas suhu tersebut.
f) Pembakaran ( firring )
Alat utama yang digunakan adalah tanur putar atau rotary kiln, Rotary kiln
adalah alat berbentuk silinder memanjang horizontal yang diletakkan dengan
kemiringan tertentu. Dimana ujung satunya adalah tempat material masuk
sedangkan ujung lainnya adalah tempat terjadinya pembakaran bahan bakar.
Material akan mengalami pembakaran dari temperatur tinggi.
Debu panas dari preheater yang mencapai 850-900c akan langsung masuk
kiln. Di kiln akan disembur dengan serbuk batubara yang menyala dengan api
hingga suhu bagian dalam kiln mencapai 1400-1500c.
Bahan bakar dari kita sendiri dihasilkan dari batu bara yang dihaluskan
hingga menjadi bubuk pada proses di coal mill.
g) Pendinginan ( Cooling )
Alat utama yang digunakan untuk proses pendinginan clinker adalah cooler.
Cooler ini dilengkapi dengan alat penggerak material, sekaligus sebagai saluran
udara pendingin yang disebut grate dan alat pemecah clinker ( clinker breaker).
h) Penggilingan Akhir
Alat utama yang digunakan pada penggilingan akhir, dimana terjadi pula
penggilingan clinker dengan gypsum adalah ball mill. Alat ini berbentuk
silinder horizontal. Bagian dalam ball mill terbagi dua bagian untuk
memisahkan bola-bola baja berukuran besar dan berukuran kecil. Bagian utama
diisi dengan bola-bola baja yang berdiameterlebih besar dari bola-bola yang ada
pada bagian kedua. Prinsip penggunaan bola-bola baja dari ukuran yang besar
menjadi ukuran lebih kecil adalaha bahwa ukuran bola-bola baja yang lebih
kecil menyebabkan luas kontak tumbuhan antara bola-bola baja dengan material
yang akan di giling akan lebih besar sehingga diharapkan ukuran partikelnya
akan lebih halus.
i) Packer
Setelah melalui tahap pengelolahan akhir, maka semen dari silo semen akan
ditransportasi dengan air slight menuju tempat packer.
Pada packer, hanya dua jenis semen yang di packing. Yaitu ordinary
portland cement (OPC) yang di packing dengan truck tabung langsung ke
pelabuhan untuk proyek proyek besar.
Atau bisa juga semen curah agar dapat di packing di pabrik cababng atau
juga dimasukkan juga ke dalam kapal.
a. Kehalusan ( fineness )
c. Kekekalan Bentuk
Syarat ini untuk pengedalian agar pada beton tidak terjadi pemuaian atau
penyusutan, karena dapat mengkibatkan kerusakan pada kontruksi. Alat yang
d. Kekuatan Tekan
Kekuatan tekan diukur dari kekuatan tekan terhadap pasta, ,mortar, dan
beton.
Pasta adalah campuran antara semen dan air pada perbandinga tertentu.
Mortar adalah campuran antara semen, pasir dan air pada perbandinga
tertentu.
Beton adalah campuran antara semen, pasir, kerkil dan air pada
perbandinga tertentu, Kadang kadang ditambahkan bahan tambahan
( admixtur ).
Kekuatan semen
Kekuatan agregat
Kualitas air
Faktor air semen
Kualitas admixture
e. Panas Hidrasi
g. Quick Set
Syarat ini diperlukan hanya untuk semn dengan ketahan tinggi terhadap
sulfat ( jenis V ).
i. Warna
Beberap reaksi kimia yang berjalan bersaamaan. Sebagimana telah disebut diatas,
bahwa semen mempunyai kandungan oksida utama yaitu : C3S, C2S, C3A, C4AF.
Oksida oksida ini apabila ditambah air akan bereaksi sebegai berikut :
C4AF + Air C A F H + Ca ( OH )2
- Umur - Admiture
- Komposisi Semen - Temperatur
- Kehalusan - Perbandingan jumlah air dan semen
Kegunaan :
Gedung, Jembatan, Jalan raya, Rumah pemukiman.
Memenuhi :
Semen yang mempunyai ketahan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.
Tahan terhadap sulfat sedang yaitu terhadap air tanah yang mengandung
sulfat antara 0,08 0,17 % atau yang dinyatakan mengandung SO3 + 125
ppm.
Tahan terhadap panas Hydrasi sedang
Kegunaan :
Dermaga, Bendungan
Bangunan di tanah berawa, bergambut dan tepi pantai
Soil Cement
Memenuhi :
Memenuhi :
Kegunaan :
Memenuhi :
Kegunaan :
Memenuhi :
Portland Pozzolan Cement ( PPC ) ( 1998 ), Jenis semen ini untuk kontruksi
umum dan tahap terhadap sulfate dan panas hidrasi sedang.
Kegunaan :
Perumahan
Bendungan, dam dan irigasi.
Bangunan tepi pantai dan rawa/gambut.
Pozzolan yang terdapat di alam, seperti abu vulkanis atau purnice, tanah
diatome atau tufa.
b. Waktu pengikatan
d. Kekuatan Tekan
e. Keawetan ( Durability )