Anda di halaman 1dari 11

II.

PENGUJIAN SEMEN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Semen Portland adalah salah satu hasil pembuatan yang didapat karena
bersatunya suatu campuran dari kapur (CaCO3) dan tanah liat dalam
perbandingan 4:1, yang dipijarkan hingga lebur dan berubah menjadi suatu
massa seperti batu. Setelah dingin batu-batu ini kemudian dipecah dengan
mesin menjadi potongan-potongan kecil, seterusnya digiling hingga menjadi
tepung yang sangat halus dan selanjutnya diayak.
Semen dinamakan juga semen hidrolik, dan pengikat serta pengerasan dari
semen hanya terjadi karena adanya air. Air disini diperlukan untuk
melangsungkan reaksi-reaksi kimia sehingga menghasilkan senyawa-senyawa
hidrat yang dapat mengeras.
Semen Portland yang selanjutnya disebut dengan nama semen adalah
serbuk yang sangat halus berwarna abu-abu atau coklat dari kristal silikat,
kalsium dan alumunium sangat halus berwarna abu-abu atau coklat abu-abu
kehijauan, terutama terdiri dari kristal silikat, kalsium dan alumunium.
Bahan-bahan dasar pembuatan semen dipergunakan bermacam-macam
batuan, misalnya : batu kapur, tanah liat, pasir dan sebagainya yang
didalamnya terkandung senyawa kapur (CaO), silica (Al2O3 ), aluminium
(SiO2), oxid besi (F2eO3 ), karbonat magnesium (MgCO3), juga terdapat dalam
jumlah yang kecil sebagai pengotoran.
Semen Portland yang baik mengandung rata-rata :
Kapur (CaO)...............................58-65%
Asam silikat................................20-26%
Aluminium (Al203) .........................5-9%
Oxid besi (Fe2O3)...........................1–5%
Magnesia (MgO).............................1-4%
Dan bahan-bahan lain atau unsur lain yang boleh terkandung
Asam belerang (Al2SO4 )...............0-2%
K2O...........................................0,4-0,9%
Na2O..........................................0,2-0,5%
Mn2O3..............................................0-3%
TiO2 ............................................0,1 -3%
SO3 (trioxida belerang )..............095-2%
S (Belerang )...................................0-2%
P2O5 ...............................................0-1 %
Bagian yang tak larut...................0,2-3%
Hilang pijar..................................0,5-3%

1.1.1 Proses Persenyewaan Semen


Oxid-oxid yang merupakan dari semen tidaklah merupakan
senyawa tunggal dalam keadaan bebas dan tidak berkaitan, tetapi
oxid-oxid tersebut berikatan menjadi beberapa bentuk senyawa
yang lebih diketahui.
Adapun iktisal proses pembentukan senyawa - senyawa oxid
menurut Lea dan Desh sebagai berikut :
a. Dibawah 800°C pembentukan CaO. A12 03 dan mungkin CaO.
Fe203 .
b. 800 - 950°C pembentukan 2CaO. SiO2 dan CaO. S102
c. 950 - 1200°C pembentukan 5CaO. Si SiO2
d. 1200 - 1260°C pembentukan 5CaO. 3A 2O3 dan mungkin 4CaO.
A1203, Fe203
e. 1260°C campuran mulai mencair.
f. 1260 - 1450°C pembentukan 3 CaO. SiO dengan hilangnya SiO2
yang mungkin bebas

1.1.2 Sifat – Sifat Semen


a. Warna
Semen Portland dalam keadaan tanpa tercampur bahan-bahan lain,
berwarna abu-abu kehijauan dan setelah membatu menjadi abu-abu
kebiruan.

b. Berat Jenisnya
Semen Portland dalam keadaan membatu mempunyai berat jenis
yang berlainan, tergantung kadar kapurnya dan ketelitian waktu
pembuatannya. Umumnya antara 3,12 - 3,25.
c. Pengikatan
Tepung semen Portland yang dicampur dengan air hingga menjadi
seperti bubur, akan menjadi keras dalam waktu yang tertentu.
Pembatasan ini merupakan reaksi antara senyawa-senyawa semen
dengan air yang menyebabkan adanya daya pengikat dan adanya
proses pengerasan semen. Reaksi hidrasi merupakan reaksi
pengikatan air secara kimia dengan suatu senyawa, hingga
terbentuk senyawa hidrat berupa kristal , misalnya alumina
trikalsium bereaksi cepat sekali dengan air membentuk hidrat dari
senyawa tersebut :
3CaO.Al2O3 + 6H2O---3CaO.A12O3.61-120.
Reaksi hidrolika ialah suatu reaksi pemecahan garam dengan air
menjadi asam dan basa.

1.1.3 Waktu Ikat Semen


Suatu perubahan semen dari keadaan lunak (karena dicampur
dengan air) hingga menjadi keras disebut pengikatan, dan waktu yang
diperlukan untuk itu adalah waktu ikat. Pada proses pengikatan semen
Portland akan terjadi suatu proses kenaikan yang ringan dari derajat
panasnya dan derajat dari udara dan air adalah penting atas
mengerasnya semen. Pada udara panas yang kering ini akan terjadi
lebih keras lagi daripada didalam udara dingin dan basah.
Suatu adonan semen yang seperti bubur kental / pasta, mula-mula
akan menjadi lebih keras daripada suatu adonan yang memakai
banyak air. Kekuatan awal (dalam waktu 24 jam) mungkin disebabkan
oleh kapur yang bebas dari aluminat. Antara 1- 7 hari kekuatan
disebabkan aluminat. Antara 7 - 28 hari pengerasannya disebabkan
oleh hidrasi dari batu ortokilakas.
Waktu pengikatan dari semen bisa dibagi menjadi 2 yaitu masa
ikatan awal dan masa ikatan akhir, setelah ikatan ini selesai semen itu
mulai mengeras.

1.1.4 Kehalusan Butiran Semen


Semen butir-butir harus lewat ayakan dengan lubang 1,1 mm.
Sedang sisa diatas ayakan dengan lubang bujur sangkar berisi 0,09
mm. Untuk berbagai mutu terdapat pada daftar berikut ini :

MUTU
KEHALUSAN
S-325 S-400 S-475 S-550 S-S
1. Sisa diatas ayakan 0,09 mm
20 25 10 7 5
(%) maks
2. Luas muka (cm 2 /gr), minimum 2000 2400 2600 2800 3000

Butiran yang lebih halus mungkin reaksi-reaksi berlangsung lebih


cepat dan lebih pada ikatan dan pengerasan, karena luas muka setiap
satuan isi lebih besar.

1.1.5 Penyimpanan Semen


Supaya semen selalu dalam siap untuk digunakan, maka
penyimpanannya harus sebaik-baiknya. Semen itu harus disimpan
ditempat yang kering, tidak langsung diatas tanah yang lembab dan
harus didalam ruangan yang beratap dan tidak bocor.
Semen bersifat cepat menarik air (Hidroskopik) dan bila semen
telah menjadi basah kemudian mengeras, maka semen itu tidak dapat
dipergunakan lagi. Bila penyimpanan semen disusun secara
bertumpuk, harus dijaga tinggi tumpukannya, sebab bisa
menyebabkan pembebanan semen dibagian yang bawah dan menjadi
menggumpal.
1.1.6 Jenis-Jenis Semen
Berdasarkan pemakaiannya, semen Portland dibagi menjadi 5 jenis :
a. Jenis I
Semen Portland yang digunakan pada konstruksi biasa atau
pada umumnya yang tidak diminta persyaratan-persyaratan pada
semen lainnya.
b. Jenis II
Semen Portland digunakan pada konstruksi yang menghendaki
adanya ketahanan sulfat.
c. Jenis III
Semen Portland yang digunakan pada konstruksi yang
menghendaki pengikatan awal yang kekuatannya tinggi.
d. Jenis IV
Semen Portland yang digunakan pada konstruksi yang menahan
terhadap panas hidrosi yang rendah.
e. Jenis V
Semen Portland yang digunakan pada konstruksi yang menuntut
persyaratan sangat tahan terhadap sulfat.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang tersebut maka timbul suatu permasalahan untuk
mengetahui kualitas suatu semen Portland yang dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Berapa berat isi semen?
2. Berapa berat jenis semen Portland?

1.3 PEMBAHASAN MASALAH


Masalah yang timbul dari pengujian semen Portland ini dibatasi pada
beberapa hal yang ada sebagai berikut :
a. Penelitian yang dilakukan untuk semen Portland didapat dari 1 (satu)
sample yang ada di pasaran.
b. Air yang digunakan adalah air setempat yang memiliki sifat fisik.
c. Pemakaian pasir pada kuat desak mortar adalah jenis Ottawa karena
memiliki butiran-butiran yang seragam.

1.4 TUJUAN PRAKTIKUM


Adapun beberapa tujuan dalam penelitian semen Portland ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk menentukan berat isi semen Portland.
2. Untuk menentukan berat jenis semen Portland.

INTRODUKSI TEORI
Rumus-rumus yang digunakan dalam pengujian semen Portland yaitu
sebagai berikut :
1. Berat Isi
Syarat : 1,25 – 1,5 ton/m3
G 2 G 1
B1 = gr/cm3
V
Dimana :
G1 = Berat gelas ukur kosong ( gr )
G2 = Berat gelas ukur + semen (gr )
V = Volume semen (ml)
2. Berat Jenis
Syarat : 3,12 - 3,25 ton/m3
G4
Bj = xd
V2 - V1
Dimana
G4 = Berat sample semen (gr)

V2 = Skala akhir volume botol ( ml )

V1 = Skala awal volume botol (ml )

d = Berat isi air pada suhu 4°C = 1 (lt/cm3)


1.6 METODOLOGI PENGUJIAN
1. Berat Isi
a. Alat dan bahan
 Gelas ukur 25 ml
 Neraca analitik
 Semen
b. Cara kerja Berat Isi lepas
1. Ambil gelas ukur 25 ml kosong, kemudian timbang (W1 gram).
2. Masukkan sampel semen ke dalam gelas ukur sampai skala 25 ml.
3. Timbang gelas ukur yang berisi semen tersebut (W2 gram).
4. Lakukan percobaan yang sama 2 kali, selanjutnya dihitung berat isi
rata-ratanya.
c. Cara Kerja Berat Isi Padat
1. Ambil gelas ukur 25 ml kosong, kemudian timbang (W1 gram)
2. Masukkan sample semen ke dalam gelas ukur sampai skala 25 ml,
selanjutnya digoncangkan sampai permukaan rata
3. Bila masih terjadi penurunan tambahkan lagi sample semen sampai
skala 5 ml, selanjutnya digoncang-goncangkan sampai tidak terjadi
penurunan.
4. Timbang gelas ukur yang berisi semen tersebut (W2 gram).
5. Lakukan percobaan yang sama 2 kali, selanjutnya dihitung berat isi
padat rata-ratanya.

2. Berat Jenis Semen


a. Alat dan bahan
 Botolle chatelier
 Kerosine (minyak tanah )
 Termometer
 Corong
b. Cara Kerja
1. Botol chatelier diisi dengan kerosine bebas air antara skala 0 dan 1,
lalu bagian botol dalam diatas permukaan cairan dikeringkan.
2. Botol tersebut direndam dalam air supaya suhunya merata 25°C.
3. Skala pada botol dibaca (V1) setelah suhu cairan dalam botol dengan
suhu air perendamnya.
4. Semen sebanyak 64 gr ditimbang lalu dimasukkan sedikit demi
sedikit jangan sampai ada yang menempel pada dinding dalam botol.
5. Setelah semen dimasukkan semua, botol digoyangkan ke kiri ke
kanan sampai gelembung udaranya habis semua.
6. Semen direndam kembali dalam air lalu skala ada botol di baca (V2)
7. Berat jenis semen dihitung.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Berat Isi


a. Lepas
1. Berat gelas ukur kosong : 189,600 gr dan 183,000 gr
2. Volume gelas ukur : 602,880 cm3 dan 602,880 cm3
3. Berat gelas ukur + semen : 872,100 gr dan 884,000 gr

BI1 = = 1,148 gr / cm3 = 1,132 gr /cm3

BI2 = = 1,163 gr /cm3

BI 1  BI 2
Berat isi rata-rata = =
2
= 1,148 gr /cm3
Syarat : 1,25 – 1,5 ton/m3
Kesimpulan : Berat isi lepas semen Portland tidak memenuhi syarat.

b. Padat
1. Berat gelas ukur kosong : 189,600 gr dan 183,000 gr
2. Volume gelas ukur : 602,880 cm3 dan 602,880 cm3
3. Berat gelas ukur + semen : 930,000 gr dan 1060,500 gr
BI1 = = 1,228 gr /cm3

B12 = = 1,455 gr /cm3

BI1  BI 2
Berat isi rata-rata = =
2
= 1,342 gr /cm3
Syarat : 1,25 – 1,5 ton/m3
Kesimpulan : Berat isi padat semen Portland memenuhi syarat.
2.2 Pengujian Berat Jenis

No. Uraian Hasil


1. Berat contoh semen (gr) 60,00
2. Pembacaan skala awal botol +
100,00
minyak (ml)
3. Pembacaan skala akhir botol +
130,00
minyak (ml)
Hasil berat jenis semen 2,00
(1)
Rumus :BJ Semen =
((3)  ( 2))

= 2,00 gr/ml
Syarat : 3,12 – 3,25 t/m3
Kesimpulan : berat jenis semen Portland tidak memenuhi syarat.

BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian yang dilakukan kami menyimpulkan sebagai berikut :
a. Berat isi
Syarat = 1,25 – 1,5 ton/m3
Berat isi lepas = 1,148 gr/cm3
Berat isi padat = 1,342 gr/cm3
Jadi, berat isi lepas tidak memenuhi syarat dan berat isi padat memenuhi
syarat.
b. Pengujian berat jenis
Syarat = 3,12 – 3,25 ton/m3
Hasil pengujian berat jenis semen = 2,00 gr/ml
Jadi, pengujian berat jenis semen tidak memenuhi syarat karena semen
sudah dalam keadaan terbuka sehingga lembab.

3.2. SARAN
Dalam pengujian yang kami lakukan masih sederhana dan mungkin
kurang teliti, baik dalam pengamatan maupun dalam pengambilan sampel.

Anda mungkin juga menyukai