Anda di halaman 1dari 35

Semen / Zat perekat

Zat perekat
Bahan perekat hidrolis adalah suatu bahan
yang apabila dicampur dengan air akan
membentuk pasta kemudian mengeras dan
setelah mengeras tidak larut kembali dalam air.
Jadi bahan perekat hidrolis akan bersifat sebagai
perekat apabila berhubungan dengan air.
Perekat hidrolis yang biasa digunakan terdiri dari :
1. Gips hemihidrat
2. Kapur padam
3. Pozzolan
4. Semen Portland

Gips
Gips merupakan jenis batuan endapan yang terbentuk
secara kimiawi dari kapur dan sulfat yang larut dalam tanah
membentuk calsium sulfat (CaSO4).
Penggunaan Gips :
1. Dalam bentuk gips alam, digunakan sebagai bahan baku
pembuatan semen yang berguna untuk memperlambat
proses pengerasan semen. Semen yang tidak dicampur
dengan gips alam pengerasan membutuhkan waktu 10
menit. Dengan ditambahkan gips alam, pengerasan semen
menjadi kurang lebih 60 menit.
2. Dalam bentuk gips hemihydrat, di bidang bangunan
digunakan sebagai perekat untuk membuat papan gypsum
yang dicampur dengan serat, biasanya digunakan untuk
plafond

Kapur Padam
Kapur telah dikenal dan dipergunakan orang sejak
ribuan tahun lalu sebagai bahan adukan pasangan
dan plesteran untuk bangunan.
Zaman dahulu pembuatan kapur dilakukan dengan
cara membakar batu kapur pada tungku-tungku
sederhana. Hasil pembakaran ini kemudian
dicampur dengan air dan terbentuklah bahan
perekat.
Pada saat ini, kapur banyak digunakan dalam
bidang pertanian, industri kimia pharmasi, industri
baja, industri karet, industri kertas, industri gula,
industri semen, dll.

Kapur Padam :
Jenis batu kapur dibedakan menurut
kemurniaannya, yaitu :
a. Batu kapur kalsium (CaCO3) dengan
kemurnian tinggi, bila unsur lain < 5%
b. Batu kapur Magnesia (CaCO3MgCO3)
bila mengandung 5 20 % magnesia
magnesium karbonat.
c. Batu kapur dolomite, bila
mengandung magnesium karbonat > 30
% tetapi < 44 %.
d. Batu kapur hidrolis, bila mengandung
> 5 % senyawa lain yang terdiri dari
alumina, silica dan besi.

e. Margel, batu kapur yang tercampur tanah liat


didapat dalam bentuk gumpalan lunak dan mudah
terlepas. Batu kapur jenis ini biasanya digunakan
sebagai bahan dasar semen.
f. Marmer dan batu kapur padat. Batu kapur ini
mengandung bermacammacam senyawa lain yang
mengalami metamorphose sehingga mempunyai
warna bermacam-macam, bentuk kristal berbedabeda dan keadaannya padat dan keras.
Untuk membedakan batu kapur dengan batuan
lainnya dapat dilakukan dengan cara meneteskan
asam chloride (HCL) pada permukaan batuan
tersebut. Asam chlorida akan bereaksi dengan batu
kapur, reaksi yang terjadi adalah :
CaCO3 + 2 HCL CaCl2 + H2O + CO2 (gas)

Syarat-syarat kapur yang baik :


1) Mengandung butiran-butiran halus dan aktif
2) Sebelum dipakai harus dalam keadaan kering
3) Pada penimbunan, kapur harus selalu kering dan tertutup.
Sifat-sifat penting yang menentukan mutu kapur
adalah
1) Prosentase bagian yang aktif dalam kapur, yaitu kadar
CaO, SiO, Al2O3 dan MgO.
2) Kehalusan butiran. Kapur tidak boleh mengandung
butiran kasar, yang biasanya terdiri dari bagian kapur
yang belum terbakar sempurna, terbakar lewat atau
belum terpadamkan.
3) Kekekalan bentuk adukan yang terbuat dari kapur
tersebut.
4) Kekuatan adukan yaitu berupa kuat tekan adukan yang
terbuat dari campuran kapur, pasir dan air.

SEMEN
- Semen adalah suatu bahan perekat hidrolis berupa serbuk halus yang
dapat mengeras apabila tercampur dengan air.
- Semen terdiri dari :
Batu kapur / gamping yang mengandungkalsium oksida(CaO),
Tanah liat (lempung) yang mengandungsilika
oksida(SiO2),aluminium
oksida(Al2O3),besi oksida(Fe2O3) dan gips
yang berfungsi untuk
mengontrol pengerasan.

Semen memiliki 4 unsur pokok, yaitu :


1. Batu kapur (CaO) sebagai sumber utama, terkadang terkotori oleh SiO 2,
Al2O3, dan Fe2O3.
2. Tanah liat yang mengandung senyawa SiO2, Al2O3, dan Fe2O3.
3. Bila perlu ditambahkan pasir kwarsa / batu silika, ini di tambahkan apabila
pada tanah liat mengandung sedikit SiO2.
4. Pasir besi / biji besi, ini ditambahkan apabila tanah liat mengandung sedikit
Fe2O3.
9

JENIS-JENIS SEMEN YANG SERING DIGUNAKAN


1. Semen Portland Pozolan (SPP)
Semen ini merupakan hasil dari semen Portland di tambah dengan
pozolan,
yang mana pozolan yang di tambahkan berkisar 10-30%.
Nama lain dari semen ini Traz Portland Cement, semen ini sering dipakai di
Negara Jerman. Tras yang digunakan adalah Tras Andernach.

2. Semen Putih
Campuran semen ini memiliki kadar Fe2O3-nya rendah, karna warna abuabu pada semen portland disebabkan oleh serbuk besi. Semen ini dibuat
dari batu kapur dan tanah liat putih (kaolin), kadar Fe 2O3 tidak boleh lebih
dari 1,5%. Pengolahannya sama dengan pengolahan semen biasa, tapi
tidak menggunakan alat-alat yang mengandung besi.

3. Masonry cement
Semen ini berfungsi untuk pasangan tembok dan plasteran.
Semen ini dibuat dari semen Portland dan di campur dengan hasil gilingan
batu kapur.
Namun semen tipe I lebih baik dibandingkan dengan semen
ini.
10

4. Semen sumur minyak


Berfungsi untuk menyemen pipa pengeboran minyak, melapisi bocoran air
atau gas.
Semen ini di pakai dalam bentuk bubur cair yang dipompakan dengan
tekanan tinggi yang mencapai 1.200 kg/cm2 dengan suhu rata-rata lebih dari
170o dalam keadaan belum mengeras.

5. Hidropobic cement
Klinker yang di giling dengan tambahan asam oleat atau asam streat.

6. Waterproofed cement
Semen yang digunakan di Inggris yang terbuat dari semen Portland yang
ditambahkan calsium, aluminium, atau serat logam lainnya.

7. Semen alumina
Tebuat dari batu kapur dicampur dengan bauksit dengan kadar campuran
60-70% (batu kapur), dan 30-40% (bauksit). Campuran dibakar pada suhu
1600oC dalam tungku listrik sampai cair, kemudian hasil bakar tadi di
tambahkan gips.
11

STANDAR NASIONAL INDONESIA


JENIS SEMEN
No.SNI

Nama

SNI 15-0129-2004

Semen portland putih

SNI 15-0302-2004

Semen portland pozolan / Portland Pozzolan Cement


(PPC)

SNI 15-2049-2004

Semen portland / Ordinary Portland Cement (OPC)

SNI 15-3500-2004

Semen portland campur

SNI 15-3758-2004

Semen masonry

SNI 15-7064-2004

Semen portland komposit (PCC)

12

Sejarah semen portland


Nama Portland Cemen di usulkan
oleh Joseph Aspidin pada tahun
1824, nama itu diusulkan karena
bubuk yang dicampur dengan air,
pasir dan batu-batuan yang ada di
pulau Portland Inggris. Pertama kali
semen portland di produksi (dengan
pabrik) di AS oleh David Saylor di
Kota Colay, Pennsylvania pada tahun
1875

Semen Portland
Semen portland adalah semen
hidrolis yaitu semen yang bila
bereaksi dengan air menjadi massa
yang padat dan keras. Semen ini
merupakan bahan ikat yang penting.
Semen ditambah dengan air disebut
pasta semen. Pasta semen ditambah
dan diaduk bersama pasir disebut
mortar. Mortar ditambah dan diaduk
bersama kerikil/batu pecah disebut

Cara Pembuatan Semen


portland
SP di buat dengan memalui beberapa langkah.
Sebagai bahan dasar dapat dibagi menjadi tiga macam
yaitu : Calcareous, argrillocalcareous dan argillaceous.
Kandungan semen portland adalah : kapur, silika dan
alumina.
Ketiga bahan dasar tadi di campur dan di bakar
dengan suhu 1550 C dan menjadi klinker. Setelah
itu dikeluarkan dan dihaluskan sampai halus seperti
bubuk. Biasanya lalu di tambahkan gipsum kira- kira 2% 4% sebagai pengontrol waktu pengikatan. Bahan lain
kadang kadang ditambahkan pula untuk membentuk
semen yang cepat mengeras. Kemudian dimasukan dalam
kantong dengan berat tiap-tiap kantong 40 kg /50 kg

Empat unsur terpenting dari semen adalah :

Trikalsium silikat (C3S) atau 3CaO.SiO 2


Dikalsium silikat (C2S) atau 2CaO.SiO2
Trikalsium aluminat (C3A) atau 3CaO. Al 203
Tetrakalsium aluminoferit (C4AF) atau 4CaO.Al 203.Fe2O3

Bilamana semen bersentuhan dengaan air,


maka proses hidrasi berlangsung. Reaksi ini
berlangsung lambat, 2 5 jam. Periode ini
disebut dengan periode induksi atau tak aktif.
Hasil utama dari proses hidrasi adalah
tobermorit atau C3S2H3 yang berbentuk
gel. Sebagai hasil lain adalah kalsium
hidroksida, air dan sisa semen yang tak
bereaksi.

Semen mengandung C3S dan C2S


sebesar 70 sampai dengan 80 persen.
Unsur-unsur ini merupakan unsur paling
dominan dalam memberikan sifat semen.
C3S segera mulai berhidrasi bila semen
terkena
air
secara
eksotermis.
Berpengaruh besar terhadap pengerasan
semen terutama sebelum mencapai
umur 14 hari. Membutuhkan air 24 %
dari beratnya.

C2S bereaksi dengan air lebih lambat


dan hanya berpengaruh terhadap
pengerasan semen setelah 7 hari
dan memberikan kekuatan akhir.
Unsur ini membuat semen tahan
terhadap serangan kimia dan
mengurangi penyusutan karena
pengeringan. Membutuhkan air 21 %
dari beratnya.

C3A berhidrasi secara eksotermis,


bereaksi
secara
cepat
dan
memberikan kekuatan sesudah 24
jam. Membutuhkan air 40 % dari
beratnya. Semen yang mengandung
unsur ini lebih dari 10 % kurang
tahan terhadap serangan sulfat.
C4AF tidak begitu berpengaruh
terhadap kekerasan beton.

Hidrasi semen

Sifat-sifat fisika semen yang terpenting


adalah :
1. Kehalusan butir
2. Waktu Ikatan
3. Panas Hidrasi
4. Berat jenis
Sifat Kimia Semen :
5. Kesegaran Semen
6. Sisa yang tak larut

Sifat Fisika Semen :


1. Kehalusan butir, reaksi antara semen dan air
dimulai dari permukaan butir-butir semen,
sehingga makin luas permukaan butir-butir
semen (dari berat semen yang sama) makin
cepat proses hidrasinya. Hal ini berarti bahwa,
butir-butir semen yang halus akan menjadi kuat
dan menghasilkan panas hidrasi yang lebih
cepat dari pada semen dengan butir kasar.
2. Waktu ikatan, semen jika dicampur dengan air
membentuk bubur yang secara bertahap
menjadi kurang plastis, dan akhirnya menjadi
keras. Pada proses ini tahap pertama dicapai
ketika pasta semen cukup kaku untuk menahan
suatu tekanan. Waktu untuk mencapai tahap ini
disebut sebagai waktu ikatan.

3. Panas Hidrasi, silikat dan aluminat


pada semen bereaksi denagan air
menjadi media perekat yang
memadat lalu membentuk massa
yang keras. Reaksi membentuk
media perekat disebut dengan
hidrasi. Kuantitas panas dalam
kalori/gram pada semen terhidrasi
disebut panas hidrasi.
4. Berat jenis, berat jenis semen
berkisar pada 3,15. Berat jenis
digunakan dalam hitungan

Sifat Kimia semen


1. Kesegaran semen, kehilangan berat dari
pembakaran merupakan ukuran kesegaran
semen. Karena hidroksida dan karbon dari
kapur dan magnesium bukan merupakan unsur
perekat maka disebut unsur pengisi. Semakin
sedikit kehilangan berat berarti semakin sedikit
unsur pengisinya dan ini berarti semen semakin
baik.
2. Sisa yang tak terlarut, sisa bahan yang tidak
habis bereaksi adalah bagian yang tidak aktif
dari semen. Semakin sedikit sisanya semakin
baik mutu semennya. Nilai maksimum yang
diijinkan adalah 1,5 persen.

Semen portland di indonesia [SII 0013-81]


dibagi menjadi 5 jenis, yaitu :
Jenis I : Semen portland untuk penggunaan umum
yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan
khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis lain.
Jenis II : Semen portland yang dalam penggunaannya
memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas
hidrasi sedang.
Jenis III : Semen portland yang dalam penggunaannya
menuntut persyaratan kekuatan awal yang tinggi
setelah pengikatan terjadi.
Jenis IV : Semen portland yang dalam penggunaannya
menuntut persyaratan panas hidrasi yang rendah.
Jenis V : Semen portland yang dalam penggunaannya
menuntut persyaratan sangat tahan terhadap sulfat.

Komposisi semen portland menurut jenisnya :

Syarat semen portland

Syarat kimia mutu semen menurut SII.0013-81 (ASTM C-150)

Oksida atau senyawa lain yang tidak dikehendaki pada semen, yaitu :

1) Magnesium Oksida (MgO).


Kadar MgO dalam semen mak 5 %, bila lebih dari
nilai ini menyebabkan semen bersifat tidak kekal
bentuknya (berubah bentuknya) karena volumenya
mengembang setelah pengerasan terjadi.
Perubahan bentuk ini terjadi setelah beberapa lama
(sekian bulan atau tahun. Hal ini disebabkan oleh
terjadinya reaksi antara MgO dan air membentuk
magnesium hidroksida yang disertai dengan
membesarnya volume.
MgO + H2O Mg(OH)2 + kalori.

2) Kapur bebas, yaitu kalsium oksida


(CaO). Ini merupakan kelebihan
kapur di dalam susunan bahan baku,
yang setelah proses pembakaran
tidak ikut membentuk senyawa
semen.
Kapur bebas yang tinggi (> 67 %)
juga mengakibatkan bentuk yang
tidak stabil pada semen setelah
mengeras.
CaO + H2O Ca(OH)2 + kalori.

3) Alkali, yaitu Na2O dan K2O. Kadar alkali


yang tinggi mempengaruhi kecepatan
pengerasan semen. Bila dalam
pembuatan beton dipakai batuan yang
mengandung silica reaktif dan semennya
mengandung alkali tinggi, maka akan
terjadi reaksi kimia antara silica dan
alkali membentuk senyawa alkali silikat
yang higroskopis dan membesarnya
volume dalam keadaan basah.
Akibat reaksi ini mengakibatkan beton
retak atau pecah.

Pozzolan
Pozzolan adalah bahan alam atau buatan yang
sebagian besar terdiri dari unsur-unsur silikat
dan atau aluminat yang reaktif (Persyaratan
Bangunan di Indonesia, PUBI-1982).
Pozzolan sendiri tidak mempunyai sifat semen,
tetapi dalam keadaan halus (lolos ayakan 0,21
mm) bereaksi dengan air dan kapur padam pada
suhu normal (24-27C) menjadi massa padat
yang tidak larut dalam air.

Pozzolan (teras) dibedakan menjadi 2 jenis yaitu


teras alam dan teras buatan.
1. Teras alam, terdiri dari :
a) Batu apung, obsidian, scoria, tuf, santorin dan
teras yangdihasilkan dari batuan vulkanik.
b)Teras yang mengandung silica halus, amorph yang
tersebar dalam jumlah banyak dan dapat bereaksi
dengan kapur jika dicampur dengan air, kemudian
membentuk silikat yang mempunyai sifat-sifat
hydrolik.
2. Teras buatan, meliputi abu arang batu, terak ketel
uap dan hasil tambahan dari pengolahan bijih
bauxite.

Fungsi pozzolan (trass) yang ditambahkan pada


beton adalah :
1. Dapat meningkatkan workability beton
2. Memperlambat pengerasan beton
3. Membuat beton lebih kedap
4. Meningkatkan ketahanan beton terhadap
pengaruh sulfat dengan cara menghalangi
terbentuknya CaSO4.
5. Meningkatkan ketahanan beton terhadap
pengaruh alkali reaktif pada agregat. Apabila
agregat yang mengandung alkali reaktif bertemu
dengan alkali pada semen menyebabkan beton
mengembang dan pecah. Fungsi pozollan pada
beton adalah menetralisir pengaruh alkali reaktif
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai