Anda di halaman 1dari 16

4

BAB III
METODOLOGI DAN PEMBAHASAN

3.1. Metodologi Praktikum


3.1.1. Metode dan Objek Praktikum
3.1.1.1. Metode Praktikum
Dalam praktikum ini metode yang digunakan adalah metode
dengan cara penelitian atau pengujian dimaksudkan untuk menguji
kualitas dari material konstruksi yang biasa kita lihat/sering digunakan
secara umum dan kekuatan beton dengan ketentuan standar beton. Dari
pengujian tersebut kemudian hasilnya di analisa dan dibuat kesimpulan.
3.1.1.2. Objek Penelitian
Objek yang diteliti dalam pengujian ini adalah pelaksanaan,
pencatatan serta penghitungan hasil pengujian bahan - bahan bangunan.
3.1.2. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam praktik pengumpulan data adalah metode yang digunakan
penyusun untuk membuat laporan ini. Pengumpulan data dilakukan pada
saat proses pengujian berlangsung dan mencatat hasil dari pengujian
tersebut. Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi dilakukan di Laboratorium
Fakultas Teknik Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.
Adapun Langkah - langkah untuk pengumpulan data yaitu :
1. Mengkuti kegiatan praktik secara seksasama dan mentaati tata tertib ;
2. Mengamati pada saat pengujian berlangsung serta memahami hasil dari
pengujian tersebut;
3. Mencatat hasil pengujian;
4. Bertanya kepada dosen yang bersangkutan atau laboran jika ada hal yang
kurang dimengerti;
5. Menggunakan buku- buku yang berkaitan langsung dengan Praktikum
Teknologi Bahan Konstruksi, khususnya buku panduan praktikum.

3.1.3. Analisa Data


Data - data yang telah terkumpul dari hasil penyusun praktik
disajikan kembali dalam bentuk laporan hasil pengujian Praktikum
Teknologi Bahan Konstruksi sebagai hasli yang cukup jelas mengenai
permasalahan dalam pengujian.
Proses analis data ini dilaksanakan di

Labolatorium Fakultas

Teknik Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon, mulai dari Hari Kamis,
11 Juli 2013 s/d kamis, 25 Juli 2013.
3.2.

Pembahasan
3.2.1. Pengujian Analisa Butir / Gradasi ( menentukan pembagian butir /
gradasi agregat halus pasir dan agregat kasar Kerikil )
3.2.1.1

Agregat Halus (Pasir).


Pengujian

agregat

halus

ini

bertujuan

untuk

mengetahui

prosentase pasir pada perbandingan campuran beton berdasarkan


kehalusannya.
Disamping merupakan gambar Mesin Pengguncang
Saringan

sieve

shaker

yang

berfungsi

untuk

mengetahui apakah butir agregat halus yang dianalisis


termasuk berbutir halus, sedang atau kasar. Selain sieve
shaker, ada juga alat yang menunjang supaya proses
penyaringan pasir berjalan lancar yaitu saringan dengan
berbagai ukuran, seperti yang terlihat pada gambar di
bawah .
Untuk mengetahuinya di perlukan beberapa rangkaian
kegiatan antara lain :
1. Peralatan
1) Saringan No.

4,75 mm.

2) Saringan No.

2,36 mm.

3) Saringan No. 16

1,18 mm.

Gambar 3.1
Sieve shaker

4) Saringan No. 30

0,60 mm.

5) Saringan No. 50

0,30 mm.

6) Saringan No. 100

0,15 mm.

7) Saringan No. 200

0,075 mm.

8) Pan.
9) Oven dengan pengatur suhu.
10)Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.
11) Mesin pengguncang saringan (sieve shaker).
12)Kuas, sikat, sendok dan sebagainya.

2. Prosedur Pengujian
1) Siapkan material pasir yang akan diuji.
2) Pasir dikeringkan dengan menggunakn oven (105 - 110) C dengan
waktu 24 jam.
3) Susunlah saringan dari angka diameter terbesar sampai
angka diameter terkecil (No.4 No.200), seperti gambar
di samping.
4) Pasir dituangkan dalam saringan paling atas.
5) Hidupkan mesin pengguncang saringan (sieve shaker)
selama 15 menit.
6) Sisa material yang tertahan tiap saringan ditimbang

Gambar 3.2
Saringan dengan
berbagai ukuran

dan dicatat dalam lampiran.

3. Hasil Pengujian
`

LABORATORIUM FAKULTASTEKNIK

UNSWAGATI - CIREBON

ANALISA BUTIR / GRADASI

: PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN


PEKERJAAN
LOKASI
NO. SAMPLE

TANGGAL

KONSTRUKSI
: LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
UNSWAGATI CIREBON

2010
:

DIKERJAKAN KELOMPOK
2

KEDALAMAN :

DIHITUNG

DIPERIKSA

BERAT CONTOH KERING

A. FRAKSI HALUS

Jumlah

Berat

Ukuran saringan

: 13 JULI

Tertahan

Berat

: 1500 gr

% Berat

Persentase

Tertahan

lolos

(%)

(%)

( mm )

( nomor )

( gr )

Tertahan
(%)

4750

57

57

5.71

94.29

2360

96

153

15.33

84.67

1180

16

114

267

26.75

73.25

0.58

30

223

490

49.10

50.90

0.297

50

218

708

70.94

29.06

0.149

100

223

931

93.29

6.71

0.074

200

52

983

98.50

1.50

Pan

15

998

100.00

0.00

Jumlah

998
Tabel 3.1
Pembagian Butir Gradasi Halus

3.2.1.2. Agregat Kasar ( Kerikil )


Pengujian agregat kasar (krikil) ini bertujuan untuk mengetahui
prosentase kerikil pada perbandingan campuran beton.
Untuk mengetahui prosentase kerikil pada perbandingan campuran
beton, di lakukan hal yang sama seperti pada proses pengujian agregat
halus, yaitu dengan menggunakan sieve shaker dan saringan berbagai

macam ukuran. Dari kedua mesin tersebut akan di peroleh klasifikasi


berbagai jenis pasir dan batuan / kerikil yang nantinya dapat di pakai
sebagai campuran pembuat beton.
Dalam pembuatan beton dengan campuran agregat kerikil ini
memerlukan berbagai macam preses antara lain :
1. Peralatan
1) Saringan

76,20 mm

2) Saringan

50,80 mm

3) Saringan 1,5

38,10 mm

4) Saringan

25,40 mm

5) Saringan

19,10 mm

6) Saringan

12,70 mm

7) Saringan 3/8

9,25 mm

8) Pan
9) Oven dengan pengatur suhu
10)Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
11) Mesin pengguncang saringan ( sieve shaker )
12)Kuas, Sikat, Sendok dsb.
2. Prosedur Pengujian
1) Seperti pada pengujian agregat halus,

dipengujian agregat

kasarpun harus mempersiapkan contoh material yang akan di uji,


bersihkan dan panaskan dalam
oven dengan suhu ( 105 - 110) O C
sampai beratnya tetap(biasanya 24
Jam).
2) Pada

penyusunan

saringan,

disesuaikan dengan gradasi kasar


atau

dilakukan

secara

manual

dengan digoyangkan oleh tangan


dan Pan nya menggunakan ember
atau wadah yang memungkikan.

3)

Pengguncangan pertama secara manual dilakukan dengan


menggunakan saringan yang besar.

4) Lakukan seperti tahapan sebelumnya dan


tuangkan wadah untuk setiap ukuran yang

Gambar 3.3
Pengguncangan Fraksi
Kasar secara manual

berbeda untuk pengelompokan.


5) Sisa material yang tertahan di saringan di timbang dan di catat
dalam lampiran.
3. Hasil Pengujian

Tabel 3.2
Analisa Butir/Gradasi Kasar

3.2.2.

Pengujian Bahan Organik dan Kadar Lumpur


Pengujian ini berguna untuk menentukan adanya kandungan
organik dan kadar lumpur dalam pasir yang akan di gunakan untuk bahan
campuran beton.
3.2.2.1. Kandungan Bahan Organik

10

Pengujian ini ditujukan untuk menentukan kadar zat organik dalam


pasir alam yang akan digunakan sebagai bahan campuran mortar atau
beton. Kotoran organik ini berupa bahan - bahan yang terdapat di dalam
pasir yang merugikan terhadap mutu mortar atau beton.
Gambar di samping merupakan larutan
NaOH yang di gunakan sebagai campuran
guna

memperlancar

proses

pembentukan

bahan organik yang akan di hasilkan. Sebelum


proses pengujian kandungan bahan organik di
laksanakan, ada beberapa langkah yang harus
di perhatikan, antara lain :
Gambar 3.4
Larutan NaOH

1. Peralatan
1) Oven dengan pengatur suhu
2) Gelas ukur 250 cc
3) Standar warna
4) Slang plastik
5) Larutan NaOH 3 % ( 3 bagian berat NaOH dan 97 ml air suling )
6) Saringan No. 4
Gambar di samping di gunakan sebagai wadah
dalam melakukan pengujian kandungan bahan organik,
terlihat dalam gambar terdapat berbagai macam warna
yang berbeda, yang berarti simbol A adalah tinggi contoh,
simbol B adalah tinggi pasir dan simbol C adalah tinggi
Sket 3.1
Gelas Ukur

lumpur serta simbol D adalah hasil dari penelitian.


2. Prosedur Pengujian
1) Persiapan pasir kering yang lolos saringan nomor 4(4.750mm) sebanyak
115 ml.
2) Masukan ke dalam gelas ukur 250 cc, dan masukan larutan NaOH 3 %
setinggi 200 cc.
3) Botol di tutup dan di kocok selama 30 menit, sehingga tercampur betul.

11

4) Kemudian diamkan selama 24 jam dan di lihat warna NaOH, cocokan


warna larutan NaOH tersebut dengan standar warna.
3. Hasil Pengujian
Dari hasil praktek yang di lakukan oleh kelompok 1, hasil
yang di peroleh dari pengujian kandungan bahan organik
termasuk dalam standar warna no.2
Kadar organik agregat halus yang baik adalah sama
dengan standar warna kurang dari No. 3.
Sehingga dapat disimpulkan sampel yang diuji
masuk dalam standar warna no.2, yang memiliki kadar

Gambar 3.5
Gelas Yang Digunakan
Menampung Kadar Lumpur

organik sangat tinggi.


3.2.2.2 Kadar Lumpur ( kocokan dengan air )
kegiatan ini bertujuan untuk menentukan prosentase kadar lumpur
dalam agregat halus. Kandungan lumpur < 5 % merupakan ketentuan dalam
peraturan bagi penggunaan agregat halus untuk pembuatan beton.
Gambar

di

samping

merupakan

kegiatan

mengguncang gelas ukur 250 cc selama 30 menit yang


berguna untuk mengetahui kadar lumpur yang akan di teliti
oleh kita, di dalamnya terdapat campuran air dan pasir yang
lolos saringan No. 4. dan setelahnya di diamkan sekurang
-kurangnya selama 5 menit, akan terlihat perbedaan yang
mencolok antara bagian bawah dan atas.
Sebelum melakukan kegiatan tersebut, kelompok kami
melakukan beberapaka kegiatan, antara lain :
1. Peralatan
1) Oven dengan pengatur suhu
2) Gelas ukur 250 cc
3) Saringan No. 4
2. Prosedur pengujian

Gambar 3.6
Gelas Yang Digunakan
Menampung Kadar Lumpur

12

1) Ambil pasir kering yang lolos saringan No.4 dan masukkan kedalam gelas
ukur 250 cc, setinggi 130 cc.
2) Masukkan air kedalam botol hingga mencapai 250 cc dan kocok selama
30 menit.
3) Diamkan minimal 5 jam.
4) Lihat dari hasil tersebut, bagian berat akan menurun, sedangkan yang
ringan (lumpur) akan naik.
5) Ukur

tebal

lapisan

lumpur

(diatas),

memperlihatkan

prosentase

kandungan lumpur.
3. Hasil Pengujian

Tabel 3.3 Pengujian Kadar Lumpur dengan Gelas Ukur

3.2.2.3. Kadar Lumpur lolos # 200


seperti pada pengujian-pengujian sebelumnya, siapkan terlebih
dahulu bahan yang akan diuji, yang kali ini adalah pasir. Di dalam pasir
tersebut masih adanya campuran lumpur, supaya dalam proses untuk
mengetahui berapa kadar lumpur yang terdapat dalam pasir tersebut
khususnya dalam gambar, kelompok kami mencuci pasir tersebut dengan
air bersih yang mengalir sampai air yang melewati pasir tersebut terlihat

13

jernih, setelahnya pasir tersebut di oven dengan alat yang ada dan
kemudian di timbang setelah keadaan dingin.
Adapun peralatan yang menunjang guna memperlancar proses
berapakan kadar lumpur yang terdapat dalam wadah yang terdapat dalam
gambar tersebut, antara lain :
1. Peralatan
1) Oven dengan pengatur suhu
2) Saringan No. 200
3) Wadah pencuci benda uji
4) Talam - talam
5) Slang plastic
6) Skop
7) Cawan / dish
2. Prosedur Pengujian
1) Ambil contoh pasir 500 - 1000 gram, panaskan dalam oven

(105 -

110)0 C, setelah dingin timbang beratnya (W1).


2) Masukkan benda pasir ke dalam saringan No. 200, semprotkan air
berulang - ulang sampai air pencuci menjadi jernih.
3) Semua bahan yang tertahan saringan No. 200, masukan ke dalam cawan
/ dish dan dioven dengan suhu (105 - 110)0 C.
4) Setelah kering dan dingin timbang beratnya (W2).

14

3. Hasil Pengujian

Tabel 3.4
Pengujian Kadar Lumpur Lolos # 200

3.2.3. Pengujian Daya Resap Air pada Genteng


Untuk menentukan daya resap air pada genteng dengan cara
di rendam, pada prektek pengujian daya resap air pada genteng ini
bahan yang semeetiya kita buat sudah disesdiakan oleh pihak
laboratorium. Selain genteng, juga ada alat lainnya yang menunjang
guna terselenggaranya pengujian daya resap air pada genteng.
mohon maaf pada pengujian kali ini kelompok kami tidak dapat
menampilkan gambar
1. Peralatan
1) Genteng
2) Gelas seilinder diameter 3.5 cm (pelindung air diatas genteng)
3) Aquarium kecil/Bak penampung air berukuruan 30cm x 20cm x 20 cm
2. Prosedur Pengujian

15

1) Letakkan genteng yang ditengah-tengahnya sudah ada gelas selinder


yang di lem atau direkatkan menggunakan dengan larutan parafin dan
gondorukem.
2) Isilah gelas seliner dengan ketinggian 3 cm.
3) Masukan kedalam akuarium yang sudah diisi air
4) Diamkan selama 6 jam kemudian amati dan catat dalam lampiran.
3. Hasil Pengujian

Tabel 3.5
Pengujian Daya Resap Air pada Genteng

3.2.4. Pengujian Slump Beton

16

Pengujian ini dilakukan untuk menentukan


kekentalan ( Slump ) pada beton. Gambar di
samping

merupakan

peralatan

guna

untuk

pengujian slump beton yang terdiri dari :

Gambar 3.07
Alat uji slump beton

1. Peralatan
1) Cetakan kerucut dengan bawah 20 cm, atas

10 cm dan tinggi 30

cm, bagian atas dan bawah terbuka, kerucut terbuat dari logam atau seng.
2) Tongkat / stick pemadat 16 mm, panjang 60 cm terbuat dari besi baja
tahan karat dengan ujung bulat.
3) Loyang dari plat besi.
4) Sendok mortar cekung.
5) Concrete mixer / mesin pengaduk.
2. Prosedur Pengujian
1) Ambilah semen, pasir dan kerikil / split
dengan perbandingan (misal 1 : 2 : 3)
atau

sesuai

dikehendaki,

dengan

mutu

kemudian

yang

masukan

kedalam mini concrete mixer / mesin


pengaduk, masukan air secukupnya
terlebih dahulu, jalankan mini concrete
mixer/mesin

pengaduk

hingga

campuran merata seperti gambar disamping.


2) Siapkan cetakan kerucut diatas loyang besi

Gambar 3.08
Pencampuran dengang menggunakan mini
concreat mix

kemudian tekan, Masukkan adukan kedalam


cetakan, pada loyang dibagi menjadi 3 lapis, setiap lapis dipadatkan
dengan tongkat / tick pemadat sebanyak 10 kali tusukan, permukaan atas
diratakan dan diamkan selama 30 detik.
3) Angkatlah cetakan kerucut dengan perlahan - lahan dan tegak lurus.
4) Kemudian diukur berapa tinggi adukan setelah cetakan kerucut dingkat.

17

5) Lakukanlah percobaan diatas sebanyak 2 kali.


6) Hitunglah perbedaan tinggi cetakan kerucut dengan tinggi rata - rata
adukan setelah cetakan kerucut diangkat.
3. Hasil Pengujian
Gambar di samping merupakan kegiatan
mengukur berapa tinggi spesi setelah cetakan
kerucut di angkat. Kemudian kelompok kami
menghitung berapa perbedaan tinggi cetakan
kerucut dengan tinggi rata - rata adukan setelah
cetakan kerucut di angkat.
Dari hasil perhitungannya terlihat sebagai
berikut :
Gambar 3.08
Proses pengukuran uji slump
beton

10 cm

Besarnya slump = tinggi cetakan di kurangi tinggi rata - rata


benda uji

B = 30 21
B = 9 cm
3.2.5. Pengujian Kuat Tekan Beton
20 cm

(untuk

menentukan kekuatan tekan beton, sampel berbentuk kubus


kg/cm2)

atau silinder, dalam satuan

Kedua
Gambar 3.09
Cetakan kubus 15x15 cm

Gambar 3.10
Cetakan silinder 15cm
tinggi 30 cm

gambar di
atas

18

merupakan cetakan pengujian kuat tekan beton. Gambar 3.12 merupakan


cetakan kuat tekan beton yang berbentuk kubus dengan ukuran 15 x 15 cm,
sedangkan gambar 3.13 merupakan cetakan kuat tekan beton yang berbentuk
silinder dengan ukuran 15 cm dan tinggi 30 cm.
Selain kedua benda tersebut masih ada benda - benda yang lain guna
menunjang terselenggaranya pengujian kuat tekan beton, antara lain:
1.

Peralatan
1) Cetakan kubus (15 x 15 cm) atau silinder ( 177 15 cm dan tinggi 30 cm).
2) Tongkat/stick.
3) Mesin pengaduk / concrete mixer.
4) Nampan pengaduk.
5) Compression Machine.
6) Timbangan dengan ketelitian 1 gram.
7) Pelumas / oli.
8) Sendok, ember, dll.

2.

Prosedur Pengujian
1) Adukan beton hasil pengujian slump dimasukkan ke dalam cetakan
(kubus dan silinder), yang bagian dalamnya telah diolesi dengan pelumas
/ oli.
2) Masukkan adukan dibagi dalam 3 lapis, yang masing - masing lapisan
dipadatkan dengan tusukan 25 kali, bagian atas diratakan dan diberi label
(nomor, tanggal, slump, dll).
3) Cetakan

dibuka

setalah

24

jam,

kemudian direndam dalam air dan


diangkat pada saat akan dilakukan
pengujian (umur 3, 7, 14 dan 28
hari).Perendaman ini merupakan salah
satu dari perawatan beton.

19

4) Ukur luas penampang contoh ditimbang terlebih dahulu, kemudian contoh


(kubus atau silinder beton) diletakkan di
tengah - tengah mesin tekan/compression

Gambar 3.11
Perendaman Beton

machine.
5) Jalankan mesin uji tekan, sehingga benda uji hancur dan jarum merah
penunjuk angka berhenti sejenak sebelum kembali naik, catat gaya untuk
memecah contoh dilihat dari jarum merah yang berhenti sejenak pada alat
uji tekan.
3.

Hasil Pengujian
Tabel 3.7
Pengujian Kuat Tekan Sample Beton

Anda mungkin juga menyukai