PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hampir semua faktor yang berkenaan dengan kelayakan suatu agregat
endapan deposit berhubungan dengan sejarah geologi dari daerah sekitarnya.
Proses geologi yang membentuk suatu deposit atau modifikasi yang
berurutan, menentukan ukuran, bentuk, lokasi, jenis, keadaan dari batuan
serta gradasi kebulatan dan sejumlah faktor yang berkaitan dengan cara
penggunaan sifat paling utama dari agregat (batuan, krikil, pasir, dan lain-
lain) ialah kekuatan hancur dan tekanan terhadap benturan yang
mempengaruhi ikatannya dengan pasta semen, porositas, dan karakteristik
penyerapan air.
Deposit sungai masih merupakan yang umum dan memenuhi syarat
karena deposit itu mempunyai gradasi yang konsisten, bentuknya biasanya
bukit, tak beratus dan gaya kikis selama transportasi oleh aliran sungai guna
mencapai hasil yang terbaik untuk campuran beton, maka agregat halus harus
memenuhi beberapa persyaratan yang telah diatur dalam PBI-71, BS-882
ASTM, sebagai berikut :
1. Sifat dan bentuk
Agregat halus terdiri dari butiran yang tajam dan keras yang bersifat
kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca seperti panas
matahari dan hujan.
2. Analisa saringan
Agregat harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya
dan apabila diayak dengan susunan ayakan ditetapkan harus memenuhi
syarat-syarat :
- Tertahan ayakan 4,8 mm, minimal 2 % berat
- Tertahan ayakan 1,2 mm, minimal 10 % berat
- Tertahan ayakan 0,3 mm, berkisar 80-90 % berat
3. Kadar Lumpur
Tanah dan Lumpur biasanya juga tercampur pada kerikil dan deposit
pasir. Dalam hal ini yang banyak dapat mengurangi kekuatan beton karena
tendensinya menghambat hidrasi semen.
4. Kadar bahan organik
Yang berasal dari bagian tanaman, humus yang mengandung asam
organis menghambat hidrasi semen. Oleh karena itu memperlama
pengerasan dan mengurangi kekuatan. Maka untuk mengetahui kadar
organis pada agregat halus dibuktikan dengan percobaan warna dari
Abrams Harder ( dengan larutan NaO 3% )
5. Daya serap dan kadar air
Dalam hal ini kita perlu memahami istilah-istilah :
- Kering oven; kering sepenuhnya untuk tujuan praktis.
- Kering udara; kering pada permukaan meskipun dalamnya basah.
- Jenuh air dan permukaan kering : suatu keadaan yang ideal, dimana
agregat tidak dapat air tanpa suatu lapis air terbentuk pada
permukaannya.
- Basah : agregat dalam jenuh air dan membawa air yang berlebihan
terbentuk lapisan pada permukaan partikel.
6. Berat jenis relatif
Dalam hal ini berat jenis relatif terbagi atas :
a. Berat jenis relatif kering
Berat jenis relatif kering dari mesin pengering dapat didefinisikan
sebagai perbandingan berat diudara dari suatu satuan volume dari
bahan-bahan yang tidak kedap air (termasuk pori-pori yang kedap
maupun yang tidak kedap air) kepada berat badan diudara dari air
pada volume yang sama.
b. Berat jenis relatif jenuh dan permukaan kering
Berat jenis relatif jenuh dan permukaan kering dapat didefinisikan
sebagai perbandingan dari berat bahan yang tidak kedap air diudara
dalam keadaan jenuh air dan permukaan kering kepada berat air
dengan volume yang sama di udara.
c. Berat jenis yang sebenarnya
Berat jenis relatif yang sebenarnya didefinisikan sebagai
perbandingan/ berat dari satu-satuan volume diudara suatu bahan
dengan berat air dengan volume yang sama di udara. Volume dari
bahan harus merupakan bagian dari yang kedap air.
B. Perumusan Masalah
Dalam melaksanakan pengujian bahan, kita harus tahu apa yang akan
diuji. Masalah-masalah tersebut adalah :
1. Berapa berat isi agregat halus?
2. Berapa berat jenis dan prosentase absorbsi agregat halus?
3. Berapa prosentase kadar air agregat halus?
4. Berapa prosentase kadar lumpur dan lempung?
5. Berapa prosentase gradasi (analisa saringan) agregat halus?
6. Berapa prosentase bulking faktor agregat halus?
7. Berapa kada bahan organik agregat halus?
8. Berapa prosentase soundness test agregat halus?
9. Berapa prosentase sand equivalent agregat halus?
C. Pembatasan Masalah
Dalam pengujian agregat halus, maka perlu batasan-batasan terhadap
masalah yang timbul yaitu :
- Pengujian terhadap agregat halus perlu dilaksanakan bagi satu macam
sample yang berasal dari daerah tertentu.
- Hasil yang didapat dalam jumlah pengujian menentukan hasil yang
menentukan kualitas agregat terhadap persyaratan yang telah ditentukan.
Diharapkan agregat halus yang diuji dapat memberikan efektifitas pada
pencampuran adonan beton yang baik.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakan praktikum agregat halus ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui berat isi agregat halus.
2. Untuk mengetahui berat jenis dan prosentase absorbsi agregat halus.
3. Untuk mengetahui prosentase kadar air agregat halus.
4. Untuk mengetahui prosentase kadar lumpur dan lempung agregat halus.
5. Untuk mengetahui analisa butir agregat halus.
6. Untuk mengetahui prosentase kadar bahan organik agregat halus.
7. Untuk mengetahui prosentase bulking faktor agregat halus.
8. Untuk mengetahui prosentase soundness test agregat halus.
9. Untuk mengetahui prosentase sand equivalent agregat halus.
E. Introduksi Teori
1. Berat Isi Padat
Syarat : berat minimal 1,6 t/m3
Rumus :
G2 −G1
BI = V gr / cm3
Dimana :
G1 : berat container kosong (gr)
G2 : berat container + isi (gr)
V : volume container
3. Kadar Air
Syarat : kadar air < 2 %
Rumus :
B-C
x 100%
Kadar Air = C-A
Dimana :
A = berat cawan kosong (gr)
B = berat cawan + pasir basah (gr)
C = berat cawan + pasir kering
6. Bulking Faktor
Syarat : Bulking Faktor <20 %
300−V
Rumus : Kadar Lumpur = x 100%
300
Dimana : 300 = Volume pasir awal (300ml)
V = Volume pasir akhir, setelah dituang dalam air (ml)
7. Analisa Butiran
- Syarat : Kehilangan berat < 1 %
Ø Sieve Berat AH Prosentase AH % Komulatif
(mm) Tertahan (gr) Tertahan (%) Tertahan Lolos
19,0 A A/X x 100% = K K 100-K
9,60 B B/X x 100% = L K+L = U 100-U
4,80 C C/X x 100% = M U+M = V 100-V
2,40 D D/X x 100% = N V+N=W 100-W
1,20 E E/X x 100% = O W+O=X 100-X
0,60 F F/X x 100% = P X+P=Y 100-Y
0,30 G G/X x 100% = Q Y+Q=Z 100-Z
1,15 H H/X x 100% = R Z + R = AA 100-AA
0,75 I I/X x 100% = S AA + S = AB 100-AB
Pan J J/X x 100% = T AB + T = AC 100-AC
Jumlah X Y Z
8. Soundness Test
Syarat : Soundness Test <10%
Rumus : a. Membuat larutan BJ
Syarat : BJ larutan Na2 SO4 : 1,151 – 1,174
BJ larutan Mg2 SO4 : 1,259 – 1,408
G2−G1
BJ = gr/cm3
V
Dimana : G1 = berat gelas ukur kosong (gr)
G2 = berat gelas ukur + isi (gr)
V = Volume gelas (cm3)
b. Soundness Test
300−G
S= x 100%
300
Dimana : 300 = berat pasir awal (300mg)
G = berat pasir setelah direndam larutan, disaring dan
dioven (gr).
9. Sand Equivalent
Syarat : Sand Equivalent >25%
V 2−V 0
Rumus : SE = x 100%
V1
Dimana : V0 = menunjukkan skala awal (ml)
V1 = skala pasir (ml)
V2 = skala beban pasir (ml)
F. METODOLOGI PRAKTIKUM
1. Pengujian berat isi (lepas dan padat)
a. Alat dan bahan :
- Container
- Timbangan
- Pasir
- Batang pemadat
b. Cara Kerja berat isi lepas :
1) Container ditimbang = G1 (gr)
2) Hitung volume container tersebut = V (cm3)
3) Masukkan sample dalam container dan ditimbang = G2 (gr)
BI 2 = 1007 -184
617,95
= 1,33 gr/cm³
Berat isi lepas rata – rata = 1,33 gr/cm³
Syarat : minimal 1,6 t/m3
Kesimpulan : Tidak Memenuhi Syarat
Rumus:
BJ Bulk = (2) = 292,2 = 2,51
((3)+(1)-(4)) 737,3 + 300 - 921
Syarat : > 2,3
Kesimpulan : Memenuhi syarat
Berat AH % Komulatif
Ø sieve Presentase AH
tertahan
(mm) tertahan (%) Tertahan Lolos
(gr)
100
1. Kehilangan Berat
- Berat awal agregat halus : 1000 gr
- Berat agregat halus tertahan : 995,1 gr
- Kehilangan berat = 1000 – 995,10 x 100 % = 0,49%
1000
Syarat : Kehilangan agregat < 1 %.
Kesimpulan : Memenuhi syarat
2. Modulus Kehalusan
- Jumlah persentase komulatif tertahan : 493,647
- Modulus Kehalusan = 493,647 – 100 = 462,647
100
3. Setelah dimasukkan kedalam Kurva Grading Zone Agregat Halus masuk
dalam Zone I.
90
80
75
Persen Lolos Kumulatif (%)
70
60 60
50
40
30
20
10
0
0.00 0.15 0.30 0.60 1.20 2.40 4.80 9.60
: Zona 1 : Batas Atas
: Zona 2 : Batas Bawah
: Zona 3 : Persen Lolos
: Zona 4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pengujian Agregat Halus yang telah lakukan, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berat jenis dan Absorbsi (Bj > 2,3 % , Absorbsi < 5%)
- Bj Bulk = 2,51 (Memenuhi Syarat)
- Bj SSD = 2,58 (Memenuhi Syarat)
- Bj Semu = 2,69 (Memenuhi Syarat)
- Absorbsi = 2,60% (Memenuhi Syarat)
2. Kadar air (Syarat < 2%)
- KA = 5,71 % (Tidak Memenuhi Syarat)
3. Kadar Lumpur dan Lempung (syarat < 5 %)
- Kadar Lumpur = 3,43 % (Memenuhi Syarat)
4. Berat Isi (minimal 1,6 t/m3)
- BI lepas = 1,33 t/m3 (Memenuhi Syarat)
- BI padat = 1,76 t/m3 (Memenuhi Syarat)
5. Analisis Butiran (syarat kehilangan agregat < 1%)
- Kehilangan berat = 0,49 % (Memenuhi Syarat)
- Modulus Kehalusan = 462,65 %
- Agregat Halus masuk dalam Grading Zone I
LAMPIRAN
Dok. Pengambilan dan Pengukuran Berat Benda Uji yang telah dimasukkan
kedalam Loyang, Kontainer, dan Cawan
Dok. Proses Oven Benda Uji dan Hasil Setelah dioven