Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hampir semua faktor yang berkenaan dengan kelayakan suatu agregat
endapan deposit berhubungan dengan sejarah geologi dari daerah sekitarnya.
Proses geologi yang membentuk suatu deposit atau modifikasi yang
berurutan, menentukan ukuran, bentuk, lokasi, jenis, keadaan dari batuan
serta gradasi kebulatan dan sejumlah faktor yang berkaitan dengan cara
penggunaan sifat paling utama dari agregat (batuan, krikil, pasir, dan lain-
lain) ialah kekuatan hancur dan tekanan terhadap benturan yang
mempengaruhi ikatannya dengan pasta semen, porositas, dan karakteristik
penyerapan air.
Deposit sungai masih merupakan yang umum dan memenuhi syarat
karena deposit itu mempunyai gradasi yang konsisten, bentuknya biasanya
bukit, tak beratus dan gaya kikis selama transportasi oleh aliran sungai guna
mencapai hasil yang terbaik untuk campuran beton, maka agregat halus harus
memenuhi beberapa persyaratan yang telah diatur dalam PBI-71, BS-882
ASTM, sebagai berikut :
1. Sifat dan bentuk
Agregat halus terdiri dari butiran yang tajam dan keras yang bersifat
kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca seperti panas
matahari dan hujan.
2. Analisa saringan
Agregat harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya
dan apabila diayak dengan susunan ayakan ditetapkan harus memenuhi
syarat-syarat :
- Tertahan ayakan 4,8 mm, minimal 2 % berat
- Tertahan ayakan 1,2 mm, minimal 10 % berat
- Tertahan ayakan 0,3 mm, berkisar 80-90 % berat
3. Kadar Lumpur
Tanah dan Lumpur biasanya juga tercampur pada kerikil dan deposit
pasir. Dalam hal ini yang banyak dapat mengurangi kekuatan beton karena
tendensinya menghambat hidrasi semen.
4. Kadar bahan organik
Yang berasal dari bagian tanaman, humus yang mengandung asam
organis menghambat hidrasi semen. Oleh karena itu memperlama
pengerasan dan mengurangi kekuatan. Maka untuk mengetahui kadar
organis pada agregat halus dibuktikan dengan percobaan warna dari
Abrams Harder ( dengan larutan NaO 3% )
5. Daya serap dan kadar air
Dalam hal ini kita perlu memahami istilah-istilah :
- Kering oven; kering sepenuhnya untuk tujuan praktis.
- Kering udara; kering pada permukaan meskipun dalamnya basah.
- Jenuh air dan permukaan kering : suatu keadaan yang ideal, dimana
agregat tidak dapat air tanpa suatu lapis air terbentuk pada
permukaannya.
- Basah : agregat dalam jenuh air dan membawa air yang berlebihan
terbentuk lapisan pada permukaan partikel.
6. Berat jenis relatif
Dalam hal ini berat jenis relatif terbagi atas :
a. Berat jenis relatif kering
Berat jenis relatif kering dari mesin pengering dapat didefinisikan
sebagai perbandingan berat diudara dari suatu satuan volume dari
bahan-bahan yang tidak kedap air (termasuk pori-pori yang kedap
maupun yang tidak kedap air) kepada berat badan diudara dari air
pada volume yang sama.
b. Berat jenis relatif jenuh dan permukaan kering
Berat jenis relatif jenuh dan permukaan kering dapat didefinisikan
sebagai perbandingan dari berat bahan yang tidak kedap air diudara
dalam keadaan jenuh air dan permukaan kering kepada berat air
dengan volume yang sama di udara.
c. Berat jenis yang sebenarnya
Berat jenis relatif yang sebenarnya didefinisikan sebagai
perbandingan/ berat dari satu-satuan volume diudara suatu bahan
dengan berat air dengan volume yang sama di udara. Volume dari
bahan harus merupakan bagian dari yang kedap air.

B. Perumusan Masalah
Dalam melaksanakan pengujian bahan, kita harus tahu apa yang akan
diuji. Masalah-masalah tersebut adalah :
1. Berapa berat isi agregat halus?
2. Berapa berat jenis dan prosentase absorbsi agregat halus?
3. Berapa prosentase kadar air agregat halus?
4. Berapa prosentase kadar lumpur dan lempung?
5. Berapa prosentase gradasi (analisa saringan) agregat halus?
6. Berapa prosentase bulking faktor agregat halus?
7. Berapa kada bahan organik agregat halus?
8. Berapa prosentase soundness test agregat halus?
9. Berapa prosentase sand equivalent agregat halus?

C. Pembatasan Masalah
Dalam pengujian agregat halus, maka perlu batasan-batasan terhadap
masalah yang timbul yaitu :
- Pengujian terhadap agregat halus perlu dilaksanakan bagi satu macam
sample yang berasal dari daerah tertentu.
- Hasil yang didapat dalam jumlah pengujian menentukan hasil yang
menentukan kualitas agregat terhadap persyaratan yang telah ditentukan.
Diharapkan agregat halus yang diuji dapat memberikan efektifitas pada
pencampuran adonan beton yang baik.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakan praktikum agregat halus ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui berat isi agregat halus.
2. Untuk mengetahui berat jenis dan prosentase absorbsi agregat halus.
3. Untuk mengetahui prosentase kadar air agregat halus.
4. Untuk mengetahui prosentase kadar lumpur dan lempung agregat halus.
5. Untuk mengetahui analisa butir agregat halus.
6. Untuk mengetahui prosentase kadar bahan organik agregat halus.
7. Untuk mengetahui prosentase bulking faktor agregat halus.
8. Untuk mengetahui prosentase soundness test agregat halus.
9. Untuk mengetahui prosentase sand equivalent agregat halus.

E. Introduksi Teori
1. Berat Isi Padat
Syarat : berat minimal 1,6 t/m3
Rumus :
G2 −G1
BI = V gr / cm3
Dimana :
G1 : berat container kosong (gr)
G2 : berat container + isi (gr)
V : volume container

2. Berat Jenis dan Absorbsi


B
BJ Bulk = C + A-D
A
BJ SSD = C + A-D
A−B
BJ Absorbsi = A x 100%
Dimana :
A = berat keadaan SSD agregat (gr)
B = berat kering oven agregat (gr)
C = berat piknometer + air (gr)
D = berat piknometer + air + agregat (gr)

3. Kadar Air
Syarat : kadar air < 2 %
Rumus :
B-C
x 100%
Kadar Air = C-A
Dimana :
A = berat cawan kosong (gr)
B = berat cawan + pasir basah (gr)
C = berat cawan + pasir kering

4. Kadar Lumpur dan Lempung


Syarat : kadar Lumpur < 5 %
- Goncangan :
A-B
x 100%
Kadar lumpur = A
Dimana :
A = volume Lumpur dalam gelas ukur ( ml )
B = volume pasir akhir dalam gelas ukur ( ml )
- Cucian
300-G
x 100%
Kadar lumpur = 300 .
Dimana : G = berat kering oven pasir setelah dicuci (gr)

5. Kadar Bahan Organik


Syarat : Warna lebih jernih dari air teh
Standar warna : Metode Abrams – Harder
Bila warna larutan lebih mudah dari standar no. 1 dan 2 berarti pasir
tersebut dapat digunakan.
(Bila warna larutan termasuk no. 3, 4, 5 berarti kandungan organik terlalu
tinggi, pasir perlu dicuci sebelum digunakan.)

6. Bulking Faktor
Syarat : Bulking Faktor <20 %
300−V
Rumus : Kadar Lumpur = x 100%
300
Dimana : 300 = Volume pasir awal (300ml)
V = Volume pasir akhir, setelah dituang dalam air (ml)

7. Analisa Butiran
- Syarat : Kehilangan berat < 1 %
Ø Sieve Berat AH Prosentase AH % Komulatif
(mm) Tertahan (gr) Tertahan (%) Tertahan Lolos
19,0 A A/X x 100% = K K 100-K
9,60 B B/X x 100% = L K+L = U 100-U
4,80 C C/X x 100% = M U+M = V 100-V
2,40 D D/X x 100% = N V+N=W 100-W
1,20 E E/X x 100% = O W+O=X 100-X
0,60 F F/X x 100% = P X+P=Y 100-Y
0,30 G G/X x 100% = Q Y+Q=Z 100-Z
1,15 H H/X x 100% = R Z + R = AA 100-AA
0,75 I I/X x 100% = S AA + S = AB 100-AB
Pan J J/X x 100% = T AB + T = AC 100-AC
Jumlah X Y Z

Rumus perhitungan analisa saring :


1000− X
Kehilangan Berat = 1000 x 100%
Dimana :
X = jumlah berat agregat halus tertahan
Z−100
Modulus Kehalusan = Fineness Modulus (FM) = 100
Dimana :
Z = jumlah % komulatif tertahan.

8. Soundness Test
Syarat : Soundness Test <10%
Rumus : a. Membuat larutan BJ
Syarat : BJ larutan Na2 SO4 : 1,151 – 1,174
BJ larutan Mg2 SO4 : 1,259 – 1,408
G2−G1
BJ = gr/cm3
V
Dimana : G1 = berat gelas ukur kosong (gr)
G2 = berat gelas ukur + isi (gr)
V = Volume gelas (cm3)
b. Soundness Test
300−G
S= x 100%
300
Dimana : 300 = berat pasir awal (300mg)
G = berat pasir setelah direndam larutan, disaring dan
dioven (gr).

9. Sand Equivalent
Syarat : Sand Equivalent >25%
V 2−V 0
Rumus : SE = x 100%
V1
Dimana : V0 = menunjukkan skala awal (ml)
V1 = skala pasir (ml)
V2 = skala beban pasir (ml)

F. METODOLOGI PRAKTIKUM
1. Pengujian berat isi (lepas dan padat)
a. Alat dan bahan :
- Container
- Timbangan
- Pasir
- Batang pemadat
b. Cara Kerja berat isi lepas :
1) Container ditimbang = G1 (gr)
2) Hitung volume container tersebut = V (cm3)
3) Masukkan sample dalam container dan ditimbang = G2 (gr)

c. Cara kerja berat isi padat :


1) Container dengan volume V (cm3) kemudian ditimbang G1 (gr).
2) Masukkan sample dalam container 1/3 bagian, kemudian ditusuk
dengan batang pemadat sebanyak 25 kali, demikian juga untuk
lapis berikutnya.
3) Sampel digetarkan sampai tidak terjadi penurunan butiran dan
kemudian ditimbang G2 (gr).
4) Berat isi padat : Berat isi lepas dengan perbedaan G2 , dimana
pasir dipadatkan untuk tiap lapisan.

2. Pengujian berat jenis dan abrsorbsi


1. Alat dan Bahan
- Timbangan
- Labu ukur 500 ml
- Kerucut kuningan
- Penumbuk
- Loyang
- Sendok pengaduk
- Oven
- Alat pembersih
- Saringan no.4
2. Cara kerja :
1) Ambil sample uji yang lolos sieve no. 4 seberat 1.000 gr.
2) Keringkan dalam oven pada suhu 110° C ± 5o C selama 24 jam, lalu
didinginkan.
3) Rendam selama ± 24 jam.
4) Buang air perendam tersebut dengan hati-hati, jangan sampai ada
butiran yang terbuang.
5) Goreng air tersebut dengan loyang, sambil duduk-duduk sehingga
terjadi proses pengeringan yang merata.
6) Letakkan kerucut kuningan dengan dialasi plat kaca, masukkan
pasir tersebut 1/3 bagian lalu ditumbuk 8 kali, selanjutnya diratakan
(Penumbukan dilakukan dengan menjatuhkan stamper setinggi
5mm dari permukaan kerucut secara bebas).
7) Bersihkan daerah sekitar dalam kerucut dari butiran yang tercecer.
8) Angkat kerucut tersebut dalam arah vertical perlahan-lahan.
9) Amati benda uji yang tercetak tersebut, Bila terdapat lapisan air
dipermukaannya, percobaaan diulangi lagi. Setelah dilakukan
pengeringan secukupnya dan terjadi sedikit penurunan pada
permukaan atas benda uji, berarti sudah tercapai kering permukaan
(SSD = Saturate Surface Dry).
10) Isi labu ukur dengan air suling setengahnya lalu dimasukkan pasir
sebanyak 500 gr. Jangan sampai ada butiran yang tertinggal,
tambahkan air suling sampai 90 % kapasitas labu ukur.
11) Gunakan pompa vacum untuk mengeluarkan gelembung-
gelembung udara di dalamnya.
12) Setelah itu rendam dalam air labu ukur sehingga suhunya mencapai
23° C, lalu tambahkan air suling sampai tanda batas.
13) Timbang dengan ketelitian 0,1 gram (C).
14) Cari berat kering benda uji dengan mengeringkan pasir yang sudah
dikeringkan dari labu ukur pada suhu 110° selama 24 jam ( A ).
15) Isi tabu ukur tadi suling sampai tanda batas dengan ketelitian 0,1
gram (B).
16) Hitung berat jenis dan absorbsi pasir.
3. Pengujian Kadar air
a. Alat dan bahan
- Oven
- Desikator
- Timbangan
- Cawan
- Pasir lapangan
b. Cara kerja
1) Timbang berat cawan kosong = A (gram).
2) Masukkan pasir lapangan 1500 gr kedalam cawan lalu timbang =
B (gram), lalu dioven selama 24 jam dengan suhu 110° C.
3) Timbang cawan berisi pasir yang telah kering oven = C (gr).
4) Hitung kadar air agregat halus/pasir.

4. Pengujian Kadar Lumpur dan Lempung


a. Alat dan bahan
- Gelas ukur 250 ml
- Gelas ukur 1000 ml
- Selang air plastik
- Cawan
- Timbangan
- Pasir lapangan lolos sieve no.4
b. Cara ke metode guncangan :
1) Pasir yang sudah dioven dan lolos saringan no. 4.
2) Pasir dimasukkan ke dalam gelas ukur 250 ml sampai skala 130
dan diberi air sampai skala 250 ml ditutup dengan plastik.
3) Gelas ukur kemudian diguncang selama 15 menit dan didiamkan
ditempat yang terang selama 24 jam.
4) Kemudian diamati berapa tinggi endapan Lumpur = A ( ml )
dan tinggi endapan pasir = B ( ml ).
c. Cara kerja metode cucian
1) Pasir yang lolos saringan no. 4 seberat 400 gr kemudian dioven
24 jam pada suhu 110° C.
2) Pasir yang telah dioven diambil 300 gram.
3) Masukkan pasir yang telah disiapkan ke dalam gelas ukur 1000
ml, setelah itu dimasukkan selang plastik sampai menyentuh
dasar gelas ukur.
4) Aliri air dengan kecepatan sedang (V ~ 0) sampai kotoran atau
lumpur keluar dari gelas ukur dan air menjadi jernih.
5) Tampung dalam cawan selanjutnya dioven pada suhu 110° C.
6) Timbang cawan ± air kering oven = G (gr).

5. Kadar Bahan Organik


a. Alat dan bahan
 Botol organik
 Larutan NaOH 3 %
 Standart warna hellige-tester
 Pasir lapangan lolos sieve no. 4
b. Cara Kerja
1. Pasir lapangan lolos sieve no. 4, dimasukkan dalam
botol organik sampai skala 130 ml.
2. Tuangkan larutan NaOH 3 % ke dalam botol
organic sampai batas skala 200 ml selanjutnya botol
ditutup rapat.
3. Kocok-kocok botol organic selama 15 menit.
4. Diamkan pada tempat yang tenang selama 24 jam.
5. Amati warna larutan yang ada diatas pasir,
bandingkan dengan standart warna hellige tester.

6. Pengujian Bulking Faktor


a. Alat dan bahan
 Gelas ukur 500 ml
 Loyang / cawan
 Batang pengaduk
 Sieve no. 4
b. Cara Kerja
1. Siapkan pasir lapangan dengan kadar air ash yang
lolos sieve no. 4
2. Masukkan dalam gelas ukur 500 ml, sampai dengan
skala 300 ml, catat volume pasir tersebut (A ml ).
3. Pindahkan pasir tersebut ke dalam loyang.
4. Isi gelas ukur dengan air sampai skala setengahnya,
masukkan pasir kembali ke dalam gelas ukur aduk-
aduk.
5. Baca volume akhir pasir gelas ukur ( B ml ).
6. Hitung bulking faktor.

7. Pengujian Analisa Butir


a. Alat dan bahan
- Saringan dengan ukuran 9,6; 4,8; 1,2; 0,6; 0,3; 0,15; 0,75; pan
- Sieve shaker
- Timbangan
- Oven
b. Cara Kerja
1) Ambil sample pasir lapangan seberat 1500 gr, selanjutnya dioven
pada suhu 110° C.
2) Pasir kering oven diambil 1000 gr.
3) Sieve shaker yang telah disusun disiapkan berdasarkan urutan
diameternya, paling bawah adalah pan dan paling atas sieve dengan
9,6 masing-masing.
4) Masukkan pasir pada saringan teratas kemudian tutup, jepit susunan
saringan tersebut lalu goncangkan dengan sieve shaker yang telah
disusun.
5) Biarkan selama 5 menit untuk memberikan kesempatan debu-debu
mengendap.
6) Buka saringan tersebut, kemudian kita timbang masing-masing
saringan beserta isinya.
7) Hitung perhitungan analisa berat agregat yang tertahan pada
masing-masing saringan masukkan ke dalam blanko yang sudah
disiapkan.

8. Pengujian Soundness Test


a. Alat dan bahan
 Oven
 Becker glass
 Timbangan
 Natrium sulfat/magnesium sulfat
 Saringan no. 5
 Desikat
 Gelas Ukur
b. Cara Kerja
1. Siapkan garam sulfat ( natrium atau magnesium sulfat )
dengan cara melarutkan kristal-kristal garam dalam air.
2. Timbang berat becker glass kosong ( A gr ).
3. Larutkan garam sulfat dalam becker sampai menjadi
larutan jenuh, amati skala larutan dalam becker glass ( V
ml ).
4. Timbang becker glass yang berisi larutan jenuh ( B gr ).
5. Hitung berat jenis larutan sesuai dengan garam sulfat
yang dipakai :
 BJ dengan Na 2 SO 4 1,151 – 1,174
 BJ dengan Mg 2 SO 4 1,259 - 1,408
(Bila lebih kecil standart maka tambahan kristal garam
sulfat, namun bilalebih besar dari standart maka
tambahkan air untuk melarutkan)
6. Apabila sudah memenuhi standart berat jenisnya, maka
becker glass berisi larutan dimasukkan ke dalam
desikator selama 24 jam.
c. Cara kerja pengujian kelapukan
1. Ambil pasir tertahan saringan no. 50 seberat 300 gr.
2. Rendam dalam larutan pelapuk selama 16 jam.
3. Siapkan air yang telah dididihkan sampai suhu 40° C,
lalu cuci pasir tersebut sambil diayak dengan ayakan no.
50.
4. Tampung dalam cawan kembali pasir yang tertahan
pada saringan, selanjutnya pada suhu 110°C.
5. Timbang pasir kering oven ( G gr ).

9. Pengujian Sand Equivalent


a. Alat dan bahan
- 2 buah tabung sand equivalent
- Beban equivalent
- Larutan standartGelas Erlenmayer
- Selang
- Saringan no. 4
- Stop watch
- Timbangan
- Sumbat karet
- Tin box
b. Cara Kerja
1. Ambil pasir yang lolos saringan no. 4 secukupnya dan
masukkan dalam tin box sampai penuh, ratakan dan
tekan dengan ibu jari sehingga permukaan rata.
2. Masukkan beban equivalent catat skala awal ( Vo ml ).
3. Tuangkan pasir yang telah ditakar kedalam tabung equivalent.
4. Masukkan larutan standart kedalam tabung equivalent
sampai skala 5 strip pada tabung biarkan sampai 5
menit.
5. Tutup tabung equivalent dengan plastic yang diikat
dengan karet.
6. Goncang-goncang dengan posisi horizontal sebanyak
90 kali dimana perhitungan dilakukan satu arah.
7. Tambahkan larutan standart sampai dengan skala 15
tabung equivalent, diamkan selama 15 menit.
8. Selanjutnya baca skala pasir yang ada pada tabung ( V1 ml ).
9. Masukkan skala beban equivalent secara perlahan-
lahan sampai beban tersebut berhenti, catat skala akhir
beban (V2 ml).

10. Hitung nilai standart equivalent test.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengujian Berat Isi (Lepas dan Padat)


1. Berat Isi Lepas
a. Berat container kosong : 190,2 gr dan 184 gr
b. Volume container : 617,95 cm3 dan 617,95 cm³
c. Berat container + pasir : 1005 gr dan 1007 gr
BI l = 1005-190,2
617,95
= 1,32 gr/cm3

BI 2 = 1007 -184
617,95
= 1,33 gr/cm³
Berat isi lepas rata – rata = 1,33 gr/cm³
Syarat : minimal 1,6 t/m3
Kesimpulan : Tidak Memenuhi Syarat

2. Berat isi padat


a. Berat container kosong : 190,2 gr dan 184 gr
b. Volume container : 617,95 cm3 dan 617,95 cm³
c. Berat container + pasir : 1320,1 gr dan 1223 gr
BI1 = 1320,1 – 190,2
617,95
= 1,83 gr/cm3
BI2 = 1223 – 184
6617,95
= 1,76 gr/cm3
Berat isi padat rata – rata = 1,76 gr/cm3
Syarat : minimal 1,6 t/m3
Kesimpulan : Memenuhi Syarat
B. Berat Jenis dan Absorbsi
No Uraian Hasil
.
1 Berat pasir keadaan SSD ( gr ) 300
2 Berat pasir kering oven ( gr ) 292,20
3 Berat botol pikno + air ( gr ) 737,30
4 Berat botol pikno + air + pasir ( gr ) 921
5 Berat jenis bulk agregat halus 2,51
6 Berat jenis SSD agregat halus 2,58
7 Berat jenis semu agregat halus 2,69
8 Absorbsi agregat halus ( % ) 2,6%

Rumus:
BJ Bulk = (2) = 292,2 = 2,51
((3)+(1)-(4)) 737,3 + 300 - 921
Syarat : > 2,3
Kesimpulan : Memenuhi syarat

BJ SSD = (1) = 300 = 2,58


((3)+(1)-(4)) 737,3 + 300 - 921
Syarat : > 2,3
Kesimpulan : Memenuhi syarat

BJ Semu = (2) = 292,2 = 2,69


((3)+(2)-(4)) 737,3 + 292,2 - 921
Syarat : > 2,3
Kesimpulan : Memenuhi syarat

Absorbsi = (1) – (2) x 100 = 300 - 292,2 x 100 = 2,6 %


1 300
Syarat : < 5 %
Kesimpulan : Memenuhi syarat
C. Pengujian Kadar Air
1. Berat cawan kosong : 24,8 gr dan 20,47 gr
2. Berat cawan + pasir basah : 227,8 gr 236,5 gr
3. Berat cawan + pasir kering : 216,2 gr dan 225,5
(2)−(3)
Kadar Air 1 = (3)−(1) x 100%
= 227,8 – 216,2 x 100%
216,2 – 24,8
= 6,06 %
(2)−(3)
Kadar Air 2 = (3)−(1) x 100%
= 236,5 – 225,5 x 100%
225,5 – 20,47
= 5,37 %
Kadar air rata-rata = 6,060 – 5,365
2
= 5,71 %
Syarat : kadar air < 2 %
Kesimpulan : Tidak Memenuhi syarat

D. Pengujian Kadar Lumpur dan Lempung


1. Volume pasir awal dalam gelas ukur : 100 ml dan 100 ml
2. Volume air dalam gelas ukur : 250 ml dan 250 ml
3. Volume lumpur dalam gelas ukur : 112 ml dan 122 ml
4. Volume pasir akhir dalam gelas ukur : 108 ml dan 118 ml
5. Kadar lumpur agregat
Rumus
(3)−(4 )
X 100 %
KL 1 = (3 )
= 112 – 108 x 100% = 3,57%
112
(3)−(4 )
X 100 %
KL 2 = (3 )
= 122 – 118 x 100% = 3,28%
122
Kadar lumpur rata-rata = 3,43%
Syarat : kadar Lumpur < 5 %
Kesimpulan : Memenuhi syarat

E. Pengujian Analisa Butiran

Berat AH % Komulatif
Ø sieve Presentase AH
tertahan
(mm) tertahan (%) Tertahan Lolos
(gr)

100

9,60 15,20 1,53 1,53 98,47

4,80 68,70 6,90 8,43 91,57

2,40 182,50 18,34 26,77 73,23

1,20 199,60 20,06 46,33 53,17

0,60 184,80 18,57 65,40 34,60

0,30 89,10 8,95 74,35 25,65

0,15 98,60 9,91 84,26 15,74

0,075 18,00 1,81 86,07 13,90

Pan 138,60 13,93 100 0

Jumlah 995,10 100,00 493,65

1. Kehilangan Berat
- Berat awal agregat halus : 1000 gr
- Berat agregat halus tertahan : 995,1 gr
- Kehilangan berat = 1000 – 995,10 x 100 % = 0,49%
1000
Syarat : Kehilangan agregat < 1 %.
Kesimpulan : Memenuhi syarat
2. Modulus Kehalusan
- Jumlah persentase komulatif tertahan : 493,647
- Modulus Kehalusan = 493,647 – 100 = 462,647
100
3. Setelah dimasukkan kedalam Kurva Grading Zone Agregat Halus masuk
dalam Zone I.

KURVA GRADING ZONE AGREGAT HALUS


100

90

80
75
Persen Lolos Kumulatif (%)

70

60 60

50

40

30

20

10

0
0.00 0.15 0.30 0.60 1.20 2.40 4.80 9.60
: Zona 1 : Batas Atas
: Zona 2 : Batas Bawah
: Zona 3 : Persen Lolos
: Zona 4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pengujian Agregat Halus yang telah lakukan, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berat jenis dan Absorbsi (Bj > 2,3 % , Absorbsi < 5%)
- Bj Bulk = 2,51 (Memenuhi Syarat)
- Bj SSD = 2,58 (Memenuhi Syarat)
- Bj Semu = 2,69 (Memenuhi Syarat)
- Absorbsi = 2,60% (Memenuhi Syarat)
2. Kadar air (Syarat < 2%)
- KA = 5,71 % (Tidak Memenuhi Syarat)
3. Kadar Lumpur dan Lempung (syarat < 5 %)
- Kadar Lumpur = 3,43 % (Memenuhi Syarat)
4. Berat Isi (minimal 1,6 t/m3)
- BI lepas = 1,33 t/m3 (Memenuhi Syarat)
- BI padat = 1,76 t/m3 (Memenuhi Syarat)
5. Analisis Butiran (syarat kehilangan agregat < 1%)
- Kehilangan berat = 0,49 % (Memenuhi Syarat)
- Modulus Kehalusan = 462,65 %
- Agregat Halus masuk dalam Grading Zone I
LAMPIRAN

Dok. Pengukuran Berat dan Dimensi pada Wadah Benda Uji

Dok. Pengambilan dan Pengukuran Berat Benda Uji yang telah dimasukkan
kedalam Loyang, Kontainer, dan Cawan
Dok. Proses Oven Benda Uji dan Hasil Setelah dioven

Dok. Pengujian Berat Jenis dan Kadar Lumpur

Anda mungkin juga menyukai