Tentang :
DOSEN PENGAMPU
Seksi : 202121360027
DISUSUN OLEH
Bella Febriani
20136009
JURUSAN GEOGRAFI
I. JUDUL
“Mengukur Kandungan Air Tanah”
II. TUJUAN
Untuk mengetahui bagaimana kandungan air tanah dengan melakukan pengukuran,
penghitungan dan memahami bahwa setiap tanah memiliki kandungan air yang tidak
sama/berbeda.
Untuk memenuhi tugas pratikum dan memahami materi tentang air tanah dan tanah
sebagai media air pada mata kuliah Hidrogeologi
Tanah bisa didefinisikan dengan kumpulan partikel mineral yang lemah ikatan
antarpartikelnya, dan terbentuk dari hasil proses pelapukan batuan. (Craig, 1989).
Tanahmerupakan material yang tersusun atas butiran mineral padat yang saling
terikatsecara kimia antara satu dengan lainnya dan terbentuk dari proses pelapukan
bahanorganik berpartikel padat disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi
ruangkosong di antara partikel padat tersebut (Braja M. Das, 1995).
Tanah merupakan himpunan mineral, bahan organik, dan endapan-endapan yang relatif
loose (lepas),terletak di atas bedrock (batuan dasar) (Hardiyatmo, 2002).
Tanah dapat dikatakan dengan kerikil, pasir, lanau , atau lempung, tergantung dari ukuran
partikel mana yang paling banyak terkandung dalam tanah tersebut. Tanah terbuat atas 3 zat,
yakni air, udara, dan bahan padat. Ikatan antar partikel tanah sangat lemah dan relatif mengalami
perubahan dengan mudah serta memiliki perilaku & sifat yang tidak linear. Sifat-sifat khusus
tanah yang dapat kita ketahui yaitu (1) dengan jarak yang berbeda, sifat tanah juga dapat
berbeda. (2) tanah dengan material non linear. (3) tanah dengan material heterogen. (4) tanah
merupakan material yang tidak konservatif.
Bowles mengatakan, tanah ialah campuran partikel-partikel yang terdiri dari salah satu
atau semua jenis berikut :
1. Berangkal, adalah potongan batu besar, dengan ukuran lebih besar dari 250 mm sampai
300 mm. Untuk kisaran antara 150 mm sampai 250 mm, fragmen batuan ini disebut
kerakal.
2. Kerikil, partikel batuan yang ukurannya 5 mm sampai 150 mm.
3. Pasir, partikel batuan yang ukurannya 0,074 mm sampai 5 mm, berkisar dari kasar (3-5
mm) sampai halus (kurang dari 1 mm).
4. Lanau, partikel batuan yang ukurannya dari 0,002 mm sampai 0,074 mm. Lanau dan
lempung dalam jumlah banyak ditemukan dalam deposit yang disedimentasikan kedalam
danau atau di dekat garis pantai pada muara sungai.
5. Lempung, partikel mineral yang ukurannya lebih kecil dari 0,002 mm. Partikel ini
merupakan bagian utama dari kohesi pada tanah yang kohesif.
6. Koloid, partikel mineral yang “diam”, ukurannya lebih kecil dari 0,001 mm.
a. Alat
Plastik dengan ukuran ¼ kg
Sekop
Sarung tangan
Timbangan
Buku/kertas
Pena
Tempat yang datar untuk menjemur(disini saya memakai kayu tipis dan
datar)
b. Bahan
Tanah
V. LANGKAH KERJA
1) Pertama, ambilah sampel tanah sebanyak 1 plastik ukuran 1/4 kg dan catat dimana
lokasi wilayah tanah sampel tersebut diambil
2) Selanjutnya timbang berat tanah tersebut (catat)
3) catat warna tanah tersebut
4) Catat tekstur tanah dengan menggunakan jari (ingat geografi tanah) pahami materi
pada slide nomor empat
5) Kemudian Jemur tanah tersebut sampai kering
6) Setelah kering ukur kembali berat tanah kering tersebut dan apa warnanya setelah
kering.
7) Gunakan rumus yang ada pada slide nomor 9, dimana Wt = Berat total Ww = Berat
air, Wa = Berat Udara dimana Wa dianggap 0 (nol). Jadi temukanlah berat air (Ww)
kemudian bandingkan dengan berat total x 100%.
8) Selanjutnya coba praktekkan rumus-rumus pada slide 10, 11.
A. Hasil Pengmatan
Perhitungan :
Wt : Berat total
Ww : Berat air
Ws : Berat tanah(kering)
Wa : Berat udara, dianggap nol
Volume total(Vt) = Vs + e . Vs
= 1 + (200 x 1)
= 201 cm³
n = 200
1+200
n = 200
202
n = 0,99
B. Pembahasan
Tanah merupakan material yang terdiri dari agregat(butiran) mineral-mineral padat yang
tidak tersementasi(terikat secara kimia) satu sama lain dari bahan-bahan organik yang telah
melapuk(berpartikel padat). Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan dengan sampel
tanah(plastik ukuran ¼ kg) yang diambil di perumahan Padang aro, kec. Sangir, Kabupaten
Solok Selatan. Dengan berat basah tanah yang didapat yaitu 500 gram , warna tanah yaitu hitam
dengan tekstur tanah pasir namun tidak terlalu halus. Setelah dilakukan pengeringan tanah
mengalami penurunan berat, warna yang berubah, dan teksturnya juga berubah. Berat
tanah(kering) tersebut menjadi 300 gram dan warnanya sedikit keabuan/pucat serta teksturnya
agak kasar. Disini dapat kita ketahui bahwa kandungan air pada tanah sangat mempengaruhi
berat tanah, warna, dan tekstur tanah.
Setelah dilakukan pengukuran dan mengerjakan rumus pada slide 9, 10, dan 11 dapat
diketahui bahwa Wt ( Berat total) adalah 500 gram, Ww (Berat air) adalah 200 gram, Ws (Berat
tanah kering) adalah 300 gram, Wa (Berat udara) dianggap nol. Hasil perbandingkan Ww
dengan berat total(Wt) x 100% adalah 40%. Berat Volume air (yw) dianggap = 1 gram/cm³ dan
Volume tanah kering dianggap Vs = 1 cm³. Volume air(Vw) adalah 200 cm³ dengan angka
pori/void ratio(e) adalah 200 dan volum total(Vt) yaitu 201 cm³.Pada perhitungan rumus yang
terdapat pada slide 10 dan 11 pada materi “tanah sebagai media air” dihasilkan bahwa
porositas(porosity) pada sampel tanah yaitu 99% dengan kadar air atau water conten yaitu 66%
dan derajat kejenuhan(S) yaitu 100% serta hubungan e dengan n adalah 0,99.
VII. KESIMPULAN
Diketahui bahwa berat basah tanah yang didapat dari sampel tanah(plastik ukuran ¼ kg)
adalah 500 gram , warna tanah yaitu hitam dengan tekstur tanah pasir namun tidak terlalu halus.
Setelah dilakukan pengeringan tanah mengalami penurunan berat, warna yang berubah, dan
teksturnya juga berubah. Berat tanah(kering) tersebut menjadi 300 gram dan warnanya sedikit
keabuan/pucat serta teksturnya agak kasar. Disini dapat kita simpulkan bahwa kandungan air
pada tanah sangat mempengaruhi berat tanah, warna, dan tekstur tanah. Pada sampel tanah
tersebut kandungan airnya cukuplah banyak dan sangat subur yang cocok untuk pertumbuhan
tanaman.
VIII. LAMPIRAN