CONTOH-CONTOH

SOAL TANAH
Lecturer :
Ary Sismiani, S.T., M.Eng

Ary Sismiani
CONTOH SOAL 1

Pada kondisi di lapangan, tanah

mempunyai volume 15 cm3 dan berat basah
22.3 gram. Berat tanah kering oven adalah
20 gram. Jika berat jenis tanah Gs = 2.62,
hitung kadar air (w), berat volume basah
(b), berat volume kering (d), angka pori
(e), porositas (n), dan derajat kejenuhan
(S) (diketahui berat volume air 1 gr/cm3).

Ary Sismiani
PENYELESAIAN CONTOH SOAL 1

(a). Kadar air , w = Ww/Ws = [W – Ws]/Ws

=[ 22.3 – 20]/20 = 11.5%
(b). Berat volume basah , b = W/V
= 22.3/15 = 1.49 gr/cm3
(c). Berat volume kering , d = Ws/V
= 20/15 = 1.33 gr/cm3

Ary Sismiani
(d). Angka pori , e = Vv/Vs
 Vs = Ws/Gs.w = 20/(2.62x1) =7.63 cm3
Vv = V – Vs = 15 – 7.63 = 7.37 cm3
e = 7.37/7.63 = 0.97

(e). Porositas, n = e/[1+e] = 0.97/[1+0.97]

= 0.49
(f). Derajat kejenuhan , S = Vw/Vv
Vw = Ww/w = (22.3 – 20)/1 = 2.3 cm3
Jadi S = 2.3/7.37 = 0.31 = 31%

Ary Sismiani
CONTOH SOAL 2

Tanah mempunyai angka pori e = 0.75,

kadar air (w) = 25% dan berat jenis Gs =
2.68. Hitung n, b , d dan S.

Ary Sismiani
PENYELESAIAN CONTOH SOAL 2

(a). Porositas, n = e/[1+e] = 0.75/[1+0.75]

= 0.43
(b). Berat Volume basah ,
b =[(1+w)Gs.w] / [1+e]
= (1+0.25)(2.68x1) / [1+0.75]
= 1.91 gr/cm3

Ary Sismiani
(c). Berat Volume kering ,
d = b/(1+w)
= 1.91 / (1+0.25) = 1.528 gr/cm3

(c). S.e = w.Gs  S = w.Gs/e

= (0.25)(2.68)/0.75 = 0.89 = 89%

Untuk tanah jenuh air  e = w.Gs

(karena S = 1)

Ary Sismiani
CONTOH SOAL 3

Tanah pada kondisi n = 0.45, Gs = 2.68 dan

w = 12%.
Tentukan berat air yang harus
ditambahkan untuk 1 m3 tanah, supaya
tanah menjadi jenuh.

Ary Sismiani
PENYELESAIAN CONTOH SOAL 3

e = n/(1-n) = 0.45/(1- 0.45) = 0.82

b =[(1+w)Gs.w] / [1+e]
= (1+0.12)(2.68x1) / [1+0.82]
= 1.65 gr/cm3 = 1.65 ton/m3

sat =[(Gs + e).w] / [1+e]

= [(2.68+0.82). 1]/ [1+0.82]
= 1.92 gr/cm3 = 1.92 ton/m3
Ary Sismiani
LANJUT PENYELESAIAN CONTOH SOAL 3

Berat air (Ww) yang harus ditambahkan

per meter kubik :
sat - b = 1.92 – 1.65 = 0.27 ton

Karena w = 1 ton/m3 , maka untuk

membuat tanah menjadi jenuh, harus
ditambahkan air sebesar Vw = Ww/w =
0.27/1 = 0.27 m3
Ary Sismiani
CONTOH SOAL 4

Data dari pengujian di laboratorium pada

benda uji jenuh menghasilkan angka pori
e = 0.45 dan berat jenis Gs = 2.65. Untuk
keadaan ini, tentukan berat volume basah
(b) dan kadar airnya (w)

Ary Sismiani
PENYELESAIAN CONTOH SOAL 4
Benda uji dalam kondisi jenuh.
Jadi, seluruh ruang pori terisi dengan air.
e = Vv/Vs = 0.45 Vv = e.Vs
Tapi Vv dan Vs belum diketahui
Dengan menganggap Vs = 1, maka untuk
kondisi jenuh : Vv = e
V = Vs + e.Vs = 1 + (0.45)(1) = 1.45

Ary Sismiani
LANJUT PENYELESAIAN CONTOH SOAL 4

Ww air Vv = e.Vs

b =

Ws butiran Vs = 1

Ary Sismiani
LANJUT PENYELESAIAN CONTOH SOAL 4

Ws = Vs.Gs.w = 1 x 2.65 x 1 = 2.65 ton

Ww = Vw.w = 0.45 x 1 = 0.45 ton
W = Ws + Ww = 2.65 + 0.45 = 3.1 ton
b = W/V = 3.1/1.45 = 2.14 ton/m3
w = Ww/Ws = 0.45/2.65 = 17%

Ary Sismiani
CONTOH SOAL 5

Pada contoh benda uji asli (undisturbed

sample), tanah dari lapangan dengan
volume 0.027 m3 mempunyai berat 51.6
kg. Berat kering tanah (Ws) = 42.25 kg.
Berapakah berat volume apung (’) tanah
ini, jika tanah terendam di bawah muka
air tanah? Diketahui berat jenis tanah Gs =
2.70

Ary Sismiani
PENYELESAIAN CONTOH SOAL 5

Vs = Ws/(Gs.w)
= 42.25 x 10-3/(2.70 x 1)
= 0.0156 m3
V v = V – Vs
= 0.027 – 0.0156 = 0.0114 m3

e = Vv/Vs = 0.0114/0.0156 = 0.73

Ary Sismiani
LANJUT PENYELESAIAN CONTOH SOAL 5

’ = [(Gs – 1).w]/(1+e)
= [(2.7 – 1). 1]/(1+0.73)
= 0.98 ton/m3

Jadi berat volume apung tanah = 0.98

ton/m3 = 9.61 kN/m3

Ary Sismiani
CONTOH SOAL 6

Suatu contoh tanah tak jenuh yang

diambil dari lokasi tanah timbunan,
mempunyai kadar air w = 20% dan berat
volume basah b = 2 gr/cm3. Dengan
menganggap berat jenis tanah Gs = 2.7
dan berat volume air w = 1 gr/cm3 ,
hitung derajat kejenuhan dari contoh
tersebut jika tanah kemudian menjadi
jenuh, hitung berat volumenya.
Ary Sismiani
PENYELESAIAN CONTOH SOAL 6

Dengan mengambil berat butiran padat,

Ws = 1 gram  Maka berat air Ww = w.Ws
Ww = 0.2 x 1 gram = 0.2 gram
Volume air : Vw = Ww/w
= 0.2 gram/1 gram/cm3 = 0.2 cm3.
Berat total : W = Ww + Ws
= 0.2 + 1 = 1.2 gram

Ary Sismiani
LANJUT PENYELESAIAN CONTOH SOAL 6

Berat Volume basah : b = W/V

maka volume total : V = W/b
V = 1.2 gram/2 gram/cm3 = 0.6 cm3
Volume udara : Va = V – (Vw + Vs)
Vs = Ws/Gs.w
= 1 gram/(2.7 x 1 gram/cm3) = 0.37 cm3

Va = 0.6 – (0.2 +0.37) = 0.03 cm3

Ary Sismiani
LANJUT PENYELESAIAN CONTOH SOAL 6
Derajat kejenuhan : S = Vw/Vv
Volume rongga total : Vv = Vw + Va
= 0.2 + 0.03 = 0.23 cm3
S = 0.2/0.23 = 0.869 = 0.87 = 87%
Angka pori : e = Vv/Vs
Vs = V – (Vw+Va)
= 0.6 –(0.2 + 0,03) = 0.37 cm3
 e = 0.23/0.37 = 0.62

Ary Sismiani
LANJUT PENYELESAIAN CONTOH SOAL 6

Saat tanah jenuh, rongga terisi air

seluruhnya, maka : Ww = w.Vw
= 1 gram/cm3 x 0.23 cm3 = 0.23 gram
Berat volume jenuh :
sat = berat tanah jenuh/volume satuan
=[ Ws + Ww]/V
= [1 + 0.23]/0.6 = 2.05 gram/cm3
= 19.62 kN/m3
Ary Sismiani
CONTOH SOAL 7

Dari lokasi pengambilan bahan timbunan,

diperoleh data bahwa angka pori tanah
tersebut e = 1.2. Jika jumlah material
yang dibutuhkan untuk timbunan 15,000
m3 dengan angka pori e = 0.8. Berapakah
jumlah material yang harus disediakan
pada lokasi pengambilan ?

Ary Sismiani
CONTOH SOAL 8

Proyek bendungan memerlukan tanah

padat 200,000 m3 dengan angka pori e =
0.60.
Dari peta terlihat dua lokasi yang
memungkinkan untuk pengambilan tanah
ini

Ary Sismiani
Dari survai di kedua lokasi diperoleh data
sebagai berikut ini.
Lokasi Angka Pori Upah
pengambilan angkutan
per m3
I 0.9 Rp. 3000
II 1.65 Rp. 2500

Pilihlah tempat pengambilan yang lebih

ekonomis !
Ary Sismiani