Anda di halaman 1dari 7

KULIAH MEKANIKA TANAH I

Materi Ke : 2

Contoh soal 1 :
Pada kondisi asli di lapangan, tanah mempunyai volume 10 cm3 dan berat basah 18 gram. Berat
tanah kering oven adalah 16 gram. Jika berat jenis tanah 2,71, hitung kadar air, berat volume
basah, berat volume kering, angka pori, porositas, dan derajat kejenuhannya.
Penyelesaian :
Ww W  Ws 18 - 16
(a) Kadar air w     12,5 %
Ws Ws 16

(b) Berat volume basah : b = W / V = 18 / 10 = 1,8 gram / cm3


(c) Berat volume kering : d = Ws / V = 16 / 10 = 1,60 gram / cm3
Vv
(d) Angka pori e 
Vs

Ws 16
Vs    5,90 cm3
Gs γ w 2,71 x 1
Vv = V - Vs = 10 - 5,90 = 4,10 gram / cm3
e = 4,10 / 5,90 = 0,69
e 0,69
(e) Porositas : n    0,41
1  e 1  0,69
(f) Derajat kejenuhan : S = Vw / Vv
Vs = Ww / w = ( 18 – 16 ) / 1 = 2 cm3
jadi, S = 2 / 4,10 = 0,49 = 49 %

Contoh soal 2 :
Tanah mempunyai angka pori = 0,70, w = 20% dan berat jenis = 2,65. Hitung n, b, d dan S.
= 4,10 / 5,90 = 0,69
e 0,70
(a) Porositas : n    0,41
1  e 1  0,70
( 1  w ) Gs γw ( 1  0,2 ) 2,65 x 1
(b) Berat volume basah :  b  
1 e 1  0,70
= 1,87 gram / cm3
b 1,87
(c) Berat volume kering :  d    1,56 gram / cm3
1 w 1  0,20
(d) Derajat kejenuhan : S = ww Gv / e = 0,20 x 2,65 / 0,70 = 76 %
Perhatikan, saat tanah menjadi jenuh eS = w Gs .

Contoh soal 3
Tanah pada kondisi n = 0,45, Gs = 2,68 dan w = 12%. Tentukan berat air yang harus
ditambahkan untuk 12 m3 tanah, supaya menjadi jenuh.

Penyelesaian :
e = n / ( 1 – n ) = 0,45 / ( 1 – 0,45 ) = 0,82
( 1  w ) Gs γw ( 1  0,2 ) 2,68 x 1
b    0,82
1 e 1  0,82
( Gs  e ) γw ( 2,68  0,81 ) 1
 sat    1,92 t / m 3
1 e 1  0,82
Berat air yang harus ditambahkan per meter kubik :
sat - b = 1,92 - 1,65 = 0,27 ton / m3
Jadi untuk membuat tanah menjadi jenuh, harus ditambahkan air sebesar :
0,27 x 12,1 = 3,24

Contoh soal 4:
Data dari pengujian di laboratorium pada benda uji jenuh menghasilkan angka pori = 0,45 dan
berat jenis = 2,65. Untuk keadaan ini, tentukan berat volume basah dan kadar airnya.

Penyelesaian :
Benda uji dalam kondisi jenuh. Jadi, seluruh ruang pori terisi dengan air.
e = Vv / Vs = 0,45
Tapi Vv dan Vs belum diketahui, Pada Gambar C.1, anggap Vs = 1. Karena itu, untuk kondisi
jenuh Vv = e Vs ;
V = Vv + e Vs = 1 + 0,45 x 1 = 1,45
Gambar C.1

Ws = Vs Gs w = 1 x 2,65 x 1 = 2,65 ton


Ww = Vw w = 0,45 x 1 = 0,45 ton
W = Ws + Ww = 2,65 + 0,45 = 3,1 ton
b = W / V = 3,1 / 1,45 = 2,14 t/m3
w = Ww / Ws = 0,45 / 2,65 = 17 %
jadi, tanah ini mempunyai berat volume basah 2,14 t/m3 dan kadar air sebesar 17 %

Contob soal 5 :
Pada contoh benda uji asli (undisturbed sample), 0,027 m3 tanah yang diperoleh dari lapangan
mempunyai berat 51,6 kg. Berat kering tanah = 42,25 kg. Berapakah berat volume efektif tanah
ini, jika tanah terendam di bawah muka air tanah ? Diketahui pula berat jenis = 2,70.
Penyelesaian :
Vs = Ws Gs w = 42,25 x 10-3 / (2,7 x 1) = 0,0156 m3
Vv = V - Vs = 0,027 - 0,0156 = 0,0114 m3
e = Vv / Vv = 0,0114 / 0,0156 = 0,73
  = ( Gs – 1 ) / ( l + e ) = ( 2,7 – 1 ) / ( l + 0,73 ) = 0,98 t/m3
Jadi, berat efektif tanah ini =   = 0,98 t/m3.
Contob soal 6 :
Suatu contoh tanah tak jenuh yang diambil dari lokasi tanah timbunan, mempunyai kadar air
20% dan berat volume basah 2 g/cm3. Dengan menganggap berat jenis tanah 2,7 dan berat jenis
air 1, hitung derajat kejenuhan dari contoh tersebut., Jika tanah kemudian menjadi jenuh, hitung
berat volumenya.

Penyelesaian :
Dengan mengambil berat butiran padat = 1 gram = Ws,
Maka berat air = Ww = w x Ws = 0,2 x 1 = 0,2 gram
Berat total = W = Ww + Ws = 1 + 0,2 = 1,2 gram.
Berat volume basah = W / V = 2 gram / cm3
Maka volume total = V = 1,2 / 2 = 0,6 cm3
Volume udara = Vv = 0,6 - ( Vw + Vs )
= 0,6 – ( 0,2 + 1 / 2,7 ) = 0,03 cm3
Derajat kejenuhan S = Vw / Vs = 0,2 / ( 0,2 + 0,03 ) = 87 %
Angka pori e = Vv / Vs = 0,23 / 0,37 = 0,62
berat tana h jenuh
Berat volume jenuh  sat 
volume tanah
1  0,23
  2,10 g / cm3
0,60

Contoh soal 7 :
Dari lokasi pengambilan bahan timbunan, diperoleh data bahwa angka pori tanah tersebut 1,2.
Kalau jumlah material yang dibutuhkan untuk timbunan 15.000 m3 dengan angka pori 0,8,
berapakah jumlah material yang harus disediakan pada lokasi pengambilan ?

Penyelesaian :
Keadaan di lokasi pengambilan e 2 = 1,2
Keadaan lokasi penimbunan e 1 = 0,8
Jika V1, adalah volume pada lokasi penimbunan dan V2 adalah volume pada lokasi pengambilan,
maka :
V1 / V2 = ( 1 + e l ) / ( l + e2 )
Ingat bahwa V = Vs+ Vv = Vs ( 1+ e ). Dalam hal ini Vs tetap konstan.
Jadi, tanah yang harus disediakan pada lokasi pengambilan = 18.333 m3.

Contoh soal 8 :
Proyek bendungan memerlukan tanah padat 200.000 m3 dengan angka pori 0,60. Dari peta
terlihat dua lokasi yang memungkinkan untuk pengambilan tanah ini. Dari survai di kedua
lokasi, diperoleh data sebagai berikut :

Lokasi pengambilan Angka pori Upah angkutan per m3

I 0,90 Rp. 3000


II 1,65 Rp. 2500

Penyelesaian :
Jika, V1 = volume yang dibutuhkan pada lokasi I.
V2 = volume yang dibutuhkan pada lokasi II
Vs, di kedua lokasi sama, maka biaya pengambilan tanah pada lokasi pengaambilan I dapat
dihitung dengan :
V1 / V = ( 1 + e l ) / ( l + e )
1  0,90
V1  200.000 x  237.500 m3
1  0,60
Upah angkutan total = 237.500 x Rp. 3000 = Rp. 712.500.000
Lokasi pengambilan II :
1  1,65
V2  200.000 x  331.250 m3
1  0,60
Upah angkutan total = 331.250 x Rp. 2500 = Rp. 828.125.000. Jadi, lokasi I lebih ekonomis,
walaupun upah angkutan per m3 lebih mahal.

Contoh soal 9 :
Buktikan :
(a) Persamaan ( 16 )
(b) Persamaan ( 14 )
(c) Persamaan ( 15 )
Penyelesaian :
Dengan melihat fase Gambar C.3. Dianggap Vs = 1

Gambar C.3

(a) Persamaan ( 16 ) :
d = Ws / V
Karena, Ws = Gs Vs w
Gs γwVs G γ
maka :  d   s w
V 1 e
(b) Persamaan ( 14 ) :
W W  Ww
b   s
V V
Karena Ws = wWs dan Ws = Gs w Vs , maka
Gs γwVs  wGs γwVs G ( 1  w ) γw
b   s
V 1 e
(c) Persamaan ( 15 ) :
Volume air : Ws = SVv = Se
Berat air : Ws = w Vw = wWs = wGs w Vs
atau w Se = wGs w Vs
Karena Vs = 1 dan w = 1, maka Se = wGs
Persamaan ini merupakan persamaan yang sangat penting untuk hitungan-hitungan. Dari
persamaan tersebut dapat dibentuk persamaan lain, yaitu :
Gs ( 1  w ) γw
Dari  b 
1 e
Gs ( 1  Se / Gs ) γw G γ  γw S e
b   s w
1 1 e
Pada waktu tanah mencapai jenuh, S = 1
Gs γw  γw e
 b   sat 
1 e
γ (G  e)
 w s
1 e

Contob soal 10 :
Tanah pasir yang akan digunakan untuk urugan kembali (back fill) mempunyai berat volume 2
t/m3 dan kadar air 10%. Angka pori dalam keadaan paling longgar ( e mak ) = 0,64 dan dalam
keadaan paling padat ( e min ) = 0,39. Tentukan angka pori tanah urugan kembali dan kerapatan
relatifnya ! Diketahui pula tanah urugan kembali mempunyai berat jenis 2,65.
Penyelesaian :
Gs ( 1  w ) γw
Berat volume basah : b 
1 e
2,65 ( 1  0,1 ) 1
2 
1 e
e  0,46
emak  e
Kerapatan relatif : Dr 
emak  emin

0,64 - 0,46
  0,72
0,64 - 0,39
Jadi, angka pori tanah urugan kembali e = 0,46 dan kerapatan relatif Dr = 0,72.

Anda mungkin juga menyukai