Anda di halaman 1dari 5

1.

Mekanika tanah adalah ilmu yg mempelajari seluk beluk kerak bumi mulai dari asal-usul, jenis,
komposisi, dan penyebaran materialnya, hingga struktur dan proses perubahan yang terjadi.
(Benar atau Salah)?

Salah. Deskripsi tersebut tidak sepenuhnya mencakup seluruh ruang lingkup mekanika tanah.
Mekanika tanah lebih fokus pada perilaku dan sifat-sifat mekanik dari tanah, termasuk pemadatan,
kekuatan geser, deformasi, dan stabilitas tanah.

2. Material tanah merupakan hasil dari pelapukan batuan. (Benar atau Salah)

Benar. Material tanah terbentuk melalui proses pelapukan batuan, di mana batuan mengalami
dekomposisi secara fisik dan kimia menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Proses ini melibatkan
pengaruh faktor-faktor seperti perubahan suhu, tekanan, air, angin, dan organisme hidup. Hasil dari
proses pelapukan inilah yang kemudian membentuk material tanah.

3. Pasir merupakan material tanah berbutir halus (Benar atau Salah)?

Salah. Pasir bukanlah material tanah berbutir halus, melainkan material tanah berbutir kasar. Pasir
memiliki ukuran butir antara 0,05 mm hingga 2 mm, dan secara umum terdiri dari partikel-partikel
mineral yang lebih besar dibandingkan dengan material tanah berbutir halus seperti lumpur atau
lempung.

4. Pengujian laboratorium yang digunakan untuk menentukan batas plastis tanah adalah dengan
menggunakan cawan Casagrande (Benar – Salah)

Benar. Pengujian laboratorium untuk menentukan batas plastis tanah menggunakan metode cawan
Casagrande. Cawan Casagrande adalah alat yang digunakan dalam pengujian batas plastis tanah, di
mana sampel tanah dicampur dengan air dan diperoleh titik di mana tanah tersebut berubah dari
keadaan plastis menjadi keadaan lempung. Pengujian ini penting dalam karakterisasi sifat-sifat
plastis dan konsistensi tanah.

5. Material tanah terdiri dari butiran tanah dan rongga tanah yang berisikan udara (Benar atau
Salah)?

Benar. Material tanah terdiri dari butiran tanah dan rongga tanah. Rongga tanah adalah ruang
kosong di antara butiran-butiran tanah, yang dapat berisi udara atau air. Rongga tanah memainkan
peran penting dalam sifat-sifat geoteknik tanah, termasuk drainase, kepadatan, porositas, dan
pergerakan air dalam tanah.

6. Jika suatu massa tanah sebelum dioven beratnya 100 gr, kemudian setelah dioven menjadi 80 gr
maka kadar air yang terkandung dalam tanah sebesar 20 %. (Benar atau Salah)?

Salah. Untuk menghitung kadar air dalam tanah, kita perlu memperhatikan berat tanah basah dan
berat tanah kering setelah proses pengovenan. Dalam pernyataan yang diberikan, berat tanah
sebelum dioven adalah 100 gr dan berat tanah setelah dioven adalah 80 gr. Kadar air sebenarnya
dapat dihitung sebagai selisih antara berat tanah basah dan berat tanah kering dibagi dengan berat
tanah kering, lalu dikalikan dengan 100%.

Kadar air = ((Berat tanah basah - Berat tanah kering) / Berat tanah kering) * 100%

Dalam kasus ini, kadar air sebenarnya adalah:

Kadar air = ((100 gr - 80 gr) / 80 gr) * 100% = 25%


Jadi, pernyataan yang diberikan salah. Kadar air dalam tanah tersebut sebenarnya sebesar 25%.

7. Berikut ini adalah jenis-jenis batuan yang merupakan asal usul pembentukan tanah berdasarkan
siklus batuan: a. Batuan metamor b. Batuan sedimen c. Batuan beku d. a, b, dan c benar

Jawabannya adalah d. a, b, dan c benar.

Jenis-jenis batuan yang merupakan asal usul pembentukan tanah berdasarkan siklus batuan adalah
batuan metamorf, batuan sedimen, dan batuan beku. Proses pelapukan dan erosi batuan-batuan ini
menyebabkan terbentuknya material tanah. Batuan metamorf mengalami perubahan struktur dan
komposisi akibat tekanan dan suhu yang tinggi, batuan sedimen terbentuk dari endapan material
yang mengalami pelapukan dan pengangkutan, sementara batuan beku terbentuk dari pembekuan
magma. Proses pelapukan terhadap batuan-batuan ini menjadi langkah awal dalam pembentukan
tanah.

8. Tanah yang terbentuk karena produk pelapukan teangkut dan terdeposisi oleh angin adalah: a.
Tanah residual b. Tanah glacial c. Tanah aeolian d. Tanah aluvial

Jawabannya adalah c. Tanah aeolian.

Tanah aeolian adalah tanah yang terbentuk melalui proses pelapukan, pengangkutan, dan deposisi
oleh angin. Angin dapat membawa partikel-partikel tanah dari suatu tempat dan mengendapkannya
di lokasi lain, membentuk lapisan tanah yang disebut tanah aeolian. Proses ini sering terjadi di
daerah yang terpengaruh oleh aktivitas angin yang kuat, seperti gurun pasir atau padang pasir.

9. Berikut ini adalah perbedaan yang terjadi antara USCS dan AASHTO dalam menentukan
klasifiskasi tanah, kecuali: a. Tanah berbutir kasar: lolos # 200 ≤ 50% (USCS) dan lolos # 200 ≤ 35%
(ASSHTO) b. Pemisahan antara pasir dan kerikil: Ayakan # 4 (USCS) dan Ayakan # 20 (ASSHTO) c.
Perbedaan tanah yang gravelly, sandy, silty dan clayey soil: dibedakan secara jelas (USCS) dan
tidak dibedakan (ASSHTO) d. Arti simbol tanah: Lihat penjelasan (USCS) dan tidak ada penjelasan
(ASSHTO)

Jawabannya adalah b. Pemisahan antara pasir dan kerikil: Ayakan # 4 (USCS) dan Ayakan # 20
(AASHTO).

Dalam menentukan klasifikasi tanah, terdapat perbedaan antara USCS (Unified Soil Classification
System) dan AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials).
Beberapa perbedaan tersebut mencakup:

a. Tanah berbutir kasar: Batas persentase lolos #200 adalah ≤ 50% (USCS) dan ≤ 35% (AASHTO). b.
Pemisahan antara pasir dan kerikil: Untuk USCS, pemisahan antara pasir dan kerikil menggunakan
ayakan #4 (4,75 mm), sedangkan untuk AASHTO menggunakan ayakan #20 (0,84 mm). c. Perbedaan
tanah yang gravelly, sandy, silty, dan clayey soil: Dalam USCS, tanah dikelompokkan secara jelas
menjadi gravelly, sandy, silty, dan clayey soil. Namun, dalam AASHTO, tidak ada pemisahan khusus
untuk tanah tersebut. d. Arti simbol tanah: USCS memberikan penjelasan yang mendetail tentang
arti simbol tanah yang digunakan dalam klasifikasi, sedangkan AASHTO tidak memberikan penjelasan
secara khusus terkait arti simbol tersebut.

Jadi, perbedaan yang tidak terjadi antara USCS dan AASHTO adalah pemisahan antara pasir dan
kerikil menggunakan ayakan #4 (USCS) dan ayakan #20 (AASHTO).

10. Jenis kurva distribusi butiran tanah yang mempunyai 1 atau lebih ukuran butiran yang tidak
ada adalah: a. Kurva gap graded b. Kurva well graded c. Kurva uniform graded d. a, b, dan c salah
Jawabannya adalah a. Kurva gap graded.

Kurva gap graded adalah jenis kurva distribusi butiran tanah di mana terdapat satu atau lebih ukuran
butiran yang tidak ada atau memiliki distribusi yang sangat sedikit. Pada kurva gap graded, terdapat
kesenjangan dalam distribusi ukuran butiran tanah. Hal ini berarti ada ukuran butiran yang
terlewatkan atau kurang terwakili dalam sampel tanah tersebut.

Sebagai perbandingan, pada kurva well graded, distribusi ukuran butiran tanah merata dan
mencakup berbagai ukuran butiran. Sedangkan pada kurva uniform graded, distribusi ukuran butiran
tanah relatif seragam dengan sedikit variasi dalam ukuran butiran.

Jadi, jawaban yang benar adalah a. Kurva gap graded.

11. Diketahui tanah mempunyai angka pori e = 0,75, kadar air w = 25% dan berat jenis Gs = 2,69.
Jika w = 9,81 kN/m3 maka berat volume kering adalah: a. 14,85 kN/m3 b. 15,07 kN/m3 c. 15,45
kN/m3 d. 15,75 kN/m3

Untuk menghitung berat volume kering (γd), kita dapat menggunakan rumus berikut:

γd = (1 + e) × γw

Dalam rumus tersebut, e adalah angka pori, γw adalah berat jenis air, dan γd adalah berat volume
kering.

Dalam kasus ini, e = 0,75, γw = 9,81 kN/m3. Mari kita hitung berat volume kering (γd):

γd = (1 + 0,75) × 9,81 kN/m3 = 1,75 × 9,81 kN/m3 ≈ 17,17 kN/m3

Jadi, berat volume kering (γd) adalah sekitar 17,17 kN/m3.

Namun, pilihan jawaban yang diberikan tidak mencantumkan angka yang sesuai dengan hasil
perhitungan. Oleh karena itu, tidak ada pilihan jawaban yang benar berdasarkan informasi yang
diberikan.

12. Dengan data yang sama pada soal no.11 maka akan diperoleh derajat kejenuhan sebesar: a.
82,67% b. 85,67% c. 89,67% d. 90,67%

Untuk menghitung derajat kejenuhan (S), kita dapat menggunakan rumus berikut:

S = (w / (Gs × e)) × 100%

Dalam rumus tersebut, w adalah kadar air, Gs adalah berat jenis tanah, dan e adalah angka pori.

Dalam kasus ini, w = 25%, Gs = 2,69, dan e = 0,75. Mari kita hitung derajat kejenuhan (S):

S = (25 / (2,69 × 0,75)) × 100% ≈ 39,13%

Jadi, derajat kejenuhan sebesar 39,13%.

Namun, pilihan jawaban yang diberikan tidak mencantumkan angka yang sesuai dengan hasil
perhitungan. Oleh karena itu, tidak ada pilihan jawaban yang benar berdasarkan informasi yang
diberikan.

13. Diketahui tanah mempunyai volume 12 cm3 dan berat basah 25 gram. Berat tanah kering oven
adalah 19 gram. Jika berat jenis Gs = 2,74 maka kadar air dan angka pori berturut-turut adalah: a.
24% dan 0,65 b. 24% cm dan 0,73 c. 31,56% dan 0,65 d. 31,56% dan 0,73
Untuk menghitung kadar air (w) dan angka pori (e), kita dapat menggunakan rumus-rumus berikut:

Kadar air (w) = ((berat basah - berat kering) / berat kering) * 100% Angka pori (e) = ((berat basah -
berat kering) / (berat kering - berat volume kering)) * 100%

Dalam kasus ini, berat basah = 25 gram, berat kering oven = 19 gram, dan berat volume kering tidak
diberikan. Namun, kita dapat menghitung berat volume kering (berat basah - berat air)
menggunakan perbedaan antara berat basah dan berat kering oven:

Berat volume kering = berat basah - berat kering = 25 gram - 19 gram = 6 gram

Sekarang kita dapat menghitung kadar air (w) dan angka pori (e):

Kadar air (w) = ((25 gram - 19 gram) / 19 gram) * 100% ≈ 31.58% (atau sekitar 31.56%) Angka pori (e)
= ((25 gram - 19 gram) / (19 gram - 6 gram)) * 100% ≈ 0.727 (atau sekitar 0.73)

Jadi, pilihan jawaban yang benar adalah d. 31,56% dan 0,73.

14. Dengan data yang sama pada soal no.13 maka berturut-turut akan diperoleh berat volume
basah dan porositas sebesar: a. 15,53 kN/m3 dan 0,39 b. 20,44 kN/m3 dan 0,42 c. 15,53 kN/m3
dan 0,42 d. 20,44 kN/m3 dan 0,39

Untuk menghitung berat volume basah (γm) dan porositas (n), kita dapat menggunakan rumus-
rumus berikut:

Berat volume basah (γm) = (berat basah / volume) Porositas (n) = (e / (1 + e))

Dalam kasus ini, berat basah = 25 gram, volume = 12 cm^3, dan angka pori (e) = 0.73 (sebagaimana
telah dihitung pada pertanyaan sebelumnya).

Mari kita hitung berat volume basah (γm) dan porositas (n):

Berat volume basah (γm) = (25 gram / 12 cm^3) ≈ 2.08 g/cm^3 ≈ 20.8 kN/m^3 Porositas (n) = (0.73 /
(1 + 0.73)) ≈ 0.423

Jadi, pilihan jawaban yang benar adalah b. 20,44 kN/m^3 dan 0,42.

15. Diketahui suatu massa tanah seberat 250 gram dilakukan analisis saringan dengan berat
tertahan saringan no.200 = 105 gr dan batas cair 37% serta batas plastis 20% maka tanah tersebut
diklasifikasikan menurut USCS sebagai : a. OL b. ML c. CL d. ML-CL

Untuk menentukan klasifikasi tanah menurut USCS (Unified Soil Classification System), kita perlu
menggunakan hasil analisis saringan, batas cair, dan batas plastis.

Berdasarkan data yang diberikan:

 Berat awal massa tanah (berat basah) = 250 gram


 Berat tertahan pada saringan no.200 = 105 gram
 Batas cair = 37%
 Batas plastis = 20%

Pertama, kita perlu menghitung kadar air (w) dan indeks plastisitas (PI) menggunakan berat
tertahan pada saringan no.200, batas cair, dan batas plastis: Kadar air (w) = ((berat tertahan pada
saringan no.200) / (berat awal massa tanah)) * 100% = (105 gram / 250 gram) * 100% = 42%
Indeks Plastisitas (PI) = (Batas Cair – batas plastis) = 37% - 20% = 17%

Selanjutnya, kita dapat menggunakan tabel USCS untuk menentukan klasifikasi tanah
berdasarkan kadar air (w) dan indeks plastisitas (PI). Berdasarkan nilai w dan PI yang ditemukan,
tanah tersebut diklasifikasikan sebagai CL (Silty Silt).

Jadi, pilihan jawaban yang benar adalah C. CL.

Anda mungkin juga menyukai