ASTM C 128-93
1. Deskripsi (menurut SNI 03 – 1971 – 1990)
a. Maksud dan tujuan
b. Ruang lingkup
Pengujian ini dilakukan pada agregat yang mempunyai kisaran garis tengah
dari 6,3 mm sampai 152,4 mm. Hasil pengujian kadar air agregat dapat digunakan
dalam pekerjaan : 1) perencanaan campuran dan pengendalian mutu beton
2) perencanaan campuran dan pebgendalian mutu perkerasan
jalan.
c. Pengertian
Kadar air agregat adalah besarnya perbandingan antara berat air yang
dikandung agregat dengan agregat dalam keadaan kering, dinyatakan dalam
persen.
2. Praktikum
2.1 Tujuan
1. Timbangan Digital
2. Ember
3. Sekop
4. Oven
6. Wadah/Cawan
2.3 Langkah Kerja
ASTM C 127 – 88
Pengujian ini dilakukan pada agregat yang mempunyai kisaran garis tengah
dari 6,3 mm sampai 152,4 mm. Hasil pengujian kadar air agregat dapat digunakan
dalam pekerjaan : 1) perencanaan campuran dan pengendalian mutu beton
2) perencanaan campuran dan pebgendalian mutu perkerasan
jalan.
c. Pengertian
Kadar air agregat adalah besarnya perbandingan antara berat air yang
dikandung agregat dengan agregat dalam keadaan kering, dinyatakan dalam
persen.
2. Praktikum
A. Tujuan
Mengetahui kadar Resapan air terhadap kerikil
Mengetahui volume air yang dibutuhkan untuk membuat beton
Mengetahui kelembapan kerikil.
B. Alat dan Bahan
1. Timbangan
2. Ember
3. Sekop
4. Oven
5. Kerikil ± 3000 gram kondisi SSD
6. Wadah/Cawan
7. Majun
C. Langkah Kerja
1. Tempat nampan ditimbang.
D. Hasil Praktikum
3000−2877,90
Jawab = Air Resapan = X 100%
2877,90
A. TUJUAN
Menentukan berat volume batu pecah atau kerikil baik dalam keadaan lepas maupun
padat (rojok).
B. STANDART UJI
ASTM C 29/C 29M – 91a
C. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Ember
2. Timbangan atau neraca
3. Alat perojok
Bahan :
1. Pasir
2. Kerikil
(keduanya dalam keadaan kering)
D. LANGKAH KERJA
1. Tanpa rojokan atau lepas
a) Silinder dalam keadaan kosong ditimbang.
b) Takaran diisi kerikil sampai penuh lalu diratakan. Timbang silinder yang sudah terisi
batu pecah penuh.
2. Dengan rojokan
a) Silinder dakam keadaan kosong ditimbang.
b) Silinder diisi dengan batu pecah 1/3 bagian, kemudian dirojok 25 kali. Diisi lagi 1/3
bagian lalu dirojok 25x kemudian diisi sampai penuh dirojok 25x
c) Permukaannya diratakan.
d) Timbang silinder yang sudah terisi batu pecah penuh.
E. HASIL KERJA
PERHITUNGAN:
10812
1. Berat volume lepas = = 1,08 gr/cc
10000
11012
2. Berat volume rojok = = 1,10 gr/cc
10000
1,08+1,10
3. Berat volume rata-rata = = 1,09 gr/cc
2
JENIS PERCOBAAN 2 VOLUME ROJOKAN VOLUME LEPAS
PERHITUNGAN:
10452
1. Berat volume lepas = = 1,05 gr/cc
10000
10982
2. Berat volume rojok = = 1,09 gr/cc
10000
1,05+1,09
3. Berat volume rata-rata = = 1,07 gr/cc
2
PERHITUNGAN:
10512
1. Berat volume lepas = = 1,05 gr/cc
10000
10952
2. Berat volume rojok = = 1,10 gr/cc
10000
1,05+1,10
3. Berat volume rata-rata = = 1,08 gr/
2
F. KESIMPULAN
Percobaan dilakukan yaitu dengan berat volume lepas dan berat volume rojokan.
Pada percobaan 1 volume lepas dihasilkan berat volume batu pecah sebesar 1,08 gr/cc
dan percobaan 1 volume rojokan sebesar 1,10 gr/cc. Untuk percobaan ke 2 volume lepas
dihasilkan berat volume batu pecah sebesar 1,05 gr/cc dan pada percobaan ke 2 untuk
volume rojokan sebesar 1,09 gr/cc. Dan pada percobaan ke 3 diperoleh data volume lepas
yaitu sebesar 1,05 gr/cc sedangkan untuk volume rojok yang dihasilkan sebesar 1,10 gr/cc.