Anda di halaman 1dari 8

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil pengambilan data pada penyelidikan bahan semen

3.1.1. Berat Jenis Semen (ASTM C188 – 89 )

PERCOBAAN NOMOR HASIL


Berat semen (gr) B 60,01 gram
Volume awal (V1) 0,8 mℓ
Volume akhir (V2) 18,9 mℓ
B 3,32 gr/mℓ3
Bj rata – rata (gr/mℓ3) =
¿¿

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan setelah semen dicampur dengan

minyak tanah di dapat berat jenis semen sebesar 3,32 gr/mℓ 3 dengan rumus

seperti pada tabel diatas.

3.1.2. Konsistensi Normal Semen Portland (ASTM C187 – 86)

PERCOBAAN NOMOR HASIL


Berat semen 250 gram
Berat air 70 cc
Penurunan 3,1 mm
KONSISTENSI

Dari percobaan yang telah dilakukan setetah 20 menit dibaca maka diperoleh

penurunan jarum vicat sebesar 3,1 mm.

3.1.3. Waktu Pengikatan dan Pengerasan Semen (ASTM C119 – 92)

NOMOR WAKTU PENURUNAN (MENIT) PENURUNAN (MM)


1 45 3 mm
2 60 2 mm
3 75 1,5 mm

20
Dari perbandingan waktu yang ditentukan, setelah percobaan di dapat : menit

ke-45 penurunannya 3 mm, menit ke-60 penurunannya 2 mm, sampai menit ke-

75 penurunannya 1,5 mm seperti yang tertulis pada tabel.

3.1.4. Kuat Tekan Mortal

Tanggal
P= beban Kuat
Berat Berat A= Luas pembuatan Umur
maksimu tekan
(gr) isi permukaan dan (hari)
m (P/A)
pengujian
5x5= 25cm 2 07/ 15/
0,001 4
2,45 03/ 03/ 7 hari 10 kN
924 N/mm2
2017 2017
5x5= 07/ 15/
0,001 8
2
2,34 25cm 03/ 03/ 7 hari 20 kN
888 N/mm2
2017 2017
5x5= 25cm2 07/0
0,001 15/03/ 8
2,36 3/20 7 hari 20 kN
888 2017 N/mm2
17

Setelah mortar diuji tekan, dari dua mortar dihasilkan ; mortar ke-1 kuat tekan

sebesar 4 N/mm² dan mortar ke-2 sebesar 8 N/mm² dan mortar ke-3 sebesar 8

N/mm2. Perbedaan ini didapat karena perbedaan perlakuan ketika dirojok

( hubungannya dengan rongga udara didalam mortar). Jika ada rongga di

dalam mortar maka akan mengurangi kuat tekannya. Kemungkinan pada

mortar ke-1 terdapat rongga didalamnya sehingga kuat tekannya lebih kecil

3.1.5. Menentukan berat volume semen (ASTM C188 – 89)

PERCOBAAN NOMOR DENGAN ROJOKAN TANPA ROJOKAN


Berat silinder 2886 2886

21
Berat silinder + semen (w 2) 6149 5904
Berat semen (w 2+w 1) 3263 3018
Volume silinder (v) 3ℓ 3ℓ
Berat volume (w 2 – w 1) / v 1087,67 kg / ℓ 1006 kg / ℓ

Dari hasil percobaan silinder yang berisi semen dengan perlakuan dirojok lebih

berat dibandingkan dengan yang tidak dirojok, sebab dengan merojok dapat

memampatkan volume semen. Dan setelah dihitung berat volume semen yang

dirojok sebesar 1087,67 kg/ℓ dan yang tanpa dirojok 1006 kg/ℓ.

3.2 Hasil pengambilan data penyelidikan bahan pasir

3.2.1. Kelembapan Pasir (ASTM C556 – 89)

PERCOBAAN NOMOR HASIL


Berat pasir asli (w 1) 500 gram
Berat pasir oven (w 2) 413
Kelembapan pasir (w 1-w 2 )/w 2x100% 21,06538 %

Dari percobaan yang telah dilakukan setelah pasir dioven maka didapat

kelembapan pasir sebesar 21,06538 % dengan rumus seperti pada tabel.

3.2.2. Berat Jenis Pasir (ASTM C128 – 93)

PERCOBAAN NOMOR HASIL

Berat labu + pasir+air(w 1) 946,4 gr


Berat pasir SSD 500 gr

22
Berat labu + air(w 2) 696,8 gr

Berat pasir kering oven(w 3) 387 gr

Berat jenis kering = w 3/(w 2+500-w 1) 1,5455272 gr

Berat jenis SSD = 500 /(w 2+500-w 1) 1,9968051 gr

Berat jenis semu = w 3/(w 2+w 3-w 1) 2,8165939 gr

Penyerapan = (500/(500-w 3))x100% 442,47788 %

Setelah percobaan dilakukan didapat berat jenis kering sebesar 1,5455272

gram, berat jenis SSD sebesar 1,9968051 gram, berat jenis semu sebesar

2,8165939 gram dan penyerapan sebesar 442,47788% dengan rumus seperti

tabel diatas.

3.2.3. Berat Volume Pasir (ASTM C29/C29M – 91)

DENGAN TANPA
PERCOBAAN NOMOR
ROJOKAN ROJOKAN
Berat silinder (w1) 2886.gr 2886

Berat silinder + pasir (w2) 6655.gr 6312

Berat pasir (w2-w1) 3,769.gr 3,426


Volume silinder (v) 3ℓ 3ℓ
Berat volume (w2-w1)/v 1256,33.gr 1,142

Pasir yang dirojok dapat lebih banyak mengisi wadah silinder karena dengan

merojok berarti memampatkan volume. Dari percobaan didapat berat volume

pasir yang dirojok sebesar 1256,33 gram dan berat volume pasir tanpa dirojok

sebesar 1,142 gram.

23
3.2.4. Kebersihan Pasir Terhadap Lumpur (pengendapan)

PERCOBAAN HASIL
Tinggi lumpur (h) 0,8 cm
Tinggi pasir (H) 5,5 cm

Kadar lumpur = h /H 0,14545 cm

Setelah pasir diendapkan selama 24 jam didapat tinggi lumpur 0,8 cm, tinggi

pasir 5,5 cm, kadar lumpur 0,14545 mm

3.2.5. Kebersihan Pasir Terhadap Lumpur (pencucian) (ASTM C117 – 95)

PERCOBAAN NOMOR HASIL

Berat pasir kering (w1) 500

Berat pasir bersih kering (w2) 458

Kadar lumpur = (w1-w2)/w1x 100% 8,4%

Dari hasil percobaan di atas didapat, berat pasir kering 500 gram setelah pasir

dicuci berkali – kali hingga bersih berat pasir berkurang menjadi 458 gram

3.3 Hasil pengambilan data penyelidikan bahan batu pecah

3.3.1. Kelembapan Batu Pecah (ASTM C 566-89)

PERCOBAAN HASIL

24
Berat batu pecah asli (w1) 500 gram
Berat batu pecah oven (w2) 481,5 gram
Kelembapan batu pecah
3,842 %
(w2-w1)/w2x100%

Dari hasil percobaan diatas didapat, setelah 500 gram batu pecah dioven

selama 24 jam pada suhu ± 105°c, dan didinginkan kemudian ditimbang

maka didapat hasil berat batu pecah menjadi 481,5 gram berarti terjadi

penurunan berat setelah dioven sebab kadar air di dalam batu pecah

berkurang. Dengan demikian kelembapan batu pecah sama dengan 3,842 %

dengan rumus seperti tabel diatas.

3.3.2. Berat Jenis Batu Pecah (ASTM C127 – 88,93 )

PERCOBAAN HASIL
Berat batu pecah permukaan jenuh(w1) 500 gram
Berat ember dalam air (w2) 583 gram
Berat ember + batu pecah (w3) 888 gram
Berat batu pecah kering oven (w4) 494 gram
Berat jenis kering=w4/(w2+w1-w3) 2,53333 gr
Berat jenis SSD=w1/(w2+w1-w3) 2,5641 gr
Berat jenis semu=w4/(w2+w4-w3) 2,61376 gr
Penyerapan=((w1-w4)/w4)x100% 1,21457 %

Dari percobaan didapat hasil, batu pecah sebanyak 500 gram. Maka didapat

hasil berat jenis kering sebesar 2,53333 gr, berat jenis SSD sebesar 2,5641 gr,

berat jenis semu sebesar 2,61376 gr, dan penyerapannya sebesar 1,21457%

yang masing-masing sesuai dengan rumus yang tercantum pada tabel di atas.

25
3.3.3. Berat Volume Batu Pecah (ASTM C29 / C29 M – 91 a )

PERCOBAAN DENGAN TANPA

ROJOKAN ROJOKAN
Berat silinder (w1)kg
5.612 5.610

Berat silinder+batu pecah(w2)kg 24.088 22.890


Berat batu pecah(w2-w1)kg
18.476 17.278

Volume silinder(v)liter
10 m3 10 m3

Berat volume(w2-w1)/v 1.847,6 1.727,8

Dari percobaan didapat bahwa batu pecah yang dirojok memiliki berat yang

lebih besar bila dibandingkan dengan batu pecah yang tidak dirojok, hal ini

disebabkan batu pecah yang dirojok terjadi pengurangan renggangan udara

didalam silinder, sehingga silinder lebih banyak terisi batu pecah, maka

didapat hasil berat volume batu pecah yang dirojok sebesar 1.847,6 dan berat

volume batu pecah yang tidak dirojok sebesar 1.727,8.

26
3.3.4. Kebersihan Batu Pecah Terhadap Lumpur (pencucian) (ASTM C117 –

95)

PERCOBAAN HASIL
Berat batu pecah sebelum dicuci (w1) 500 gram
Berat batu pecah setelah dicuci (w2) 499 gram
Kadar lumpur= (w1-w2)/w1x100% 0,12 %

Dari percobaan didapat, ternyata 500 gram batu pecah yang dicuci bersih,

dioven kemudian ditimbang kembali terjadi penurunan berat sebesar 1 gram,

ini menunjukkan bahwa dengan memcuci bersih batu pecah berarti

menghilangkan lumpur-lumpur yang menempel di permukaan batu pecah

sehingga mengurangi berat batu pecah. Dengan demikin kadar lumpur batu

pecah tersebut sebesar 0,12% dengan rumus seperti tabel diatas.

3.3.5. Keausan Agregat Kasar (ASTM C131 -89)

PERCOBAAN HASIL
Berat sebelum diabrasi (w1) 5000 gram
Berat sesudah diabrasi (w2) 4455 gram
Keausan=(w1-w2)/w1x100% 10,9 %

Dari percobaan didapat setelah 5000 gram batu pecah diabrasi, kemudian

dicuci, disaring, dan ditimbang kembali ternyata terjadi penurunan berat batu

pecah sebesar 545 gram, ini dikarenakan kerikil yang diabrasi terjadi

pengikisan permukaan sehingga berat batu pecah berkurang.

27

Anda mungkin juga menyukai