52
53
5. Alat perata besi panjang 25 cm salah satu sisi memanjang tajam sebelahnya
datar.
6. Saringan no.4.
7. Talam, penumbuk dari kayu, pengaduk, sendok
8. Satu unit alat pengguji kadar air.
b. Cetakan leher dan keping alas dipasang jadi satu dan ditempatkan
padalandasan yang kokoh.
2. Pelaksanaan Pengujian
a. Mengambil salah satu sampel yang sudah disiapkan, mengaduk, dan
memadatkan dalam cetakan dengan cara sebagai berikut.
1) Masukkan tanah sepertiga tinggi tabung.
2) Tumbuk dengan alat penumbuk sebanyak 25 kali.
3) Lakukan hal tersebut sampai tabung penuh.
berbagai jenis tanah pada umumnya, terdapat satu nilai kadar air optimum tertentu
untuk mencapai berat volume kering maksimumnya atau kepadatan
maksimumnya.
Hubungan berat volume kering (γd) dengan berat volume basah (γ) dan
kadar air (w), dinyatakan dalam persamaan berikut ini.
𝛾𝑏
γd = (5.1)
1+ 𝑤
Dengan :
γd = berat volume tanah kering (gr/cm3)
γ = berat volume tanah basah (gr/cm3)
w = kadar air tanah (%)
Dalam pengujian proctor standar hubungan berat volume kering dan
kadar air dinyatakan dalam grafik yang dapat dilihat pada Gambar 5.2 berikut ini.
𝐺𝑠 .𝛾𝑤 𝐺𝑠 .𝛾𝑤
γd = = (5.2)
1+ 𝑒 1+ 𝐺𝑠 .𝑤
Dengan:
γd = berat volume tanah kering (gr/cm3)
γw = berat volume air (gr/cm3)
w = kadar air tanah (%)
Gs = berat jenis tanah
E = angka pori
2. Perhitungan
a. Berat Volume Tanah Basah (γ)
3158−1839
γ1 = = 1,397 gr/cm3
943,93
3404−1843
γ2 = = 1,654 gr/cm3
924,9
3530−1839
γ3 = = 1,79 gr/cm3
943,93
3565−1843
γ4 = = 1,82 gr/cm3
924,9
3527−1839
γ5 = = 1,79 gr/cm3
943,93
b. Berat Volume Tanah Kering (γd)
1,397
γd 1 = = 1,24 gr/cm3
1+12,73%
1,65
γd 2 = = 1,39 gr/cm3
1+18,67%
1,79
γd 3 = = 1,43 gr/cm3
1+25,35%
1,82
γd 4 = = 1,41 gr/cm3
1+29,81%
1,79
γd 5 = = 1,305 gr/cm3
1+37,08%
c. Berat volume kering, γd (Sr 100%)
2,36 𝑥 1
γd 1 = 2,36 𝑥 12,73% = 1,815 gr/cm3
1+ 100%
2,36 𝑥 1
γd 2 = 2,36 𝑥 18,67% = 1,64 gr/cm3
1+ 100%
2,36 𝑥 1
γd 3 = 2,36 𝑥 25,35% = 1,48 gr/cm3
1+ 100%
2,36 𝑥 1
γd 4 = 2,36 𝑥 29,81% = 1,38 gr/cm3
1+ 100%
58
2,36 𝑥 1
γd 5 = 2,36 𝑥 37,08% = 1,26 gr/cm3
1+ 100%
2,36 𝑥 1
γd 2 = 2,36 𝑥 18,67% = 1,52 gr/cm3
1+ 80%
2,36 𝑥 1
γd 3 = 2,36 𝑥 25,35% = 1,35 gr/cm3
1+ 80%
2,36 𝑥 1
γd 4 = 2,36 𝑥 29,81% = 1,26 gr/cm3
1+ 80%
2,36 𝑥 1
γd 5 = 2,36 𝑥 37,08% = 1,13 gr/cm3
1+ 80%
2,36 𝑥 1
γd 2 = 2,36 𝑥 18,67% = 1,36 gr/cm3
1+ 60%
2,36 𝑥 1
γd 3 = 2,36 𝑥 25,35% = 1,18 gr/cm3
1+ 60%
2,36 𝑥 1
γd 4 = 2,36 𝑥 29,81% = 1,09 gr/cm3
1+ 60%
2,36 𝑥 1
γd 5 = 2,36 𝑥 37,08% = 0,96 gr/cm3
1+ 60%
2,36
e3 = –1 = 0,65
1,43
2,36
e4 = –1 = 0,68
1,41
2,36
e5 = –1 = 0,81
1,305
3. Hasil Pengujian
Berdasarkan pehitungan di atas didapatkan hasil pengujian seperti pada Tabel
5.4 berikut ini.
1,45
MDD
1,40
Berat Volume Kering, γd
1,35
1,30
1,25
OMC
1,20
0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00
Kadar Air, w %
Gambar 5.3 Grafik Hubungan Kadar Air dan Berat Volume Kering
Sampel 1
61
1,4300
MDD
Berat Volume Kering, gr/cm³
1,4200
1,4100
1,4000
OMC
1,3900
0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00
Kadar air, %
Gambar 5.4 Grafik Hubungan Kadar Air dan Berat Volume Kering
Sampel 2
Dari grafik hubungan kadar air dan berat volume kering sampel 1 dan sampel
2 tersebut didapatkan nilai kepadatan maksimum (MDD) berturut-turut
sebesar 1,43 gr/cm3 dan 1,4234 gr/cm3 serta kadar air optimum (OMC)
berturut-turut sebesar 23,8% dan 18,8%, sehingga:
1,43+1,4234
MDD rata-rata = = 1,4267 gr/cm3
2
23,8+18,8
OMC rata-rata = = 21,3%
2
5.1.7 Pembahasan
Pengujian proctor standar digunakan untuk mengetahui nilai kepadatan
maksimum yang mampu dicapai suatu sampel tanah dengan kadar air optimum.
Air digunakan sebagai pelumas atau pelican pada saat tanah dipadatkan. Saat air
ditambahkan, air akan melunakkan partikel-partikel tanah. Tanah akan
menggelincir satu sama lain dan bergerak pada posisi yang lebih rapat.
Semakin banyak penambahan air kepadatannya juga semakin meningkat,
namun jika air terlalu banyak dan melebihi batas yang pas untuk mencapai
62
5.1.8 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian proktor yang telah dilakukan didapat nilai berat
volume kering makisimum atau kepadatan maksimum (MDD) sebesar 1,4267
gr/cm3 dan kadar air optimum (OMC) sebesar 21,3%.
1000 + A
Penambahan air = 5000 − 1 (cc) (5.3)
1000 + B
Keterangan :
A= Kadar air mula – mula
B= Kadar air optimum
5000= Berat contoh (gr)
2. Pelaksanaan
a. Letakkan benda uji besrta keping alas di atas mesin penetrasi. Letakkan
keping pemberat di atas permukaan benda uji seberat minimal 4,5 kg (10
pound).
b. Untuk benda uji yang direndam beban harus sama dengan beban yang
dipergunakan untuk merendam.
c. Pasang torak penetrasi dan diatur pada permukaan benda uji sehingga
arloji beban menunjukan beban permulaan sebesar 2lbs. Pembebanan
permulaan ini di pergunakan untuk menjamin bidang sentuh yang
sempurna antara permukaan benda uji dengan torak penetrasi.
d. Berikan pembebanan secara teratur sehingga kecepatan penetrasi
mendekati kecepatan 1,27 mm/menit (0,05 inc/menit). Pembacaan
pembebanan dilakukan pada interval penetrasi 0,025 inc (0,64 mm),
hingga mencapai penetrasi 0,5 inchi.
e. Catat beban maksimum dan penetrasinya bila pembebanan maksimum
terjadi sebelum penetrasi 12,5 mm (0,5inch).
f. Keluarkan benda uji dari cetakan dan tentukan kadar air dari lapisan atas
benda uji setebal 25 mm.
perbandingan antara beban yang dibutuhkan untuk penetrasi contoh tanah sebesar
0,1”/0,2” dengan beban yang ditahan batu pecah standar pada penetrasi 0,1”/0,2”.
Nilai CBR didefinisikan sebagai suatu perbandingan antara beban percobaan
(test load) dengan beban standar (standar load_ dan dinyatakan dalam persentase.
Tujuan dari percobaan CBR adalah untuk menentukan daya dukung tanah dalam
kepadatan maksimum. Harga CBR adalah nilai yang menyatakan kualitas tanah
dasar dibandikan dengan beban standar berupa batu pecah yang mempunyai nilai
CBR sebesar 100% dalam memikul beban lalu lintas.
Besarnya nilai CBR tanah akan menentukan ketebalan lapisan tanah yang
akan dibuat sebagai lapisan perkerasan diatasnya. Semakin besar nilai CBR tanah
maka semakin tipis lapisan perkerasan diatasnya.
Beban P dalam (lbs) dengan rumus sebagai berikut :
67
Keterangan :
K = Nilai kalibrasi (lbs)
Dial = Pembacaan dial (div)
Gambar grafik beban P terhadap kedalaman penetrasi. Pada beberapa
keadaan permulaan kurva beban cekung akibat kurang ratanya pemadatan atau
sebab-sebab lain. Dalam keadaan ini titik nol nya harus di koreksi,
perhatikan Gambar 5.3 di bawah ini.
100
90
80
70
60
Beban
(lbs)
50
40
30
20
10
0
0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50
Panetrasi
(inchi)
Harga CBR dengan cara membagi masing masing beban dengan beban
standard CBR pada penetrasi 0,1 dengan beban standard 70,31 kg (1000
68
psi), penetrasi 0,2 dengan beban standard 105,47 Kg (1500 psi) dan di kalikan
dengan 100%. Umumnya nilai CBR diambil pada penetrasi 0,1 inc. Apabila
terjadi koreksi grafis, maka beban yang dipakai adalah beban yang sudah di
koreksi pada 2,54 mm (0,1 inch) dan 5,08 mm (0,2 inch)
pembacaan pembacaan
penetrasi dial penetrasi dial
(inc) (mm) (inc) (inc) (mm) (div)
0,0000 0,00 0,0000 0,2500 6,35 0,2500
0,0125 0,32 0,0125 0,2750 6,99 0,2750
0,0250 0,64 0,0250 0,3000 7,62 0,3000
0,0500 1,27 0,0500 0,3250 8,26 0,3250
0,0750 1,91 0,0750 0,3500 8,89 0,3500
0,1000 2,54 0,1000 0,3750 9,53 0,3750
0,1250 3,18 0,1250 0,4000 10,16 0,4000
69
2. Perhitungan
Dari pengujian yang telah dilakukan, diperoleh hasil pengujian CBR pada
Tabel 5.8 berikut ini.
Beban :
P2(0,25) =K x Dial
= 31,02927 x 3
70
= 93,09
P2(0,5) =K x Dial
= 31,02927 x 6
= 186,18
3. Hasil Pengujian
Berdasarkan perhitungan diatas hasil pengujian CBR dapat dilihat pada Tabel
5.9 berikut ini.
378
CBR 0,1 = 3𝑥1000= 12,60%
486
CBR 0,2 = 3𝑥1000= 10,80%
5.2.7 Pembahasan
CBR adalah salah satu cara untuk menentukan tebal perkerasan dan
merupakan cara yang sering di pakai. Nilai CBR didapat dari grafik yang telah
diketahui, nilai CBR terkoreksi dari nilai penetrasi standar yaitu penetrasi
terhadap tekanan penetrasi standar. Kemudian nilai penetrasi yang digunakan
72
adalah nilai CBR untuk 0,1. Bilai nilai CBR nilai P(0,2) > P(0,1) maka percobaan
tersebut harus diulang sehingga didaparkan nilai P(0,2) < P(0,1).
Dari hasil pengujian CBR didapatkan hasil atau nilai persentase penetrasi
0,1 adalah 12,60% dan penetrasi 0,2 adalah 10,80%. Maka pengujian CBR dapat
digunakan dalam perkerasan.
5.2.8 Kesimpulan
Dari hasil pengujian CBR didapat hasil atau nilai prosentase penetrasi 0,1
sebesar 12,60 % dan penetrasi 0,2 sebesar 10,80% maka dapat disimpulkan
pengujian ini sudah dapat digunakan atau mempunyai nilai yang valid karena nilai
CBR 0,1 > CBR 0,2.
Berupa tanah di lapangan atau dapat berupa tanah yang sudah dipadatkan
atau tanah asli.
I = W2 – W1 (5.1)
74
𝑊3−𝑊1
γp = 𝐼
(5.2)
c = W4 – W5 (5.3)
dengan:
I = Isi botol
w 3 = Berat botol dan pasir
w 1 = Berat botol kosong
γ p = Berat volume pasir
c = Berat botol dan pasir dalam kerucut
w 4 = Berat botol, pasir dan kerucut
w 5 = Berat botol, pasir sisa dan kerucut
2. Lubang tanah
P = W6 – W7 – c (5.4)
V = P / γp (5.5)
γ=W/V (5.6)
dengan :
P = Berat pasir dalam lubang
W 6 = Berat botol, pasir dan kerucut
W 7 = Berat botol, pasir sisa dan kerucut
V = Volume lubang
γ = Berat volume tanah basah
W = Berat tanah galian
3. Kadar air
𝑊2−𝑊3
w 1 = 𝑊3−𝑊1 x 100% (5.7)
𝑊2−𝑊3
w 2 = 𝑊3−𝑊1 x 100% (5.8)
𝑊1+𝑊2
w rata-rata = 2
(5.9)
75
γ
γd = 𝑊𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 (5.10)
1+
100
dengan :
w 1 = Kadar air tanah 1
W 2 = Berat container dan tanah basah
W 3 = Berat container dan tanah kering
W 1 = Berat container
γ d = Berat volume tanah kering
2. Perhitungan
a. Botol dan kerucut
I = W2 – W1
= 5050 – 214
= 4836 cm3
𝑊3−𝑊1
γp = 𝐼
6015−214
= 4836
= 1,2 gr/cm3
c = W4 – W5
= 6632 – 6063
= 559 gr
b. Lubang tanah
P = W6 – W7 – c
= 6632 – 4340 – 569
= 1723 gr
V = P / γp
= 1723 / 1,2
= 1435,83 cm3
γ =W/V
= 2702 / 1435,83
= 1,882 gr/cm3
c. Kadar air
𝑊2−𝑊3
w 1 = 𝑊3−𝑊1 x 100%
77
9,42−8,96
= 8,96−5,58 x 100%
= 13,61%
𝑊2−𝑊3
w 2 = 𝑊3−𝑊1 x 100%
10,91−10,30
= 10,30−5,65
x 100%
= 13,12%
𝑊1+𝑊2
w rt = 2
13,61+13,12
= 2
= 13,365%
γ
γd = 𝑊𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
1+
100
1,882
= 13,365
1+
100
= 1,66 gr/cm3
3. Hasil Pengujian
Dari perhitungan diatas diperoleh hasil analisis pengujian sondir yang dapat
dilihat pada Tabel 5.13 berikut ini.
5.3.7 Pembahasan
Uji kepadatan tanah lapangan dilakukan dengan cara menggali lubang tanah
yang akan ditentukan kepadatannya menggunakan alat uji sand cone. Dari sampel
tanah yang digali dapat ditentukan nilai kepadatan tanah tersebut. Dari hasil
pengujian didapat hasil kadar air tanah sebesar 13,365% dan berat volume tanah
kering sebesar 1,66 gr/cm3.
Dari hasil pengujian kepadatan tanah sand cone test didapat berat volume
tanah kering (γ d ) sebesar 1,66 gr/cm3 dan berat volume basah (γ) sebesar = 1,882
gr/cm3. Berdasarkan tabel 5.16 dapat ditentukan bahwa tanah yang diuji termasuk
tanah pasir seragam padat.
5.3.8 Kesimpulan
Hasil uji sand cone, kepadatan tanah (γ d ) sebesar 1,66 gr/cm3 merupakan
tanah pasir seragam padat.