Anda di halaman 1dari 49

Mekanika tanah II

STANDART PROCTOR TEST

TUJUAN :
1. Untuk meningkatkan kekuatan tanah,sehingga daya dukung tanah pondasi diatasnya.
2. Untuk mengurangi terjadinya penurunan pada tanah.
3. Dapat meningkatkan kemantapan lereng timbunan.

PERALATAN YANG DIPERLUKAN:


1. Sirtu 2,5 kg
2. Satu set alat standart proctor test (cetakan dan penumbuk)
3. Timbangan dengan ketelitian 4,5 gram
4. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
5. Lengser besar
6. Jack (untuk mengeluarkan contoh tanah dari cetakan)
7. Penggaris besi dengan pinggiran lurus
8. Ayakan no 4
9. Cawan
10. Oven
11. Botol plastik
12. Seperangkat alat untuk menentukan Gs

URUTAN PELAKSANAAN TEST :


1. Mengambil tanah yang sudah diangin-anginkan sebanyak 2,5 kg. pecahkan semua
gumpalan tanah
2. Tanah yang sudah disiapkan pada langkah no 1 tersebut diayak dengan mengunakan
ayakan no 4. Mengumpulan semua tanah yang lolos ayakan no 4 didalam lengser yang
besar.
3. Menambahkan air pada tanah didalam lengser tersebut dan campur hingga merata
untuk membuat kadar air dari tanah tersebut kira-kira 5%
4. Menentukan berat cetakan + plat dasar (=W1)
5. Memasang silinder perpanjangan pada bagian atas dari cetakan

Kelompok 2 1
Mekanika tanah II

6. Tanah yang sudah disiapkan pada langkah no 3 tersebut lalu di bagi menjadi 3 bagian.
Memasukan masing-masing bagian tanah kedalam cetakan didalam 3 lapis yang kira-
kira sama tebalnya.Tiap-tiap lapis harus dipadatkan secara merata dengan
menggunakan standart proctor hammer sebanyak 25 kali. Adapun cara melakukan
penumbukan untuk tiap-tiap lapisan dapat dilihat pada gambar 4.2.
Catatan : Tanah lepas yang ditaruh didalam cetakan untuk lapisan ketiga (paling atas)
harus sedemikian tinggi sehingga apabila dipadatkan, bagian atas dari
permukaan tanah tersebut masih lebih tinggi dari pada cetakan.

7. Meletakan silinder perpanjangan yang disambung pada bagian atas cetakan. Silinder
perpanjangan tersebut harus dilepas secara berhati-hati supaya tidak merusak tanah
yang sudah dipadatkan didalam silinder tersebut.
8. Dengan menggunakan penggaris besi, potong kelebihan tanah diatas cetakan secara
perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit hingga permukaan tanah yang dipadatkan
sama tinggi dengan permukaan cetakan tersebut.
9. Menimbang berat cetakan + tanah yang sudah dipadatkan + plat dasar (yang sudah
disiapkan pada langkah no 8) = W2
10. Melepaskan plat dasar dari cetakan, kemudian mengeluarkan tanah yang sudah
dipadatkan dari dalam cetakan dengan menggunakan jack.
11. Mengambil sedikit contoh tanah yang sudah dilepaskan dari cetakan (pada langkah no
10), dan meletakan di cawan untuk ditentukan kadar airnya (sebelum dimasukan
dalam oven berat dari tanah basah ditentukan terlebih dahulu).
12. Memecahkan gumpalan-gumpalan tanah yang sudah dikeluarkan dari cetakan
(langkah no 10), dengan tangan dan campur tanah tersebut dengan tanah lembab yang
tersisa didalam lengser. Menambahkan air dan campur hingga merata agar supaya
kadar air dari campuran tersebut naik kira-kira 2%.
13. Mengulangi urutan pelaksanaan no 5 sampai no 12. dalam pelaksanaan test ini, harga
dari berat volume tanah kering (d) mula-mula akan naik dan kemudian akan turun.

Kelompok 2 2
Mekanika tanah II

1
Garis luas cetakan tanah
5 8
9
3 4
Tampak dari pemadatan oleh alat penumbuk
7 2 6
(tahap urutan dari pukulan dari alat penumbuk)

Lapisan pertama

15 21
16 22
14 20
17 10 25 23
13 19
11 24
12 18

Lapisan kedua Lapisan ketiga

Gambar 4.2 Cara melakukan penumbukan

Teruskan test tersebut sampai didapat paling sedikit dua kali pembacaan harga dari
(d) yang makin mengecil

14. Pada hari berikutnya, menimbang tanah yang sudah dikeringkan pada no 11 untuk
mengetahui berat tanah kering yang bersangkutan, dan kemudian tentukan kadar
airnya.
15. Selanjutnya dari contoh tanah tersebut tentukan harga Gs nya

Kelompok 2 3
Mekanika tanah II

 Pertanyaan Test Kepadatan Laboratorium (Proktor Test)

1. Apa dan bagaimana perbedaan antara :


a. Standart proktor test.
b. Modified proktor test.
2. Jenis test yang manakah yang saudara lakukan di laboratorium? Kenapa saudara
melakukan jenis test tersebut?
3. Gambarkan grafik antara berat volume kering ( d ) dengan kadar air( Wc ) dari
percobaan yang saudara lakukan di laboratorium.
4. Dari grafik yang saudara gambar tersebut, tentukan harga-harga :
 d ( berat volume kering )
 Wopt ( kadar air optimum)
5. Apakah yang dimaksud dengan kepadatan relative ( R ) 95 %? Dan tentukan besarnya
harga-harga dari d; Wc dry-side dan Wc wed-side.
6. Apakah yang dimaksud dengan memadatkan pada kadar air dry-side dan wed-side.
7. Apakah kegunaan dari hasil test tersebut diatas dalam praktek dilapangan.

Jawaban
1. Standart proctor test dan Modified proctor test merupakan jenis dari pemadatan
laboratorium. Pemadatan laboratorium itu sendiri merupakan suatu jenis test
pemadatan tanah yang dilakukan di laboratorium.
a. Standart proctor test :
- volume dalam cetakan(bagian bawah cetakan) adalah 1001,89 cm3 (diameter
10,16cm dan tinggi 11,643 cm)
- berat palu penumbuk 2,5 kg
- Penumbuk dapat diangkat dan di jatuhkan dari ketinggian 30,48 cm
- Pada percobaan pemadatan, untuk setiap kali percobaan tanah selalu dibagi dalam
3 lapisan dengan jumlah tumbukan 25 kali untuk setiap lapisan.
b. Modified proctor test :
- volume cetakan yang sama dengan proctor standart.
- berat palu penumbuk 4,54 kg (10 lb)
- Penumbuk dapat diangkat dan di jatuhkan dari ketinggian 45,72 cm

Kelompok 2 4
Mekanika tanah II

- Pada percobaan pemadatan, untuk setiap kali percobaan tanah selalu dibagi dalam
5lapisan dengan jumlah tumbukan 25 kali untuk setiap lapisan.
2. Jenis tes yang saya lakikan adalah standart proctor test,karena standart proctor test
pengerjaannya lebih mudah dibandingkan modified proctor test.
3. ~terlampir~

4. d max = 2,045/cm3
wcopt = 10 %
5. R (95%) maksudnya prosentase kepadatan yang harus dicapai di lapangan sebesar
95%
d lap = R x dmax
= 0,95 x 1,045 gr/cm3
= 1,943 gr/cm3
Wc dry side = % ; Wc wed side = %

6. Wc dry side = memadatkan tanah pada sisi kering optimum,menghasilkan


kuat geser tanah hasil pemadatan lebih tinggi.
Wc wed side = memadatkan tanah pada sisi basah optimum ,menghasilkan tanah
hasil pemadatan lebih rendah.
7. Kegunaaan standart procotor test.
a) Untuk meningkatkan kekuatan tanah,sehingga daya dukung tanah pondasi
diatasnya.
b) Untuk mengurangi terjadinya penurunan pada tanah.
c) Dapat meningkatkan kemantapan lereng timbunan.

Perhitungan volume mold


V= ¼ π d2 t = ¼ x 3,14 x 10,162 x 11,63 = 944 cm3
 Berat volume tanah (t)
( ws 1 ) (1553 gr )
1. t = = = 1,645 gr/cm3
( vs 1 ) ( 944 cm 3 )
( ws 2 ) (1840 gr )
2. t = = = 1,949 gr/cm3
( vs 2 ) ( 944 cm 3 )

Kelompok 2 5
Mekanika tanah II

( ws 3 ) ( 1977 gr )
3. t = = = 2,094 gr/cm3
( vs 3 ) ( 944 cm 3 )
( ws 4 ) ( 2120 gr )
4. t = = =2,246 gr/cm3
( vs 4 ) ( 944 cm 3 )
( ws 5 ) ( 2038 gr )
5. t = = =2,159 gr/cm3
( vs 5 ) ( 944 cm 3 )
( ws 6 ) ( 1976 gr )
6. t = = = 2,093 gr/cm3
( vs 6 ) ( 944 cm 3 )
 Kadar air (Wc)
( ww ) ( 0,1 gr )
Wc1 = x100 % = x100 %=2,041%
( ws ) ( 4,9 gr )

( ww ) ( 1,2 gr )
Wc2 = x100 % = x100 %= 5,556%
( ws ) ( 21,6 gr )

( ww ) (1,6 gr )
Wc3 = x100 % = x100 %= 7,240%
( ws ) ( 22,1 gr )

( ww ) (1,9 gr )
Wc4 = x100 % = x100 %=11,728%
( ws ) ( 16,2 gr )

( ww ) ( 3,4 gr )
Wc5 = x100 % = x100 %=13,992%
( ws ) ( 23,1 gr )

( ww ) ( 6,7 gr )
Wc6 = x100 % = x100 %=17,268%
( ws ) ( 38,8 gr )

 Berat volume kering (d)


(t) ( 1,645 gr /cm3 )
d1 = = = 1,612 gr/cm3
( 1+ wc ) ( 1+ 0,02041c m3 )

(t) ( 1,949 gr /cm 3 )


d2 = = = 1,535 gr/cm3
( 1+ wc ) ( 1+ 0,05556 cm3 )

(t) ( 2,094 gr /cm 3 )


d3 = = = 1,953 gr/cm3
( 1+ wc ) ( 1+ 0,07240 cm3 )

(t) ( 2,246 gr /cm 3 )


d4 = = = 2,010 gr/cm3
( 1+ wc ) ( 1+ 0,11728 cm3 )

(t) ( 2,159 gr /cm 3 )


d5 = = = 1,894 gr/cm3
( 1+ wc ) ( 1+ 0,13992cm 3 )

(t) ( 2,093 gr /cm 3 )


d6 = = = 1,785 gr/cm3
( 1+ wc ) ( 1+ 0,17268 cm3 )

Kelompok 2 6
Mekanika tanah II

 Menentukan berat jenis tanah (Gs)


Piknometer kosong (Wp) Piknometer+Tanah kering (Wps)
Wp1 = 58,6 gr Wps1 = 69,1 gr
Wp2 = 65,0 gr Wps2 = 75,4 gr
Wp3 = 88,9 gr Wps3 = 88,9 gr

Piknometer+tanah+air (Wpt) Piknometer+air (Wpw)


Wpt1 = 164,6 gr Wpw1 = 157,7 gr
Wpt2 = 170,8 gr Wpw2 = 164 gr
Wpt3 = 184,6 gr Wpw3 = 177,8 gr

Berat tanah kering (Ws) Volume butir


Ws1 = 10,5 gr Vs1 = (Ws+Wpw-Wpt)/ w= 3,6
Ws2 = 10,4 gr Vs2 = 3,7
Ws3 = 10,6 gr Vs3 = 3,8

Pada suhu 290C


s1 = (Ws1/Vs1)0,9960 = 2,905 Gs1 = s1/w=2,90
s2 = 2,79 Gs2 = 2,79
s3 = 2,78 Gs3 = 2,78
Gs rata-rata = 2,82

 Menentukan dzav

( Gs x w ) ( 2,82 x 1 gr /cm3 )
dzav 1 = = = 2,022 gr/cm3
( 1+ wc x Gs ) ( 1+0,14 x 2,82 )
( Gs x w ) ( 2,82 x 1 gr /cm3 )
dzav 2 = = = 1,943 gr/cm3
( 1+ wc x Gs ) (1+ 0,16 x 2,82 )
( Gs x w ) ( 2,82 x 1 gr /cm3 )
dzav 3 = = = 1,871 gr/cm3
( 1+ wc x Gs ) ( 1+ 0,18 x 2,82 )
( Gs x w ) ( 2,82 x 1 gr /cm3 )
dzav 4 = = = 1,803 gr/cm3
( 1+ wc x Gs ) ( 1+ 0,20 x 2,82 )
( Gs x w ) ( 2,82 x 1 gr /cm3 )
dzav 5 = = = 1,740 gr/cm3
( 1+ wc x Gs ) ( 1+ 0,22 x 2,82 )
( Gs x w ) ( 2,82 x 1 gr /cm3 )
dzav 6 = = = 1,675 gr/cm3
( 1+ wc x Gs ) ( 1+0,24 x 2,82 )

Kelompok 2 7
Mekanika tanah II

Test No.   1 2 3 4 5 6
No. Cawan   30 20 31 36A 40A 45
Berat cawan (W1) Gr 50,1 39 48,6 42,5 45 49,5
Berat cawan + tanah basah, (W2) Gr 55,1 61,8 72,3 60,6 72,7 95
Berat cawan + tanah kering, (W3) Gr 55 60,6 70,7 58,7 69,3 88,3
   
Berat mold, (W4) Gr 3300 3300 3300 3300 3300 3300
Berat mold + tanah basah (W5) Gr 4853 5140 5277 5420 5338 5276
Berat tanah basah (W5-W4) Gr 1553 1840 1977 2120 2038 1976
Volume Mold, V cm3 944 944 944 944 944 944
Berat volume,ɤt = (W5-W4)/V gr/cm3 1,645 1,949 2,094 2,246 2,159 2,093
Kadar air,W % 2,041 5,556 7,240 11,728 13,992 17,268
Berat volume kering, ɤd gr/cm3 1,612 1,847 1,953 2,010 1,894 1,785
ɤ Zero air void, ɤzav gr/cm3 14 16 18 20 22 24
W untuk menentukan , ɤzav % 2,022 1,943 1,871 1,803 1,740 1,682

Kelompok 2 8
Mekanika tanah II

2.080

2.022
2.01001966476262

1.9528936923407
1.960 1.943

1.89390717738481
Berat Volume Kering

1.871
1.84656556645852
1.840
1.803
1.78498789346247

1.74

1.720 1.692

1.61222457627119
1.600
0.000 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000

Kadar Air

Kelompok 2 9
Mekanika tanah II

SAND CONE

TUJUAN :
Untuk mengetahui derajat kepadatan tanah dilapangan,yaitu perbandingan antara
kepadatan tanah lapangan dengan kepadatan maksimum dari hasil standart proctor test.

PERALATAN YANG DIPERLUKAN :


1. satu set alat send cone yang terdiri dari : botol transparan, corong logam dan pelat
dasar,
2. peralatan kecil terdiri dari : palu, sendok, kuas dan kapi.
3. timba untuk tempat tanah.
4. peralatan untuk menentukan kadar air.
5. timbangan kapasitas 50 gram dengan ketelitian 0,1 gram, untuk menentukan kadar air.
6. timbangan kapasitas 10 kg dengan ketelitian 1.0 gram .
7. oven
8. pasil silica
9. air suling

URUTAN PELAKSANAAN TEST :


1. Menentukan volume botol transparan dengan cara:
a. Menimbang alat (botol +corong ), (W1)
b. Mengiisi botol dengan air suling, bersihkan air yang menempel diluar botol.
c. Menimbang botol yang berisi air tersebut, (W2).
2. Menghitung berat air = W2-W1, berat air = volume air jika harga w = 1 dan volume
air tersebut adalah sama dengan volume botol.
3. Menentukan berat volume pasil silika dengan cara:
a. Meletakkan alat dengan botol dibawah pada dasar yang rata ,tutup kran, kemudian
isi corong dengan pasir silika.
b. Membuka kran, isi botol dengan pasir silika sampai penuh dan dijaga selama
pengisian corong terisi pasir paling sedikit setengahnya.
c. Menutup kran dan bersihkan kelebihan pasir diatas kran dan timbanglah beratnya
(W3).
d. Menghitung berat pasir silika dalam botol = W3 - W1.

Kelompok 2 10
Mekanika tanah II

W3 −W1
e. Menghitung berat volum pasir silika
= W2 −W1 , dimana volume pasir silika =
volume botol.

4. Menentukan berat pasir silika dalam corong.


a. Mengisi botol dengan pasir silika secukupnya (melebihi volume corong) dan
timbang beratnya, (W4).
b. Meletakkan alat dengan corong dibawah ; corong diletakkan diatas pelat dasar,
dimana kedudukan pelat dasar harus rata dan bersih.
c. Membuka kran pelan-pelan sampai pasir berhenti mengalir.
d. Menutup kran dan timbanglah alat beserta sisa pasir, (W5).
e. Menghitung berat pasir silika dalam corong = W4 – W5

5. Menentukan berat volume tanah :


a. Mengisi botol dengan pasir sampai penuh, timbang beratnya (W6)
b. Meratakan permukaan tanah yang akan diperiksa. Letakkan pelat dasar pada
permukaan tanah yang telah rata tersebut dan kokohkan dengan paku di keempat
sisinya.
c. Menggali lubang sedalam minimal 10 cm (tidak melebihi satu hamparan padat).
d. Seluruh tanah hasil galian dimasukkan dalam kaleng yang tertutup yang telah
diketahui beratnya (W7), dan timbang kaleng + tanah tersebut beratnya (W8).
e. Meletakkan alat dengan corong dibawah diatas pelat dasar yang telah disiapkan
untuk melubangi tanah, buka kran pelan-pelan sehingga pasir silika masuk ke
dalam lubang. Setelah pasir silika berhenti mengalir tutup kran kembali dan
timbang alat beserta sisa pasir silika, beratnya (W9).
f. Mengambil tanah sedikit dari kaleng untuk ditentukan kadar airnya.

Kelompok 2 11
Mekanika tanah II

 Pertanyaan Test Kepadatan Lapangan (Sand Cone).


1. Dari percobaan yang saudara lakukan dilapangan, tentukan harga-harga :
 d ( Berat volume kering )
 Wc ( kadar air )
2. Tentukan besarnya harga prosentase kepadatan lapangan ( R ) terhadap kepadatan
laboratorium yang telah saudara lakukan sebelumnya.
3. Apakah kegunaan dari hasil test tersebut diatas dilapangan.
Jawab :
1. Kadar air (wc)
( w 2−w 3 ) ( 1,5 gr )
Wc1 = x100 % = x100 %= 6,048 %
( w 3−w 1 ) ( 24,8 gr )
( w 2−w 3 ) ( 1,1 gr )
Wc1 = x100 % = x100 %= 3,303 %
( w 3−w 1 ) ( 33,3 gr )
( w 2−w 3 ) ( 1,5 r )
Wc1 = x100 % = x100 %= 6,276 %
( w 3−w 1 ) ( 23,9 gr )
Berat volume kering (d)
(t) ( 1,355 gr /cm 3 )
d1 = = = 1,28gr/cm3
( 1+ wc ) ( 1+ 0,0605 cm3 )

(t) ( 1,355 gr /cm 3 )


d2 = = = 1,312 gr/cm3
( 1+ wc ) (1+0,033 cm 3 )

(t) ( 1,355 gr /cm 3 )


d3 = = = 1,275 gr/cm3
( 1+ wc ) (1+0,063 cm 3 )

2. Derajat Kepadatan Lapangan

d lap ( 1,278 gr /cm 3 )


1.D1 = x 100 %= x 100%= 62,44%
( d lab ) ( 2,045 cm3 )

d lap ( 1,312 gr /cm3 )


2. D2 = x 100 %= x 100%= 64,16 %
( d lab ) ( 2,045 cm3 )

d lap ( 1,275 gr /cm 3 )


3. D3 = x 100 %= x 100%= 62,35 %
( d lab ) ( 2,045 cm3 )

3. Kegunaan praktek sandcone diapangan


a. untuk mengurangi terjadinya penurunan pada tanah
b. untuk meningkatkan kekuatan tanah sehingga daya dukung tanah pondasi diatas
lebih kuat
c. dapat memantapkan lereng timbunan

Kelompok 2 12
Mekanika tanah II

 Perhitungan berat volume pasir (pasir )

( berat botol dan corong+ pasir )−(berat botol dan corong) ( w 2−w 3 )
pasir = =
( berat botol dan corong+ air )−(berat botol dan corong) ( w 3−w 1 )
=

( 8345−647 )
= 1,493 gr/cm3
( 5804−647 )
Berat pasir dalam corong =[(berat botol dan corong + pasir)-(berat botol dan corong +
sisa pasir)] = (w4-w5) = 6600 gr – 4992 gr = 1,608 gr
Berat pasir dalam lubang (W10) =[(berat botol dan corong + pasir - berat botol dan
corong + sisa pasir) – (berat pasir dalam corong)] =(w6-w9)-
(w4-w5)=(7307 gr - 3829 gr)-(6600gr- 4992) =1870 gr
w 10 1870 gr
Volume lubang = = = 1,252,512 gr/cm3
pasir 1,493 gr /cm 3
berat tanah 1697 gr
Berat volume tanah (t) = volume lubang = 1252,51 gr /cm3 = 1,355gr/cm3
1. Kadar air (wc)
( w 2−w 3 ) (g r)
Wc1 = x100 % = x100 %= -0,330 %
( w 3−w 1 ) ( 7,698 gr )
( w 2−w 3 ) ( 1,1 gr )
Wc1 = x100 % = x100 %= 3,303 %
( w 3−w 1 ) ( 33,3 gr )
( w 2−w 3 ) ( 1,5 r )
Wc1 = x100 % = x100 %= 6,276 %
( w 3−w 1 ) ( 23,9 gr )
Berat volume kering (d)

(t) ( 1,355 gr /cm 3 )


d1 = = = 1,28gr/cm3
( 1+ wc ) ( 1+ 0,0605 cm3 )

(t) ( 1,355 gr /cm 3 )


d2 = = = 1,312 gr/cm3
( 1+ wc ) (1+0,033 cm 3 )

(t) ( 1,355 gr /cm 3 )


d3 = = = 1,275 gr/cm3
( 1+ wc ) (1+0,063 cm 3 )

Derajat Kepadatan Lapangan

d lap ( 1,278 gr /cm 3 )


1.D1 = x 100 %= x 100%= 62,44%
( d lab ) ( 2,045 cm3 )

d lap ( 1,312 gr /cm3 )


2. D2 = x 100 %= x 100%= 64,16 %
( d lab ) ( 2,045 cm3 )

Kelompok 2 13
Mekanika tanah II

d lap ( 1,275 gr /cm 3 )


3. D3 = x 100 %= x 100%= 62,35 %
( d lab ) ( 2,045 cm3 )

Sample no   1 2 3
Berat botol dan corong (W1) Gr 647  
Berat botol dan corong + air (W2) Gr 5804  
Berat botol dan corong + pasir (W3) gr 8345  
Berat volume pasir, g p (W3-W1)/(W2-W1) gr/cm3 1,493  
       
Berat botol dan corong + pasir (W4) gr 6600  
Berat botol dan corong + sisa pasir (W5) gr 4992  
Berat pasir dalam corong (W4-W5) gr 1608  
       
Berat botol dan corong + pasir (W6) gr 7307  
Berat botol dan corong + sisa pasir (W7) gr 3892  
Berat tempat (W8) gr 375  
Berat tempat + tanah (W9) gr 2072  
Berat pasir dalam lubang (W10) gr 1870  
Volume lubang, Ve (W10/g p) cm3 1252,51  
Berat tanah (W9-W8) gr 1697  
Berat volume tanah, gt (W9-W8)/Ve gr/cm3 1,355  
       
No cawan   44 13 11
Berat cawan gr 43,5 43,3 43,1
Berat cawan + tanah basah gr 69,8 77,7 68,5
Berat cawan + tanah kering gr 68,3 76,6 67
Kadar air,w % 6,048 3,303 6,276
Berat volume kering, gd gr/cm3 1,278 1,312 1,275

Berat volume kering max, gd max gr/cm3 2,045 


Kadar air optimum, W opt % 10 %
Prosentase kepadatan lapangan, R %

UNCONFINED COMPRESSION
Kelompok 2 14
Mekanika tanah II

TUJUAN PENGUJIAN:
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan parameter kekuatan tekan bebas tanah kohesif pada kondisi
tanah asli (undisturbed) maupun tanah yang dipadatkan/dibuat (remoulded).

PERALATAN YANG DIBUTUHKAN:


a. Tabung contoh tanah.
b. Mesin penekan.
c. Tabung penh dan tabung belah.
d. Alat pengeluar contoh.
e. Dial deformasi.
f. Jangka sorong.
g. Stop watch.
h. Oven.
i. Timbangan.
j. Gergaji kawat.

URUTAN PELAKSANAAN TEST

a. Menempatkan tanah yang akan diuji pada mesin penekan tepat pada tengah-tengah
plat bagian bawah. Lalu menurunkan plat bagian atas sampai menyentuh permukaan
tanah yang diuji.
b. Memutar dial beban maupun dial reformasi pada posisi nol.
c. Melakukan penekanan dengan nilai regangan ½ - 2 % per menit fan, lal mencatat nilai
beban dan deformasi yang terjadi setiap 30 detik.
d. Penekanan terus dilakukan hingga sudah tidak ada penambahan beban pada
penambahan renggangan atau hingga tercapainya regangan 20 %.
e. Menentukan kadar airnya.
f. Menggambar pola keruntuhan yang terjadi pada tanah yang diuji dan ukur sudut
kemiringan keruntuhannya.

 Pertanyaan Test Tekan bebas (Unconfined Test)

Kelompok 2 15
Mekanika tanah II

1. Dari hasil tes unconfined yang saudara lakukan di laboratorium,tentukan harga-


harga :
a. Berat volume tanah (t)
b. Kadar air (Wc)
c. Berat volume kering (d)
d. Angka pori (e)
e. Derajat kejenuhan (Sr)
f. Luas contoh tanah (Ao)
g. beban yang bekerja (P)
h. besarnya tegangan (σ)
i. renggangan (ε)
2. gambarkan grafik hubungan antara tegangan (σ) dan rengangan (ε)
3. tentukan besarnya harga kuat tekan bebas (qu) dan tegangan geser (cu) dari tanah
tersebur.
4. Apakah kegunaan dari hasil test tersebut diatas dalam praktek di lapangan.

Jawaban :
1. Tanah+Berat sampel = 232,2
Berat sampel = 115,6
232 gr−116 gr
Berat volume tanah (t) = Wt/Vt = = 1,670
69,237

Berat cawan = 38,5 gr


Berat tanah+cawan = 155,1 gr
Berat tanah kering + cawan = 119,1 gr
( 155,1 gr−80,6 gr ) −(80,6−38,5)
Kadar air (wc) = x100% = 44,67%
80,6−38,5

( t)
Berat volume kering (d) = = 1,154
1+ wc

Angka pori (e) = volume pori (Vv) = 69,235

Kelompok 2 16
Mekanika tanah II

wc x Gs
Derajat Kejenuhan (Sr) = = 1,718
e
Luas contoh tanah (A0) = (1/4) π D2 = (1/4) πx 3,52 =9,616 cm2
Waktu 0,5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
P 0,64 1,21 1,88 2,1 2,86 3,22 3,43 3,58 3,4 3,27 3,22
5 5 3

∆h
Regangan (ε) = x 100% ( h=7,2 cm)
h
Wakt 0,5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
u
∆h 0,055 0,110 0,220 0,33 0,440 0,550 0,660 0,770 0,880 0,990 0,100
0
ε 0,764 1,528 3,056 4,58 6,111 7,639 9,167 10,69 12,222 13,750 15,278
3 4

Besarnya Tegangan (σ)


A’ = A0/(1- ε) σ = P/A (A0 = 9,616)
ε 0,764 1,528 3,056 4,583 6,111 7,639 9,167 10,694 12,222 13,750 15,278

A' 9,616 9,694 9,772 9,942 10,08 10,241 10,407 10,59 10,768 10,952 11,143 11,353
0
σ 0,067 0,124 0,189 0,248 0,279 0,309 0,323 0,332 0,313 0,293 0,284

2. Terlampir
3. Kuat tekan bebas (qu) = 0,332 kg/cm2
Tegangan Geser (Cu) = (o,5 x qu) = 1,66 kg/cm2
4. Kegunaan praktik unconfined test adalah untuk mengukur kuat tekan bebas dari
lempung atau lanau

Belum
 Kolom 4 menghitung deformasi benda uji (Δh)
Δh(menit 0,5) = 55 x 0,001 =0,055
Δh(menit 1) = 110 x 0,001 =0,11
Δh(menit 2) = 220 x 0,001 =0,22
Δh(menit 3) = 330 x 0,001 =0,33

Kelompok 2 17
Mekanika tanah II

Δh(menit 4) = 440 x 0,001 =0,44


Δh(menit 5) = 550 x 0,001 =0,55
Δh(menit 6) = 660 x 0,001 =0,66
Δh(menit 7) = 770 x 0,001 =0,77
Δh(menit 8) = 880 x 0,001 =0,88
Δh(menit 9) = 990 x 0,001 =0,99
Δh(menit 10) = 110 x 0,001 =1,1

 Kolom 5 menghitung harga regangan aksial (ε)


Δh 0,055 cm
ε (menit 0,5) = x100 %= x100 % = 0,76 %
h 7,2 cm
Δh 0,11 cm
ε (menit 1) = x100 %= x100 % =1,53%
h 7,2 cm
Δh 0,22 cm
ε (menit 2) = x100 %= x100 % =3,05%
h 7,2 cm
Δh 0,33 cm
ε (menit 3) = x100 %= x100 % =4,58%
h 7,2 cm
Δh 0,44 cm
ε (menit 4) = x100 %= x100 % =6,11%
h 7,2 cm
Δh 0,55 cm
ε (menit 5) = x100 %= x100 % =7,64%
h 7,2 cm
Δh 0,66 cm
ε (menit 6) = x100 %= x100 % =9,17%
h 7,2 cm
Δh 0,77 cm
ε (menit 7) = x100 %= x100 % =10,69%
h 7,2 cm
Δh 0,88 cm
ε (menit 8) = x100 %= x100 % =12,22%
h 7,2 cm
Δh 0,99 cm
ε (menit 9) = x100 %= x100 % =13,75%
h 7,2 cm
Δh 1,1cm
ε (menit 10) = x100 %= x100 % =15,28%
h 7,2cm

 Kolom 6 menghitung harga faktor koreksi


(menit 0) =1-0 =1
(menit 0,5) = 1 - 0,76 % = 0,992
(menit 1) = 1- 1,53 % = 0,984
(menit 2) = 1 – 3,05 % =0,969
(menit 3) = 1 – 4,58 % =0,954
(menit 4) = 1 – 6,11 % =0,939
(menit 5) = 1 – 7,64 % =0,924
(menit 6) = 1 – 9,17 % =0,908

Kelompok 2 18
Mekanika tanah II

(menit 7) = 1 – 10,69 % =0,893


(menit 8) = 1 –12,22 % =0,878
(menit 9) = 1 – 13,75 % =0,863
(menit 10) = 1 – 15,28 % =0,847

 Kolom 7 menghitung luas permukaan benda uji


Ao 9,616 cm2
A’(menit 0,5) = = = 9,694 cm2
1−ε 0,992
Ao 9,616 cm2
A’(menit 1) = = = 9,772 cm2
1−ε 0,984
Ao 9,616 cm2
A’(menit 2) = = = 9,942 cm2
1−ε 0,969
Ao 9,616 cm2
A’(menit 3) = = = 10,080 cm2
1−ε 0,954
Ao 9,616 cm2
A’(menit 4) = = = 10,241 cm2
1−ε 0,939
Ao 9,616 cm2
A’(menit 5) = = = 10,407 cm2
1−ε 0,924
Ao 9,616 cm2
A’(menit 6) = = = 10,590 cm2
1−ε 0,908
Ao 9,616 cm2
A’(menit 7) = = = 10,768 cm2
1−ε 0,893
Ao 9,616 cm2
A’(menit 8) = = = 10,952 cm2
1−ε 0,878
Ao 9,616 cm2
A’(menit 9) = = = 11,143 cm2
1−ε 0,863
Ao 9,616 cm2
A’(menit 10) = = = 11,353cm2
1−ε 0,847

 Kolom 9 menghitung tegangan parsial (σ)


P 0,645 kg
σ (menit 0,5) = = = 0,067 kg/cm2
A 9,694 cm 2
P 1,21 kg
σ (menit 1) = = = 0,124 kg/cm2
A 9,772 cm2
P 1,88 kg
σ (menit 2) = = = 0,189 kg/cm2
A 9,942 cm2
P 2,5 kg
σ (menit 3) = = = 0,248 kg/cm2
A 10,080 cm2

Kelompok 2 19
Mekanika tanah II

P 2,86 kg
σ (menit 4) = = = 0,279 kg/cm2
A 10,241cm 2
P 3,22 kg
σ (menit 5) = = = 0,309 kg/cm2
A 10,407 cm2
P 3,425 kg
σ (menit 6) = = = 0,323 kg/cm2
A 10,590 cm2
P 3,58 kg
σ (menit 7) = = = 0,332 kg/cm2
A 10,768 cm2
P 3,425 kg
σ (menit 8) = = = 0,313 kg/cm2
A 10,952cm 2
P 3,27 kg
σ (menit 9) = = = 0,293 kg/cm2
A 11,143 cm2
P 3,22 kg
σ (menit 10) = = = 0,284 kg/cm2
A 11,353 cm2

- Berat sample = 115,6 gr


( wt ) ( 115,6 gr )
- t = = = 1,670 gr/cm3
( vt ) ( 69,235 cm3 )
- V= ¼ π d2 t = ¼ x 3,14 x 3,52 x 7,2 = 69,235 cm3

Kelompok 2 20
Mekanika tanah II

titik BERAT TINGGI DIAMETER LUAS BRT. VOL SPECIFIC KADAR KUAT AXIAL MODULUS SENSITIVITY

bor kedalaman SAMPLE SAMPLE SAMPLE   BASAH GRAVITY AIR TEKAN STRAIN ELASTICITY RATIO

no SAMPLE (cm) (cm) (cm ) 2


(gr/cc)   (%) (kg/cm )
2
(%) (kg/cm )
2
 

  (m) (gram) h Ø Ao  Gs Wc qu ε E St

    94,8 7,2 3,5 9,616 1,788   37,5% 39,4%  0,697 20    

DEFORM LOAD SAMPLE AXIAL AREA CORREC. TOTAL COMPRES


WAKTU

DIAL DIAL DEFORM. STRAIN CORREC AREA LOAD ON STRESS


Cu (0,5 x
READING   Δh ε=Δh-h FACTOR SAMPLE  
  qu)= 0,349 kg/cm 2
(mnt) (0,01xmm) (unit) (cm) (%) 1-ε (col.3"LRC) (kg/cm2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 0 0   0 1 9,616   0
0,5 55 3 0,055 0,80 0,992 9,694 1,73 0,178
1 110 5,8 0,11 1,50 0,984 9,772 3,17 0,325
2 220 7,2 0,22 3,00 0,967 9,944 3,89 0,392
3 330 8,9 0,33 4,60 0,950 10,122 4,76 0,472
4 440 10 0,44 6,00 0,934 10,296 5,33 0,521
5 550 11,2 0,55 7,60 0,917 10,486 5,94 0,571
6 660 12 0,66 9,00 0,900 10,684 6,35 0,601
7 770 12,2 0,77 10,70 0,884 10,878 6,46 0,6
8 880 13 0,88 12,00 0,867 11,091 6,87 0,629
9 990 13,8 0,99 13,70 0,850 11,313 7,28 0,653
10 1100 14 1,1 15,00 0,834 11,530 7,38 0,652
11 1210 15 1,21 16,80 0,817 11,770 7,89 0,683
12 1320 15 1,32 18,00 0,800 12,020 7,89 0,673
13 1430 15,5 1,43 19,80 0,784 12,265 8,15 0,68
14 1540 16,2 1,54 21,00 0,767 12,537 8,51 0,699
15 1650 16,5 1,65 23,00 0,750 12,821 8,66 0,693
16 1760 16,2 1,76 24,00 0,734 13,101 8,51 0,673
17 1870 15,4 5,2 26 0,26 12,995 8,1 0,623

Kelompok 2 21
Mekanika tanah II

0.8

0.7

0.6

0.5

) 2
0.4

0.3

0.2 

(kg/cm
0.1

0
0 10 20 30
Compression Stress,

)%( Axial Strain

Kelompok 2 22
Mekanika tanah II

DIRECT SHEAR (PERGESERAN LANGSUNG)

TUJUAN:
Pengujian ini mempunyai tujuan untuk memperoleh parameter kekuatan geser tanah
terganggu atau tanah tidak terganggu yang terkonsolidasi, dan diuji geser dengan diberi
kesempatan berdrainase dan kecepatan gerak tetap.

PERALATAN DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN:


a. Tabung contoh tanah
b. Alat pendorong contoh tanah (extruder)
c. Gergaji kawat (pisau pemotong)
d. Satu set peralatan direct shear
e. Batu pori
f. Dial holder
g. Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram
h. Stop watch
i. Cawan
j. Contoh tanah
k. Air sulingatau air bersih

URUTAN PELAKSANAAN TEST:


Test direct ini dilakukan sebanyak 3 kali dengan beban yang berbeda, yaitu 10 kg, 20
kg dan 40 kg. Langkah-langkah yang diambil dalam pelaksanaan test adalah :

a. Persiapan tanah uji.


b. Pemasangan tanah uji pada kotak geser
c. Penyetelan rangka pembeban vertikal
d. Penyetelan arloji ukur gerak vertikal
e. Penyetelan arloji ukur gerak horizontal

Kelompok 2 23
Mekanika tanah II

URUTAN LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN BENDA UJI :


a. Mengambil contoh tanah dengan menggunakan tabung contoh
b. Meletakkan tabung contoh tanah pada alat pendorong (extruder), stel dan kunci alat
tersebut hingga tabung contoh tidak bergerak.
c. Memutar alat pendorong hingga contoh tanah di dalam tabung keluar sedikit, potong
dan ratakan dengan gergaji kawat bagian permukaan sampai mendapatkan permukaan
tanah yang bersih (tidak terdapat batu).
d. Setelah mendapat permukaan yang bersih, meletakkan ring direct shear (cincin cetak)
pada bagian tepi tabung. Selanjutnya mendorong terus contoh tanah tersebut hingga
masuk kedalam cincin, lalu meratakan permukaan contoh tanah bagian atas dan
bawah dengan pisau atau gergaji kawat.
URUTAN LANGKAH – LANGKAH PEMASANGAN BENDA UJI PADA
KOTAK GESER.
a. Sebelum memasukkan contoh tanah ke dalam kotak geser, terlebih dahulu memeriksa
dan membersihkan kotak geser, memasang baut pengunci agar kotak geser bagian atas
dan bawah manjadi satu rangkaian.
b. Memasukkan batu pori bagian bawah ke dalam kotak geser, lalu meletakkan cincin
cetak yang berisi contoh tanah, pada kotak geser dengan posisi bagian runcingnnya
menghadap ke atas (lihat gambar 3.4).
c. Memasukkan contoh tanah kedalam kotak geser dengan menggunakan alat pengeluar
contoh yang ditekan hingga keseluruhan contoh tanah masuk ke dalam alat geser,
seperti terlihat pada gambar 3.4.
d. Memasang batu pori bagian atas, dan stel alat pembeban vertikal. Untuk beban pada
pengujian pertama ini yang diberikan adalah 10 kg. Selanjutnya memasang arloji ukur
gerak vertikal.
e. Menyetel dan memasang arloji ukur gerak horizontal.
f. Menjenuhkan contoh tanah dengan cara mengisi bak dengan air hingga contoh tanah
dan batu pori terendam seluruhnya.
g. Sebelum melakukan pergeseran horizontal terlebih dahulu melakukan pembebanan
konsolidasi. Dan tentukan waktu untuk menentukan terjadinya 50 % kosolidasi primer
(t50).

Kelompok 2 24
Mekanika tanah II

h. Setelah mendapatkan harga t50 kemudian dilakukan untuk perhitungan untuk


melakukan pergeseran horizontal. Pergeseran horizontal ini dilakukan terus sampai
tanah tersebut mengalami keruntuhan, baru kemudian dihentikan.
URUTAN PENYETELAN RANGKA PEMBEBAN VERTIKAL.
a. Mengangkat ujung lengan pembeban agar rangka pembebanan dapat diatur
sedemikian rupa sehingga posisinya benar-benar tegak lurus.
b. Meluruskan stang pembeban dan meletakkan sampai menyentuh kotak geser dan
usahakan agar posisinya tidak berubah.
c. Memasang beban 10 kg pada gantungan beban hingga lengan pembeban tidak
mengambang letaknya.
URUTAN PENYETELAN ARLOJI UKUR GERAK VERTIKAL
a. Memasang arloji ukur pada penopang arloji ukur.
b. Menyetel lengan penggantung arloji ukur agar batang arloji ukur menyentuh batang
penekan bagian atas.
c. Menyetel arloji ukur sehingga letak jarum berada pada posisi nol.
URUTAN PENYETELAN ARLOJI UKUR GERAK HORIZANTAL :
a. Memasang arloji ukur pada penopang arloji ukur horizontal.
b. Menyetel penopang arloji ukur agar batang arloji ukur menyentuh kontak geser yang
berisi contoh tanah.
c. Menyetel arloji ukur sehingga letak jarum berada pada posisi nol.
URUTAN LANGKAH – LANGKAH MELAKUKAN PEMBEBANAN
KONSOLIDASI
a. Melepaskan beban 10 kg yang terpasang.
b. Memasang beban pada gantungan beban sehingga contoh tanah mendapat tekanan
sesuai dengan tekanan yang akan dialami di lapangan.
c. Membuka kunci lengan pembeban dan dan baca defleksi pada arloji ukur gerak
vertikal untuk waktu t = 0 menit, 0.25 menit, 1 menit, 4 menit, 6.25 menit, 12.25
menit, 16 menit, 20.25 menit, 60 menit, 120 menit, 240 menit, 480 menit dan 1440
menit.

Kelompok 2 25
Mekanika tanah II

 Pertanyaan Test Kuat Geser Langsung (Direct Shear Test)


1. Sebutkan besarnya gaya normal yang saudara gunakan dalam melakukan
percobaan tersebut (N1,N2,N3).
2. Sebutkan besarnya gaya geser maximum dari masing-masingbenda uji (P1,P2,dan
P3)
3. Tetukan besarnya tegangan normal dan tagangan geser (τ) dan tegangan normal
(σ) dari masing-masing benda uji.
4. Gambarkan grafik hubungan antara tagangan geser (τ) dan tegangan normal (σ).
5. Dari grafik nomor 4 yang saudara gambarkan tentukan besarnya harga kohesi
tanah (C) dan sudut geser tanah (ф)
6. Apakah kegunaan dari hasil test tersebut diatas dalam praktek dilapangan.
Jawaban :
1. N1= 10 kg
N2= 20 kg
N3= 40 kg
2. P1= 8,72 kg
P2= 12,42 kg
P3= 18,82 kg
N1 10 kg
3. σ1= = = 0,437 kg/cm2
A 22,891cm 2
N2 20 kg
σ2 = = = 0,874kg/cm2
A 22,891cm 2
N3 40 kg
σ3 = = = 1,747kg/cm2
A 22,891cm 2
P1 8,72 kg
τ1 = = = 0,381 kg/cm2
A 22,891cm 2
P2 12,42 kg
τ2 = = = 0,543 kg/cm2
A 22,891cm 2
P3 18,82 kg
τ3 = = = 0,822 kg/cm2
¿ A 22,891cm 2
4. ~terlampir~
5. C= 0,240
τ 2−C 0,543−0,240
ф = 190 = = 0,347 = 11044’59,940
¿σ 2 0,874

Kelompok 2 26
Mekanika tanah II

6. untuk memperoleh parameter kekuatan geser tanah terganggu atau tanah tidak
terganggu yang terkonsolidasi, dan diuji geser dengan diberi kesempatan
berdrainase dan kecepatan gerak tetap.
  P Normal, N1 (kg) = 10 P Normal, N1 (kg) = 20 P Normal, N1 (kg) = 40
Waktu P P2 Geser Dial P P2 Geser Dial P P2 Geser Dial
(menit) Reading Reading Reading
(satuan) (kg) (satuan) (kg) (satuan) (kg)
  (0,01mm) (0,01mm) (0,01mm)
                   
1 1,00 0,75 40 5,80 2,40 40 13,00 9,95 40
2 3,00 2,28 80 7,20 2,86 80 16,80 12,88 80
3 4,00 3,05 120 9,80 3,32 120 17,80 13,65 120
4 5,40 4,12 160 10,20 4,24 160 19,00 14,57 160
5 6,80 5,19 200 10,80 4,70 200 21,00 16,12 200
6 8,00 6,11 240 11,20 5,60 240 22,50 17,27 240
7 9,20 7,03 280 12,00 6,50 280 24,00 18,43 280
8 10,20 7,80 320 13,20 6,95 320 24,50 18,82 320
9 11,00 8,42 360 14,40 6,95 360 23,50 18,05 360
10 11,40 8,72 400 15,40 7,40 400 23,00 17,66 400
11 11,20 8,57 440 16,20 7,84 440 22,50 17,27 440
12 10,80 8,26 480 16,00 8,29 480      
        15,80 8,73 520      

                   

N1 10 kg P1 8,72 kg
σ1 = = = 0,437 kg/cm2 τ1 = = = 0,381 kg/cm2
A 22,891cm 2 A 22,891cm 2
N2 20 kg P2 12,42 kg
σ2 = = = 0,874kg/cm2 τ2 = = = 0,543 kg/cm2
A 22,891cm 2 A 22,891cm 2
N3 40 kg P3 18,82 kg
σ3 = = = 1,747kg/cm2 τ3 = = = 0,822 kg/cm2
A 22,891cm 2 ¿ A 22,891cm 2

Kelompok 2 27
Mekanika tanah II

0.6

0.5

0.4
teganganggeser, τ(kg/cm2)

0.3

0.2
ф = 11044’59,940
0.1

C=0,175
0
0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3
tegangan normal,σ (kg/cm2)

KONSOLIDASI

TUJUAN DARI TEST KONSOLIDASI.


Tujuan dari praktikum konsolidasi adalah untuk menentukan parameter- parameter
tanah yaitu:

a. Koefisien konsolidasi (Cv).


b. Indeks kompresi (Cc).
c. Indeks mengembang (Cs).
d. tegangan prakonsolidasi (σc)
ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN:
a. Tabung contoh tanah.
b. Alat pengeluar sampel tanah.
c. Satu set alat konsolidasi.
d. Alat untuk memotong.
e. Gergaji kawat.
f. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
g. Stop watch.
h. Oven.

Kelompok 2 28
Mekanika tanah II

i. Cawan
j. Contoh tanah.
k. Air suling.
Urutan Pelaksanaan Test:
a. Mengambil tanah di lapangan dengan menggunakan tabung sampel tanah.
b. Meletakkan tabung sampel tanah tersebut pada alat extruder.
c. Meletakkan ring konsolidasi yang akan digunakan pada ujung tabugn, dan keluarkan
sampel tanah dari dalam tabung dengan jalan mendorong alat extruder tersebut hingga
ada permukaan tanah yang masuk ke dalam ring konsolidasi, (catatan: sebelum
sampel tanah dimasukkan ke dalam ring konsolidasi, dinding sebelah dalam ring
harus diberi bahan pelumas.
d. Memotong sampel tanah dengan meggunakan gergaji kawat, hingga permukaan
bagian atas dan bawah rata dengan ring konsolidasi.
e. Menentukan berat dari ring konsolidasi + sampel tanah yang di test (W1).
f. Sebelum ring yang berisi sampel tanah tersebut dimasukkan ke dalam alat
konsolidasi, terlebih dahulu meletakkan salah satu batu porous pada bagian bawah
sampel tanah ke dalam ring kuningan pada alat konsolidasi.
g. Meletakkan sampel tanah beserta ring konsolidasi yang sudah disiapkan pada langkah
e di atas batu porous yang telah disiapkan pada langkah f. Kemudian mengeluarkan
sampel tanah dari dalam ring konsolidasi dengan menggunakan alat pendorong ring
konsolidasi.
h. Meletakkan batu porous yang lainnya di atas sampel tanah yang telah disiapkan pada
langkah g.
i. Meletakkan consolidometer di dalam loading device.
j. Meletakkan deal reading di atas permukaan tanah yang di test untuk mengukur besar
penurunan yang akan terjadi selama pengujian berlangsung. Dial reading harus di
pasang sedemikian rupa hingga dapat bekerja dengan baik pada saat permulaan test.
Dial reading yang dipakai seharusnya dikalibrasikan.
k. Meletakkan beban di atas sampel tanah yang di test dengan tegangan sebesar 0,25
kg/cm2, dan mencatat penurunan vertikal dari dial reading pada saat waktu t = 0
menit, 0,25 menit, 0,5 menit, 2 menit, 4 menit, 8 menit, 15 menit, 30 menit, 60
menit,120 menit, 240 menit, 480 menit, 960 menit dan 1440 menit (24 jam).
Catatan: setelah pengambilan pembacaan pada saat t = 2 menit selesai dilakukan,

Kelompok 2 29
Mekanika tanah II

tambahkan air pada consolidometer hingga penuh untuk merendam sampel tanah yang
di test dan usahakan agar sampel tanah tetap dalam keadaan jenuh air selama test
berlangsung.
l. Setelah pengambilan pembacaan penurunan untuk waktu t = 24 jam selesai, naikkan
beban dari 0,25 kg/cm2 menjadi 0,5 kg/cm2. Catat penurunan vertikal dari contoh
tanah yang di test pada waktu t sama seperti yang dilakukan pada langkah k. dalam
hal ini kita menggunakan ratio penambahan muatan ∆σ/σ = 1 (dimana ∆σ =
penambahan muatan dan σ = muatan yang ada).
m. Mengulangi langkah tersebut (langkah 1) untuk beban atau tegangan sebesar 1
kg/cm2, 2 kg/cm2, 4 kg/cm2, dan seterusnya.
n. Setelah beban tertinggi selesai diberikan selama 24 jam, maka perlu dilakukan
pengurangan beban sacara bertahap (reboun) atau yang disebut sebagai unloading.
Besarnya perubahan tinggi (swelling) dari contoh tanah yang disebabkan oleh adanya
pengurangan beban harus dicatat setiap 30 menit. Apabila perubahan tinggi terjadi
menunjukan kecil sekali (yaitu = 0,00254 mm = 0,0001 inchi), maka pengurangan
beban dapat diteruskan. Begitu seterusnya pengurangan beban dilakukan sampai pada
beban yang paling kecil, yaitu 0,25 kg/cm2.
o. Setelah pengetesan selesai, ambil contoh tanah yang di test dari dalam reng kuningan.
Letakkan pada cawan dan timbang, selanjutnya masukan contoh tanah tersebut ke
dalam oven untuk dikeringkan minimal 24 jam dengan suhu 110o C untuk ditentukan
kadar airnya.

 Pertanyaan Praktikum konsolidasi (consolidation test)

Kelompok 2 30
Mekanika tanah II

PRAKTIKUM UJI SONDIR

TUJUAN PELAKSANAAN TEST:


Untuk memperoleh perlawanan penetrasi conus dan hambatan lekat tanah. perlawanan
penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung onus yang dinyatakan dalam
gaya luas. Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung biconus
dalam gaya persatuan panjang.

PERALATAN YANG DIGUNAKAN:


a. Mesin sondir ringan (2.5 ton) atau mesin sondir berat (10 ton)
b. Manometer masing-masing 2 buah dengan kapasitas:
- Untuk sondir ringan 0 – 50 kg/cm2 dan 0 – 250 kg/cm2
- Untuk sondir berat 0 – 250 kg/cm2 dan 0 – 600 kg/cm2
c. Conus dan biconus
d. Satu set angker (4 buah) dan perlengkapannya.

Kelompok 2 31
Mekanika tanah II

e. Satu set batang stang sondir lengkap dengan stang dalam, yang panjangnya masing-
masing 1 meter sebanyak 20 buah
f. Perlengkapan: kunci pipa, kunci plunyer, palu dan kunci untuk manometer.
g. Unting-unting.
h. Alat pembersih, oli, minyak hidrolik dan lain-lain.

URUTAN PELAKSANAAN TEST:


a. Sebelum melakukan penyondiran, terlebih dahulu menentukan letak titik yang akan
dilakukan penyondiran. Kemudian memasang angker yang ditanam ke dalam tanah.
b. Meletakkan mesin sondir tegak lurus di tempat yang akan diselidiki yang sudah
diperkuat dengan angker di atas. Untuk mengontrol apakah mesin tersebut sudah
berdiri tegak lurus digunakan untung-unting.
c. Mengontrol keadaan minyak hidrolik dan tidak boleh ada udara didalamnya.
d. Alat sondir yang sudah disiapkan dapat diperoleh pengoperasiannya. Kepala pipa
dipasang di atas pipa yang panjangnya 1 meter dan dibagian bawah pipa dipasang
bikonus.
e. Kepala pipa yang ada diatas batang pipa dimasukkan ke dalam rumah plunyer,
kemudian kunci kepala pipa ditutup. Setelah kunci pipa ditutup maka tabung plunyer
digerakkan ke bawah menekan pipa sondir beserta bikonusnya sampai sedalam 20 cm.
f. Kemudian kunci pipa dibuka dan pipa ditahan dengan kunci inggris supaya pipa tidak
turun masuk ke dalam tanah. selanjutnya tabung plunyer diturunkan pelan-pelan
sampai bagian bawah plunyer menyentuh batang besi yang menonjol dari dalam pipa
sondir, dan penekanan tepat dilakukan pelan-pelan sampai manometer tersebut
bergerak dan menunjukkan suatu angka. Penekanan dilanjutkan terus sampai mantel
biconus tertarik mendadak yang ditunjukkan oleh bergeraknya jarum manometer dan
menunjukkan angka yang lebih besar dari yang pertama tadi. Setelah itu penekanan
masih terus dilakukan pelan-pelan sampai manommeter tidak bergerak lagi, yang
berarti bikonus sudah berada pada posisi semula.
g. Mengulangi lagi langkah e dan f sampai kedalaman mencapai satu meter. Tetapi
sebelum mencapai satu meter (yaitu kedalaman 80 cm), maka pipa sondir disambung
lagi bagian atasnya untuk melakukan pengujian sampai pada kedalaman tanah keras.
Sedangkan bagian bawahnya ditahan dengan kunci inggris agar tidak terus masuk ke

Kelompok 2 32
Mekanika tanah II

dalam tanah. begitu seterusnya pekerjaan tersebut dilakukan samapi pada kedalaman
yang ditentukan kemudian dihentikan.
h. Semua data yang dicatat pada kedalam 20 cm harus ditabelkan

 Pertanyaan Praktikum Sondir (cone penetration test)


1. Jelaskan tujuan,peralatan yang digunakan dan langkah kerja praktikum sondir.
2. Gambarkan grafik hasil penyondiran yang meliputi : grafik konus,grafik jumlah
hambatan pelekat,grafik lekatan setempat dan grafik rasio gesekan.
3. Terangkan perhitungan-perhitungan untuk pengisian tabel hasil praktikum sondir.
4. Dengan data sondir, parameter apa saja yang dapat diketahui dan bagaimana
penggunaannya pada perhitungan pondasi dalam.

Jawaban :

1. Tujuan pengujian adalah untuk memperoleh perlawanan penetrasi conus dan hambatan
lekat tanah. perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung onus
yang dinyatakan dalam gaya luas. Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah
terhadap selubung biconus dalam gaya persatuan panjang.
Peralatan Yang Digunakan:

a. Mesin sondir ringan (2.5 ton) atau mesin sondir berat (10 ton)
b. Manometer masing-masing 2 buah dengan kapasitas:
a. Untuk sondir ringan 0 – 50 kg/cm2 dan 0 – 250 kg/cm2
b. Untuk sondir berat 0 – 250 kg/cm2 dan 0 – 600 kg/cm2
c. Conus dan biconus
d. Satu set angker (4 buah) dan perlengkapannya.
e. Satu set batang stang sondir lengkap dengan stang dalam, yang panjangnya masing-
masing 1 meter sebanyak 20 buah
f. Perlengkapan: kunci pipa, kunci plunyer, palu dan kunci untuk manometer.

Kelompok 2 33
Mekanika tanah II

g. Unting-unting.
h. Alat pembersih, oli, minyak hidrolik dan lain-lain.
Urutan Pelaksanaan Test:
a. Sebelum melakukan penyondiran, terlebih dahulu menentukan letak titik yang akan
dilakukan penyondiran. Kemudian memasang angker yang ditanam ke dalam tanah.
b. Meletakkan mesin sondir tegak lurus di tempat yang akan diselidiki yang sudah
diperkuat dengan angker di atas. Untuk mengontrol apakah mesin tersebut sudah
berdiri tegak lurus digunakan untung-unting.
c. Mengontrol keadaan minyak hidrolik dan tidak boleh ada udara didalamnya.
d. Alat sondir yang sudah disiapkan dapat diperoleh pengoperasiannya. Kepala pipa
dipasang di atas pipa yang panjangnya 1 meter dan dibagian bawah pipa dipasang
bikonus.
e. Kepala pipa yang ada diatas batang pipa dimasukkan ke dalam rumah plunyer,
kemudian kunci kepala pipa ditutup. Setelah kunci pipa ditutup maka tabung plunyer
digerakkan ke bawah menekan pipa sondir beserta bikonusnya sampai sedalam 20
cm.
f.Kemudian kunci pipa dibuka dan pipa ditahan dengan kunci inggris supaya pipa tidak
turun masuk ke dalam tanah. selanjutnya tabung plunyer diturunkan pelan-pelan
sampai bagian bawah plunyer menyentuh batang besi yang menonjol dari dalam
pipa sondir, dan penekanan tepat dilakukan pelan-pelan sampai manometer tersebut
bergerak dan menunjukkan suatu angka. Penekanan dilanjutkan terus sampai mantel
biconus tertarik mendadak yang ditunjukkan oleh bergeraknya jarum manometer dan
menunjukkan angka yang lebih besar dari yang pertama tadi. Setelah itu penekanan
masih terus dilakukan pelan-pelan sampai manommeter tidak bergerak lagi, yang
berarti bikonus sudah berada pada posisi semula.
g. Mengulangi lagi langkah e dan f sampai kedalaman mencapai satu meter. Tetapi
sebelum mencapai satu meter (yaitu kedalaman 80 cm), maka pipa sondir disambung
lagi bagian atasnya untuk melakukan pengujian sampai pada kedalaman tanah
keras. Sedangkan bagian bawahnya ditahan dengan kunci inggris agar tidak terus
masuk ke dalam tanah. begitu seterusnya pekerjaan tersebut dilakukan samapi pada
kedalaman yang ditentukan kemudian dihentikan.
h. Semua data yang dicatat pada kedalam 20 cm harus ditabelkan

Kelompok 2 34
Mekanika tanah II

2. JUMLAH HAMBATAN
PELEKAT (kg/cm2) TEKANAN KONUS RASIO
-100 100 300 500 700 900 0 2 4 6 (kg/cm2)
8 10 12 14 16 18 0 GESEKAN
2 4 6 8 10(%)
12
0 0 0

5 5 5

10 10 10

1 2 2

15 15 15

20 20 20

25 25 25

3.
 Kolom 4 menghitung harga conus
APl 10 cm2
Conus (0,0) = Man I x =0 x = 0 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (0,2) = Man I x = 16 x = 16 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (0,4) = Man I x = 11 x = 11 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (0,6) = Man I x =5 x = 5 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (0,8) = Man I x =4 x = 4 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (1,0) = Man I x =8 x = 8 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (1,2) = Man I x =6 x = 6 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (1,4) = Man I x =9 x = 9 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (1,6) = Man I x =8 x = 8 kg/ cm2
A Con 10 cm2

Kelompok 2 35
Mekanika tanah II

APl 10 cm2
Conus (1,8) = Man I x =8 x = 8 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (2,0) = Man I x = 10 x = 10 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (2,2) = Man I x =7 x = 7 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (2,4) = Man I x =8 x = 8 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (2,6) = Man I x =5 x = 5 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (2,8) = Man I x =6 x = 6 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (3,0) = Man I x = 10 x = 10 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (3,2) = Man I x =6 x = 6 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (3,4) = Man I x =7 x = 7 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (3,6) = Man I x = 11 x = 11 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (3,8) = Man I x = 11 x = 11 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (4,0) = Man I x =6 x = 6 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (4,2) = Man I x =9 x = 9 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (4,4) = Man I x =8 x = 8 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (4,6) = Man I x =8 x = 8 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (4,8) = Man I x =6x = 6 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (5,0) = Man I x =8 x = 8 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (5,2) = Man I x =6 x = 6 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (5,4) = Man I x =9 x = 9 kg/ cm2
A Con 10 cm2

Kelompok 2 36
Mekanika tanah II

APl 10 cm2
Conus (5,6) = Man I x =8x = 8 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (5,8) = Man I x =4 x = 4 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (6,0) = Man I x =4 x = 4 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (6,2) = Man I x =5 x = 5 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (6,4) = Man I x =5 x = 5 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (6,6) = Man I x =5 x = 5 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (6,8) = Man I x =5 x = 5 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (7,0) = Man I x = 11 x = 11 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (7,2) = Man I x =8 x = 8 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (7,4) = Man I x =8 x = 8 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (7,6) = Man I x =5 x = 5 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (7,8) = Man I x =4 x = 4 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (8,0) = Man I x =5 x = 5 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (8,2) = Man I x =5 x = 5 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (8,4) = Man I x =4 x = 4 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (8,6) = Man I x =5 x = 5 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (8,8) = Man I x =8 x = 8 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (9,0) = Man I x =9 x = 9 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (9,2) = Man I x =4 x = 4 kg/ cm2
A Con 10 cm2

Kelompok 2 37
Mekanika tanah II

APl 10 cm2
Conus (9,4) = Man I x =7 x = 7 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (9,6) = Man I x =6 x = 6 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (9,8) = Man I x =6 x = 6 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (10,0) = Man I x =5 x = 5 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (10,2) = Man I x =4 x = 4 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (10,4) = Man I x =4 x = 4 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (10,6) = Man I x =5 x = 5 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (10,8) = Man I x =5 x = 5 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (11,0) = Man I x =5 x = 5 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (11,2) = Man I x =6 x = 6 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (11,4) = Man I x =6 x = 6 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (11,6) = Man I x =6 x = 6 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (11,8) = Man I x =6 x = 6 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (12,0) = Man I x =7 x = 7 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (12,2) = Man I x =6 x = 6 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (12,4) = Man I x =8 x = 8 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (12,6) = Man I x =7 x = 7 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (12,8) = Man I x =9 x = 9 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (13,0) = Man I x =7 x = 7 kg/ cm2
A Con 10 cm2

Kelompok 2 38
Mekanika tanah II

APl 10 cm2
Conus (13,2) = Man I x =7 x = 7 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (13,4) = Man I x =7 x = 7 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (13,6) = Man I x =7 x = 7 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (13,8) = Man I x =6 x = 6 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (14,0) = Man I x =6 x = 6 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (14,2) = Man I x =7 x = 7 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (14,4) = Man I x =6 x = 6 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (14,6) = Man I x =6 x = 6 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (14,8) = Man I x =6 x = 6 kg/ cm2
A Con 10 cm2
APl 10 cm2
Conus (15,0) = Man I x =6 x = 6 kg/ cm2
A Con 10 cm2
 Kolom 4 menghitung harga conus
10
Cleff (0,0) = x (0-0) = 0 kg/ cm2
100
10
Cleff (0,2) = x (22-16) = 0,6 kg/ cm2
100
10
Cleff (0,4) = x (17-11) = 0,6 kg/ cm2
100
10
Cleff (0,6) = x (10-5) = 0,5 kg/ cm2
100
10
Cleff (0,8) = x (8-4) = 0,4 kg/ cm2
100
10
Cleff (1,0) = x (11-8) = 0,3 kg/ cm2
100
10
Cleff (1,2) = x (12-6) = 0,6 kg/ cm2
100
10
Cleff (1,4) = x (17-9) = 0,8 kg/ cm2
100
10
Cleff (1,6) = x (16-8) = 0,8 kg/ cm2
100

Kelompok 2 39
Mekanika tanah II

10
Cleff (1,8) = x (16-8) = 0 ,8kg/ cm2
100
10
Cleff (2,0) = x (18-10) = 0,8 kg/ cm2
100
10
Cleff (2,2) = x (14-7) = 0,7 kg/ cm2
100
10
Cleff (2,4) = x (16-8) = 0,8 kg/ cm2
100
10
Cleff (2,6) = x (8-5) = 0,3 kg/ cm2
100
10
Cleff (2,8) = x (11-6) = 0,5 kg/ cm2
100
10
Cleff (3,0) = x (15-10) = 0,5 kg/ cm2
100
10
Cleff (3,2) = x (12-6) = 0,6 kg/ cm2
100
10
Cleff (3,4) = x (12-7) = 0,5 kg/ cm2
100
10
Cleff (3,6) = x (17-11) = 0,6 kg/ cm2
100
10
Cleff (3,8) = x (17-11) = 0,6 kg/ cm2
100
10
Cleff (4,0) = x (12-6) = 0,6 kg/ cm2
100
10
Cleff (4,2) = x (14-9) = 0,5 kg/ cm2
100
10
Cleff (4,4) = x (16-8) = 0,8 kg/ cm2
100
10
Cleff (4,6) = x (14-8) = 0,6 kg/ cm2
100
10
Cleff (4,8) = x (12-6) = 0,6 kg/ cm2
100
10
Cleff (5,0) = x (12-8) = 0,4 kg/ cm2
100
10
Cleff (5,2) = x (10-6) = 0,4 kg/ cm2
100
10
Cleff (5,4) = x (17-9) = 0,8 kg/ cm2
100

Kelompok 2 40
Mekanika tanah II

10
Cleff (5,6) = x (16-8) = 0,8 kg/ cm2
100
10
Cleff (5,8) = x (8-4) = 0,4 kg/ cm2
100
10
Cleff (6,0) = x (7-4) = 0,3 kg/ cm2
100
10
Cleff (6,2) = x (9-5) = 0,4 kg/ cm2
100
10
Cleff (6,4) = x (7-5) = 0,2 kg/ cm2
100
10
Cleff (6,6) = x (7-5) = 0,2 kg/ cm2
100
10
Cleff (6,8) = x (8-5) = 0,3 kg/ cm2
100
10
Cleff (7,0) = x (21-11) = 1 kg/ cm2
100
10
Cleff (7,2) = x (12-8) = 0,4 kg/ cm2
100
10
Cleff (7,4) = x (14-8) = 0,6 kg/ cm2
100
10
Cleff (7,6) = x (9-5) = 0,4 kg/ cm2
100
10
Cleff (7,8) = x (8-4) = 0,4 kg/ cm2
100
10
Cleff (8,0) = x (9-5) = 0,4 kg/ cm2
100
10
Cleff (8,2) = x (8-5) = 0,3 kg/ cm2
100
10
Cleff (8,4) = x (6-4) = 0,2 kg/ cm2
100
10
Cleff (8,6) = x (7-5) = 0,2 kg/ cm2
100
10
Cleff (8,8) = x (16-8) = 0,8 kg/ cm2
100
10
Cleff (9,0) = x (18-9) = 0,9 kg/ cm2
100
10
Cleff (9,2) = x (7-4) = 0,3 kg/ cm2
100

Kelompok 2 41
Mekanika tanah II

10
Cleff (9,4) = x (14-7) = 0,7 kg/ cm2
100
10
Cleff (9,6) = x (12-6) = 0,6 kg/ cm2
100
10
Cleff (9,8) = x (12-6) = 0,6 kg/ cm2
100
10
Cleff (10,0) = x (7-5) = 0,2 kg/ cm2
100
10
Cleff (10,2) = x (7-4) = 0,3 kg/ cm2
100
10
Cleff (10,4) = x (7-4) = 0,3 kg/ cm2
100
10
Cleff (10,6) = x (8-5) = 0,3 kg/ cm2
100
10
Cleff (10,8) = x (7-5) = 0,2 kg/ cm2
100
10
Cleff (11,0) = x (9-5) = 0,4 kg/ cm2
100
10
Cleff (11,2) = x (9-6) = 0,3 kg/ cm2
100
10
Cleff (11,4) = x (9-6) = 0,3 kg/ cm2
100
10
Cleff (11,6) = x (9-6) = 0,3 kg/ cm2
100
10
Cleff (11,8) = x (9-6) = 0,3 kg/ cm2
100
10
Cleff (12,0) = x (10-7) = 0,3 kg/ cm2
100
10
Cleff (12,2) = x (9-6) = 0,3 kg/ cm2
100
10
Cleff (12,4) = x (11-8) = 0,3 kg/ cm2
100
10
Cleff (12,6) = x (11-7) = 0,4 kg/ cm2
100
10
Cleff (12,8) = x (12-9) = 0,3 kg/ cm2
100
10
Cleff (13,0) = x (12-7) = 0,5 kg/ cm2
100

Kelompok 2 42
Mekanika tanah II

10
Cleff (13,2) = x (12-7) = 0,5 kg/ cm2
100
10
Cleff (13,4) = x (11-7) = 0,4 kg/ cm2
100
10
Cleff (13,6) = x (12-7) = 0,5 kg/ cm2
100
10
Cleff (13,8) = x (10-6) = 0,4 kg/ cm2
100
10
Cleff (14,0) = x (11-6) = 0,5 kg/ cm2
100
10
Cleff (14,2) = x (11-7) = 0,4 kg/ cm2
100
10
Cleff (14,4) = x (10-6) = 0,4 kg/ cm2
100
10
Cleff (14,6) = x (10-6) = 0,4 kg/ cm2
100
10
Cleff (14,8) = x (11-6) = 0,5 kg/ cm2
100
10
Cleff (15,0) = x (10-6) = 0,4 kg/ cm2
100
 Klom 5 menghitung hambatan pelekat (HP)
HP(0,0) = 0 x 20 = 0 kg/ cm2
HP (0,2) = 0,6x 20 = 12 kg/ cm2
HP (0,4) = 0,6 x 20 = 12 kg/ cm2
HP (0,6) = 0,5 x 20 = 10kg/ cm2
HP (0,8) = 0,4x 20 = 8kg/ cm2
HP (1,0) = 0,3x 20 = 6 kg/ cm2
HP (1,2) = 0,6 x 20 = 12 kg/ cm2
HP (1,4) = 0,8 x 20 = 16 kg/ cm2
HP (1,6) = 0,8 x 20= 16 kg/ cm2
HP (1,8) = 0,8 x 20 = 16 kg/ cm2
HP (2,0) = 0,8 x 20 = 16 kg/ cm2
HP (2,2) = 0,7 x 20= 14 kg/ cm2
HP (2,4) = 0,8 x 20 = 16 kg/ cm2
HP (2,6) = 0,3 x 20 = 6 kg/ cm2
HP (2,8) = 0,5 x 20 = 10 kg/ cm2

Kelompok 2 43
Mekanika tanah II

HP (3,0) = 0,5 x 20 = 10 kg/ cm2


HP (3,2) = 0,6 x 20 = 12 kg/ cm2
HP (3,4) = 0,5 x 20 = 10 kg/ cm2
HP (3,6) = 0,6 x 20 = 12 kg/ cm2
HP (3,8) = 0,6x 20 = 12 kg/ cm2
HP (4,0) = 0,6 x 20= 12 kg/ cm2
HP (4,2) = 0,5 x 20 = 10 kg/ cm2
HP (4,4) = 0,8 x 20 = 16 kg/ cm2
HP (4,6) = 0,6 x 20= 12 kg/ cm2
HP (4,8) = 0,6 x 20 = 12 kg/ cm2
HP (5,0) = 0,4 x 20 = 8 kg/ cm2
HP (5,2) = 0,4 x 20 = 8kg/ cm2
HP (5,4) = 0,8 x 20= 16 kg/ cm2
HP (5,6) = 0,8 x 20 = 16 kg/ cm2
HP (5,8) = 0,4 x 20 = 8 kg/ cm2
HP (6,0) = 0,3 x 20= 6 kg/ cm2
HP (6,2) = 0,4 x 20 = 8 kg/ cm2
HP (6,4) = 0,2 x 20 = 4 kg/ cm2
HP (6,6) = 0,2 x 20 = 4 kg/ cm2
HP (6,8) = 0,3 x 20 = 6 kg/ cm2
HP (7,0) = 1 x 20 = 20 kg/ cm2
HP (7,2) = 0,4 x 20 = 8 kg/ cm2
HP (7,4) = 0,6 x 20 = 12 kg/ cm2
HP (7,6) = 0,4 x 20 = 8 kg/ cm2
HP (7,8) = 0,4 x 20 = 8 kg/ cm2
HP (8,0) = 0,4 x 20 = 8 kg/ cm2
HP (8,2) = 0,3 x 20 = 6 kg/ cm2
HP (8,4) = 0,2 x 20 = 4 kg/ cm2
HP (8,6) = 0,2 x 20 = 4 kg/ cm2
HP (8,8) = 0,8 x 20 = 16 kg/ cm2
HP (9,0) = 0,9 x 20 = 18 kg/ cm2
HP (9,2) = 0,3 x 20 = 6 kg/ cm2
HP (9,4) = 0,7 x 20 = 14 kg/ cm2

Kelompok 2 44
Mekanika tanah II

HP (9,6) = 0,6 x 20 = 12 kg/ cm2


HP (9,8) = 0,6 x 20 = 12 kg/ cm2
HP (10,0) = 0,2 x 20 = 4 kg/ cm2
HP (10,2) = 0,3 x 20 = 6 kg/ cm2
HP (10,4) = 0,3 x 20 = 6 kg/ cm2
HP (10,6) = 0,3 x 20 = 6 kg/ cm2
HP (10,8) = 0,2 x 20 = 4 kg/ cm2
HP (11,0) = 0,4 x 20 = 8 kg/ cm2
HP (11,2) = 0,3 x 20 = 6 kg/ cm2
HP (11,4) = 0,3 x 20 = 6 kg/ cm2
HP (11,6) = 0,3 x 20 = 6 kg/ cm2
HP (11,8) = 0,3 x 20 = 6 kg/ cm2
HP (12,0) = 0,3 x 20 = 6 kg/ cm2
HP (12,2) = 0,3 x 20 = 6 kg/ cm2
HP (12,4) = 0,3 x 20 = 6 kg/ cm2
HP (12,6) = 0,4 x 20 = 8 kg/ cm2
HP (12,8) = 0,3 x 20 = 6 kg/ cm2
HP (13,0) = 0,5x 20 = 10 kg/ cm2
HP (13,2) = 0,5 x 20 = 10 kg/ cm2
HP (13,4) = 0,4x 20 = 8 kg/ cm2
HP (13,6) = 0,5x 20 = 10 kg/ cm2
HP (13,8) = 0,4 x 20 = 8 kg/ cm2
HP (14,0) = 0,5 x 20 = 10 kg/ cm2
HP (14,2) = 0,4 x 20 = 8 kg/ cm2
HP (14,4) = 0,4 x 20 = 8 kg/ cm2
HP (14,6) = 0,4 x 20 = 8 kg/ cm2
HP (14,8) = 0,5 x 20 = 10 kg/ cm2
HP (15,0) = 0,4 x 20 = 8 kg/ cm2

 Menghitung Fraction rasio (FR)


0,6
FR (0,2) = x 100% = 3,75 %
16

Kelompok 2 45
Mekanika tanah II

0,6
FR (0,4) = x 100% = 5,45 %
11
0,5
FR (0,6) = x 100% = 10 %
5
0,4
FR (0,8) = x 100% = 10 %
4
0,3
FR (1,0) = x 100% = 3,75 %
8
0,6
FR (1,2) = x 100% = 10 %
6
0,8
FR (1,4) = x 100% = 8,89 %
9
0,8
FR (1,6) = x 100% = 10 %
8
0,8
FR (1,8) = x 100% = 10 %
8
0,8
FR (2,0) = x 100% = 8 %
10
0,7
FR (2,2) = x 100% = 10 %
7
0,8
FR (2,4) = x 100% = 10 %
8
0,3
FR (2,6) = x 100% = 6 %
5
0,5
FR (2,8) = x 100% = 8,33 %
6
0,5
FR (3,0) = x 100% = 5 %
10
0,6
FR (3,2) = x 100% = 10 %
6
0,5
FR (3,4) = x 100% = 7,14 %
7
0,6
FR (3,6) = x 100% = 5,45 %
11
0,6
FR (3,8) = x 100% = 5,45 %
11
0,6
FR (4,0) = x 100% = 10 %
6

Kelompok 2 46
Mekanika tanah II

0,5
FR (4,2) = x 100% = 5,56 %
9
0,8
FR (4,4) = x 100% = 10 %
8
0,6
FR (4,6) = x 100% = 7,5 %
8
0,6
FR (4,8) = x 100% = 10 %
6
0,4
FR (5,0) = x 100% = 5 %
8
0,4
FR (5,2) = x 100% = 6,67 %
6
0,8
FR (5,4) = x 100% = 8,89 %
9
0,8
FR (5,6) = x 100% = 10 %
8
0,4
FR (5,8) = x 100% = 10 %
4
0,3
FR (6,0) = x 100% = 7,5 %
4
0,4
FR (6,2) = x 100% = 8 %
5
0,2
FR (6,4) = x 100% = 4 %
5
0,2
FR (6,6) = x 100% = 4 %
5
0,3
FR (6,8) = x 100% = 6 %
5
1
FR (7,0) = x 100% = 9,09 %
11
0,4
FR (7,2) = x 100% = 5 %
8
0,6
FR (7,4) = x 100% = 7,5 %
8
0,4
FR (7,6) = x 100% = 8 %
5
0,4
FR (7,8) = x 100% = 10 %
4

Kelompok 2 47
Mekanika tanah II

0,4
FR (8,0) = x 100% = 8 %
5
0,3
FR (8,2) = x 100% = 6 %
5
0,2
FR (8,4) = x 100% = 5 %
4
0,2
FR (8,6) = x 100% = 4 %
5
0,8
FR (8,8) = x 100% = 10 %
8
0,9
FR (9,0) = x 100% = 10 %
9
0,3
FR (9,2) = x 100% = 7,5 %
4
0,7
FR (9,4) = x 100% = 10 %
7
0,6
FR (9,6) = x 100% = 10 %
6
0,6
FR (9,8) = x 100% = 10 %
6
0,2
FR (10,0) = x 100% = 4 %
5
0,3
FR (10,2) = x 100% = 7,5 %
4
0,3
FR (10,4) = x 100% = 7,5 %
4
0,3
FR (10,6) = x 100% = 6 %
5
0,2
FR (10,8) = x 100% = 4 %
5
0,4
FR (11,0) = x 100% = 8 %
5
0,3
FR (11,2) = x 100% = 5 %
6
0,3
FR (11,4) = x 100% = 5 %
6
0,3
FR (11,6) = x 100% = 5 %
6

Kelompok 2 48
Mekanika tanah II

0,3
FR (11,8) = x 100% = 5 %
6
0,3
FR (12,0) = x 100% = 4,29 %
7
0,3
FR (12,2) = x 100% = 5 %
6
0,3
FR (12,4) = x 100% = 3,75 %
8
0,4
FR (12,6) = x 100% = 5,71 %
7
0,3
FR (12,8) = x 100% = 3,33 %
9
0,5
FR (13,0) = x 100% = 7,14 %
7
0,5
FR (13,2) = x 100% = 7,14 %
7
0,4
FR (13,4) = x 100% = 5,71 %
7
0,5
FR (13,6) = x 100% = 7,14 %
7
0,4
FR (13,8) = x 100% = 6,67 %
6
0,5
FR (14,0) = x 100% = 8,33 %
6
0,4
FR (14,2) = x 100% = 5,71 %
7
0,4
FR (14,4) = x 100% = 6,67 %
6
0,4
FR (14,6) = x 100% = 6,67 %
6
0,5
FR (14,8) = x 100% = 8,33 %
6
0,4
FR (15,0) = x 100% = 6,67 %
6

Kelompok 2 49

Anda mungkin juga menyukai