Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUJIAN TANAH
(Judul Job Sheet: Uji Kompaksi)

Dosen Pengampu:

Dra. Daryati, MT

Disusun Oleh:

Annisa Mada Dian L.A 1506519007

Muhammad Agung Azzaki 1506519010

Putri Ali Sukma Indah 1506519011

D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2020
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH


DOSEN PEMBIMBING SANDI DOSEN JUDUL JOB SHEET :
DRA.DARYATI,MT 0635 UJI KOMPAKSI

UJI KOMPAKSI

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori


Sebelum pembuatan pondasi dari suatu bangunan, pasti akan dilakukan
timbunan pada daerah yang akan dijadikan pondasi. Tentunya menimbunnya
dengan tanah. Pada pembuatan timbunan tanah untuk jalan raya, dam tanah, dan
banyak struktur teknik lainnya, tanah yang lepas (renggang) haruslah dipadatkan
untuk meningkatkan berat volumenya. Pemadatan tersebut berfungsi untuk
meningkatkan kekuatan tanah, sehingga dengan demikian meningkatkan daya
dukung pondasi di atasnya. Pemadatan juga dapat mengurangi besarnya
penurunan tanah yang tidak diinginkan dan meningkatkan kemantapan lereng
timbunan (embankments).
Dalam timbunan tanah itu terdapat pori-pori atau rongga udara. Jika di dalam
tanah masih terdapat pori-pori atau rongga udara maka tanah itu belum cukup
kuat untuk menahan beban dari bangunan yang ada di atasnya. Sehingga sangat
berbahaya jika sebuah bangunan dibangun di atas tanah yang masih terdapat
pori-pori atau rongga udaranya. Untuk mengatasi hal itu, maka dilakukanlah
proses pemadatan sebelum membangun bangunan di atasnya. Setelah tanah
ditimbun pada tempat yang akan dilakukan pembangunan, dilakukanlah proses
pemadatan agar tanah lebih kuat, tidak mengalami pergeseran dan tidak
mengalami perubahan volume. Pemadatan adalah peristiwa berkurangnya
rongga udara yang menyebabkan butir-butir tanah merapat satu sama lain
sebagai akibat dari beban dinamis. Menurut (Hardiyatmo:2004) tujuan
pemadatan tanah, antara lain :
1) Menaikkan kekuatan tanah
2) Mengurangi sifat mudah mampat (kompresibilitas)
3) Mengurangi hydraulic compressibility/permeabilitas
4) Mengurangi potensi likuifaksi
5) Mengontrol shrinkage dan swelling
6) Menaikkan daya tanah terhadap erosi.
Maksud tersebut dapat tercapai dengan pemilihan tanah bahan timbunan, cara
pemadatan, pemilihan mesin pemadat, dan jumlah lintasan yang sesuai. Tingkat
kepadatan tanah diukur dari nilai berat volume keringnya (gd ).
Pada pekerjaan teknik sipil pemadatan tanah tidak boleh ditinggalkan karena
sangat penting dalam suatu proses pembangunan. Dengan dipadatkan, tanah
akan stabil dan tidak mengalami perubahan volume. Sehingga bangunan yang
ada di atasnya tidak mengalami pergeseran. Menurut (Hardiyatmo:2004) proses
pemadatan tanah ada 2 macam :
1) Pemadatan tanah dengan metode Modify Proctor
2) Pemadatan tanah dengan metode Standard Proctor

1.2 Maksud dan Tujuan


Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara kadar air dan
nilai kepadatan tanah. Dapat disebut juga proctor test dan dapat dilakukan secara
standard maupun modified.

BAB II
PERALATAN
1. Tabung standard proctor dan collar dengan diameter 102 mm dan tinggi 11,5 cm
2. Penumbuk (rammer) dengan diameter 50.88 mm dan berat sekitar 2,6 kg serta
tinggi jatuh 30 cm
3. Cawan alumunium
4. Timbangan digital dan manual
5. Oven pemanas
6. Saringan nomor 4
7. Palu karet
8. Kuas
9. Bejana besar
10. Cawan poselen beserta penumbuk
11. Alat untuk menggulung tanah
12. Paku diameter 3 mm
13. Spatula
14. Gelas ukur
15. Sendok semen
16. Plastik

BAB III
BAHAN

1) Air Suling
2) Benda uji : tanah

BAB IV
LANGKAH PENGUJIAN

A. Persiapan Benda Uji


1. Keringkan tanah sampai kering permukaan hingga gembur, kemudian tumbuk
menggunakan palu karet, tanah yang sudah gembur disaring dengan saringan
no 4 dengan jumlah tanah 15 kg
2. Sebelum benda diuji digunakan praktikum, terlebih dahulu diuji kadar air
batas plastis sampel tanah tersebut
3. Masukkan beberapa sampel tanah ke cawan porselen, campurkan dengan air
lalu aduk dan tumbuk sampai merata (homogen)
4. Jika sudah homogen, ambil contoh tanah kurang lebih 8 gram
5. Buat gulungan tanah diatas keramik sampai mencapai batangan dengan
diameter 3 mm (sama dengan diameter paku)
6. Contoh tanah yang tepat pada diameter 3 mm sudah menunjukan retak –
retak, lalu buat 3 gulungan dengan cara yang sama
7. Masukan ke cawan lalu timbang dan uji kadar airnya
8. Keringkan didalam oven pemanas
9. Timbang kembali setelah di oven pemanas, lalu hitung kadar air plastis ke 3
sampel tersebut
10. Setelah kadar batas air plastis tanah tersebut didapatkan benda uji dibagi
menjadi 6 bagian
11. Berat tiap bagian 2 kg, lalu dicampur air yang sudah ditentukan dan diaduk
sampai rata, penambahan air diatur sehingga didapat benda uji sebagai
berikut
12. Ada 3 contoh dicampur air dibawah kadar air optimum (20%); sampel A
sebanyak 14% berat tanah (280 gram); sampel B sebanyak 16% berat tanah
(320 gram); sampel C sebanyak 18% berat tanah (360 gram)
13. Ada 3 contoh dicampur air diatas kadar air optimum (20%); sampel D
sebanyak 22% berat tanah (440 gram); sampel E sebanyak 24% berat tanah
(480 gram); sampel E sebanyak 26% berat tanah (520 gram), perbedaan
kadar air benda uji masing – masing 1 – 3%
14. Sampel tanah dicampur dengan air yang sudah ditentukan), diaduk sampai
merata, lalu masing – masing benda uji setelah dicampur dengan air
masukkan ke dalam plastik dan disimpan selama 12 jam atau sampai tanah
jenuh

B. Percobaan dengan cara Standard Proctor


1. Lepaskan collar (tabung tambahan) dari proctor
2. Timbang cetakan dan alasnya, berat cetakan dan alas (1.136 gr)
3. Cetakan leher dan keeping dijadikan satu dan ditempatkan pada alas yang
kokoh
4. Memasukan sampel tanah ke dalam tabung setinggi 1/3 tinggi tabung
5. Ambil salah satu dari contoh tanah, diaduk dan dipadatkan dengan cara :
Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk standard 2,5 kg dengan tinggi
jatuh 30,5cm (tiga putaran 25 tumbukan)
6. Memasukan sampel tanah kke dalam tabung setinggi 2/3 tinggi tabung
7. Tanah dipadatkan dalam 3 putaran dengan 25 tumbukan
8. Memasukan sampel tanah ke dalam tabung setinggi tabung atau minimal
lebih tinggi dari mold (lapisan ketiga)
9. Tanah dipadatkan dalam 3 putaran dengan 25 tumbukan
10. Potong kelebihan tanah dari bagian keliing leher dengan pisau (spatula) dan
lepaskan leher sambung
11. Gunakan alat perata untuk meratakan kelebihan tanah sehingga betul-betul
rata dengan permukaan cetakan
12. Bersihkan sisa-sisa pasir yang menempel
13. Timbang cetakan yang berisi benda uji (5,893 gr)
14. Keluarkan benda uji tersebut dan ambil sebagian kecil untuk pemeriksaan
kadar air
15. Ulangi langkah tersebut pada 5 sampe tanah yang lain

BAB V
DATA PENGUJIAN
5.1 Data Uji Kompaksi
No. Sample 4 5 6
Mixture of Water (cc) 500 600 700
Sample Position Middl Middl
Top Middle Bottom Top Bottom Top Bottom
e e
Weight of Cont. + Wet 30,6
22,56 26,94 25,44 44,12 27,57 29,92 43,12 28,57
Soil (gram) (W2) 1
Weight of Cont. + Dry 27,4
19,72 23,36 22,13 38,93 24,73 27,38 38,83 24,93
Soil (gram) (W3) 7
Weight of Water
2,84 3,58 3,31 3,14 5,19 2,84 2,53 4,29 3,64
(gram)
Weight of Container
3,17 6,12 3,38 2.83 3,57 2,83 2,83 3,58 2,82
(gram) (W1)
Weight of Dry Soil 24,6
16,55 17,24 18,75 35,36 21,9 24,55 35,25 22,11
(gram) (W5) 4
Weight of Wet Soil 19,39 20,82 22,06 27,7 40,55 24,74 27,08 39,54 25,75
(gram) (W4) 8
Water Content (%) (W) 12,7
17,16 20,76 17,65 14,67 12,96 10,30 12,17 16,46
4
Average (%)
18,52 13,45 12,97

Catatan : Beberapa data didapat dari literatur.


Volume Standard Mold : Tinggi = 11,5 cm
Diameter = 10,2 cm
V = ¼ πd2t = 939,7 cm3
Gs(Spesific Gravity) = 2,64
Berat Isi air (γw) = 1 gr/cm3

5.2 Perhitungan
a. Menghitung Sampel 4
Top
- Tanah Basah (W41) = (Berat Kontainer + Tanah Basah) – berat
kontainer
Tanah Basah (W41) = 22,56 gr – 3,17 gr
Tanah Basah (W41) = 19,39 gr

- Tanah Kering (W51) = (Berat Kontainer + Tanah Kering) – berat


kontainer
Tanah Kering (W51) = 19,72 gr – 3,17 gr
Tanah Kering (W51) = 16,55 gr

- Berat Air (Ww1) = Tanah Basah (W41) – Tanah Kering (W51)


Berat Air (Ww1) = 19,39 – 16,55
Berat Air (Ww1) = 2,84 gr

Berat Air (W w 1)
- Kadar Air (W) =
Tanah kering(W 51)
2,84
Kadar Air (W) =
16,55
Kadar Air (W) = 17,16 %

- Menentukan Berat Volume Tanah Kondisi Basah (γwet)


Tanah Basah(W 4 )
γwet =
V Mold
19,39
γwet =
939,7
γwet = 0,02 gr/cm3

- Menentukan Berat Volume Tanah Kondisi Kering (γdry)


γ wet
γdry =
(1+W )
0,02
γdry =
(1+17,16 %)
γdry = 0,017 gr/cm3

- Menentukan Berat Tanah Dalam kondisi ZAV (γzav)


γw
γzav = 1
(W + )
Gs
1
γzav = 1
(17,16 % + )
2,64
γzav = 1,81 gr/cm3

Middle
- Tanah Basah (W42) = (Berat Kontainer + Tanah Basah) – berat
kontainer
Tanah Basah (W42) = 26,94 gr – 6,12 gr
Tanah Basah (W42) = 20,82 gr

- Tanah Kering (W52) = (Berat Kontainer + Tanah Kering) – berat


kontainer
Tanah Kering (W52) = 23,36 gr – 6,12 gr
Tanah Kering (W52) = 17,24 gr
- Berat Air (Ww) = Tanah Basah (W42) – Tanah Kering (W52)
Berat Air (Ww) = 20,82 – 17,24
Berat Air (Ww) = 3,58 gr

Berat Air (W w 2)
- Kadar Air (W) =
Tanah kering(W 52)
3,58
Kadar Air (W) =
17,24
Kadar Air (W) = 20,76 %

- Menentukan Berat Volume Tanah Kondisi Basah (γwet)


Tanah Basah(W 4 )
γwet =
V Mold
20,82
γwet =
939,7
γwet = 0,022 gr/cm3

- Menentukan Berat Volume Tanah Kondisi Kering (γdry)


γ wet
γdry =
(1+W )
0,022
γdry =
(1+20,76 %)
γdry = 0,018 gr/cm3

- Menentukan Berat Tanah Dalam kondisi ZAV (γzav)


γw
γzav = 1
(W + )
Gs
1
γzav = 1
(20,76 % + )
2,64
γzav = 1,70 gr/cm3

Bottom
- Tanah Basah (W43) = (Berat Kontainer + Tanah Basah) – berat
kontainer
Tanah Basah (W43) = 25,44 gr – 3,38 gr
Tanah Basah (W43) = 22,06 gr

- Tanah Kering (W53) = (Berat Kontainer + Tanah Kering) – berat


kontainer
Tanah Kering (W53) = 22,13 gr – 3,38 gr
Tanah Kering (W53) = 18,75 gr

- Berat Air (Ww) = Tanah Basah (W43) – Tanah Kering (W53)


Berat Air (Ww) = 22,06– 18,75
Berat Air (Ww) = 3,31 gr

Berat Air (W w 3)
- Kadar Air (W) =
Tanah kering(W 53 )
3,31
Kadar Air (W) =
18,75
Kadar Air (W) = 17,65 %

- Menentukan Berat Volume Tanah Kondisi Basah (γwet)


Tanah Basah(W 4 )
γwet =
V Mold
22,06
γwet =
939,7
γwet = 0,023 gr/cm3

- Menentukan Berat Volume Tanah Kondisi Kering (γdry)


γ wet
γdry =
(1+W )
0,023
γdry =
(1+17,65 %)
γdry = 0,019 gr/cm3
- Menentukan Berat Tanah Dalam kondisi ZAV (γzav)
γw
γzav = 1
(W + )
Gs
1
γzav = 1
(17,65 %+ )
2,64
γzav = 1,80 gr/cm3

b. Menghitung Sampel 5
Top
- Tanah Basah (W41) = (Berat Kontainer + Tanah Basah) – berat
kontainer
Tanah Basah (W41) = 30,61 gr – 2,83 gr
Tanah Basah (W41) = 27,78 gr

- Tanah Kering (W51) = (Berat Kontainer + Tanah Kering) – berat


kontainer
Tanah Kering (W51) = 27,47 gr – 2,83 gr
Tanah Kering (W51) = 24,64 gr

- Berat Air (Ww1) = Tanah Basah (W41) – Tanah Kering (W51)


Berat Air (Ww1) = 27,78 – 24,64
Berat Air (Ww1) = 3,14 gr

Berat Air (W w 1)
- Kadar Air (W) =
Tanah kering(W 51)
3,14
Kadar Air (W) =
24,64
Kadar Air (W) = 12,74 %

- Menentukan Berat Volume Tanah Kondisi Basah (γwet)


Tanah Basah(W 4 )
γwet =
V Mold
27,78
γwet =
939,7
γwet = 0,029 gr/cm3

- Menentukan Berat Volume Tanah Kondisi Kering (γdry)


γ wet
γdry =
(1+W )
0,029
γdry =
(1+12,74 % )
γdry = 0,025 gr/cm3

- Menentukan Berat Tanah Dalam kondisi ZAV (γzav)


γw
γzav = 1
(W + )
Gs
1
γzav = 1
(12,74 % + )
2,64
γzav = 1,97 gr/cm3

Middle
- Tanah Basah (W42) = (Berat Kontainer + Tanah Basah) – berat
kontainer
Tanah Basah (W42) = 44,12 gr – 3,57 gr
Tanah Basah (W42) = 40,55 gr

- Tanah Kering (W52) = (Berat Kontainer + Tanah Kering) – berat


kontainer
Tanah Kering (W52) = 38,93 gr – 3,57 gr
Tanah Kering (W52) = 35,36 gr

- Berat Air (Ww) = Tanah Basah (W42) – Tanah Kering (W52)


Berat Air (Ww) = 40,55 – 35,36
Berat Air (Ww) = 5,19 gr

Berat Air (W w 2)
- Kadar Air (W) =
Tanah kering(W 52)
5,19
Kadar Air (W) =
35,36
Kadar Air (W) = 14,67 %

- Menentukan Berat Volume Tanah Kondisi Basah (γwet)


Tanah Basah(W 4 )
γwet =
V Mold
40,55
γwet =
939,7
γwet = 0,043 gr/cm3

- Menentukan Berat Volume Tanah Kondisi Kering (γdry)


γ wet
γdry =
(1+W )
0,043
γdry =
(1+14,67 %)
γdry = 0,037 gr/cm3

- Menentukan Berat Tanah Dalam kondisi ZAV (γzav)


Yw
γzav = 1
(W + )
Gs
1
γzav = 1
(14,67 % + )
2,64
γzav = 1,90 gr/cm3

Bottom
- Tanah Basah (W43) = (Berat Kontainer + Tanah Basah) – berat
kontainer
Tanah Basah (W43) = 27,57 gr – 2,83 gr
Tanah Basah (W43) = 24,74 gr

- Tanah Kering (W53) = (Berat Kontainer + Tanah Kering) – berat


kontainer
Tanah Kering (W53) = 24,73 gr – 2,83 gr
Tanah Kering (W53) = 21,9 gr

- Berat Air (Ww) = Tanah Basah (W43) – Tanah Kering (W53)


Berat Air (Ww) = 24,74 – 21,9
Berat Air (Ww) = 2,84 gr

Berat Air (W w 3)
- Kadar Air (W) =
Tanah kering(W 53 )
2,84
Kadar Air (W) =
21,9
Kadar Air (W) = 12,96 %

- Menentukan Berat Volume Tanah Kondisi Basah (γwet)


Tanah Basah(W 4 )
γwet =
V Mold
24,74
γwet =
939,7
γwet = 0,026 gr/cm3

- Menentukan Berat Volume Tanah Kondisi Kering (γdry)


γ wet
γdry =
(1+W )
0,026
γdry =
(1+12,96 %)
γdry = 0,023 gr/cm3

- Menentukan Berat Tanah Dalam kondisi ZAV (γzav)


γw
γzav = 1
(W + )
Gs
1
γzav = 1
(12,96 % + )
2,64
γzav = 1,96 gr/cm3

c. Menghitung Sampel 6
Top
- Tanah Basah (W41) = (Berat Kontainer + Tanah Basah) – berat
kontainer
Tanah Basah (W41) = 29,91 gr – 2,83 gr
Tanah Basah (W41) = 27,08 gr

- Tanah Kering (W51) = (Berat Kontainer + Tanah Kering) – berat


kontainer
Tanah Kering (W51) = 27,38 gr – 2,83 gr
Tanah Kering (W51) = 24,55 gr

- Berat Air (Ww1) = Tanah Basah (W41) – Tanah Kering (W51)


Berat Air (Ww1) = 27,08 – 24,55
Berat Air (Ww1) = 2,53 gr

Berat Air (W w 1)
- Kadar Air (W) =
Tanah kering(W 51)
2,53
Kadar Air (W) =
24,55
Kadar Air (W) = 10,30 %

- Menentukan Berat Volume Tanah Kondisi Basah (γwet)


Tanah Basah(W 4 )
γwet =
V Mold
27,08
γwet =
939,7
γwet = 0,028 gr/cm3

- Menentukan Berat Volume Tanah Kondisi Kering (γdry)


γ wet
γdry =
(1+W )
0,028
γdry =
(1+10,30 %)
γdry = 0,025 gr/cm3

- Menentukan Berat Tanah Dalam kondisi ZAV (γzav)


γw
γzav = 1
(W + )
Gs
1
γzav = 1
(10,30 %+ )
2,64
γzav = 2,07 gr/cm3

Middle
- Tanah Basah (W42) = (Berat Kontainer + Tanah Basah) – berat
kontainer
Tanah Basah (W42) = 43,12 gr – 3,58 gr
Tanah Basah (W42) = 39,54 gr

- Tanah Kering (W52) = (Berat Kontainer + Tanah Kering) – berat


kontainer
Tanah Kering (W52) = 38,83 gr – 3,58 gr
Tanah Kering (W52) = 35,25 gr

- Berat Air (Ww) = Tanah Basah (W42) – Tanah Kering (W52)


Berat Air (Ww) = 39,54 – 35,25
Berat Air (Ww) = 4,29 gr

Berat Air (W w 2)
- Kadar Air (W) =
Tanah kering(W 52)
4,29
Kadar Air (W) =
35,25
Kadar Air (W) = 12,17 %

- Menentukan Berat Volume Tanah Kondisi Basah (γwet)


Tanah Basah(W 4 )
γwet =
V Mold
39,54
γwet =
939,7
γwet = 0,042 gr/cm3

- Menentukan Berat Volume Tanah Kondisi Kering (γdry)


γ wet
γdry =
(1+W )
0,042
γdry =
(1+12,17 %)
γdry = 0,037 gr/cm3

- Menentukan Berat Tanah Dalam kondisi ZAV (γzav)


Yw
γzav = 1
(W + )
Gs
1
γzav = 1
(12,17 % + )
2,64
γzav = 1,99 gr/cm3

Bottom
- Tanah Basah (W43) = (Berat Kontainer + Tanah Basah) – berat
kontainer
Tanah Basah (W43) = 28,57 gr – 2,82 gr
Tanah Basah (W43) = 25,75 gr

- Tanah Kering (W53) = (Berat Kontainer + Tanah Kering) – berat


kontainer
Tanah Kering (W53) = 24,93 gr – 2,82 gr
Tanah Kering (W53) = 22,11 gr

- Berat Air (Ww) = Tanah Basah (W43) – Tanah Kering (W53)


Berat Air (Ww) = 25,75 – 22,11
Berat Air (Ww) = 3,64 gr

Berat Air (W w 3)
- Kadar Air (W) =
Tanah kering(W 53 )
3,64
Kadar Air (W) =
22,11
Kadar Air (W) = 16,46 %

- Menentukan Berat Volume Tanah Kondisi Basah (γwet)


Tanah Basah(W 4 )
γwet =
V Mold
25,75
γwet =
939,7
γwet = 0,027 gr/cm3

- Menentukan Berat Volume Tanah Kondisi Kering (γdry)


γ wet
γdry =
(1+W )
0,027
γdry =
(1+16,46 %)
γdry = 0,023 gr/cm3

- Menentukan Berat Tanah Dalam kondisi ZAV (γzav)


γw
γzav = 1
(W + )
Gs
1
γzav = 1
(16,46 % + )
2,64
γzav = 1,84 gr/cm3
d. Tabel Hasil Perhitungan

No. Sample 4 5 6
Sample Position Middl Middl Middl
Top Bottom Top Bottom Top Bottom
e e e
Weight of Wet Soil
19,39 20,82 22,06 27,78 40,55 24,74 27,08 39,54 25,75
(gram) (W4)
Water Content (%) (W)
17,16 20,76 17,65 12,74 14,67 12,96 10,30 12,17 16,46
Berat Volume Tanah
0,02 0,022 0,023 0,029 0,043 0,026 0,028 0,042 0,027
Kondisi Basah (γwet)
Berat Volume Tanah
0,017 0,018 0,019 0,025 0,037 0,023 0,025 0,037 0,023
Kondisi Kering (γdry)
Berat Tanah Dalam
1,81 1,70 1,80 1,97 1,90 1,96 2,07 1,99 1,84
kondisi ZAV (γzav)

 Grafik
TOP
TOP
2.2

2.1

2 Berat
Volume
Tanah
1.9 Kondisi
Kering (Ydry)
1.8 Berat Tanah
Dalam
1.7 kondisi ZAV
(Yzav)
1.6
10.30% 12.74% 17.16%

Kadar AIR

MIDDLE

2.1 MIDDLE
2
Berat Volume
1.9 Tanah Kondisi
1.8 Kering (Ydry)
1.7 Berat Tanah
Dalam kondisi
1.6 ZAV (Yzav)
1.5
12.17% 14.67% 20.82%
Kadar AIR
BOTTOM

2 BOTTOM
1.95
Berat Volume
1.9 Tanah Kondisi
Kering (Ydry)
1.85 Berat Tanah
Dalam kondisi
1.8 ZAV (Yzav)
1.75
1.7
12.96% 16.64% 17.65%
Kadar AIR
BAB VI
PENUTUP

Uji Kompaksi tanah adalah salah satu kegiatan praktikum untuk mengetahui sifat-sifat
daya dukung tanah. Tujuan uji kompaksi sendiri adalah untuk menentukan nilai
kerapatan kering (γ dry) dan kadar air optimun ( optimum ) dari suatu sempel tanah.
Dengan dilakukannya praktikum ini, peserta didik diharapkan jauh lebih memahami uji
kompaksi ini dan juga dapat mengaplikasikannya didalam laboratorium maupun ketika
di lapangan nantinya. Adapun hasil yang didapat dalam kegiatan praktikum ini adalah :
 Kadar air optimum ( optimum ) yang didapatkan dari uji kompaksi yang
dilakukan sebesar ----
 Nilai kerapatan kering (γ dry ) yang didapatkan sebesar ----

BAB VII
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai