Anda di halaman 1dari 9

BAB III

PERENCANAAN CAMPURAN BETON

3.1 PENDAHULUAN
Sudah kita ketahui bahan yang digunakan sebagai campuran beton terdiri
dari semen, agregat, air, bahan tambahan (admixture). Bahan campuran beton
sudah diteliti oleh para ahli teknik terdahulu, begitu juga dilakukan pada sifat-
sifat dan perbandingan bahan-bahan campuran beton.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam Perencanaan Campuran Adukan
Beton (PCAB), sebagai berikut :
a. Memenuhi ketentuan tekan karakteristik atau kekuatan tekan minimum
yang dikehendaki.
b. Memenuhi keawetan terhadap pengaruh-pengaruh serangan agresif
lingkungan.
c. Memenuhi kemudahan pengerjaan di lapangan.
d. Seekonomis mungkin.
Untuk mencapai hal-hal tersebut perlu pengetahuan tentang sifat-sifat
fisik, mekanik, dan kimia dari bahan-bahan beton.
Pada dasarnya ada 4 hal yang mendasar dalam campuran beton yaitu :
a. Beton mudah dikerjakan (workabilitas), yang dalam praktek diukur
dengan slump.
b. Kekuatan tekan beton (compressive strength) pada umur 28 hari untuk
beton yang sudah mengeras.
c. Keawetan (durabilitas) beton yang mengeras.
d. Harga adukan beton harus ekonomis.
Untuk mendapatkan beton yang padat, gradasi campuran agregat halus dan
agregat kasar harus baik sehingga ruang pori-pori antara agregat minimum
akhirnya akan menghasilkan pasta semen minimum yang berarti jumlah
semen juga minimum.

Praktikum Teknologi Bahan Kelompok 13


3.2 TUJUAN PERENCANAAN
Untuk memperoleh beton sesuai dengan yang diharapkan. Langkah-
langkah yang dilakukan adalah pemilihan bahan dan perencanaan campuran
beton untuk mendapatkan campuran beton yang tepat. Tujuan lainnya adalah
untuk mencapai kemudahan pengerjaan dan biaya yang digunakan relatif
murah, serta mendapatkan beton yang baik, awet, dan kuat.

3.3 KUAT TEKAN BETON


Sifat beton akan menjadi lebih baik bila kuat tekannya tinggi, maka perlu
diperhatikan kuat tekannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan beton :
 Faktor air dan kepadatan
 Umur beton
 Jenis semen
 Jumlah semen
 Sifat agregat

1. Sifat air dan kepadatan


Semakin rendah nilai atau jumlah air, maka makin tinggi pula kuat
tekan betonnya.
2. Umur beton
Semakin lama umur beton, maka kuat tekannya bertambah besar
pula. Hal ini juga dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain : suhu.
Biasanya umur beton yang digunakan untuk diuji adalah 14 hari dan 27
hari.
3. Jumlah semen
Bila jumlah semen sedikit, maka ju lah air juga sedikit, sehingga
kuat tekan beton yang dihasilkan rendah. Bila semen berlebihan berat,
jumlah air berlebihan pula, maka beton yang dihasilkan akan mempunyai
banyak pori dan kuat tekan beton ini juga rendah.
4. Sifat agregat

Praktikum Teknologi Bahan Kelompok 13


Sifat agregat yang paling berpengaruh terhadap kekuatan beton
adalah kekasaran permukaan dan ukuran. Permukaan yang halus dan kasar
pada permukaan berpengaruh pada tekanan dan besar tegangan saat retak
mulai terjadi.

3.4 HAL – HAL POKOK DALAM PERENCANAAN


a. Pertimbangan ekonomis
Untuk mendapatkan beton yang ekonomis perlu ditambahkan bahan
campuran, maksudnya bukan penambahan air, semen, agregat. Tetapi yang
ditambahkan berupa bahan tambahan seperti bahan pemercepat, bahan
pengontrol pengeringan, penghalus gradasi, bahan untuk mengurangi
slump, dll.
b. Kemudahan pengerjaan
Salah satu tujuan yang hendak dicapai adalah menghasilkan beton yang
mudah dikerjakan. Ukuran derajat kekentalan dan kemudahan pengerjaan
disebut slump.
c. Kekuatan dan keawetan
Beton harus mempunyai kekuatan dan daya internal terhadap berbagai
jenis kegagalan dan untuk keawetan, dimana permukaan beton harus
mempunyai kerapatan dan kekerasan tekstur yang tahan segala cuaca.
d. Perkiraan dari kandungan agregat
Pada beton biasanya mendapat sekitar 60% - 80% volume agregat. Agregat
ini harus bergradasi sedemikian rupa sehingga seluruh masa beeton dapat
berfungsi sebagai benda yang utuh, homogen dan rapat.

3.5 PERENCANAAN CAMPURAN BETON BERDASARKAN METODE


DOE
Cara DOE merupakan cara yang paling sering digunakan di Indonesia.
Beton terdiri campuran air, semen, pasir dan bahan kerikil batu pecah. Baik
buruknya hasil campuran beton tergantung dari mutu bahan beton dan
proporsi dari masing-masing bahan tersebut. Tuntutan utama dalam campuran
beton ada 4 yang mendasari yaitu :

Praktikum Teknologi Bahan Kelompok 13


 Beton mudah dikerjakan (workabilitas), yang dalam praktek diukur dengan
slump.
 Kekuatan tekan beton (compressive strength) pada umur 28 hari untuk beton
yang sudah mengeras.
 Keawetan (durabilitas) beton yang mengeras.
 Harga adukan beton harus ekonomis.
Dengan kata lain beton yang baik adalah beton yang dapat memenuhi
kekuatan yang diinginkan, semen seminim mungkin, pengerjaannya mudah
yaitu gampang dicampur, tidak terjadi penguraian danpemadatan
membutuhkan tenaga yagn minimum.
Beton yang padat bisa didapatkan dari gradasi campuran agregat kasar
dan halus harus baik, sehingga ruang pori-pori antara agregat minimum,
akhirnya akan menghasilkan pasta semen minimum yang berarti jumlah
semen juga minimum. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sifat-sifat
beton yang dikehendaki, antara lain : kekuatan, keawetan, dan workabilitas
beton.
Dalam penggunaan metode DOE ada 2 anggapan dasar, yaitu :
 Mudahnya pengerjaan adukan beton tergantung dari jumlah air bebas dan
tidak tergantung dari kadar semen dan factor air semen.
 Kekuatan beton tergantung dari factor air semen (fas) dan tidak tergantung
dari banyaknya air dan kadar semen.
Langkah-langkah pokok cara ini seperti yang terdapat dalam buku "Teknologi
Beton" ialah sebagai berikut :
a. Penetapan kuat tekan beton yang disyaratkan (f'c) pada umur tertentu.
b. Penetapan nilai deviasi standart (s).
c. Perhitungan nilai tambah atau margin (m).
d. Menetapkan kuat tekan rata-rata yang direncanakan.
e. Penetapan jenis semen Portland.
f. Penetapan jenis agregat.
g. Penetapan faktor air semen dan penetapan faktor air semen maksimum.
h. Penetapan nilai slump.
i. Penetapan besar butir agregat maksimum.

Praktikum Teknologi Bahan Kelompok 13


j. Penetapan jumlah air yang diperlukan per meter kubik beton, berdasarkan
ukuran maksimum agregat dan slump yang diinginkan.
k. Hitung berat semen yang diperlukan.
l. Kebutuhan semen minimum.
m. Penyesuaian kebutuhan semen.
n. Penyesuaian jumlah air dan factor air semen.
o. Penentuan daerah gradasi agregat halus.
p. Perbandingan agregat halus dan agregat kasar.
q. Berat jenis agregat campuran.
r. Penentuan berat jenis beton.
s. Kebutuhan agregat campuran
t. Hitung berat agregat halus yang diperlukan berdasarkan hasil langkah 16
dan 19.
u. Hitung berat agregat kasar yang diperlukan berdasarkan hasil langkah 19
dan 20.

3.6 PERHITUNGAN CAMPURAN BETON BERDASARKAN ACI 211-1-91


Soal
 Kuat Tekan Beton 28 hari = 25 MPa
 Semen PPC tipe 1
 Untuk Beton Didalam ruang → non korosif
 Untuk pelat, kolom, dinding
 Jenis kerikil : batu pecah
 Ukuran maksimum 19 mm
 Nilai slump 25 – 100 mm

Jawab
1. Kuat tekan beton yang disyaratkan pada 28 hari = 25 MPa
2. Deviasi standar S = 7 Mpa, karena tidak mempunyai data pengalaman
sebelumnya
3. Nilai tambah (M) = K x Sd = 1.64 x 7 = 11.48
M= nilai tambah (MPa)

Praktikum Teknologi Bahan Kelompok 13


K = 1.64
Sd = deviasi standart (MPa)
4. Kuat tekan rata-rata yang direncanakan f’cr = 25 + 11.48 = 36,48
5. Jenis semen = Portland PozzolanCement (PPC) tipe 1
6. Jenis kerikil = batu pecah
7. Faktor air semen (Tabel 7.15) = 0,45
8. Faktor air semen maksimum (Tabel 7.14) = 0,61 (beton di dalam ruang
bangunan dengan keadaan keliling non korosif)dipakai fas yang rendah
= 0,45

Praktikum Teknologi Bahan Kelompok 13


9. Nilai slump (Tabel 7.12) = 25 – 100 mm diambil maksimum 100 mm
10. Ukuran maksimum butir kerikil = 19 mm
11. Kebutuhan air (Tabel 7.13) = 205 liter

12. Kebutuhan semen = 205/0,45 = 456 kg


13. Kebutuhan semen minimum (Tabel 7.15) = 275 kg
14. dipakai semen (diambil yang besar) = 456 kg
15. Penyesuaian jumlah air atau factor air semen = tetap 205 liter dan 0,45

Praktikum Teknologi Bahan Kelompok 13


16. Menurut (tabel 7.16) volume agregat kasar/m3 beton berdasarkan fineness
moduli of fine aggregate sebesar 2,78 dan ukuran maks 19 mm adalah 0,66

17. Menurut (Tabel 7.17) berat beton segar perkiraan adalah 2345 kg/m3
beton.

18. Sehingga kebutuhan krikil = 0,63 x 1466 = 923,58 kg


Air = 205 liter
Semen = 456 kg
Total = 1584,58 kg
19. Estimasi berat beton 2345 kg maka kebutuhan pasir kering
Kebutuhan pasir
Wpsr = W beton – W (air + krikil + semen)
= 2345 –1584,58
= 760,42kg

Praktikum Teknologi Bahan Kelompok 13


Dari perhitungan campuran beton diperoleh kebutuhan semen, pasir, kerikil
dengan perbandingan
456 760,42 923,58
Semen : pasir : krikil = : : = 1 : 1,67: 2,03
456 456 456
Jumlah proporsi = 1 + 1,67 + 2,03 = 4,69

Praktikum Teknologi Bahan Kelompok 13

Anda mungkin juga menyukai