Anda di halaman 1dari 21

LANGKAH-LANGKAH PENGUJIAN

MATERIAL PENYUSUN BETON

TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI

Disusun oleh:

Ivan Adiharja Widyadhana Mozes : 210523617344

Masrio Dwi Nurzulim : 210523617288

Muhammad Ali Yafie : 210523617327

Muhammad Ilham Rosyidin : 210523617221

Muhammad Riziek Zulkarnain : 210523617216

Nadia Nurul Azmi : 210523617303

OFFERING C

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


Material penyusun beton yang diuji adalah:

1. Berat jenis semen

2. Berat jenis agregat halus

3. Analisis saringan agregat halus

4. Kadar air dan berat isi agregat halus

5. Berat jenis agregat kasar

6. Analisis saringan agregat kasar

7. Kadar air dan berat isi agregat kasar

1) Berat Jenis Semen

a. Alat-alat yang diperlukan :

No Nama Bahan Bahan Kegunaan

5 Tabung Le Chatelier Menjadi wadah pencampuran


bahan serta merupakan alat
utama dalam menentukan berat
jenis semen dengan kapasitas
tertentu

2 Timbangan elektrik Untuk mengukur berat satuan


bahan dengan ketelitian
0,001kg

3 Gelas ukur Gelas ukur berfungsi sebagai


wadah minyak tanah (kerozen)
4 Thermometer Untuk mrngukur suhu

5 Corong kaca Untuk mempermudah


pemasukan semen dan minyak
tanah pada Labu Le Chatelier

6 Wadah Sebagai tempat semen saat di


timbang

6 Sendok plastik Untuk mempermudah dalam


pengambilan sampel

7 Pipet Untuk mengambilminyak


tanahyang berlebih
b. Bahan-bahan yang dibutuhkan :

No Nama Bahan Bahan

1 Semen Portland

2 Krozen/Naphta

3 Air (suhu 20̊)

c. Prosedur Pengujian
• Mengisi tabung Le Chatelier dengan kerosin sampai pada skala 1 untuk pengujian
pertama, dan 18 untuk pengujian kedua.
• Memasukkan botol ke dalam gelas ukur yang berisi air dengan suhu 20oC, bila
kerosin turun maka harus ditambah sampai skala tetap pada keadaan semula.
• Setelah suhu cairan dalam botol sama dengan yang ditetapkan pada botol, baca skala
botol (V1).
• Memasukkan semen sebanyak 64 gram sedikit demi sedikit ke dalam botol,
minimalisir semen menelmpel pada dinding dalam botol di atas cairan, sedangkan
untuk pengujian kedua, menggunakan 15 gram semen.
• Setelah semen dimasukkan, botol diputar dengan posisi miring secara perlahan
sampai gelombang udara tidak timbul lagi pada permukaan cairan. - Membaca skala
pada botol (V2).
• Melakukan pengujian kedua dengan memperhatikan Langkah ke-4 hingga ke-6
d. Hasil Pengujian

Hasil Pengujian Satuan Pengujian ke-1 Pengujian ke-2

Berat semen gram

Suhu air ̊C

Suhu ruangan ̊C

Pembaca skala I (V1) ml

Pembaca skala II ml
(V2)

𝑚
𝐵𝐽 = (𝑉2 − 𝑉1) × 1 𝑚𝑙/𝑔𝑟

Dimana : BJ = Berat Jenis Semen

m = Berat/Massa semen

V1 = Pembacaan pertama skala 1 pada botol

V2 = Pembacaan pertama skala 2 pada botol

e. Standar Pengujian
• SNI 15-2531-1991 mensyaratkan berat jenis semen Portland berkisar 3,05 – 3,25
• ASTM C-188 mensyaratkan berat jenis semen Portland berkisar 3,15
2) Berat Jenis Agregat Halus

a. Alat dan Bahan

No Nama Alat & Bahan Kegunaan

1 Timbangan elektrik Untuk mengukur berat satuan


bahan dengan ketelitian
0,001kg

2 Kerucut Abramhs Digunakan untuk menguji


kondisi agregat halus apakah
sudah dalam kondisi SSD atau
belum.

3 Gelas ukur / piknometer Wadah pencampuran bahan

4 Pasir Bahan

5 Air bersih standar PAM Bahan


b. Prosedur Pengujian
● Mempersiapkan pasir dalam kondisi SSD dan asli.
● Menimbang gelas ukur kosong dan mencatat beratnya (A).
● Mengisi gelas ukur dengan air sebanyak 500 ml, menimbangnya bersama, dan
mencatat hasilnya (B).
● Mengosongkan kembali air dalam gelas ukur.
● Menimbang pasir dalam kondisi asli dan SSD masing-masing sebanyak 500 gram (C)
dan memasukkannya ke dalam gelas ukur.
● Mengisi gelas ukur + pasir dengan air hingga mencapai level 500 ml. Menimbang
gelas ukur + pasir + air dan mencatat beratnya (D).

c. Hasil Pengujian
1 Kondisi Asli

Tabel 3.7 Pengujian berat jenis agregat halus kondisi asli

Kondisi Asli Satuan Uji 1 Uji 2

Berat gelas ukur kosong (A) (gr)

Berat air + gelas ukur (B) (gr)

Berat pasir asli (C) (gr)

Berat gelas + pasir + air (D) (gr)

Berat jenis pasir

Berat jenis pasir rata-rata \

2 Kondisi SSD

Tabel 3.8 Pengujian berat jenis agregat halus kondisi SSD

Kondisi Asli Satuan Uji 1 Uji 2

Berat gelas ukur kosong (A) (gr)

Berat air + gelas ukur (B) (gr)

Berat pasir asli (C) (gr)

Berat gelas + pasir + air (D) (gr)

Berat jenis pasir

Berat jenis pasir rata-rata \

d. Standar Pengujian
Berdasarkan buku Teknologi Beton terbitan 2007 halaman 55, karangan Paul Nugraha
dan Antoni, tentang Berat Jenis dan Berat Volume Agregat,“Berat jenis agregat adalah 2,4 -
2,9. Berat jenis ini agak susah diukur karena agregat mempunyai pori. Namun untungnya juga
jarang diperlukan.”Metode pelaksanaan percobaan ini juga berdasarkan SNI 03-1970-1990

3) Analisis Saringan Agregat Halus

a. Alat & bahan yang diperlukan :

No Nama Bahan Bahan Kegunaan

1 Timbangan elektrik Untuk mengukur berat satuan


bahan dengan ketelitian
0,001kg

2 Satu set saringan diameter Untuk menyaring pasir yang


9,52 mm; 4,76 mm; 2,36 akan diuji.
mm; 1,18 mm; 0,6 mm;
0,15 mm; 0,047 mm; dan
0,00 mm

3 Cawan Berfungsi sebagai wadah


benda uji

4 Pasir yang sudah kering Bahan uji


dari oven sebanyak 1 kg

5 Sikat kawat kuningan dan Untuk membersihkan benda


kuas uji yang tertahan di saringan
b. Prosedur Pengujian

1) Menyiapkan pasir kering yang telah dioven sebanyak 1 kg.


2) Mempersiapkan dan Menyusun saringan dari diameter terbesar di bagian atas dan diameter
yang lebih kecil di bawahnya.
3) Menuangkan pasir ke dalam susunan saringan dan menggoyangkan saringan selama 10
menit dengan mesin vibrator.
4) Mendiamkan selama 5 menit agar debu-debu di dalam saringan mengendap.
5) Menimbang dan mencatat berat butiran yang tertahan pada masing-masing saringan dengan
memindahkannya ke cawan satu per satu, butiran yang tertahan di saringan dapat
dibersihkan dengan menggunakan sikat kawat.

c. Hasil Pengujian

Tabel 3.9 Analisa saringan agregat halus.

Tertahan di atas saringan Jumlah


butir Jumlah
Diameter Percobaan tertahan butir lolos
(mm) Rata- rata komulatif
I II

(gr) (gr) (gr) (%) (%) (%)

9,52

4,76

2,36

1,18

0,60

0,25

0,15

0,074

0,00

Jumlah

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑎 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 0,15


𝑀𝑜𝑑𝑢𝑙𝑢𝑠 𝑘𝑒ℎ𝑎𝑙𝑢𝑠𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 (𝐹𝑀) =
100

- Perbandingan hasil pengujian terhadap standar pengujian


Tabel 3.10 standar pengujian dengan hasil pengujian.

Tertahan di atas Syarat PBI 1971 Hasil Pengujian Keterangan


saringan (mm)

4,00 Min. 2% Berat

1,00 Min. 10% Berat

0,25 80%-95%

- Analisa kehilangan berat

Berat mula-mula (A) = gr

Berat setelah disaring (B) = gr

Kehilangan berat (C) = gr

𝐶
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 = × 100%
𝐴

d. Standar Pengujian

PBI 1971 N.I-2 Pasal 3.3, PUBI 1970 N.I-3 pasal 14. Dan ASTM C136
4) Kadar Air & Berat Isi Agregat Halus

a. Alat & bahan yang diperlukan :

No Nama Bahan Bahan Kegunaan

1 Timbangan elektrik Untuk mengukur berat satuan


bahan dengan ketelitian 0,001kg

2 Oven Untuk mengeringkan benda uji


sampai memiliki berat yang tetap

3 Cawan Berfungsi sebagai wadah benda


uji

4 Pasir Bahan

5 Silinder Berlubang Untuk mempermudah


pemasukan semen dan minyak
tanah pada Labu Le Chatelier

6 Kerucut Terpancung Sebagai cetakan agregat haus


b. Prosedur Pengujian

I. Pengujian Kadar Air

a. Mempersiapkan pasir dalam kondisi SSD


b. Menimbang cawan dalam kondisi kosong (A)
c. Memasukkan 500 gram pasir kondisi asli dan SSD dalam cawan yang telah ditimbang dan
mencatat berat totalnya (B)
d. Memasukkan cawan + pasir ke dalam oven dengan suhu sebesar 110±5(C) hingga berat
konstan (24 jam).
e. Mengeluarkan benda uji dari oven dan mendinginkannya beberapa saat.
f. Menimbang benda uji kering beserta cawan (C)

II.Pengujian Berat Isi


a. Menimbang silinder berlubang kosong dan mencatat beratnya (D)
b. Memasukkan pasir ke dalam silinder berlubang hingga 1/3 bagian.
c. Menumbuk dengan batang besi dengan diameter 16 mm, panjang 60 cm sebanyak 25 kali secara
merata.
d. Memasukkan kembali pasir ke dalam silinder hingga penuh dan menumbuknya sebanyak 25
kali.
e. Meratakan bagian atas pasir dengan menggunakan batang besi.
f. Menimbang pasir bersama silinder (E).
g. Untuk berat isi pasir kondisi gembur, prosedur pengujian mengikuti langkah sebelumnya tanpa
disertai pemadatan

c. Hasil Pengujian
I. Pengujian Kadar Air

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔


𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 = × 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙

Tabel 3.11 hasil pengujian kadar air kondisi asli

Kondisi Asli Satuan Uji 1 Uji 2

Berat cawan (gr)

Berat cawan + pasir (gr)

Berat cawan + pasir kering (gr)

Berat air (gr)

Kadar air (%)

Kadar air rata-rata (%)


Tabel 3.12 hasil pengujian kadar air kondisi SSD

Kondisi Asli Satuan Uji 1 Uji 2

Berat cawan (gr)

Berat cawan + pasir (gr)

Berat cawan + pasir kering (gr)

Berat air (gr)

Kadar air (%)

Kadar air rata-rata (%)

Keterangan:

Kondisi SSD (saturated surface dry) adalah keadaan pasir tidak terdapat air pada permukaannya tetapi
pada rongganya terisi oleh air sehingga tidak mengakibatkan penambahan maupun pengurangan air
dalam beton.

II. Pengujian Berat Isi

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑎𝑠𝑖𝑟
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 = × 100%
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑎𝑠𝑖𝑟

Tabel 3.13 hasil pengujian berat isi kondisi asli-padat

Kondisi Asli

Padat Satuan Uji 1 Uji 2

Berat silinder kosong (gr)

Berat silinder + pasir (gr)

Berat pasir (gr)

Volume silinder 𝑚3

Berat air gr/𝑐𝑚3

Berat air rata-rata gr/𝑐𝑚3


Tabel 3.14 hasil pengujian berat isi kondisi asli-gembur

Kondisi Asli

Gembur Satuan Uji 1 Uji 2

Berat silinder kosong (gr)

Berat silinder + pasir (gr)

Berat pasir (gr)

Volume silinder 𝑚3

Berat air gr/𝑐𝑚3

Berat air rata-rata gr/𝑐𝑚3

Tabel 3.15 hasil pengujian berat isi kondisi SSD-padat

Kondisi SSD

Padat Satuan Uji 1 Uji 2

Berat silinder kosong (gr)

Berat silinder + pasir (gr)

Berat pasir (gr)

Volume silinder 𝑚3

Berat air gr/𝑐𝑚3

Berat air rata-rata gr/𝑐𝑚3


5) Berat Jenis Agregat Kasar
a. Alat dan Bahan yang diperlukan

No Nama Alat/Bahan Alat/Bahan Kegunaan


1. Timbangan Untuk mengukur
berat satuan bahan.

2. Kranjang timbang Wadah perendaman


dalam air agregat kasar

3. Agregat Kasar Bahan uji

b. Prosedur Pengujian
a. Menyetel timbangan ke posisi nol.
b. Mempersiapkan dan menimbang agregat kasar dalam kondisi asli dan SSD masing-
masing ±500 gram (A).
c. Menimbang sampel uji dalam keranjang di dalam air dan mencatat hasilnya (B).
d. Melakukan percobaan sebanyak masing-masing 2 kali untuk kondisi asli dan SSD
c. Hasil Pengujian
➢ Kondisi Asli
Tabel 3.17 hasil pengujian berat jenis agregat kasar kondisi asli
Kondisi Asli Satuan Uji 1 Uji 2

Beratt Contoh (A) Gram


Berat dalam air (B) Gram

Isi Contoh Gram


Berat Jenis

Berat Jenis rata-rata


➢ Kondisi SSD
Tabel 3.18 hasil pengujian berat jenis agregat kasar kondisi SSD.
Kondisi Asli Satuan Uji 1 Uji 2

Beratt Contoh (A) Gram

Berat dalam air (B) Gram

Isi Contoh Gram

Berat Jenis

Berat Jenis rata-rata

d. Standar Pengujian
Berat jenis agregat adalah 2,4-2,9 (SNI-1969—2008)

6) Analisis Saringan Agregat Kasar


a. Alat dan Bahan
No. Nama Alat Gambar Kegunaan
1. Saringan agregat kasar Untuk menyaring agregat
dengan ukuran : 38,1 mm; kasar yang akan diuji
25,4 mm; 19,5 mm; 12,7
mm; 9,5 mm; 4,75 mm;
2,36 mm; 1,18 mm; 0,6
mm; 0,250 mm; 0,150 mm;
0,075 mm; dan pan.
2. Cawan Sebagai wadah benda uji

3. Timbangan Untuk mengukur berat


satuan bahan dengan
ketelitian 0,001kg

4. Mesin pengguncang Untuk mengguncang


susunan saringan yang terisi
agregat kasar agar dapat
disaring
5. Sikat kawat Untuk membersihkan bahan
uji yang tertinggal di
saringan

6. Agregat kasar kering oven, Bahan uji


split 2/3.

b. Prosedur Pengujian
• Mengambil sampel agregat kasar sebanyak ± 5000 gram.
• Mempersiapkan dan menyusun saringan secara urut dari diameter terbesar di bagian atas dan
diameter kecil di bawahnya.
• Memasukkan sampel agregat kasar ke dalam susunan saringan dan menutupnya.
• Menjalankan mesin pengguncang selama 10 menit, dan memberikan kesempatan agar debu
mengendap selama 5 menit setelah pengujian.
• Menimbang agregat yang tertahan pada masing-masing saringan dan mencatat beratnya.
• Pengujian dilakukan dua kali dengan sampel yang sama.

c. Hasil Pengujian

Tabel 3.19 Analisa Saringan Agregat Kasar.


Tertahan di atas saringan Jumlah Butir
Jumlah
Diameter Percobaan Rata - rata Tertahan
Butir Lolos
(mm) I II Komulatif
(gram) (%) (%)
(gram) (gram) (%)
38,1
25,4
19,05
12,7
9,52
4,76
2,36
1,18
0,60
0,25
0,15
0,074
0,00
Jumlah
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑎 𝑘𝑜𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 0,15
Modulus kehalusan (FM) = 100
Analisa Kehilangan Berat
Berat mula-mula (A) = gr
Berat setelah disaring (B) = gr
Kehilangan Berat (C) = gr

𝐶
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 = × 100%
𝐴

Perbandingan Hasil Pengujian terhadap Standar Pengujian

Tabel 3.20 Perbandingan Hasil Pengujian Terhadap Standar Pengujian.

Tertahan di atas
Syarat PBI 1971 Hasil ayakan Keterangan
saringan

31,5 mm 0% berat
4,00 mm Antara 90-98%

Selisih butir tertahan Maksimum 60%


komulatif saringan
berurutan Minimum 10%

d. Standar Pengujian

PBI 1971 N.I–2 Pasal 3.4 ayat 6 mensyaratkan bahwa agregat kasar yang diuji harus
seluruhnya lolos saringan 31,5 mm, tertahan di atas saringan 4 mm sebanyak 90 – 98%, dan
selisih maksimum prosentase selisih berat tertahan antara dua saringan sebesar 60% dan
minimum sebesar 10%. Modulus kehalusan agregat kasar berkisar antara 6,0 hingga 7,1
(ASTM C33)
7) Kadar Air dan Berat Isi Agregat Kasar
a. Alat-alat yang diperlukan :
No Nama Bahan Bahan Kegunaan
1 Timbangan Untuk mengukur berat
satuan bahan.

2 Oven Untuk memanaskan dan


mengeringkan sampel,
melakukan proses
sterilisasi, dll

4 Cawan Untuk tempat menyimpan


dan mengeringkan sampel

b. Bahan-bahan yang dibutuhkan :

No Nama Bahan Bahan


1 Agregat Kasar

c. Prosedur Pengujian
1. Pengujian Kadar Air
• Mempersiapkan agregat kasar dalam kondisi SSD:
i. Mengambil sampel agregat kasar kondisi asli dan merendamnya dalam air
selama 24 jam.
ii. Mengeluarkan sampel dari dalam air dan mengangin-anginkan di
lingkungan yang kering dan sejuk. Pengeringan dapat dibantu dengan
mengelap satu per satu agregat kasar dengan menggunakan lap kering.
Tidak diperkenankan menggunakan tisu.
• Menimbang cawan kosong (A).
• Menimbang masing-masing 500 gram sampel agregat kasar dalam kondisi asli
dan SSD (B).
• Memindahkan sampel benda uji ke dalam cawan dan menimbang berat totalnya
(C).
• Mengeringkan sampel bersama cawan ke dalam oven dengan suhu 110o C
selama
24 jam.
• Menimbang masing-masing sampel + cawan dalam kondisi kering oven dan
mencatat beratnya (D).
2. Pengujian Berat Isi
• Menimbang silinder berlubang kosong dan mencatat beratnya (D)
• Memasukkan agregat kasar ke dalam silinder berlubang hingga 1/3 bagian.
• Mengetuk-ngetuk silinder + agregat kasar sebanyak 25 kali.
• Memasukkan kembali agregat kasar ke dalam silinder hingga penuh dan
mengetuk-ngetuknya sebanyak 25 kali.
• Meratakan bagian atas silinder dengan menggunakan batang besi.
• Menimbang agregat kasar bersama silinder (E).
• Untuk berat isi agregat kasar kondisi gembur, prosedur pengujian mengikuti
langkah sebelumnya tanpa disertai pemadatanHasil Pengujian
d. Hasil Pengujian
1. Kadar Air
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 ≡ × 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
Tabel 3.21 Hasil Pengujian Kadar Air Agregat Kasar Kondisi Asli.
Kondisi Asli Satuan Uji 1 Uji 2
Berat cawan Gram
Berat cawan + agregat kasar Gram
Berat cawan + agregat kasar kering Gram
Berat Air Gram
Kadar air %
Kadar air rata-rata %

Tabel 3.22 Hasil Pengujian Kadar Air Agregat Kasar Kondisi SSD.
Kondisi SSD Satuan Uji 1 Uji 2
Berat cawan Gram
Berat cawan + agregat kasar Gram
Berat cawan + agregat kasar kering Gram
Berat Air Gram
Kadar air %
Kadar air rata-rata %

2. Berat Isi
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑔𝑟. 𝑘𝑎𝑠𝑎𝑟
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 ≡ × 100%
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑔𝑟. 𝑘𝑎𝑠𝑎𝑟
Tabel 3.23 Hasil Pengujian Kadar Air Agregat Kasar Kondisi Asli-Padat.
Kondisi Asli Padat Satuan Uji 1 Uji 2
Berat silinder kosong Gram
Berat silinder + agregat kasar Gram
Berat agregat kasar Gram
Volume silinder m3
Berat isi gr/cm3
Berat isi rata-rata gr/cm3

Tabel 3.24 Hasil Pengujian Kadar Air Agregat Kasar Kondisi SSD-Padat.
Kondisi SSD Padat Satuan Uji 1 Uji 2
Berat silinder kosong Gram
Berat silinder + agregat kasar Gram
Berat agregat kasar Gram
Volume silinder m3
Berat isi gr/cm3
Berat isi rata-rata gr/cm3

e. Standar Pengujian
ASTM C33 mensyaratkan kadar air maksimal 2%, sementara SNI 03-1971-1990
memberikan batasan kadar air agregat kasar maksimal 3% dan berat volume kering
1200 – 1750 kg/m3

Anda mungkin juga menyukai