BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :
1. Tanah lunak berasal dari Provinsi Riau
2. Abu Boiler Kelapa Sawit ( POFA ) berasal dari Pabrik kelapa sawit di Provinsi
Riau
3. Alkali Aktivator
4. Air Kran
3.3 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari peralatan
pengujian Pemeriksaan distribusi butiran (gradasi), pemeriksaan kadar air,
Pemeriksaan berat volume, Pemeriksaan berat jenis, Pemeriksaan (batas cair)
pemeriksaan (batas plastis), pengujian (compaction test set), pengujian UCS, dan
peralatan pembuatan benda uji dan peralatan pengujian benda uji.
Pisau pemotong
Gelas ukur 1000 ml
Sikat baja
Timbangan 20 kg
Oven
7 Pengujian UCS Mesin tekan
Cetakan / Mold
Palu penumbuk
Ring pemotong
Pengukur beban
Sendok semen
Cawan
Talam penampung
Skop alumunium
Timbangan 20kg
Alat pencetak Sampel
Sumber : Data Peneliti
lebih kecil. dapat juga menggunakan sampel tanah yang sama saat
pengujian batas cair.
2. Lepaskan sampel tanah diatas plat kaca dan dicampur rata dengan air
destilasi sedikit demi sedikit sampai tanah bersifat cukup plastis, dapat
dengan mudah dibentuk menjadi bola dan tidak terlalu melekat pada
jari.
3. Remas benda uji dan bentuk menjadi bentuk elipsoida dengan diameter
sekitar 13 mm, giling-giling benda uji dengan tekanan secukupnya
sehingga terbentuk batang-batang dengan diameter sekitar 3,2 mm
4. Bila batang telah mencapai diameter 3,2 mm dan ternyata batang
tersebut permukaannya masih licin, maka batang-batang tersebut
disatukan kembali dan diremas-remas dengan tangan hingga homogen
dan kadar airnya berkurang.
5. Ulangi langkah sampai batang tanah tampak retak-retak pada diameter
sekitar 3,2 mm.
6. Batang tanah yang telah mencapai kondisi yang dikehendaki lalu
dikumpulkan dan diuji kadar airnya.
d. Pengujian batas cair (liquid limit).
1. Ambil sampel tanah lolos saringan no. 40 yang sudah kering udara
seberat ±300 gram. Apabila tanah mengumpal, pecahkan
menggunakan mortar dan palu karet untuk menjadi butiran tanah lebih
kecil.
4. Letakkan benda uji diatas plat kaca dan campur rata dengan air
destinasi sekitar 15-30 cc, lalu aduk menggunakan spatula.
6. Dengan menggunakan alat pemarut, buat alur pada garis lurus tengah
mangkok searah dengan sumbu alat, sehingga menjadi dua bagian
secara simetris.
e. Piknometer bersama air dan tanah kemudian direbus sekitar beberapa menit
dan piknometer dimiringkan untuk membantu keluarnya udara yang
terperangkap didalam pori-pori. Jika volume air berkurang karena
menguap, tambahkan air destilasi sampai ketinggiaan air sama dengan
kondisi awal.
f. Setelah piknometer besama air dan tanah tidak terasa panas, ukur suhu air
didalam piknometer. Untuk tanah berbutir halus diamkan selama hampir 24
jam.
3. Pemeriksaan Berat Volume
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat volume suatu
contoh tanah melalui metoda pengujian dilaboraturiu . berdasarkan ASTM
D2937
a. Ukur dimensi ring yang akan digunakan dan timbang berat ring kosong,
lalu timbang volume ring.
b. Dengan menggunakan ekstruder, keluarkan contoh tanah dari ring sampel.
c. Timbang berat ring beserta tanah basah tersebut, catat nilainya.
d. Hitung berat tanah basah
e. Keluarkan tanah dari ring dan cari kadar airnya setelah 24 jam. Lalu
timbang berat tanah kering nya.
4. Analisa Saringan
Batas air tanah adalah kadar air tersebut pada keadaan batas peralihan antar
cair dan keadaan plastis. Maksud percobaan batas cair ini adalah untuk menentukan
batas cair tanah. Batas cair suatu tanah adalah kadar air tanah tersebut pada keadaan
batas peralihan antara cair dan keadaan plastis. Tanah dalam keadaaan pada batas
cair apabila diperiksa dengan alat Casagrande, kedua bagian tanah dalam mangkuk
34
terpisah oleh alur lebar 2 mm (seperti yang akan diuraikan berikut ini) menutup
sepanjang 12,7 mm oleh 25 pukulan dengan 2 pukulan perdetik. Bedasarkan ASTM
D4318 :
a. Ambil sampel tanah lolos saringan no. 40 yang sudah kering udara seberat
±300 gram.
b. Letakkan benda uji diatas plat kaca dan campur rata dengan air destinasi
sekitar 15-30 cc, lalu aduk menggunakan spatula.
c. Setelah adukan merata, kemudian masukkan benda uji kedalam mangkok
cassagrande, lalu benda uji disebar dan ditekkan dengan menggunakan
spatula dan ratakan permukaan benda uji.
d. Dengan menggunakan alat pemarut, buat alur pada garis lurus tengah
mangkok searah dengan sumbu alat, sehingga menjadi dua bagian secara
simetris.
e. Pemutar digerakkan sehingga mangkok terangkat dan jatuh pada alasnya
dengan kecepatan 2 putaran per detik sampai kedua bagian tanah bertemu
kira-kira 13 mm (0,5 inch) dan pukulan yang diperlukan tersebut dicatat.
f. Benda uji didalam mangkok diuji kadar airnya.
g. Prosedur diulang sehingga diperoleh 4 atau 5 data hubungan antara kadar
air dan jumlah pukulan, jumlah yang dikehendaki adalah sekitar 15-35
pukulan.
35
6. Batas Plastis
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan batas plastis suatu tanah.
Batas plastis adalah kadar air minimum (%) bagi tanah tersebut yang masih dalam
keadaan plastis.tanah dalam keadaan plastis apabila tanah di giling dan di bentuk
menjadi batang-batang berdiameter 3.2 mm (1/8 inch) mulai menjadi retak-
retak.indeks plastisitas adalah suatu rentang kadar air dimana tanah berprilaku plastis
secara numeris.indeks indeks plastis merupakan selisih antara batas cair dan batas
plastisnya. Berdasarkan ASTM D4318 :
a. Ambil sampel tanah lolos saringan no. 40 yang sudah kering udara seberat
±50 gram. Apabila tanah menggumpal, pecahkan menggunakkan mortar
dan palu karet untuk menjadi butiran tanah lebih kecil. Dapat juga
menggunakan sampel tanah yang sama saat pengujian batas cair.
b. Lepaskan sampel tanah diatas plat kaca dan dicampur rata dengan air
destilasi sedikit demi sedikit sampai tanah bersifat cukup plastis, dapat
dengan mudah dibentuk menjadi bola dan tidak terlalu melekat pada jari.
c. Giling-giling benda uji dengan tekanan secukupnya sehingga terbentuk
batang-batang dengan diameter sekitar 3,2 mm.
36
d. Bila batang telah mencapai diameter 3,2 mm dan ternyata batang tersebut
permukaannya masih licin, maka batang-batang tersebut disatukan kembali
dan diremas-remas dengan tangan hingga homogen dan kadar airnya
berkurang.
e. Ulangi langkah d dan e sampai batang tanah tampak retak-retak pada
diameter sekitar 3,2 mm.
f. Ulangi langkah d dan e sampai batang tanah tampak retak-retak pada
diameter sekitar 3,2 mm.
7. Pengujian Pemadatan (Compaction Test).
Pengujian ini bertujuan untuk mengeluarkan udara pada pori-pori tanah dan
memadatkan tanah dan memadatkan tanah nya dalam keadaan air optimum. Pada
tanah yang mengalami pengujian pemadatan akan terbentuk grafik hubungan berat
volume kering dengan kadar air. Kemudian dari grafik hubungan antara kadar air dan
berat volume kering ditentukan kadar air optimum. Berdasarkan ASTM
D698/D1557:
37
a. Timbangan mold standar berikut alasnya dengan ketelitian 1 gr, beri tanda
mold tersebut dengan menggunakan spidol agar tidak tertukar.
b. Pasang Collar lalu kencangkan mur pencepitnya, tempatkan pada tumpuan
yang kokoh.
c. Ambil salah satu sampel tanah dari dalam kantong plastic yang telah
dipersiapkan kemudian isikan kedalam mold kurang lebih setengah tinggi
tumbuk dengan palu pemadan standar 5,5 lb sebanyak 25 kali tumbukan
(untuk mold Ø4”) dan 56 kali tumbukan (untuk mold Ø6”) secara merata
hingga setelah memadat tanah tersebut mengisi kurang lebih 1/3 tinggi
mold.
d. Lakukan hal yang sama untuk lapisan kedua dan ketingga sehingga lapisan
terakhir mengisi sebagian collar (benda sedikit lebih tinggi dari pada tinggi
mold).
e. Lepaskan collar dan ratakan kelebihan pada tanah mold dengan
menggunakan pisau pemotong.
f. Isilah rongga-rongga yang terbentuk dengan tanah sisa-sisa potongan tadi
sehingga didapatkan permukaan tanah yang rata.
g. Timbang mold berikut alas dan tanah yang berada didalamnya dengan
ketelitian 1 gr.
h. Keluarkan sample tanah yang telah didapatkan dalam mold dengan
menggunakan ekstrude mold lalu ambil 3 buah sample dibagian intinya
untuk pemeriksaan kadar air.
i. Ulangi prosedur No,3 sampai 8 untuk sample tanah yang lain. Isikan dat-
data tersebut pada formulir sehingga didapatkan 4 buah data pemadatan.
38
8. Pengujian UCS
Mulai
Penyediaan Bahan
7. Tanah + Pofa 10% + NaOH 10% + Na2SiO3 10% 7 Hari Air Suling 2
8. Tanah + Pofa 10% + NaOH 10% + Na2SiO3 10% 7 Hari Air Gambut 2
9. Tanah + Pofa 10% + NaOH 10% + Na2SiO3 10% 14 Hari Air Suling 2
10. Tanah + Pofa 10% + NaOH 10% + Na2SiO3 10% 14 Hari Air Gambut 2
11. Tanah + Pofa 10% + NaOH 10% + Na2SiO3 10% 28 Hari Air Suling 2
12. Tanah + Pofa 10% + NaOH 10% + Na2SiO3 10% 28 Hari Air Gambut 2
13. Tanah + Pofa 15% + NaOH 15% + Na2SiO3 15% 7 Hari Air Suling 2
14. Tanah + Pofa 15% + NaOH 15% + Na2SiO3 15% 7 Hari Air Gambut 2
40