Anda di halaman 1dari 20

21

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tahapan Penelitian


Dalam penelitian tugas akhir ini, penulis memakai 1 laboratorium yaitu
Laboratorium Teknik Sipil, Universitas Abdurrab. Pada penelitian ini ada 8 tahap
yang dilalui, yaitu :
1. Pemeriksaan analisa ukuran butiran (grain size (gradasi) dengan pengujian
standar ASTM D-2487. pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan
distribusi ukuran butiran yang akan digunakan dalam penelitian.
2. Pemeriksaan kadar air (determination of water content) dengan pengujian standar
ASTM D-2216. pemeriksaan ini bertujuan untuk menetukan nilai kadar air tanah
yang dikandung oleh contoh tanah atau agregat yang diambil dari lapangan, yang
di laksanakan di Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil Universitas
Abdurrab.
3. Pemeriksaan berat volume (volumetric weight) dengan pemgujian standar ASTM
D-2937. pemeriksaan ini bertujuan untuk mendapatkan berat isi Tanah yang
merupakan perbandingan antara berat tanah basah dengan volume nya dalam
gr/cm3, yang di laksanakan di Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil
Universitas Abdurrab.
4. Pemeriksaan berat jenis dengan pengujian standar ASTM D-854 pemeriksaan ini
dimaksudkan untuk menentukan nilai berat jenis tanah (Gs) dengan
menggunakan piknometer. yang di laksanakan di Laboratorium Mekanika Tanah
Teknik Sipil Universitas Abdurrab.
5. Pengujian (plastic limit) dengan standar pengujian ASTM D-4318 pemeriksaan
ini bertujuan untuk menentukan batas plastis tanah. yang di laksanakan di
Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil Universitas Abdurrab.
6. Pengujian (liquid limit) dengan pengujian standar ASTM D-4318 pemeriksaan
ini dimaksudkan untuk menentukan batas cair tanah yang diperiksa
22

menggunakan alat cassagrande. yang di laksanakan di Laboratorium Mekanika


Tanah Teknik Sipil Universitas Abdurrab.
7. Pengujian Compaction Test Set dengan pengujian standar ASTM D-698/D1557
pengujian ini dilakukan untuk mentukan hubungan antara kadar air dan
kepadatan tanah yang dipadatkan didalam cetakan silinder dengan diameter
152mm dan dipadatkan menggunakan alat penumbuk 2,5 kg. yang di laksanakan
di Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil Universitas Abdurrab.
8. Pengujian UCS (Uniconfined Compresive Stregh)

3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :
1. Tanah lunak berasal dari Provinsi Riau
2. Abu Boiler Kelapa Sawit ( POFA ) berasal dari Pabrik kelapa sawit di Provinsi
Riau
3. Alkali Aktivator
4. Air Kran

3.3 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari peralatan
pengujian Pemeriksaan distribusi butiran (gradasi), pemeriksaan kadar air,
Pemeriksaan berat volume, Pemeriksaan berat jenis, Pemeriksaan (batas cair)
pemeriksaan (batas plastis), pengujian (compaction test set), pengujian UCS, dan
peralatan pembuatan benda uji dan peralatan pengujian benda uji.

1. Peralatan Pengujian Tanah


Adapun peralatan yang digunakan dalam pengujian dapat dilihat pada tabel 3.1
berikut :
23

Tabel 3.1 Peralatan pengujian tanah lunak


No. Pengujian Alat Yang Digunakan
1 Pemeriksaan distribusi butiran 1 set saringan
(gradasi) Cawan
Timbangan
2 pemeriksaan kadar air Oven
Cawan
Timbangan
Dissicator/Alat Pendingin
Spatula
3 Pemeriksaan bera volume Ring Berat Isi
Jangka Sorong
Timbangan
Oven
Pan
4 Pemeriksaan berat jenis Piknometer 50 ml atau 100 ml
Timbangan
Termometer
Saringan no.4
Air
Cawan
Penjepit
Tissue
5 Pemeriksaan (plastic limit) Alat batas cair standard
dan pemeriksaan (liquid limit) Grooving tool Casagrande
Sendok dempul
Plat kaca berukuran 30 cm x 30 cm
Timbngan
Cawan
Spatula
Air suling
Oven
Stop Watch
6 Pengujian compaction test set Palu karet
Cetakan/mold
Alat penumbuk 2,5kg
24

Pisau pemotong
Gelas ukur 1000 ml
Sikat baja
Timbangan 20 kg
Oven
7 Pengujian UCS Mesin tekan
Cetakan / Mold
Palu penumbuk
Ring pemotong
Pengukur beban
Sendok semen
Cawan
Talam penampung
Skop alumunium
Timbangan 20kg
Alat pencetak Sampel
Sumber : Data Peneliti

3.4 Langkah Penelitian


Adapun tahapan dalam penelitian ini terdiri dari pengujian pemeriksaan
distribusi butiran (gradasi), pemeriksaan kadar air, pemeriksaan berat volume,
pemeriksaan berat jenis, pemeriksaan (batas cair) pemeriksaan (batas plastis).
pengujian compaction test, pengujian UCS.
1. Uji Propertis Tanah
a. Pemeriksaan distribusi butiran
1. Timbang berat setiap ayakan untuk memastikan setiap ayakan bersih,
lalu catat berat nya.
2. Ambil sampel tanah yang sudah kering udara seberat 500 garam.
Apabila tanah menggumpal, pecahkan menggunakan mortar dan pali
karet untuk menjadi butiran tanah lebih kecil.
3. Siapkan satu set saringan, dengan susunan ukuran ayakan dari atas
kebawah, yaiti saringan berdiameter besar hingga pan (tampungan)
25

4. Letakkan sampel tanah diatas set saringan, lalu guncang/getarkan


selama 10 – 20 menit. Bisa menggunakan tangan, bisa juga
menggunakan mesin penggetar.
5. Timbang butiran yang tertahan pada msing-masing ayakan, catat
nilainya.
6. Sampel tanah yang lolos saringan no. 200 atau yag tertahan di pan,
Kemudian dipisahkan seberat 50 gram untuk pengujian hidrometer.
7. Hitung persentase tertahan pada setiap saringan.
8. Jumlah secara kumulatif persentase tertahan pada setiap saringan.
9. Hitung peresentase lolos pada setiap saringan. Lalu plot grafik semi
logaritma hubungan antara ukuran butiran dengan persentase lolos
saringan.
b. Pengujian kadar air (determination of water content).
1. Siapkan 3 Buah Cawan kosong, lalu timbang dan catat berat cawan
(M1).
2. Ambil sampel tanah dan masukkan kedalam masing- masing cawan,
dengan berat sampel tanah sekitar 20-30 gram untuk masing – masing
cawan
3. Timbang dan catat berat cawan beserta sampel tanah tersebut (M2)
4. Masukkan cawan beserta sampel tanah kedalam oven pengering yang
suhunya sudah diatur 110ºC, untuk durasi pengeringan pada umummya
yaitu ± 24 jam.
5. Ambil cawan beserta sampel tanah yang sudah dikeringkan didalam
oven, lalu dinginkan hingga mencapai suhu ruangan atau sampai
cawan dapat dipegang dengan tangan.
c. Pengujian batas plastis (Plastic Limit).
1. Ambil sampel tanah lolos saringan no. 40 yang sudah kering udara
seberat ±50 gram. apabila tanah menggumpal, pecahkan
menggunakkan mortar dan palu karet untuk menjadi butiran tanah
26

lebih kecil. dapat juga menggunakan sampel tanah yang sama saat
pengujian batas cair.
2. Lepaskan sampel tanah diatas plat kaca dan dicampur rata dengan air
destilasi sedikit demi sedikit sampai tanah bersifat cukup plastis, dapat
dengan mudah dibentuk menjadi bola dan tidak terlalu melekat pada
jari.
3. Remas benda uji dan bentuk menjadi bentuk elipsoida dengan diameter
sekitar 13 mm, giling-giling benda uji dengan tekanan secukupnya
sehingga terbentuk batang-batang dengan diameter sekitar 3,2 mm
4. Bila batang telah mencapai diameter 3,2 mm dan ternyata batang
tersebut permukaannya masih licin, maka batang-batang tersebut
disatukan kembali dan diremas-remas dengan tangan hingga homogen
dan kadar airnya berkurang.
5. Ulangi langkah sampai batang tanah tampak retak-retak pada diameter
sekitar 3,2 mm.
6. Batang tanah yang telah mencapai kondisi yang dikehendaki lalu
dikumpulkan dan diuji kadar airnya.
d. Pengujian batas cair (liquid limit).

1. Ambil sampel tanah lolos saringan no. 40 yang sudah kering udara
seberat ±300 gram. Apabila tanah mengumpal, pecahkan
menggunakan mortar dan palu karet untuk menjadi butiran tanah lebih
kecil.

2. Siapkan alat casandre beserta pembarutnya, lalu cek alat cassagrande


apakah dalam keadaan baik, baut-baut tidak longgar, sumbu mangkok
tidak aus, dan cek alat pembarut mempunyai ukuran yang benar.

3. Atur pegangan yang diputar pada alat cassagrande bahwa mangkok


akan terangkat setinggi 1cm untuk mendapatkan tinggi jatuh sesuai
ketentuan.
27

4. Letakkan benda uji diatas plat kaca dan campur rata dengan air
destinasi sekitar 15-30 cc, lalu aduk menggunakan spatula.

5. Setelah adukan merata, kemudian masukkan benda uji kedalam


mangkok cassagrande, lalu benda uji disebar dan ditekkan dengan
menggunakan spatula dan ratakan permukaan benda uji.

6. Dengan menggunakan alat pemarut, buat alur pada garis lurus tengah
mangkok searah dengan sumbu alat, sehingga menjadi dua bagian
secara simetris.

7. Pemutar digerakkan sehingga mangkok terangkat dan jatuh pada


alasnya dengan kecepatan 2 putaran per detik sampai kedua bagian
tanah bertemu kira-kira 13 mm (0,5 inch) dan pukulan yang diperlukan
tersebut dicatat.

8. Benda uji didalam mangkok diuji kadar airnya.

9. Mangkok cassagrande dicuci dengan air dan dikeringkan dengan kain


kering.

10. Prosedur dari d sampai i diulang sehingga diperoleh 4 atau 5 data


hubungan antara kadar air dan jumlah pukulan, jumlah yang
dikehendaki adalah sekitar 15-35 pukulan.

2. Uji Pemadatan Standard (compaction test set).


a. Tanah Asli.
1. Timbangan mold standar berikut alasnya dengan ketelitian 1 gr, beri
tanda mold tersebut dengan menggunakan spidol agar tidak tertukar.
Untuk cara standar prector bisa menggunakan mold Ø4” atau Ø6”.
2. Pasang Collar lalu kencangkan mur penceputnya, tempatkan pada
tumpuan yang kokoh.
3. Ambil salah satu sampel tanah dari dalam kantong plastic yang telah
dipersiapkan kemudian isikan kedalam mold kurang lebih setengah
28

tinggi tumbuk dengan pali pemadan standar 5,5 lb sebanyak 25 kali


tumbukan (untuk mold Ø4”) dan 56 kali tumbukan (untik mold Ø6”)
secara merata hingga setelah memadat tanah tersebut mengisi kurang
lebih 1/3 tinggi mold.
4. Lakukan hal yang sama untuk lapisan kedua dan ketingga sehingga
lapisan terakhir mengisi sebagian collar (benda sedikit lebih tinggi
daripada tinggi mold)
5. Lepaskan collar dan ratakan kelebihan pada tanah mold dengan
menggunakan pisau pemotong.
6. Isilah rongga-rongga yang terbentuk dengan tanaha sisa-sisa potongan
tadi sehingga didapatkan permukaan tanah yang rata.
7. Timbang mold berikut alas dan tanah yang berada didalamnya dengan
ketelitian 1 gr
8. Keluarkan sample tanah yang telah didapatkan dalam mold dengan
menggunakan ekstrude mold lalu ambil 3 buah sample dibagian
intinya untuk pemeriksaan kadara air.
9. Ulangi prosedur No,3 sampai 8 duntuk sample tanah yang lain. Isikan
dat-data tersebut pada formulir sehingga didapatkan 5 buah data
pemadatan.
b. Tanah Asli + POFA
1. Timbangan mold standar berikut alasnya dengan ketelitian 1 gr, beri
tanda mold tersebut dengan menggunakan spidol agar tidak tertukar.
Untuk cara standar prector bisa menggunakan mold Ø4” atau Ø6”.
2. Pasang Collar lalu kencangkan mur penceputnya, tempatkan pada
tumpuan yang kokoh.
3. Ambil salah satu sampel tanah dari dalam kantong plastic yang telah
dipersiapkan kemudian campurkan dengan POFA yang telah di
sediakan berdasarkan persentase dari tanah kering, lalu isikan kedalam
mold kurang lebih setengah tinggi tumbuk dengan palu pemadat
standar 5,5 lb sebanyak 25 kali tumbukan (untuk mold Ø4”) dan 56
29

kali tumbukan (untik mold Ø6”) secara merata hingga setelah


memadat tanah tersebut mengisi kurang lebih 1/3 tinggi mold.
4. Lakukan hal yang sama untuk lapisan kedua dan ketingga sehingga
lapisan terakhir mengisi sebagian collar (benda sedikit lebih tinggi
daripada tinggi mold)
5. Lepaskan collar dan ratakan kelebihan pada sampel di mold dengan
menggunakan pisau pemotong.
6. Isilah rongga-rongga yang terbentuk dengan sampel sisa-sisa potongan
tadi sehingga didapatkan permukaan sampel yang rata.
7. Timbang mold berikut alas dan sampel yang berada didalamnya
dengan ketelitian 1 gr
8. Keluarkan sample yang telah didapatkan dalam mold dengan
menggunakan ekstrude mold lalu ambil 3 buah sample dibagian
intinya untuk pemeriksaan kadara air.
9. Ulangi prosedur No,3 sampai 8 duntuk sample tanah + Pofa yang lain.
Isikan dat-data tersebut pada formulir sehingga didapatkan 5 buah data
pemadatan.

3. Persiapan Larutan Alkali Aktivator


a. Siapkan gelas ukur kapasitas 1000 ml untuk wadah campuran larutan
b. Siapkan larutan NaOH Sebanyak 250 ml lalu masukkan kedalam gelas
ukur berkapasitas 1000 ml
c. Tambahkan air hingga mencapai angka 1000 ml dan diamkan selama
24 jam.

4. Pembuatan Benda Uji


a. Siapkan sampel tanah dan Pofa yang telah di sediakan, lalu timbang
dan campurkan berdasarkan persentase dan umur yang telah di hitung.
b. Siapkan Larutan Alkali Aktivator dan timbang dengan persentase yang
telah di hitung.
30

c. Campurkan tanah + Pofa + Larutan alkali activator tersebut didalam


wadah.
d. cetak sampel yang telah di campurkan tadi menggunakan alat
pencetak.
e. Keluarkan sampel dan pisahkan berdasarkan umur dan persentasi
campuran Pofa
f. Rendam sampel ke dalam air kran selama umur yang telah di tentukan.

5. Perawatan Benda Uji


a. Kelurkan benda uji dari cetakan dan pisahkan berdasarkan umur dan
persentase campuran.
b. Oven benda uji selama...

6. Perendaman Benda Uji


a. Siapkan Air Rendaman Benda uji dan ukur Ph Air nya
b. Air yang digunakan dalam penelitian ini adalah air kran.
c. Ambil benda uji yang telah di oven sehari sebelumnya, kemudian
remdam menggunakan air kran
d. Rendam sampel untuk umur uji 7, 14, 28 Hari.

7. Uji UCS (Uniconfined Compressive Streght)


a. Ambil sampel yang telah di rendam berdasarkan umur benda uji.
b. Lakukan pengujian UCS Menggunakan Mesin UCS.
c. Lakukan hal yang sama pada benda uji di umur selanjutnya.

8. Analisa Tegangan Regangan.


proses pengujian yang menunjukkan pemendekan sampel akibat beban yang
diberikan, kemudian jadikan untuk mengetahui tegangan regangan yang
terjadi.
31

3.5 Metode Pengujian


Pengujian yang dilakukan untuk memperoleh data-data mengenai sifat fisik
dan mekanisme tanah lempung, selain itu juga untuk memperoleh data nilai CBR
tanah lempung.
1. Pengujian Kadar Air
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa kadar air tanah melalui metoda
pengujian laboraturium. Berdasarkan ASTM D2216 :
a. Siapkan 2 buah cawan kosong, lalu timbang dan catat berat cawan.
b. Ambil sampel tanah dan masukkan kedalam masing-masing cawan, dengan
berat sampel sekitar 20-30 gr untuk masing cawan.
c. Timbang dan catat berat cawan beserta sampel tanah tersebut.
d. Masukkan cawan beserta sampel tanah kedalam oven pengering yang
suhunya sudah diatur durasi pengeringan pada umumnya yaitu ± 24 jam.
e. Ambil cawan beserta sampel tanah yang sudah dikeringkan didalam oven,
lalu dinginkan hingga mencapai suhu ruangan atau sampai cawan dapat
dipegang dengan tangan. Lalu timbang dan catat berat cawan beserta
sampel tanah dari oven tersebut.
2. Pemeriksaan Berat Jenis
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan berat jenis (Gs) tanah yang
mempunyai butiran lolos saringan No.4 (4,75mm) menggunakan piknometer.
Berdasarkan ASTM D854 :
a. Bersihkan piknometer pada bagian luar dan dalam serta mengeringkan,
kemudian timbang bersama tutupnya.
b. Masukkan sampel tanah kering oven (lolos ayakan no.4) kedalam
piknometer 30-40 gr. Untuk pengguna piknometer berkapasitas 250 ml dan
500 ml merujuk ketetntuan ASTM D854.
c. Timbang piknometer dengan tutupnya yang berisi tanah.
d. Mengisi air destilasi kurang setengah atau pertiga penuh kedalam
piknometer sehingga tanah terendam seluruhnya. Lalu menggoyangkan
piknometer untuk memastikan seluruh tanah telah tercampur air.
32

e. Piknometer bersama air dan tanah kemudian direbus sekitar beberapa menit
dan piknometer dimiringkan untuk membantu keluarnya udara yang
terperangkap didalam pori-pori. Jika volume air berkurang karena
menguap, tambahkan air destilasi sampai ketinggiaan air sama dengan
kondisi awal.
f. Setelah piknometer besama air dan tanah tidak terasa panas, ukur suhu air
didalam piknometer. Untuk tanah berbutir halus diamkan selama hampir 24
jam.
3. Pemeriksaan Berat Volume
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat volume suatu
contoh tanah melalui metoda pengujian dilaboraturiu . berdasarkan ASTM
D2937
a. Ukur dimensi ring yang akan digunakan dan timbang berat ring kosong,
lalu timbang volume ring.
b. Dengan menggunakan ekstruder, keluarkan contoh tanah dari ring sampel.
c. Timbang berat ring beserta tanah basah tersebut, catat nilainya.
d. Hitung berat tanah basah
e. Keluarkan tanah dari ring dan cari kadar airnya setelah 24 jam. Lalu
timbang berat tanah kering nya.
4. Analisa Saringan

Gambar 3.2 Analisa Saringan


Sumber :penulis
33

Bertujuan untuk menetukan distribusi ukuran butir-butir tanah yang tertahan


saringan No.200. pemeriksaan pada tanah tersebut dilakukan dengan analisa
saringan. Berdasarkan ASTM D6913 :
a. Bersihkan Masing-masing saringan + pan yang akan digunakan.
b. Masukkan benda uji dalam oven kemudian ditimbang.
c. Masukkan benda uji kedalam susunan saringan kemudian tutup.
d. Guncang selama 15 menit.
e. Setelah dilakukan penggucangan selama 15 menit. Biarkan selama 5 menit
untuk memberi kesempatan debu-debu mengendap.
f. Timbang berat masing-masing saringan beserta benda uji yang bertahan
didalamnya, demikian pula halnya denagn pan.
5. Batas Cair (Liquid limit)

Gambar 3.3 Set Alat Cassagrande


Sumber :penulis

Batas air tanah adalah kadar air tersebut pada keadaan batas peralihan antar
cair dan keadaan plastis. Maksud percobaan batas cair ini adalah untuk menentukan
batas cair tanah. Batas cair suatu tanah adalah kadar air tanah tersebut pada keadaan
batas peralihan antara cair dan keadaan plastis. Tanah dalam keadaaan pada batas
cair apabila diperiksa dengan alat Casagrande, kedua bagian tanah dalam mangkuk
34

terpisah oleh alur lebar 2 mm (seperti yang akan diuraikan berikut ini) menutup
sepanjang 12,7 mm oleh 25 pukulan dengan 2 pukulan perdetik. Bedasarkan ASTM
D4318 :
a. Ambil sampel tanah lolos saringan no. 40 yang sudah kering udara seberat
±300 gram.
b. Letakkan benda uji diatas plat kaca dan campur rata dengan air destinasi
sekitar 15-30 cc, lalu aduk menggunakan spatula.
c. Setelah adukan merata, kemudian masukkan benda uji kedalam mangkok
cassagrande, lalu benda uji disebar dan ditekkan dengan menggunakan
spatula dan ratakan permukaan benda uji.

d. Dengan menggunakan alat pemarut, buat alur pada garis lurus tengah
mangkok searah dengan sumbu alat, sehingga menjadi dua bagian secara
simetris.
e. Pemutar digerakkan sehingga mangkok terangkat dan jatuh pada alasnya
dengan kecepatan 2 putaran per detik sampai kedua bagian tanah bertemu
kira-kira 13 mm (0,5 inch) dan pukulan yang diperlukan tersebut dicatat.
f. Benda uji didalam mangkok diuji kadar airnya.
g. Prosedur diulang sehingga diperoleh 4 atau 5 data hubungan antara kadar
air dan jumlah pukulan, jumlah yang dikehendaki adalah sekitar 15-35
pukulan.
35

6. Batas Plastis

Gambar 3.4 Pengujian Batas Plastis


Sumber :penulis

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan batas plastis suatu tanah.
Batas plastis adalah kadar air minimum (%) bagi tanah tersebut yang masih dalam
keadaan plastis.tanah dalam keadaan plastis apabila tanah di giling dan di bentuk
menjadi batang-batang berdiameter 3.2 mm (1/8 inch) mulai menjadi retak-
retak.indeks plastisitas adalah suatu rentang kadar air dimana tanah berprilaku plastis
secara numeris.indeks indeks plastis merupakan selisih antara batas cair dan batas
plastisnya. Berdasarkan ASTM D4318 :
a. Ambil sampel tanah lolos saringan no. 40 yang sudah kering udara seberat
±50 gram. Apabila tanah menggumpal, pecahkan menggunakkan mortar
dan palu karet untuk menjadi butiran tanah lebih kecil. Dapat juga
menggunakan sampel tanah yang sama saat pengujian batas cair.
b. Lepaskan sampel tanah diatas plat kaca dan dicampur rata dengan air
destilasi sedikit demi sedikit sampai tanah bersifat cukup plastis, dapat
dengan mudah dibentuk menjadi bola dan tidak terlalu melekat pada jari.
c. Giling-giling benda uji dengan tekanan secukupnya sehingga terbentuk
batang-batang dengan diameter sekitar 3,2 mm.
36

d. Bila batang telah mencapai diameter 3,2 mm dan ternyata batang tersebut
permukaannya masih licin, maka batang-batang tersebut disatukan kembali
dan diremas-remas dengan tangan hingga homogen dan kadar airnya
berkurang.
e. Ulangi langkah d dan e sampai batang tanah tampak retak-retak pada
diameter sekitar 3,2 mm.
f. Ulangi langkah d dan e sampai batang tanah tampak retak-retak pada
diameter sekitar 3,2 mm.
7. Pengujian Pemadatan (Compaction Test).

Gambar 3.5 Alat Compaction Test


Sumber :penulis

Pengujian ini bertujuan untuk mengeluarkan udara pada pori-pori tanah dan
memadatkan tanah dan memadatkan tanah nya dalam keadaan air optimum. Pada
tanah yang mengalami pengujian pemadatan akan terbentuk grafik hubungan berat
volume kering dengan kadar air. Kemudian dari grafik hubungan antara kadar air dan
berat volume kering ditentukan kadar air optimum. Berdasarkan ASTM
D698/D1557:
37

a. Timbangan mold standar berikut alasnya dengan ketelitian 1 gr, beri tanda
mold tersebut dengan menggunakan spidol agar tidak tertukar.
b. Pasang Collar lalu kencangkan mur pencepitnya, tempatkan pada tumpuan
yang kokoh.
c. Ambil salah satu sampel tanah dari dalam kantong plastic yang telah
dipersiapkan kemudian isikan kedalam mold kurang lebih setengah tinggi
tumbuk dengan palu pemadan standar 5,5 lb sebanyak 25 kali tumbukan
(untuk mold Ø4”) dan 56 kali tumbukan (untuk mold Ø6”) secara merata
hingga setelah memadat tanah tersebut mengisi kurang lebih 1/3 tinggi
mold.
d. Lakukan hal yang sama untuk lapisan kedua dan ketingga sehingga lapisan
terakhir mengisi sebagian collar (benda sedikit lebih tinggi dari pada tinggi
mold).
e. Lepaskan collar dan ratakan kelebihan pada tanah mold dengan
menggunakan pisau pemotong.
f. Isilah rongga-rongga yang terbentuk dengan tanah sisa-sisa potongan tadi
sehingga didapatkan permukaan tanah yang rata.
g. Timbang mold berikut alas dan tanah yang berada didalamnya dengan
ketelitian 1 gr.
h. Keluarkan sample tanah yang telah didapatkan dalam mold dengan
menggunakan ekstrude mold lalu ambil 3 buah sample dibagian intinya
untuk pemeriksaan kadar air.
i. Ulangi prosedur No,3 sampai 8 untuk sample tanah yang lain. Isikan dat-
data tersebut pada formulir sehingga didapatkan 4 buah data pemadatan.
38

8. Pengujian UCS

Gambar 3.6 Alat UCS electric


Sumber :penulis

Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan nilai UCS (Uniconfited


Compressive Streght) tanah dan dicampur tanah agregat yang dipadatkan
dilaboratorium pada kadar air tertentu.
a. Letakkan sampel tanah pada alat pengujian dengan benar (sampel tanah
diletakkan di tengah sehingga dapat menyentuh dial).
b. Letakkan deformation dial pada sampel dan atur pada angka nol (0).
c. Catat pembacaan awal dari proving ring dial dan lamanya waktu
pengujian.
d. Atur kecepatan regangan 0,5-2% per menit dengan mengganti gear pada
alat pengujian. Agar kecepatan regangan sesuai maka digunakan kecepatan
regangan 1,14 mm/ menit.
e. Catat pembacaan dari proving ring dial pada lembar pencatatan.
f. Hentikan pengujian jika pembacaan pada proving ring dial menunjukkan
nlai yang sama atau mulai terjadi penurunan (min 3 kali pembacaan).
39

g. Ulangi tahap a – f untuk sampel uji selanjutnya.

3.6 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Persiapan Studi Literatur

Penyediaan Bahan

Pofa Tanah Lunak Sodium NaOH 8 M


Air Kran Na2SiO3 (Ratio Na2SiO3/NaOH = 0,5)

Uji PH Air. 1. Uji Kadar Air


1. Uji Berat Jenis 2. Uji Berat Jenis
2. Analisa Saringan 3. Uji Atterberg
3. Perawatan POFA 4. Analisa Saringan
5. Uji Proctor Standar
6. Uji Kuat Tekan Bebas

Pembuatan Benda Uji Proctor Test Campuran :

1. Tanah Kering + Pofa 5% 5 Sampel


2. Tanah Kering + Pofa 10% 5 Sampel
3. Tanah Kering + Pofa 15% 5 Sampel

Pembuatan Benda Uji :

Campuran : Umur : Rendaman: Jumlah:

1. Tanah Asli 0 Hari - 2

2. Tanah + Pofa 5% + NaOH 5% + Na2SiO3 5% 7 Hari Air Suling 2

3. Tanah + Pofa 5% + NaOH 5% + Na2SiO3 5% 14 Hari Air Suling 2


4. Tanah + Pofa 5% + NaOH 5% + Na2SiO3 5% 14 Hari Air Gambut 2

5. Tanah + Pofa 5% + NaOH 5% + Na2SiO3 5% 28 Hari Air Suling 2


6. Tanah + Pofa 5% + NaOH 5% + Na2SiO3 5% 28 Hari Air Gambut 2

7. Tanah + Pofa 10% + NaOH 10% + Na2SiO3 10% 7 Hari Air Suling 2
8. Tanah + Pofa 10% + NaOH 10% + Na2SiO3 10% 7 Hari Air Gambut 2

9. Tanah + Pofa 10% + NaOH 10% + Na2SiO3 10% 14 Hari Air Suling 2
10. Tanah + Pofa 10% + NaOH 10% + Na2SiO3 10% 14 Hari Air Gambut 2

11. Tanah + Pofa 10% + NaOH 10% + Na2SiO3 10% 28 Hari Air Suling 2
12. Tanah + Pofa 10% + NaOH 10% + Na2SiO3 10% 28 Hari Air Gambut 2

13. Tanah + Pofa 15% + NaOH 15% + Na2SiO3 15% 7 Hari Air Suling 2
14. Tanah + Pofa 15% + NaOH 15% + Na2SiO3 15% 7 Hari Air Gambut 2
40

Uji Kuat Tekan Bebas


Perawatan Benda uji
Analisis Tegangan Regangan
1. Penelitian Sejenis
Kesimpulan dan Saran
Adapun penelitian sejenis yang sebelumnya telah diteliti adalah sebagai
Selesai
berikut:

Anda mungkin juga menyukai